Beberapa orang menyebut abrasi dengan istilah erosi pantai. Sama halnya seperti pengikisan tanah, abrasi adalah kondisi yang diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia.
Menurut Badan Informasi Geospasial (BIG), panjang keseluruhan garis pantai Indonesia sektiar 99.093 km. Panjang garis pantai ini terus mengalami penyusutan seiring dengan menyusutnya wilayah daratan, dimana salah satu penyebabnya adalah abrasi.
Daftar Isi
Pengertian Abrasi
Abrasi adalah penyebutan untuk menggambarkan keadaan pengikisan tanah pada daerah pantai atau pesisir. Kondisi tersebut terjadi sebagai akibat dari gelombang atau ombak dan arus laut yang bersifat destruktif.
Pengikisan daerah pantai atau abrasi akan mengakibatkan terjadinya pengurangan daerah daratan pantai. Umumnya pengurangan daerah pantai dimulai dari area yang paling dekat dengan air laut, sebab area ini menjadi sasaran utama dari pengikisan.
Abrasi tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena jika terjadi secara terus-menerus akan menggerogoti bagian pantai dan pada akhirnya menyebabkan air laut menggenangi beberapa area di wilayah pesisir.
Tergenangnya area pantai menimbulkan berbagai dampak, karena area yang tergenang bisa jadi merupakan tempat pemukiman penduduk dan wilayah pertokoan di pinggir pantai. Kondisi abrasi juga akan mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat yang memiliki mata pencaharian yang berhubungan dengan kawasan pantai.
Berikut ini akan disampaikan mengenai apa yang dimaksud abrasi, faktor penyebabnya, dampak yang ditimbulkan serta bagaimana cara untuk mencegah dan mengatasinya.
Abrasi Menurut Para Ahli
Suatu daratan atau wilayah pantai disebut mengalami abrasi jika angkutan sedimen pada suatu titik melebihi dari jumlah sediman yang terbawa oleh air ke luar titik tersebut.
Misalnya, pengikisan pada material keras seperti batuan tebing yang biasanya disertai dengan longsoran atau runtuhan. Kondisi ini menyebabkan mundurnya garis pantai karena tidak ada keseimbangan pasokan dan kapasitas angkutan sedimen.
Beberapa pengertian abrasi dapat kita pelajari dari berbagai pendapat ahli atau literatur berikut ini, yaitu:
- KBBI – Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menurut KBBI, arti abrasi adalah proses pengikisan batuan yang disebabkan oleh angin, air atau es yang mengandung bahan bersifat merusak.
- Undang-undang No. 24 tahun 2007
Menurut UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, pengertian abrasi adalah proses pengikisan pantai yang diakibatkan oleh gelombang dan arus laut yang merusak. Pemicunya adalah gangguan pada keseimbangan alam di daerah tersebut.
- Aditya Pebriansyah
Aditya Pebriansyah mengartikan abrasi adalah suatu proses pengikisan tanah di wilayah pesisir pantai yang disebabkan oleh hantaman gelombang air laut, air sungai, gletser atau angin yang ada disekitarnya.
- Prawiradisastra
Menurut Prawiradisastra, abrasi merupakan suatu proses pengikisan pantai yang pada umumnya diakibatkan oleh gelombang atau arus laut.
- Damaywanti
Pengertian abrasi yang dikemukakan oleh Damaywanti adalah pengikisan wilayah pantai atau daratan yang disebabkan oleh aktivitas gelombang, arus laut, serta pasang surut air laut.
- Sunarto, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak
Abrasi adalah peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Pengikisan terjadi akibat permukaan air laut mengalami peningkatan yang disebabkan oleh mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global.
Penyebab Abrasi
Fenomena alam yang terjadi dan bisa menyebabkan terjadinya abrasi, salah satunya adalah pasang surut air laut. Kondisi pasang air laut bisa menyebabkan kawasan pantai menjadi terkikis dan tergerus.
Selain itu, angin laut juga dapat menghasilkan gelombang dan arus laut yang memiliki kekuatan dan bersifat merusak. Kondisi alam seperti ini tentu tidak bisa dicegah, karena laut memiliki siklus tersendiri. Pada periode tertentu, angin akan bertiup dengan sangat kencang dan mengakibatkan gelombang dan arus laut besar dan kuat.
Selain faktor alam, faktor manusia juga berpengaruh terhadap terjadinya abrasi. Manusia sering kali melakukan berbagai hal atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem wilayah laut.
Ketidakseimbangan ekosistem laut ini terjadi karena eksploitasi besar-besaran terhadap hasil-hasil laut. Kekayaan laut tersebut meliputi pasir, ikan, terumbu karang, dan makhluk hidup lainnya yang ada di dalam laut.

Apabila terjadi ketidakseimbangan ekosistem laut, maka arus dan gelombang akan mengarah ke wilayah pantai dan cenderung menimbulkan terjadinya abrasi.
Penambangan pasir juga dapat menyebabkan abrasi pantai, baik di daerah tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya. Berkurangnya jumlah pasir pantai akan mempengaruhi kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai.
a. Penurunan Permukaan Tanah (Land Subsidence)
Permukaan tanah pada wilayah pesisir yang mengalami penurunan turut menjadi penyebab abrasi. Kondisi tersebut umumnya disebabkan oleh pengambilan air tanah secara berlebihan untuk mencukupi kepentingan masyarakat dan industri sekitar pesisir.
Penurun permukaan tanah akan lebih parah jika struktur tanah pada wilayah tersebut terdiri dari komposisi lumpur atau lembung yang sifatnya dipengaruhi oleh kadar air tanah. Apabila terjadi penurunan tanah, tekanan pori akan semakin berkurang dan menyebabkan genangan yang meningkatkan risiko abrasi atau erosi pantai.
Selain itu, baik penggunaan air tanah secara biasa atau melalui sistem sumur bot akan menyebabkan elevasi air tanah menurun dan terjadi intrusi air laut menuju daerah lain. Oleh sebab itu, penurunan permukaan tanah merupakan ancaman besar yang menimbulkan genangan ketika pasang air laut terjadi (rob).
b. Kerusakan Hutan Mangrove
Hutan mangrove yang ditumbuhi beragam spesies bakau menjadi ekosistem penting di wilayah pesisir. Peran sebagai pelindung alami pantai dengan menjadi penahan sedimen dan peredam gelombang air laut dipengaruhi oleh kelestarian pada salah satu jenis hutan ini. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai pembentuk lahan di wilayah pesisir.
c. Kerusakan Akibat Hidrodinamika Gelombang
Hidrodinamika gelombang adalah gaya atau pergerakan gelombang air laut yang terjadi pada pantai yang relatif tegak lurus atau sejajar dengan puncak gelombang dominan.
Gelombang yang pada awalnya lurus akan berbelok karena proses shoaling dan difraksi atau refraksi. Apabila hal ini terjadi, maka pantai akan mengorientasikan dirinya tegak lurus terhadap arah gelombang hingga terjadi keseimbangan.
d. Akibat Ulah Manusia
Kegiatan atau aktivitas manusia yang tidak menghiraukan kelestarian kondisi alam juga kian memperparah kerusakan kawasan pesisir. Contohnya adalah penambangan pasir pantai, pendirian bangunan yang menjorok ke arah laut, serta pembukaan lahan tambak tanpa melalui kajian lingkungan.
e. Penyebab Lain
Selain faktor-faktor penyebab abrasi yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat pula penyebab lain yang mengakibatkan tergerusnya daratan pesisir, yakni perubahan iklim global yang menyebabkan terjadinya kondisi alam ekstrem seperti siklon tropis.
Selain itu, naiknya permukaan air laut juga semakin mempercepat terjadinya abrasi. Permukaan air laut yang semakin tinggi tersebut disebabkan oleh pemanasan global yang menjadikan gelombang pasang semakin tinggi.
Proses Terjadinya Abrasi
Seperti yang telah disampaikan, pada intinya proses abrasi disebabkan oleh faktor alam dan manusia. Berikut ini adalah mekanisme abrasi akibat faktor alam yang disebabkan oleh hembusan angin di permukaan air laut yang mengakibatkan arus laut dan gelombang yang menghantam bibir pantai dengan kuat.
Gelombang yang menghantam kawasan bibir pantai akan memecah struktur batuan atau tanah yang secara berkelanjutan akan mengikis dan menghanyutkannya dari daratan. Selain itu, tiupan angin juga akan menerjang daratan pantai yang mengakibatkan pengikisan tanah pada bibir pantai.
Sedangkan abrasi yang disebabkan oleh faktor manusia, misalnya karena penambangan pasir mempunyai mekanisme atau proses yang disebabkan oleh berkurangnay volume pasir, batuan atau tanah di wilayah bibir pantai, sehingga berpengaruh terhadap kecepatan angin dan kekuatan arus laut yang menghantam kawasan pantai.
Dampak Pengikisan Pantai
Abrasi menimbulkan dampak tertentu, berikut ini beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan:
- Penyusutan area pantai
Penyusutan area pantai adalah dampak abrasi yang paling nyata. Gelombang dan arus laut yang kuat akan menimbulkan hantaman keras pada wilayah pantai, serta menggerus batuan dan tanah. Akibatnya, bebatuan dan tanah berpisah secara perlahan dari wilayah daratan dan kemudian tergenang oleh air.
Bagi sektor pariwisata, tentu abrasi juga menimbulkan kerugian. Kondisi ini mengancam kelangsungan hidup penduduk yang tinggal di sekitar pantai dan penduduk yang membuka usaha di kawasan pantai.
- Rusaknya hutan bakau di sekitar daerah pantai
Selain sebagai habitat flora dan fauna, hutan bakau memiliki manfaat dan tujuan untuk mengurangi risiko terjadinya abrasi pantai. Namun, hutan bakau tidak akan berfungsi jika kondisi abrasi sudah tidak dapat dikendalikan lagi. Terutama saat musim badai dan disertai dengan kondisi keseimbangan ekosistem laut yang telah rusak.
- Hilangnya habitat flora dan fauna
Area pantai yang terkikis oleh gelombang laut akan mengakibatkan bermacam jenis ikan kehilangan habitat. Pada akhirnya, ikan akan mencari tempat lain untuk hidup dan berkumpul.
Sayangnya, di tempat hidup yang lain belum tentu ikan-ikan tersebut mampu bertahan hidup, karena adanya ancaman dari predator dan kemungkinan suhu yang tidak sesuai dengan habitat asalnya. Kematian populasi ikan tertentu akan mengganggu keseimbangan ekosistem laut dan bersifat merugikan.
Tindakan Pencegahan Abrasi
Manusia dapat melakukan berbagai upaya untuk mencegah abrasi. Meski dapat terjadi karena faktor alam, namun kita dapat melakukan tindakan untuk meringankan dampak abrasi terhadap kawasan pantai.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah abrasi adalah:
- Menanam Tanaman Bakau wilayah hutan pantai
Pohon bakau merupakan jenis pepohonan pantai yang memiliki akar menjulur ke dalam air. Bakau umumnya ditanam di sepanjang garis pantai.
Pohon bakau berfungsi menjadi pembatas area laut dengan daerah pantai yang berpasir. Bakau yang tumbuh dan berkembang memiliki akar kuat, sehingga dapat menahan gelombang dan arus laut.
Adanya hutan bakau juga memberikan manfaat lain, seperti menjaga stabilitas garis pantai, mengurangi dampak apabila terjadi tsunami, lokasi pengendapan lumpur, menahan hembusan angin laut, sebagai sumber plasma nutfah, sebagai sumber oksigen, dan menjadi habitat ragam spesies seperti kepiting, burung, serta ikan.
- Melestarikan Terumbu Karang
Terumbu karang memiliki berbagai manfaat, antara lain untuk tempat hidup ikan dan mengurangi kekuatan gelombang serta arus laut.
- Membangun Pemecah Gelombang
Untuk mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan di sekitar pesisir, pembuatan bangunan pemecah ombak juga dapat dilakukan. Tujuan dari pemecah gelombang laut adalah meredam kekuatan ombak yang tiba di garis pantai agar tidak terlalu besar, sehingga berpotensi mengikis padatan yang ada di titik tertentu. Contohnya adalah penerapan tetrapod di Pantai Glagah, Yogyakarta.
Dampak abrasi tidak hanya berpengaruh pada kondisi pantai, tetapi juga pada penduduk yang menggantungkan mata pencaharian di wilayah pantai.
Oleh karena itu, abrasi adalah kondisi yang harus dicegah baik melalui pelestarian hutan bakau dan program pelestarian terumbu karang atau cara buatan dengan pembangunan tanggu pemecah ombak. Selain itu, kondisi alam yang terjaga tentu akan mengurangi risiko terjadinya bencana.
Contoh Abrasi di Indonesia
Bencana abrasi yang terjadi di kawasan pesisir Jawa Tengah jumlahnya mencapai 5.500 hektar yang terjadi di 10 kabupaten kota, seperti Semarang, Demak dan Jepara.
Kondisi terparah dialami di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Di lokasi ini, abrasi terjadi sangat parah sehingga menyebabkan tergenangnya kawasan tambah seluas 582 hektar, serta penurunan fungsi lahan dari tahun ke tahun.
Keadaan ini menjadikan masyarakat Sayung, Demak terkena imbasnya, yaitu hilangnya mata pencaharian serta banyaknya lahan pemukiman yang tergenang oleh air akibat penurunan tanah. Pada akhirnya, aspek lain seperti aspek sosial, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat sekitar juga terpengaruh oleh kerusakan, pencemaran lingkungan serta kepungan air laut.
Pada dasarnya, abrasi adalah kondisi yang sulit dihindari di setiap wilayah pesisir di dunia. Meski fenomena alam ini tidak dapat kita hindari, namun kita wajib menekan risikonya serendah mungkin agar lingkungan pesisir tetap lestari.