Aforestasi adalah upaya konservasi untuk membuat sebuah lahan yang telah tidak menjadi hutan selama 50 tahun atau lebih agar kembali menjadi hutan. Upaya ini dilakukan dengan cara pembibitan dan penanaman yang dilakukan oleh manusia.
Kegiatan aforestasi berbeda dengan reboisasi atau reforestasi. Reboisasi adalah aktivitas penghijauan yang dilakukan di hutan gundul yang disebabkan oleh manusia atau faktor lainnya. Istilah lainnya adalah pembentukan hutan kembali.
Daftar Isi
Pengertian Aforestasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2004, definisi aforestasi adalah penghutanan pada lahan yang selama 50 tahun atau lebih bukan merupakan hutan.
Penghutanan yang dilakukan di area non hutan ini telah dilakukan oleh banyak lembaga pemerintah maupun non pemerintah. Tujuannya adalah untuk memperbanyak dan memperluas hutan agar alam tetap terjaga.
Terdapat beberapa negara dan wilayah yang menerapkan hal ini, seperti China dan bangsa-bangsa Eropa. Alasan melaksanakan program ini adalah karena tingkat permintaan kayu yang tinggi sehingga harus sering menebang pohon.
Namun, pemerintah setempat juga memberikan peraturan yang berguna untuk menjaga keasrian lahan. Salah satunya ialah setiap orang yang menebang pohon harus juga menanam bibit pohon.
Karakteristik Aforestasi
Kegiatan penghijauan di luar area yang bukan hutan memiliki karakteristiknya tersendiri. Sehingga sebelum melakukan kegiatan penghutanan tersebut, kita harus mengetahui apa saja ciri-ciri dari kegiatan ini.
1. Manfaat Lingkungan, Ekonomi, dan Sosial
Kegiatan penghijauan harus bermanfaat bagi lingkungan serta dapat membangun dan meningkatkan perekonomian sebuah negara. Biasanya penghijauan dilakukan dengan agroforestri untuk mengatasi permasalahan hutan dan lingkungan.
2. Langkah Perlindungan Hutan
Penghijauan merupakan cara untuk perlindungan hutan sehingga masyarakat akan mendapatkan kehidupan yang lebih aman dan nyaman. Pada nantinya lahan ini juga dapat menjadi area rekreasi bagi masyarakat sekitar yang suka berlibur ke ruang terbuka hijau.
3. Menanam Jenis Pohon Serupa
Karakteristik dari kegiatan aforestasi adalah penanaman pohon yang serupa. Biasanya di area penghijauan akan dilakukan penanaman satu jenis pohon saja. Itulah mengapa ada banyak tanaman serupa di hutan yang sama.
Manfaat Kegiatan Aforestasi
Kegiatan penanaman tanaman di area yang sebelumnya bukan hutan tentu memberikan dampak positif untuk manusia serta lingkungan hidup secara keseluruhan. Kegiatan tersebut sama bermanfaatnya dengan reboisasi, yaitu demi menjaga kelestarian alam.
Di bawah ini adalah beberapa manfaat aforestasi, antara lain:
1. Menghidupkan Lahan Mati
Penanaman tanaman di area yang bukan hutan membuat lahan tandus menjadi lebih bernilai. Tentunya lahan yang dipenuhi oleh pepohonan akan tampak lebih menarik dibandingkan dengan tanah tandus. Sehingga dengan kegiatan penghijauan diharapkan lahan tersebut memiliki arti.
2. Upaya Pencegahan Erosi
Potensi erosi cenderung lebih tinggi pada lahan tandus. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya erosi dibutuhkan aforestasi agar lahan bisa segar kembali. Jika lahan terus dibiarkan tandus maka angin akan mengangkat partikel tanah sehingga menyebabkan erosi.
Selain itu, lahan tandus juga meningkatkan potensi banjir saat hujan deras sehingga lapisan tanah di bagian atas akan terbawa sampai ke sungai. Jadi dengan adanya penanaman hutan, maka erosi bisa teratasi karena lahan sudah ditanami banyak pohon.
Fungsi pohon disini adalah untuk menahan kecepatan angin agar lapisan tanah tidak terangkat. Akar pohon juga mampu menahan air tanah sehingga mencegah terjadinya banjir. Selain itu ranting dan daun juga akan mencegah tetesan air hujan ke tanah secara langsung.
3. Mengurangi Dampak Pemanasan Global
Dengan adanya aforestasi lingkungan juga akan aman dari pemanasan global. Pemanasan global merupakan permasalahan utama yang sampai saat ini masih belum juga teratasi. Oleh sebab itu, untuk mengatasi pemanasan global kita perlu memperbanyak penanaman pohon.
Indonesia bisa meniru cara negara China dalam mengatasi lahan tandus. Meminta setiap warga untuk menanam pohonnya sendiri agar pemanasan global dapat teratasi dengan baik.
Semakin banyak pohon maka efek rumah kaca akan berkurang karena pohon akan bertindak untuk menyerap emisi karbon melalui proses fotosintesis. Dengan kata lain apabila membuat sebuah hutan baru di lahan tandus maka karbondioksida tidak akan terserap oleh lingkungan.
4. Menjaga Kualitas Udara, Tanah, dan Air
Dampak positif dari adanya aforestasi adalah menjaga kualitas air, udara, dan tanah. Pohon memiliki peranan penting dalam memurnikan udara.
Umumnya, orang yang tinggal di area dekat pepohonan tidak mengalami masalah serius dengan udara, berbanding terbalik dengan orang-orang yang tinggal di daerah jauh dari pepohonan. Hal itu disebabkan karbondioksida dapat dimurnikan kembali dengan pohon dan menghasilkan lebih banyak oksigen untuk manusia lewat fotosintesis.
Seperti yang kita tahu bahwa proses fotosintesis membutuhkan karbondioksida dan melepaskan oksigen. Pada beberapa dekade terakhir manusia lebih banyak menghasilkan zat karbondioksida lewat aktivitas pembakaran fosil, mengemudi, dan aktivitas industri lainnya.
Selain itu, manusia juga sering kali melakukan pembakaran hutan sehingga tidak bisa menyerap karbondioksida dan beralih ke lingkungan. Padahal zat tersebut tidak baik bagi lingkungan dan masyarakat karena bisa terjadi efek rumah kaca dan pemanasan global.
5. Melindungi Kawasan Hutan dan Sekitarnya
Penghijauan atau aforestasi memiliki dampak lain, yaitu untuk melindungi kawasan hutan dan sekitarnya. Melindungi hutan tanpa menyediakan sumber alternatif adalah pilihan yang keliru. Alam tidak akan lestari begitu pula dengan masyarakat dan lingkungan tempat tinggal mereka.
Melalui perlindungan hutan dan alam, dampak yang dapat dirasakan yaitu adanya peningkatan pelestarian daerah tangkapan air, lahan basah, dan zona tepi sungai.
5. Sumber Alternatif Produk Hutan
Salah satu produk hutan adalah pohon. Namun ironisnya, laju pertumbuhan pohon secara alami di hutan jauh lebih lambat dibanding laju penebangannya untuk keperluan produksi.
Kondisi seperti ini tentunya memberikan tekanan pada hutan sehingga terjadi deforestasi. Oleh sebab itu, melalui upaya aforestasi diharapkan tekanan pada hutan dapat ditekan dengan menyediakan sumber alternatif produk pohon untuk tujuan komersial.
6. Meningkatkan Pasokan Pohon
Komoditas pohon sebagai penghasil kayu sangatlah tinggi, khususnya pohon-pohon tertentu yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Beranjak dari hal tersebut, aforestasi memungkinkan stakeholder untuk menanam dan memperbanyak jenis pohon tertentu, sehingga harga produksi dari pohon tertentu dapat stabil.
7. Menjaga Ekosistem
Menanam pohon di lahan tandus memberikan manfaat lebih besar dibanding dengan menanam pohon di hutan gundul. Bisa dikatakan demikian karena menanam pohon di lahan gundul akan membantu memulihkan ekosistem daerah tersebut, sedangkan menanam pohon di area tandus akan menciptakan ekosistem baru.
Terciptanya ekosistem baru tersebut dapat membantu mengembalikan daerah kering dan semi-kering menjadi daerah produktif, serta mengubah tanah tandus menjadi kawasan hijau.
8. Meningkatkan Nilai Lahan
Kita bisa membayangkan suatu area atau kawasan tandus yang ditanami pepohonan, maka kawasan ini akan memberikan nilai tambah dalam sektor manapun, mulai dari lingkungan hidup hingga ekonomi.
9. Meningkatkan Potensi Hasil Hutan Non Kayu
Menanam pohon di lahan yang awalnya tidak produktif dapat menjadi cara untuk memastikan pasokan produk-produk hutan dapat berkelanjutan. Mengandalkan hutan alam tentu tidak dapat diandalkan, baik dilihat dari sudut pandang lingkungan serta peraturan dan kebijakan.
Kegiatan pemanfaatan hutan diatur oleh pemerintah dengan memberlakukan larangan penebangan hutan sehingga mengganggu pasokan hutan. Aforestasi menjadi pilihan alternatif dengan menciptakan hutan baru yang memberi manfaat kepada masyarakat, misalnya berupa makanan ternak, buah-buahan, kayu bakar, dan sumber daya lainnya secara berkelanjutan untuk masa depan.
10. Menjaga Kestabilan Iklim
Kegiatan menanam pohon merupakan cara untuk menghijaukan area kering. Kawasan dengan banyak pohon akan sering mengalami hujan sehingga akan menstabilkan iklim. Tutupan pepohonan juga mengurangi efek rumah kaca dan mencegah peningkatan suhu lingkungan skala mikro maupun makro.
Jenis Pohon Untuk Kegiatan Aforestasi
Dalam usaha kegiatan menghijaukan lahan non hutan tidak bisa dilakukan sembarangan, sehingga perlu perencanaan yang matang. Oleh karena itu,kita harus memilih pohon yang tepat dalam kegiatan aforestasi, contohnya adalah aren, kemiri, nipah, buah-buahan, sukun, sagu, dan sebagainya.
Aturan mengenai rehabilitasi hutan telah dijelaskan oleh pemerintah melalui Kementerian Kehutanan dengan mengeluarkan sebuah buku mengenai panduan untuk rehabilitasi hutan. Salah satunya adalah pemerintah merekomendasikan jenis pohon Macadamia.
Pohon Macadamia dinilai sangat cocok untuk membuat hutan baru karena nilai ekonominya sangat tinggi. Pohon Macadamia adalah pilihan tepat untuk menghijaukan lahan kritis. Contoh daerah yang telah menanam Macadamia ialah kawasan Tapanuli Utara.
Selain itu kegiatan aforestasi juga bisa dilakukan dengan menanam pohon jati. Walaupun hingga saat ini pohon jati sering digunakan untuk keperluan rumah tangga, tetapi investasi pohon jati untuk membuat hutan baru perlu dilanjutkan.
Pohon jati sangat berpengaruh bagi kesejahteraan warga di sekitar. Dengan melakukan kegiatan penghijauan bisa jadi Indonesia tumbuh seperti China. Sekarang Negeri Tirai Bambu tersebut sudah memiliki kurang lebih lima puluh ribu meter persegi untuk hutan buatan melalui pelaksakanan kegiatan penghijauan.
China membangun Negeri Tembok Raksasa sama seperti negara-negara lain sehingga jumlah hutannya banyak dan permasalahan lingkungan dapat teratasi.
FAQ
Apakah Aforestasi sama dengan Reboisasi?
Tidak. Aforestasi adalah kegiatan membuat hutan di lahan yang bukan hutan. Sedangkan Reboisasi adalah kegiatan memperbaiki hutan yang rusak akibat ulah manusia atau lainnya.
Pohon apa yang bisa digunakan untuk Aforestasi?
Terdapat beberapa pohon yang bisa digunakan untuk proses aforestasi, yaitu aren, kemiri, nipah, buah-buahan, sukun, sagu, dan sebagainya
Apakah Aforestasi bermanfaat untuk bumi?
Tentu saja. Terdapat beberapa manfaat dari adanya kegiatan aforestasi, seperti tingkat oksigen yang tinggi, kualitas sumber daya alam yang meningkat dan mencegah bencara erosi