Pengetahuan mengenai sebaran berbagai jenis spesies bermanfaat untuk mengetahui keragaman vegetasi di suatu kawasan dan pengambilan keputusan tentang program konservasi atau pelestarian yang akan diambil.
Untuk mengetahui sebaran macam spesies di suatu wilayah, kita dapat menggunakan metode analisis vegetasi. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui hubungan interaksi antar vegetasi dalam suatu ekosistem.
Daftar Isi
Pengertian Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai macam spesies yang ada dalam suatu area. Kegiatan ini umumnya dilakukan melalui pengamatan langsung dan dilakukan pula dengan membuat plot, serta mengamati morfologi dan identifikasi vegetasi yang ada.
Menurut Greigh-Smith (1983), analisis vegetasi adalah cara untuk mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Bentuk atau struktur vegetasi yang dimaksud ilah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan tutupan tajuk.
Untuk melakukan analisa terhadap suatu vegetasi, diperlukan data-data antara lain jenis, diameter dan tinggi dalam menentukan indeks nilai penting penyusun komunitas hutan. Analisis vegetasi dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui sebaran ragam hayati pada suatu ekosistem.
Pengertian Vegetasi
Istilah vegetasi cukup jarang didengar oleh masyarakat awam, bahkan seringkali tidak diketahui artinya. Vegetasi adalah kumpulan dari beberapa tumbuhan.

Beberapa jenis tumbuhan tersebut biasanya hidup secara bersamaan pada suatu waktu dan tempat tertentu. Dalam suatu vegetasi terdapat berbagai interaksi yang erat antara individu penyusun vegetasi itu sendiri dengan organisme lainnya.
Interaksi antara individu penyusun vegetasi dengan organisme lain pada akhirnya akan membuat mekanisme kehidupan berjalan dengan baik dan sistem kehidupan berjalan secara dinamis. Vegetasi akan membentuk suatu ekosistem yang bisa saja berbeda dengan ekosistem lainnya.
Vegetasi menjadi ciri dari suatu ekosistem tertentu. Misalnya, pada ekosistem sabana, maka vegetasi yang dominan merupakan rumput-rumputan.
Contoh lain, yaitu pada ekosistem pegunungan, umumnya vegetasi didominasi oleh pepohonan. Sedangkan pada ekosistem bakau, umumnya vegetasi berupa tanaman yang tahan terhadap kadar garam yang tinggi.
Bila merujuk pada istilah ekologi, pengertian vegetasi adalah seluruh komunitas tumbuhan pada suatu tempat tertentu. Komunitas tersebut terdiri dari berbagai jenis flora penyusun serta tutupan lahan atau ground cover yang dibentuknya.
Vegetasi tersusun dari berbagai jenis tumbuhan pada suatu ekosistem dan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Misalnya, seperti hutan hujan tropika, hutan beriklim kering, hutan pegunungan, sabana pohon, sabana rumput, dan masih banyak jenis vegetasi yang lainnya.
Sebenarnya banyak orang yang mengartikan istilah vegetasi dengan komunitas tumbuhan. Namun, saat ini istilah vegetasi telah dibedakan berdasarkan karakter floristik tertentu, sehingga arti vegetasi menjadi semakin sempit.
Mengenal SAR – Spesies Area Relationship
Pembahasan lain dalam ekologi terkait vegetasi adalah mengenai skala spasial dan keanekaragaman hayati. Salah satu alat yang digunakan dalam pembahasan ini adalah SAR atau Species Area Relationship. Dengan menggunakan SAR, maka pola kelimpahan spesies dan pola spesies dalam hal distribusi dapat ditunjukkan.
Dalam bidang analisis vegetasi, kajian mengenai spasial dan suatu spesies dalam suatu ekosistem merupakan salah satu kajian yang perlu didalami.
Analisis vegetasi spesies area memerlukan pemahaman mengenai area dan kurva. Area merupakan suatu daerah yang dikuasai atau menjadi teritoriald ari sebuah kedaulatan makhluk hidup. Sedangkan kurva adalah sebuah metode grafik yang digunakan untuk menggambarkand ata pada tabel kehidupan.
Proses Analisa Vegetasi
Analisis vegetasi dilakukan oleh para ilmuwan ekologi. Analisa dilakukan dengan maksud untuk mengetahui dan mempelajari kelimpahan serta struktur berbagai jenis vegetasi pada suatu tempat.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis vegetasi. Salah satunya adalah sampel yang dipersiapkan untuk dianalisis. Dalam melakukan analisa vegetasi juga perlu dilakukan dua jenis pengukuran yaitu destructive measures dan non destructive measures.
Destructive measures adalah pengukuran yang bersifat merusak, sedangkan non destructive measures adalah pengukuran yang tidak bersifat merusak.
Kedua jenis pengukuran ini dilakukan dengan mengambil sampel terlebih dahulu, misalnya sampel berupa objek hutan dengan cakupan areal yang cukup luas.

Dengan adanya sampel, maka peneliti dapat melakukan analisis atau penelitian dengan lebih tepat dan cepat. Berdasarkan sampel yang diperoleh, akan diketahui berbagai macam data atau informasi yang dibutuhkan.
Dalam melakukan deskripsi terhadap vegetasi, umumnya ada tiga macam parameter kuantitatif yang diukur dari suatu tipe komunitas tumbuhan. Tiga macam parameter tersebut, yaitu kerapatan, frekuensi, dan cover.
a. Kerapatan
Kerapatan mengacu pada jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan tertentu seperti misalnya 100 individu per hektar. Dalam mengukur kerapatan terkadang akan timbul kesulitan, terutama bila tanaman yang dijadikan sampel adalah tanaman menjalar yang memiliki akar jenis rimpang.
Untuk mengatasinya, maka peneliti dapat membuat suatu kriteria tersendiri mengenai pengertian individu dari tipe tumbuhan tersebut.
b. Frekuensi
Sedangkan frekuensi suatu jenis tumbuhan merupakan jumlah petak contoh dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Frekuensi mengacu pada jumlah petak contoh pada tempat ditemukannya jenis tumbuhan yang dijadikan sebagai sampel.
Frekuensi biasanya dinyatakan dalam hitungan persentase (%). Dalam penentuan frekuensi, tidak ada perhitungan yang pasti, namun yang ada hanyalah suatu perisalah mengenai keberadaan suatu jenis saja.
c. Kelindungan / Cover
Parameter lainnya, yaitu cover atau kelindungan yaitu proporsi permukaan tanah yang ditutupi oleh proyeksi tajuk tanaman. Kelindungan selalu dinyatakan dalam satuan persen. Kelindungan juga mengimplikasikan adanya proyeksi basal area pada suatu luasan permukaan tanah. Luasan tersebut biasanya diukur dengan metode kertas grafik.
Sedangkan mengenai metode yang digunakan untuk melakukan analisis biasanya menggunakan metode kuadrat, metode lop, metode titik, dan metode transek. Berbagai metode ini digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam melakukan analisa.
Analisa vegetasi berkaitan dengan hubungan antara spesies dan luasan lingkungan. Hubungan yang terjalin antara spesies tertentu dengan luasan lingkungan akan menunjukkan suatu pola klasik ekologi yang menjadi fokus penelitian.
Terdapat dua hal yang berkaitan dengan analisis vegetasi, yaitu area dan kurva. Area merupakan suatu daerah yang dikuasai oleh makhluk hidup. Sedangkan, kurva merupakan metode grafik yang digunakan untuk mempresentasikan data pada tabel kehidupan.
Dengan menggunakan metode yang tepat maka akan dihasilkan perhitungan antara area dan jumlah spesies di area tersebut secara representatif. Hasil perhitungan akan menunjukkan pola keanekaragaman hayati dalam suatu wilayah.
Tujuan Analisis Vegetasi
Beberapa ilmuwan melakukan analisis untuk tujuan tertentu. Salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai macam spesies dalam suatu area.
Jika diamati secara langsung, maka kita dapat melihat vegetasi dominan pada suatu ekosistem. Namun dibutuhkan analisis yang tepat untuk mengetahui dengan jelas persentase dari vegetasi dominan.

Analisis vegetasi juga bisa dilakukan untuk tujuan mengetahui hubungan antara vegetasi dengan komunitas lainnya yang terdapat pada satu area tertentu. Melalui penelitian, maka dapat diketahui hubungan apa yang terdapat di antara vegetasi dengan makhluk hidup lain pada suatu ekosistem. Misalnya, seperti pohon, semak, rumput, lumut kerak, dan lain sebagainya.
Hasil akhir dari analisa vegetasi, antara lain diketahuinya kepadatan dan frekuensi serta dominasi dari organisme penyusun komunitas melalui data dalam bentuk grafik.
Analisis vegetasi merupakan suatu metode penting yang dianjurkan untuk mengetahui persebaran spesies pada area tertentu, serta hubungan antara spesies dengan komunitas lainnya.