Tentakel adalah organ tubuh yang umumnya dimiliki hewan invertebrata, seperti gurita, cumi-cumi, sotong, dan juga anemon laut. Fungsi organ ini ialah untuk meraba, menggenggam, makan, dan bergerak di perairan. Pada anemon, tentakel pada tubuhnya berjumlah puluhan hingga ratusan.
Hewan dari kelas Anthozoa ini seringkali disalahartikan sebagai tumbuhan (mawar laut), karena bentuk tubuhnya yang menyerupai bunga. Anemon banyak dijumpai pada daerah terumbu karang dangkal, namun jarang ditemukan pada daerah dengan terumbu karang yang tutupan batunya tinggi.
Di lautan seluruh dunia, diperkirakan terdapat lebih dari 1.000 spesies anemon. Hewan ini populer karena diangkat sebagai salah satu karakter dalam film animasi anak, Finding Nemo.
Sebagian besar anemon laut tidak berbahaya bagi manusia, akan tetapi ada beberapa spesies yang sangat beracun (terutama Actinodendron, Phyllodiscus dan Stichodactyla) dan apabila tersengat dapat menimbulkan luka parah hingga kematian.
Daftar Isi
Taksonomi
Berikut ini adalah klasifikasi ilmiah anemon laut, yaitu:
TINGKATAN | NAMA |
---|---|
KINGDOM | Animalia |
FILUM | Cnidaria |
KELAS | Anthozoa |
ORDO | Actinaria |
SUB ORDO | Myantheae |
FAMILI | Stichodactylidae |
GENUS | Stichodactyla |
SPESIES | Stichodactyla gigantea |
Habitat
Sebagian besar anemon laut hidup melekat pada bebatuan di dasar laut atau terumbu karang. Hewan bertentakel ini menunggu ikan-ikan kecil terjebak di tentakelnya untuk kemudian menyengatnya hingga lumpuh dan dijadikan mangsa.
Meski terlihat seperti tumbuhan yang hanya diam, anemon ternyata dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan cara meluncur dan menggerakkan tentakelnya. Selain itu, pergerakan juga dibantu dengan simbiosis dengan hewan lain. Misalnya, simbiosis mutualisme anemon laut dengan kepiting pertama atau kelomang dengan cara menempel.
Simbiosis ini memberikan keuntungan bagi keduanya. Anemon akan memperoleh keuntungan berupa tangkapan makanan yang lebih banyak. Sedangkan kepiting pertapa akan memperoleh manfaat dari tentakel anemon laut.
Ikan Badut dan Anemon Laut
Salah satu contoh lain simbiosis mutualisme anemon laut ialah dengan ikan badut. Menurut penelitian Frank Stewart, seorang profesor dari Georgia Tech School of Biological Sciences, hubungan mereka tidak hanya sebatas simbiosis yang saling menguntungkan, bahkan lebih dari itu. Selain tidak terpengaruh oleh sengatan tentakel anemon, ternyata keduanya memiliki mikroba yang sama-sama suka memakan lendir.
Ikan badut dan anemon laut melakukan pertukaran lendiri ketika ikan badut menggosokkan tubuhnya ke tubuh anemon. Berdasarkan analisis terhadap mikroba tersebut, mikrobiomanya berbeda dan berubah. Ketika keduanya melakukan sentuhan, jumlah bakteri menjadi berlipat ganda.
Selain itu, ditemukan fakta bahwa kekebalan ikan badut terhadap sengatan anemon merupakan hasil dari evolusi 60 juta tahun yang lalu. Ikan badut mengambil keuntungan dari anemon karena pemangsa lain tidak akan berani mendekat, sedangkan anemon akan mendapatkan makanan makanan dari hasil buruan ikan badut.
Hal ini juga menjelaskan bahwa seleksi alam akan membentuk pola keanekaragaman hayati melalui evolusi dan dinamika adaptasi.
Populasi Anemon
Anemon bereproduksi secara aseksual, tunas atau pada beberapa jenis spesies dapat melakukan pembelahan biner dan pedal laserasi. Hewan invertebrata ini banyak hidup di daerah perairan tropis dan memiliki laju pertumbuhan yang cukup lambat.
Ancaman keberlangsungan hidup anemon datang dari kegiatan eksploitasi yang berlebihan. Selain karena pertumbuhan yang lambat, anemon juga memiliki tingkat reproduksi yang rendah.
Kegiatan penangkapan ikan laut dan anemon juga berdampak terhadap populasi keduanya. Bahkan, jenis Anemonia sulcata kerap dijadikan makanan oleh orang pesisir Italia dan Spanyol.