Angin Muson – Kita mengenal berbagai macam fenomena alam, salah satu contohnya adalah angin. Apakah angin itu? Angin adalah aliran udara dalam jumlah besar yang bergerak karena rotasi bumi atau perbedaan tekanan.
Pergerakan angin dimulai dari tempat yang tekanan udaranya tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah. Secara lebih rinci angin terjadi karena empat faktor utama, yaitu gradien barometris, letak tempat, tinggi tempat dan waktu.
Menurut ilmu geografi dan meteorologi, angin terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah angin laut, angin darat, angin gunung, angin lembah, angin fohn, angin musim barat, angin musim timur dan angin muson.

Kali ini, kita akan membahas apa yang dimaksud angin muson secara lengkap.
Daftar Isi
Pengertian Angin Muson
Angin muson atau angin monsoon adalah angin pembalikan musim yang disertai dengan perubahan di tingkat presipitasi. Presipitasi adalah semua yang dihasilkan oleh proses kondensasi uap air di tingkat atmosfer, proses ini juga terjadi pada siklus air.
Secara lebih jelas, pengertian angin muson digunakan untuk menggambarkan perubahan tiap musim pada sirkulasi atmosfer dan presipitasi yang berhubungan dengan pemanasan tanah dan laut yang tidak simetris. Biasanya, istilah angin muson digunakan untuk menjelaskan fase hujan dari pola yang berubah tiap musimnya, meskipun secara teknis juga terdapat fase kering.
Pertanda kemunculan angin muson adalah curah hujan yang tinggi. Ciri-cirinya tidak beda jauh dengan angin laut, namun ukurannya lebih besar, lebih kuat dan lebih konstan.
Sejarah Penemuan
Kata “muson” diambil dari sebuah kata dalam bahasa Arab, yaitu mawsim yang dalam Bahasa Indonesia berarti musim. Angin muson umumnya merujuk pada perubahan musiman arah angin di sekitar pesisir Samudera Hindia.
Untuk wilayah laut Arab, merujuk pada angin yang berhembus dari arah barat daya di India dan beberapa daerah di sekitarnya selama enam bulan dan dari dari laut untuk enam bulan berikutnya.
Salah seorang pelaut dan pedagang dalam sejarah bangsa Yunani bernama Hippalus dianggap sebagai orang pertama yang memanfaatkan pergerakan musiman angin muson untuk mempercepat pelayaran di sepanjang Samudera Hindia.

Oleh karena sejarah itu, nama lain angin muson di daerah ini adalah Hippalus yang diambil dari nama si pelaut Yunani. Meskipun begitu ada beberapa pendapat yang membantah bahwa Hippalus bukanlah orang pertama yang memanfaatkannya.
Karena sebelum masa Hippalus, para pelaut dari Yaman sudah melakukan perdagangan dengan India dengan memanfaatkan angin muson. Mungkin pernyataan yang lebih tepat adalah Hippalus merupakan orang pertama dari Yunani yang memanfaatkan angin monsoon .
Proses Terjadinya
Angin muson adalah angin laut yang berskala besar yang sering terjadi ketika temperatur daratan yang secara signifikan lebih hangat atau lebih dingin daripada samudera.
Ketidakseimbangan temperatur terjadi karena daratan dan laut menyerap panas dengan cara yang berbeda. Temperatur udara di atas laut cenderung stabil karena mempunyai dua alasan, yaitu karena air memiliki kapasitas panas relatif besar mulai dari 3,9 hingga 4,2 J/gK dan kedua karena konduksi dan konveksi yang akan menyeimbangkan permukaan panas dan dingin dengan air yang lebih dalam hingga lima puluh meter.
Sebaliknya, beberapa elemen di darat seperti debu, pasir dan batu memiliki kapasitas panas yang lebih rendah mulai dari 0,19 hingga 0,35 J/gK dan materi ini hanya mentransmisikan panas ke bumi lewat konduksi tanpa radiasi. Sehingga suhu air temperaturnya lebih stabil daripada daratan yang kurang stabil.
1. Angin Muson Panas
Ketika musim cenderung panas, sinar matahari akan memanaskan permukaan daratan dan laut. Namun suhu daratan memanas lebih cepat dibanding kawasan perairan. Ketika permukaan daratan menjadi lebih hangat, udara di atasnya meluas dan daerah yang memiliki tekanan rendah mulai berkembang.
Sementara itu, temperatur lautan tetap lebih rendah dan udara di atas laut memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada daratan. Perbedaan tekanan ini menyebabkan angin laut bertiup dari laut ke daratan dan membuat udara di daratan lebih lembab. Kemudian udara lembab ini naik ke daratan yang lebih tinggi dan mengalir ke lautan.
Ketika udara naik di atas daratan suhunya mendingin. Tahap ini akan mengurangi kemampuan udara untuk menahan air sehingga menyebabkan presipitasi di atas daratan. Karena itulah angin muson musim panas membuat hujan sering turun di wilayah daratan.
2. Angin Muson Dingin
Ketika musim cenderung dingin, siklusnya berbalik. Permukaan daratan mendingin lebih cepat dan tekanan udaranya menjadi lebih tinggi daripada lautan. Hal ini menyebabkan udara di atas daratan mengalir kembali ke laut.
Ketika udara lembab naik di atas lautan, maka udara tersebut akan segera mendingin. Sehingga menyebabkan presipitasi di atas lautan. Selanjutnya udara dingin mengalir kembali menuju daratan untuk menyelesaikan siklus angin muson.
3. Perbedaan Angin Muson Panas dan Dingin
Angin muson musim panas dan muson musim dingin sangat berbeda. Jenis angin monsoon musim panas cenderung naik dan menghasilkan banyak titik hujan. Ini terjadi karena proses kondensasi uap air di udara yang meningkat.
Sayangnya durasi dan intesitasnya cenderung beragam dari tahun ke tahun. Beberapa orang menyebut angin muson musim panas sebagai angin barat karena membawa ciri khas barat.
Sedangkan angin muson musim dingin cenderung bercabang, surut dan menyebabkan kekeringan. Kebalikan dari muson panas, muson dingin membawa ciri khas timur sehingga biasa disebut angin muson timur.
Proses turunnya hujan juga disebabkan karena udara lautan yang lembab mengalir ke atas. Mengalir ke atas karena beberapa faktor seperti gunung atau dataran tinggi, pemanasan di permukaan, konvergensi di permukaan, divergensi di ketinggian atau bisa juga aliran air yang keluar dari permukaan. Udara yang naik mengalami pendinginan karena perluasan di tekanan yang lebih rendah karena kondensasi.
Dampak Angin Muson
Munculnya angin monsoon tentu membawa dampak bagi daerah yang dilewatinya. Di beberapa daerah jenis angin ini hanya menyebabkan hujan yang cukup. Namun di wilayah yang agak bergurun justru membawa berkah karena ditumbuhi oleh rumput dimana beberapa jenis tanaman bisa tumbuh dan berkembang.
Contohnya Muson India yang mampu mengubah sebagian luas dataran India yang agak bergurun menjadi dataran hijau. Tentu para petani harus mampu menghitung agar penanaman bibit sesuai dengan datangnya angin muson agar tanaman bisa tumbuh dengan baik.
Angin Muson di Indonesia
Di Indonesia, angin muson dibagi menjadi dua jenis, yaitu barat dan timur yang menyebabkan perbedaan musim di wilayah nusantara.

1. Angin Muson Barat
Angin muson barat bertiup ketika matahari berada di belahan bumi selatan dan berlangsung mulai Oktober sampai April. Angin ini berasal dari Asia, berbelok ke kiri karena melewati selatan ekuator dan menuju ke Australia. Di masa ini, Indonesia mengalami musim hujan.
2. Angin Muson Timur
Sedangkan angin muson timur bertiup ketika matahari berada di belahan bumi utara dan berlangsung mulai April sampai Oktober. Angin ini berasal dari Australia dan terus bertiup hingga ke benua Asia. Di masa ini, Indonesia mengalami musim kemarau.