Apel – Taksonomi, Morfologi, Asal, Sebaran, Jenis, Manfaat & Budidaya

3.9/5 - (30 votes)

Apel adalah salah satu buah populer, selain jeruk, pisang, anggur dan mangga. Bahkan karena manfaatnya yang begitu besar, ada anjuran “satu hari, satu apel” agar hidup seseorang lebih sehat.

Buah apel kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Apel juga menjadi buah rekomendasi bagi orang-orang yang tengah menjalani program diet.

Buah yang berasal dari pohon bernama latin Malus domestica ini banyak dibudidayakan di dunia. Apel merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia Tengah, dimana spesies nenek moyang apel yang kita kenal saat ini adalah Malus sieversii atau apel hutan / apel liar yang hingga kini bisa ditemukan tumbuh di Kazakhstan.

Pohon apel telah ditanam dan dibudidayakan selama ribuan tahun di Asia dan Eropa. Kemudian apel tersebar pula ke Amerika Utara karena dikenalkan oleh bangsa Eropa.

Taksonomi Apel

Berikut ini adalah klasifikasi ilmiah dan nama binomial tanaman apel, yaitu:

Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Rosales
Famili Rosaceae
Subfamili Maloideae atau Spiraeoideae
Bangsa Maleae
Genus Malus
Spesies M. domestica

Morfologi Apel

Saat ini ada 7.500 kultivar apel yang tersebar di seluruh dunia. Masing-masing jenis tersebut mempunyai ciri dan karakteristik, akan tetapi secara umum apel memiliki ciri sebagai berikut:

buah apel Pixabay

1. Pohon

Tanaman apel termasuk kelompok pohon berukuran sedang, yaitu tumbuh mencapai ketinggian 9 meter di alam liar. Sedangkan jika dirawat, tingginya hanya mencapai 2 hingga 4,5 meter. Pertumbuhan tersebut terhambat karena rutin dipangkas agar lebih cepat berbuah.

Ukuran dan bentuk pohon apel yang dibudidayakan tergantung dari cara penanaman dan metode pemangkasan yang dilakukan. Jika ditanam langsung dari biji buahnya, pohon apel umumnya tumbuh lebih besar.

Banyaknya jenis kultivar apel di dunia tidak lepas dari peran para pembudidaya dan ahli botani yang terus mengembangkan apel agar menghasilkan pohon dan buah dengan rasa terbaik.

2. Daun

Daun apel berbentuk oval dan sederhana. Panjang daunnya sekitar 25 cm sampai 12 cm dan lebarnya sekitar 3 cm sampai 6 cm.

3. Bunga

Pohon apel memiliki bunga yang akan mekar di musim semi, bersamaan dengan percambahan daun. Warna bunganya putih dengan semburat berwarna merah muda. Warna merah muda ini akan berangsur pudar ketika bunga menua. Bunga apel memiliki 5 kelopak dan berukuran kecil, diameter bunganya sekitar 2,5 cm hingga 3,5 cm.

4. Buah Apel

Buah apel pada umumnya matang pada akhir musim panas atau musim gugur. Ukurannya berkisar antara diameter 5 cm sampai 9 cm. Namun ada juga kultivar apel yang menghasilkan buah berukuran lebih besar.

Di Jepang, apel berukuran besar lebih disukai, sehingga buah apel yang diameternya di bawah 5,5 cm hanya digunakan sebagai bahan jus. Jika pun dijual, maka nilai jualnya tidak terlalu tinggi.

Warna kulit buah apel yang sudah matang beragam. Ada apel yang berwarna merah, hijau, merah muda, dan kuning. Ada juga beberapa kultivar apel yang buahnya berwarna campuran, dari kuning ke merah muda, atau merah muda ke merah.Pada kulit apel dilindungi oleh semacam lapisan lilin transparan.

Daging buah apel pada umumnya berwarna putih kekuningan pucat. Ada juga jenis apel yang daging buahnya memiliki sedikit warna merah muda atau kuning.

Asal Tanaman Apel

Nenek moyang tanaman apel atau apel liar adalah spesies Malus sieversii. Jenis ini ditemukan tumbuh liar di pegunungan Asia Tengah bagian selatan, tepatnya di Kazakhstan, Kyrgyztan, Tajikistan, dan Xinjiang, China.

baca juga:  Tanaman Air / Hidrofit - Pengertian, Jenis, Fungsi, Manfaat & 11 Contoh Pilihan

Budidaya Malus sieversii diperkirakan pertama kali dilakukan di pegunungan Tian Shan. Jenis apel ini kemudian tersebar ke seluruh dunia dan dikembangkan menjadi kultivar-kultivar lain dengan hasil buah berkualitas lebih baik.

Sebaran Apel

Habitat apel hutan atau apel liar Malus sieversii dianggap sebagai asal tanaman apel. Diperkirakan pohon apel telah dibudidayakan sejak 4.000 hingga 10.000 tahun yang lalu di pegunungan Tian Shan.

Apel kemudian tersebar melaui Jalur Sutera menuju Eropa. Apel yang tersebar tersebut berasal dari bagian barat Tian Shan, karena bagian timur pegunungan Tian Shan merupakan area yang terisolasi.

Di China, jenis buah apel berdaging lembut seperti Malus asiatica dan Malus prunifolia telah dibudidayakan sejak 2.000 tahun yang lalu. Buahnya dimanfaatkan sebagai hidangan penutup. Jenis ini kemudian dibawa ke Kazakhstan untuk dikembangkan sebagai apel hibrida dengan jenis Malus baccata dan Malus sieversii.

Malus sieversii adalah tanaman apel liar yang menghasilkan buah berukuran sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan buah apel modern. Karena kebanyakan orang lebih menyukai berukuran besar, maka petani berusaha membuat kultivar dari Malus sieversii, sehingga menghasilkan buah apel berukruan besar seperti yang kita kenal saat ini.

Di bagian timur laut Italia, tepatnya dekat Sammadenchia-Cueis, biji apel ditemukan dan diperkirakan berasal dari tahun 4.000 SM. Namun sulit diteliti apakah apel yang ditemukan di Italia ini merupakan jenis yang sama dengan Malus sieversii atau turunannya.

Di Eropa dan Asia, apel menjadi sumber makanan saat musim dingin. Apel ini dipanen saat akhir musim gugur dan disimpan saat musim dingin tiba. Oleh sebab itu, apel telah menjadi komoditi penting sejak berabad-abad yang lalu.

Sementara di Amerika Utara, apel diperkenalkan oleh koloni dari Eropa pada abad ke-17. Kebun apel pertama di Amerika Utara terdapat di Boston yang didirikan oleh pendeta William Blaxton pada tahun 1625.

Amerika juga memiliki jenis apel asli yang bernama crab apple. Buah crab apple biasa diolah menjadi makanan lain atau juga bisa langsung dikonsumsi dalam keadaan segar. Biji apel yang berasal dari Eropa dan ditanam di Amerika tersebar di wilayah Indian dan menjadi perkebunan kolonial.

Kultivar Apel

Ada lebih dari 7.500 kultivar apel yang tersebar di seluruh dunia. Setiap kultivar memiliki ukuran dan bentuk pohon yang berbeda-beda. Kondisi ini tergantung dari metoder penanaman dan perawatannya.

apel kuning Pixabay

Pada umumnya, pohon apel akan tumbuh lebih baik di kawasan beriklim sedang dan subtropis. Apel juga dapat tumbuh di negara tropis, namun harus ditanam di wilayah yang dingin, seperti di dataran tinggi. Jika ditanam di dataran rendah, pohon apel tidak akan berbuah, jika pun berbuah maka buah yang dihasilkan kurang berkualitas.

Jenis apel yang memiliki harga jual tinggi adalah apel dengan daging buah lembut namun tetap renyah. Ciri lain dari buah apel yang baik adalah kulitnya berwarna cerah, memiliki masa simpan panjang, tahan terhadap hama dan penyakit, dan rasa yang manis. Buah apel modern pada umumnya lebih manis dibandingkan kultivar yang lebih tua.

Selera orang akan buah apel juga berbeda-beda. Biasanya orang Amerika Utara dan Eropa lebih menyukai buah apel yang manis dengan sedikit tingkat keasaman. Sementara orang Asia lebih menyukai buah apel yang rasanya sangat manis dan hampir tidak ada rasa asam sama sekali.

Kultivar apel tua biasanya berwarna agak kecoklatan dan bentuknya tidak selalu bundar sempurna. Beberapa orang beranggapan rasa buah apel kultivar lama lebih enak dibanding kultivar modern. Namun kultivar lama memiliki masalah sehingga membuatnya diperdagangkan, misalnya ketahanan terhadap hama dan penyakit yang buruk dan masa simpan yang singkat.

baca juga:  Pohon Petai - Klasifikasi, Morfologi, Manfaat & Budidaya

Meski demikian, kultivar apel lama juga masih dibudidayakan dalam jumlah besar. Biasanya hanya dijual untuk pasar lokal, bukan untuk diekspor secara luas.

Beberapa jenis apel modern yang mudah ditemukan di pasaran adalah Fuji, Gala, Arkansas Black dan Alice dengan ciri kulit buah berwarna merah. Selain itu ada pula jenis Aroma, Belle de Boskoop, Discovery, dan Honeycrisp dengan kulit buah bergradasi antara kuning dan merah muda. Kemudian Yellow Transparent dan Golden Delicious yang merupakan apel dengan kulit berwarna kuning.

Manfaat Apel Bagi Kesehatan

Buah apel sangat kaya akan nutrisi, sehingga mempunyai banyak manfaat bagi tubuh. Beberapa manfaat mengonsumsi buah apel antara lain:

apel merah Pixabay

1. Menjaga Daya Tahan Tubuh

Salah satu vitamin yang terkandung dalam buah apel adalah vitamin C. Jenis vitamin ini sangat berguna untuk membangun kekebalan tubuh, mencegah alergi, dan membantu mempercepat penyembuhan luka. Vitamin C juga sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit, agar kulit tampak sehat dan segar alami.

2. Mencegah Sembelit

Buah apel sangat kaya akan serat, sehingga sangat baik bagi kesehatan sistem pencernaan. Bagian yang kaya serat bukan daging buahnya, melainkan bagian kulit apel.

Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi apel tanpa dikupas terlebih dahulu. Cukup dengan mencuci bersih menggunakan sabun khusus untuk buah dan sayur di bawah air mengalir untuk menghilangkan pestisida pada kulitnya. Selanjutnya, apel segar dapat langsung dimakan bersama kulitnya.

3. Obat Diare

Daging buah apel mengandung pektin, yaitu serat kasar menyerupai gel yang larut dalam air. Pektin adalah zat antidiare alami,yang dapat melindungi selaput lendir lambung dan usus dari luka dan serangan bakteri. Oleh sebab itu, saat kita mengalami diare, sangat disarankan untuk mengonsumsi buah apel.

Budidaya & Cara Tanam

Meski bukan tanaman buah asli Indonesia, namun apel cukup populer dan digemari layaknya jeruk dan mangga. Bahkan ada salah satu kota yang dijuluki sebagai Kota Apel sekaligus menjadi sentra produksi, yaitu Malang, Jawa Timur. Selain itu, sentra apel lain di Indonesia adalah NTT, Bali dan Papua.

budidaya apel Pixabay

Dengan berbagai manfaat yang dimilikinya, apel memiliki potensi untuk dibudidayakan dan menghasilkan keuntungan. Berikut ini adalah panduan menanam apel yang bisa kita ikut, yaitu:

1. Syarat Tumbuh

Tumbuhan apel di Indonesia cocok ditanam dan beradaptasi secara baik di daerah dataran tinggi atau pegunungan dengan hawa yang sejuk. Contohnya adalah budidaya apel di Malang yang dulunya berada di elevasi 700 sampai 1200 mdol dengan suhu rata-rata 16oC hingga 27oC, meskipun saat ini ada kenaikan suhu harian sehingga lahan apel naik ke elevasi 1000 sampai 1500 mdpl.

Selain sejuk atau dingin, syarat tumbuh apel juga sebaiknya beriklim kering dengan curah hujan tahunan antara 1000 sampai 2500 mm dengan penyinaran 50% hingga 60% per hari dan kelembaban 75% hingga 85%. Jika apel ditanam di tempat dengan curah hujan tinggi, maka proses pembungaan menjadi buah akan gagal.

Sejatinya tanaman apel dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, namun tanah yang paling cocok adalah jenis regosol (entisol), andosol (andisol) dan latosol (inceptisol) dengan tekstur sedang, gembur, serta kedalaman efektif lebih dari 50 cm, drainase baik dan pH tanah 5,5 sampai 7.

2. Pemilihan Benih

Jenis atau varietas apel yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah Rome Beauty, Manalagi dan Ana. Apel Rome Beauty mempunyai kulit berwarna merah kehijauan, bentuk agak bulat, dagung buah agak keras, aroma kuat , serta rasa asam segar.

Untuk apel Manalagi memiliki kulit berwarna kuning kehijauan, berbentuk agak bulat, rasa manis serta wangi, dan sedikit kandungan air. Sedangkan apel Ana bentuknya agak lonjong, kulit merah dan tipis, serta daging buah lunak dan rasanya asam.

baca juga:  10 Jenis Ikan Asin Favorit Asli Indonesia - Pengertian dan Cara Pembuatan

Bibit apel yang baik diperoleh dari perbanyakan okulasi dengan ciri batang bawah dan atas lurus, akar serabut, daun subur, berumur 6 bulan atau lebih serta jika membelinya dari penjual bibit resmi disertai dengan sertifikat.

3. Persiapan Lubang dan Penanaman

Penanaman apel sebaiknya dilakukan saat awal musim hujan, oleh sebab itu persiapan lubang tanam dapat dilakukan saat akhir musim kemarau. Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan, pembuatan terasering, serta lubang tanam.

Ukuran lubang tanam yang direkomendasikan adalah 60 cm x 60 cm x 60 cm. Sedangkan jarak tanam bisa menyesuaikan varietas apel, misalnya 3,5 m 3,5 m untuk Manalagi, serta 3 m x 3 m untuk Rome Beauty dan Ana.

Dalam kegiatan persiapan lahan, kita juga perlu memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan tambah pupuk kandang, dolomit atau fosfat. Campuran tersebut bisa dimasukkan kdalam lubang dan dibiarkan berinkubasi setidaknya selama 2 minggu.

Setelah lahan siap dan telah memasuki musim hujan, maka tanaman apel dapat ditanam. Pemilihan waktu ini ditetapkan karena saat musim hujan ketersediaan air dan suhu udara sangat mendukung adaptasi benih apel.

Cara menanam apel ialah dengan memasukkan benih ke dalam lubang tanam dengan mengatur akar agar menyebar ke segala arah. Selanjutnya akar ditumbun dengan tanah hingga leher akan dengan pemadatan agar tanaman berdiri tegak dan tidak roboh. Untuk mengantisipasi angin, kita dapat memasang ajir dan ikat pada tanaman dalam posisi longgar.

4. Pelengkungan Cabang

Tujuan pelengkungan cabang adalah untuk mendorong munculnya tunas generatif pada cabang lateral. Langkah ini dilakukan setelah tanaman mampu beradaptasi pada lingkungan.

Cabang yang kuat dilengkung biasanya berdiameter 1 hingga 2 cm. Lengkungan 3 atau 4 cabang hingga mendatar dan ikat dengan tali pada tanah. Kemudian, daunnya dirompes atau dirontokkan serta bagian ujungnya dipotong.

5. Pemupukan

Unsur hara makro yang dibutuhkan tumbuhan apel antara lain C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) dan unsur hara mikro (Fe, Zn, Mn, Cu, B, Mo). Unsur hara makro tersebut diperoleh dari pupuk kimia, sedangkan unsur mikro bisa bersumber dari bahan organik maupun kimia.

6. Perompesan Daun

Indonesia tidak memiliki iklim dingin yang panjang, sehingga perlu dilakukan perompesan serta pelengkungan dan pemangkasan bagian ujung untuk memecah tunas generatif agar keluar bunga. Perompesan idelnya dilakukan saat tunas generatif telah padat atau sekitar 2 minggu setalah panen.

Selain dengan cara manual, perompesan daun apel juga bisa dilakukan dengan menyemprot daun tua menggunakan hidrogen sianida dengan campura urea 10%. Kegiatan rompes daun biasanya dilaksakan pada bulan April dan Oktober agar terhindar dari air hujan.

7. Penjarangan

Penjarangan tumbuhan apel bertujuan agar mutu panen dan stabilitas produksi terjaga. Penjarangan dilakukan dengan mengurangi jumlah buah yang bergerombol dan menyisakan 2 sampai 3 buah yang seragam pada setiap tandan. Kegiatan ini umumnya dimulai saat tanaman berusia 2 bulan dari bunga mekar.

8. Pembungkusan

Buah apel yang telah tumbuh memerlukan pembungkusan, khususnya untuk apel manalagi. Saat buah berusia 3 bulan dari bunga mekar, maka bungkuslah dengan kertas bersih yang tahan air.

Jika buah tidak dibungkus, maka akan terkena paparan matahari langsung dan menjadikan buah berwarna kemerahan dengan bagian lain tetap kuning atau hijau. Warna buah belang akan menurunkan penampilan dan harga jual buah apel.

9. Hama dan Penyakit

Setelah perompesan daun merupakan masa kritis tanaman apel terserang hama dan penyakit. Beberapa hama yang sering menyerang adalah kutu daun, kutu sisik, tunga dan ulat. Sedangkan penyakitnya adalah embun tepung, powdery mildew dan marsonina coronaria.

Untuk mengatasinya, kita bisa menggunakan pestisida seperti abamectin untuk kutu daun dan kutu sisik, serta dicofol untuk tungau. Sedangkan pengendalian penyakit bisa menggunakan difenokonazo, propineb dan manzokeb.

10. Masa Panen

Perlakan pelengkungan cabang pada budidaya apel di Indonesia menjadikan tanaman dapat dipanen setahun dua kali. Contohnya adalah apel Rome Beauty yang buahnya bisa dipanen sekitar umur 120 hingga 140 hari, apel Manalagi sekitar 115 hari serta apel Ana sekitar 100 hari setelah bunga mekar.

Pemanenan sebaiknya dilakukan saat cuaca cerah. Buah yang telah dipetik harus dimasukkan secara hati-hati ke keranjang yang telah dilapisi plastik agar buah tidak rusak.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.