Ayam Hutan – Jenis, Habitat, Sebaran & Harga

3.6/5 - (20 votes)

Di dalam ekosistem hutan, ayam hutan memiliki peran yang sangat penting, yakni sebagai konsumen tingkat satu (pertama). Salah satu perannya adalah sebagai penyebar biji tumbuh-tumbuhan untuk regenerasi yang akan datang.

Mengenal Ayam Hutan

Ayam hutan adalah sebutan umum bagi jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Ayam yang hidup di dalam hutan ini adalah leluhur atau nenek moyang ayam kampung.

Ayam hutan memiliki bentuk fisik dan perilaku yang serupa dengan ayam peliharaan. Ayam jantan dan betina memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari bentuk tubuh, warna dan ukurannya.

Pada ayam hutan jantan, warna-warna bulunya beraneka ragam dan sangat indah. Sedangkan pada betinanya, cenderung berwarna kusam dan monoton.

Terdapat empat spesies ayam hutan yang tersebar di India, Sri Lanka, hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia, antara lain:

Google Images

Ayam Hutan Merah

Gallus gallus merupakan nama ilmiah dari ayam hutan merah. Ayam ini merupakan unggas dari suku Phasianidae dengan ukuran tubuh sedang dan panjang sekitar 78 cm. Ayam hutan merah betina memiliki tubuh yang lebih kecil, yaitu sepanjang 46 cm.

Bulu-bulu ayam hutan pada bagian leher, tengkuk, dan mantel berbentuk panjang meruncing dengan warna kuning cokelat keemasan. Muka ayam ini berwarna merah, iris mata cokelat, bulu pada punggung berwarna hijau gelap dan warna bulu pada bagian bawah hitam mengkilap.

Jengger di kepala ayam hutan merah berbentuk gerigi dan bergelambir dengan warna merah. Jumlah bulu ekor antara 14 hingga 16 bulu berwarna hijau metalik. Pada bulu ekor bagian tengah ukurannya lebih panjang dan melengkung ke bawah.

Kaki ayam hutan jenis merah berwarna kelabu dan memiliki satu taji pada masing-masing kaki jantan. Sedangkan pada ayam betina, kakinya tidak bertaji, memiliki bulu lebih pendek, warna dominan cokelat tua kekuningan dengan garis dan bintik gelap.

baca juga:  Danau Tempe - Indahnya Danau Terbesar ke-2 di Sulawesi Selatan

a. Habitat dan Sebaran

Ayam merah hutan tersebar luas di hutan tropis dan hutan dataran rendah benua Asia, mulai dari Himalaya, China selatan, Asia Tenggara, serta Sumatera dan Jawa di Indonesia.

Di Indonesia, ayam hutan merah terdiri dari 5 subspesies, dimana sub spesies Gallus gallus bankiva hanya ditemukan di Jawa, Bali dan Sumatera dengan status berisiko rendah untuk punah dalam daftar IUCN Red List.

Ayam yang hidup secara berkelompok ini umumnya terdiri dari satu jantan dan beberapa betina. Di pagi dan sore hari, mereka akan berkeliaran mencari makan di lantai hutan, seperti biji-bijian, pucuk rumput dan daun, serangga dan hewan kecil lainnya.

b. Perkembangbiakan

Setelah melalui proses perkawinan seperti ayam pada umumnya, ayam betina akan bertelur sebanyak lima hingga enam butir telur dengan warna cokelat muda pucat atau kemerahan. Telur akan menetas setelah menjalani masa pengeraman kurang lebih 21 hari.

Ayam hutan merah diyakini sebagai leluhur ayam yang banyak kita pelihara saat ini. Meski tidak jelas kapan ayam mulai dipelihara oleh manusia, namun sejak peradaban Lembah Indus atau sekitar 5.000 tahun lalu ayam telah mulai diternakkan.

Penelitian dari LIPI juga mendukung dugaan tersebut. Berdasarkan penelitian DNA, ayam domestik merupakan keturunan dari ayam hutan merah. Ditemukan pula fakta bahwa Indonesia menjadi satu dari tiga wilayah sebagai pusat domestikasi ayam pertama kali di dunia selain Cina dan India.

Ayam Hutan Hijau

Selain ayam hutan merah, terdapat pula ayam hutan hijau yang bernama ilmiah Gallus varius. Ayam ini juga diyakini sebagai nenek moyang ayam peliharaan saat ini.

ayam hutan hijau Google Images

Di berbagai tempat di Indonesia, ayam ini memiliki banyak sebutan seperti canghegar di Sunda, ayam alas di Jawa, ajem allas atau tarattah di Madura. Dalam bahasa Inggris, ayam ini dikenal dengan nama Green JunglefowlJavan JunglefowlForktail, atau Green Javanese Junglefowl sesuai warna dan asalnya.

baca juga:  Tapir - Taksonomi, Morfologi, Sifat, Habitat & Konservasi

Ayam hutan hijau memiliki ukuran panjang 60 cm pada ayam jantan dan 42 cm pada ayam betina. berbeda dengan ayam hutan merah, ayam hutan hijau memiliki jengger yang tidak bergerigi. Jenggernya berbentuk membulat pada bagian tepi, berwarna merah dan kebiruan di bagian tengah.

Bulu pada leher, tengkuk dan mantel berwarna hijau mengkilap dengan tepi kehitaman seperi sisik ikan. Pinggul tertutupi oleh bulu-bulu panjang meruncing kuning keemasan dan pada bagian tengah berwarna hitam.

Bulu bagian bawah berwarna hitam dan ekornya berwarna hitam kehijauan mengkilap. Ayam hutan hijau betina tubuhnya berukuran lebih kecil, berwarna kuning kecokelatan, bergaris dan berbintik hitam.

a. Habitat dan Sebaran

Ayam hutan hijau menyukai habitat terbuka, seperti padang rumput, tepi hutan dan daerah perbukitan rendah dekat pantai. Ayam ini diketahui tersebar secara terbatas di daerah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Di daerah Jawa Barat, ayam hutan hijau hidup di wilayah dengan ketinggian 1.500 mdpl, di Jawa Timur hingga ketinggian 3.000 mdpl dan di Lombok hingga 2.400 mdpl.

Pada pagi dan sore ayam akan mencari makanan berupa biji-bijian, pucuk rumput dan daun, serta serangga. Ayam hutan hijau hidup berkelompok yang terdiri dari 2 hingga 7 anggota.

b. Perkembangbiakan

Ayam hutan hijau berkembangbiak pada bulan Oktober hingga November di Jawa Barat dan sekitar Maret hingga Juli di Jawa Timur. Ayam hutan hijau memiliki kemampuan terbang vertikal hingga 7 meter yang tidak dimiliki jenis ayam kampung. Kemampuan terbang lurusnya jauh lebih baik dan dapat menempuh jarah beberapa ratus meter dari pulau ke pulau yang terpisahkan oleh laut dekat.

Ayam ini memiliki ciri khas suara yang unik. Ketika berkokok suaranya cenderung sengau dengan diawali suara cek-kreh berturut-turut 10 hingga 15 kali seperti suara bersin. Suara kokokan ayam akan disambut oleh ayam lain yang mendengarnya. Sedangkan kotekan ayam hutan hijau betina menyerupai kotekan ayam kampung pada umumnya.

ayam hutan kelabu Wikipedia Commons

Ayam Hutan Kelabu

Ayam hutan kelabu dengan nama ilmiah Gallus sonneratii adalah ayam dengan ukuran sedang dan panjang sekitar 80 cm. Ayam betina hutan kelabu berukuran lebih pendek, yakni sekitar 38 cm.

Bulu pada bagian leher, tengkuk dan mantel berwarna kelabu berbintik hitam putih. Muka berwarna merah dengan bercak putih pada bagian telinga, paruhnya kuning kecokelatan, iris mata kuning, ekor hitam keunguan dengan bulu tengan panjang dan melengkung ke bawah.

baca juga:  Bintang Laut - Taksonomi, Morfologi, Jenis, Habitat & Fakta Menarik

Bagian bawah ayam hutan kelabu memiliki garis putih dan kakinya berwarna kuning kemerahan dengan sebuah taji pada masing-masing kaki. Ayam betina tidak memiliki taji dan memiliki bulu lebih pendek, berwarna cokelat tua dengan bulu seperti sisik putih kecokelatan pada bagian bawah.

a. Habitat dan Sebaran

Ayam ini tersebar secara endemik di hutan tropis India bagian tengan, barat dan selatan. Ayam hutan kelabu memiliki kebiasaan mirip ayam hutan merah, yaitu hidup secara berkelompok. Pada pagi dan sore, mereka akan keluar mencari makan berupa biji-bijian, pucuk daun dan rerumputan, seragga, serta hewan kecil lainnya.

b. Perkembangbiakan

Ayanm hutan kelabu betina umumnya menghasilkan tiga hingga lima telur setelah melakukan perkawinan. Waktu pengeraman sama dengan ayam pada umumnya, yakni selama tiga minggu. Status konservasi ayam hutan kelabu saat ini adalah berisiko rendah menurut IUCN Red List.

ayam hutan srilanka Google Images

Ayam Hutan Sri Lanka

Sesuai dengan namanya, ayam ini merupakan ayam hutan yang endemik hidup di kawasan Sri Lanka. Sebutan lain untuk ayam hutan sri lanka adalah ayam hutan ceylon.

Pemberian nama ilimiah Gallus lafayetii diberikan oleh peneliti asal Perancis Gilbert du Motier. Penyebarannya meliputi wilayah hutan di Kitulgala, Yala, dan Sinharaja.

Harga Ayam Hutan

Tingginya minat beberapa kolektor penghobi menjadikan nilai ekonomis ayam hutan cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut juga didukung oleh keunikan, kelangkaan serta tidak sembarang orang dapat membudidayakan ayam liar ini.

Jenis ayam hutan merah cenderung lebih mahal, bahkan hingga 2 kali lipat dibanding jenis hijau. Begitu juga dengan jenis kelamin ayam jantan lebih mahal dibanding ayam betina. Bagi yang bermodal terbatas namun ingin mencoba memelihra ayam asli hutan, maka belilah ayam berumur dibawah 1 bulan agar lebih terjangkau.

Berikut adalah harga ayam hutan yang dirangkum dari harga rata-rata pasaran diberbagai daerah, yaitu:

Jenis ayamHarga
Ayam hutan merah sekitar Rp 2.500.000,-
Ayam hutan hijau sekitar Rp 1.000.000,-
Ayam hutan jantan sekitar Rp 2.000.000,-
Ayam hutan betina sekitar Rp 1.000.000,-
Anak ayam hutan 2-3 mingguantara Rp 100.000,- s/d Rp 500.000

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.