Bambu – Morfologi, Manfaat, Jenis & Potensi Budidaya

4.3/5 - (26 votes)

Bagi masyarakat Indonesia, bambu bukanlah tanaman asing. Tumbuhan yang banyak ditemukan di daerah tropis seperti Asia, Amerika, Afrika dan Australia ini memiliki banyak manfaat dan sangat akrab dengan lingkungan pedesaan.

Oleh masyarakat desa, bambu biasanya digunakan untuk bahan bangunan, tiang, dinding, atap, peralatan dapur, alat musik, hingga bahan makanan. Bambu juga memberikan jasa lingkungan yang cukup besar, yakni mampu menghasilkan 1,2 kg per hari dan menjaga tata kelola air di dalam tanah.

Mengenal Bambu

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang terdapat rongga dan ruas pada batangnya. Secara ilmiah tanaman ini memiliki banuak jenis yang tersebar hampir di seluruh dunia. Di Indonesia, sebutan lain untuk bambu adalah bulur, aur, awi, buluh, eru dan aur.

Bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat di dunia. Sistem perakaran rhizoma-dependen yang unik membuatnya dapat tumbuh sepanjang 60 cm bahkan hingga 100 cm dalam 24 jam tergantung jenis tanah dan iklim habitatnya.

Secara umum ada dua bentuk bambu, yaitu bambu berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae, serta bambu rerumputan dari suku Olyreae. Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat garis keturunan utama tiga sampai lima garis dari bambu.

Taksonomi

Klasifikasi ilmiah tumbuhan bambu dapat dilihat pada tabel berikut:

KingdomPlantae
Sub KingdomViridiplantae
Infra KingdomStreptophyta
Super DivisiEmbryophyta
DivisiTracheophyta
Sub DivisiSpermatophytina
KelasMagnoliopsida
Super OrdoLilianae
OrdoPoales
FamiliPoaceae

Morfologi Bambu

Kita dapat mengenali bambu dengan sangat mudah, bentuk batangnya yang bulat dan tumbuh tinggi keatas merupakan salah satu ciri utamanya. Struktur bambu memiliki bentuk-bentuk yang unik, seperti batang, daun, akar, serta pertumbuhan tunas atau rebung dalam sistem perkembangbiakannya.

Batang bambu berbentuk silinder yang beruas-ruas dengan ronga di dalamnya. Batangnya tumbuh dari akar-akar rimpang ketika tanaman mulai menuai. Batang bambu bersifat lentur, serta terdiri dari serat-serat yang kuat.

Batang bambu ditumbuhi oleh daun-daun yang muncul pada ruas-ruas batang. Daun ini disebut pelepah dan akan mengering dan gugur ketika bambu mulai menua. Pada bagian pelepah bambu terdapat subang, yaitu perpanjangan dari batang yang bentuknya seperti segitiga.

Secara umum, bambu tumbuh sekitar 0,3 meter hingga 30 meter dengan diameter batang sekitar 0,25 sampai 25 cm. Ketebalan dinding bambu berukuran sekitar 2,5 cm.

Bambu memiliki daun yang lengkap, yaitu terdiri daru pelepah daun, helaian daun, serta tangkai daun. Daunnya adalah jenis pertulangan sejajar, yakni ada satu tulang daun berukuran besar yang berada di tengah dan tulang daun kecil disekitarnya yang tersusun secara sejajar.

Ujung daun bambu berbentuk runcing, rata pada bagian tepi, berbentuk lanset, serta teksturnya mirip kertas. Permukaan daun bambu bagian atas berwarna hijau terang dan bagian bawahnya berwarna hijau lebih gelap dengan bulu-bulu kasar.

Sistem perakaran pada setiap bambu dapat berbeda-beda. Percabangan akar bambu merupakan akar rimpang yang berbentuk lebar pada bagian ujung dibanding pada bagian pangkal. Akar bambu berbentuk meruncing ke arah pangkal dan pada tiap ruas terdapat akar dan kuncup.

Kuncup pada bagian akar akan berkembang dan tumbuh menjadi rebung, kemudian tumbuh menjadi buluh baru. Rebung adalah tunas bambu yang muncul dari dasar rumpun atau berasal dari kuncup akar rimpang bambu yang telah tua.

Ekologi

Bambu merupakan tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia. Menurut laporan penelitian, bambu dapat tumbuh 100 cm dalam 24 jam. Laju pertumbuhan bambu ditentukan oleh habitatnya yang terdiri dari kondisi tanah, iklim, dan jenis spesies bambu. Umumnya, bambu tumbuh 3 hingga 10 cm per hari.

CNN

Pada periode Cretaceous, wilayah Asia sempat ditumbuhi bambu secara besar-besaran. Bambu-bambu ini tumbuh hingga 30 meter lebih dengan diameter 15 cm hingga 20 cm.

Bambu adalah keluarga rumput-rumputan sehingga memiliki ciri pertumbuhan yang sangat tinggi. Ketika bambu ditebang atau dipanen, bambu dapat tumbuh kembali dengan cepat tanpa mengganggu ekosistem.

baca juga:  Pohon Salam - Morfologi, Kandungan, Manfaat & Cara Budidaya

Habitat dan Sebaran

Bambu tumbuh di sepanjang Asia Timur mulai dari 50° Lintang Utara di Sakhalin hingga ke Australia bagian utara dan di bagian barat India hingga ke Himalaya.

Jenis ambu terbagi menjadi lebih dari 10 genus dan 1.450 spesies. Bambu dapat tumbuh di berbagai iklim dunia, mulai dari iklim dingin pegunungan hingga wilayah tropis yang panas.

Bambu juga didapati tumbuh di sub sahara Afrika dan di Amerika, tepatnya dari pertengahan Atlantik Amerika Utara hingga ke selatan Argentina dan Chile pada posisi 47° Lintang Selatan. Sedangkan bambu asli tidak ada yang tumbuh di wilayah benua Eropa.

Di Indonesia, bambu hampir tumbuh diseluruh kawasan nusantara. Beberapa wilayah bahkan memiliki bambu-bambu endemik yang hanya tumbuh di daerah tersebut, misalnya bambu endemik Jawa, Bali, Sumatera Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua

Manfaat Bambu

Penggunaan dan pemanfaatan bambu untuk berbagai keperluan sangat beragam. Kekuatan dan kelenturan bambu menjadi salah satu faktor utama yang tidak dimiliki jenis-jenis kayu lainnya.

Selain itu, bambu juga menjadi sumber pangan bagi manusia dan hewan. Manfaat bambu selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Makanan Hewan

Tunas bambu, ranting dan daun bambu adalah sumber makanan utama panda. Selain itu, bambu juga menjadi sumber makanan bagi gorila gunung Afrika, simpanse, dan gajah.

2. Makanan Manusia

Di berbagai wilayah Asia, tunas bambu digunakan sebagai bahan masakan. Meski tunas bambu mengandung toksin taxiphyllin, senyawa glikosida sianogenik yang dapat menghasilkan sianida pada lambung, namun melalui pengolahan yang tepat maka tunas bambu dapat dikonsumsi.

Masyarakat Indonesia mengonsumsi tunas bambu dengan memotongnya tipis-tipis agar senyawa beracunnya hilang. Kemudian potongan tersebut di cuci bersih dan dicampur dengan santan, bumbu dapur sehingga menjadi sayur rebung atau gulai rebung.

Selain itu, isian sayur lodeh dan lumpia terkadang juga menggunakan tunas bambu.

3. Peralatan Rumah Tangga

Sebelum bahan plastik populer dipergunakan, bambu telah dimanfaatkan untuk membuat peralatan rumah tangga seperti sumpit, centong dan spatula. Peralatan lain yang terbuat dari bambu, yaitu bakul nasi, tampah, besek, topi bambu, dan berbagai kerajinan anyaman.

4. Konstruksi

Dinding rumah-rumah di pedesaan masih banyak yang menggunakan bambu. Batang bambu yang kokoh juga digunakan untuk jembatan di sungai-sungai kecil.

Bahkan, hingga saat ini proses pembangunan bangunan seperti rumah sederhana hingga gedung bertingkat tetap menggunakan bambu sebagai penopang struktur awal, misalnya saat pengecoran.

5. Instrumen Musik

Angklung, calung, karinding dan seruling adalah beberapa contoh penggunaan bambu untuk alat musik tradisional.

6. Transportasi

Bambu terdiri dari batang yang beruas dan berongga, sehingga dapat mengapung di atas air. Oleh sebab itu, bambu merupakan bahan utama pembuatan rakit tradisional.

7. Senjata

Di negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara, bambu digunakan sebagai alat bela diri. Di Indonesia kita mengenalnya dengan bambu runcing yang digunakan ketika masa perjuangan.

Bambu dan Kebudayaan Asia

Negara-negara di Asia memiliki hubungan erat denagn bambu dan menjadikannya simbol dalam berbagai hal. Di Cina, bambu menjadi simbol keteguhan. Sedangkan di India, bambu menjadi tanda persahabatan.

bambu Google Images

Bambu yang jarang sekali berbunga (5 sampai 120 tahun) dijadikan pertanda akan datangnya kelaparan. Hal ini dihubungkan dengan tikus-tikus yang akan memakan bunga bambu sehingga populasi tikus meningkat yang berakibat terhadap hancurnya produksi pertanian warga.

Jenis Bambu di Indonesia

Indonesia memiliki kekayaan jenis bambu yang mencapai 159 spesies dari 1.250 macam bambu di seluruh dunia. Bahkan, 88 jenis diantaranya adalah bambu endemik Indonesia. Data dari Perpubi atau Perkumpulan Pelaku Usaha Bambu Indonesia, di daerah Jawa Barat saja terdapat 40 jenis bambu, beberapa yang populer adalah bambu betung, haur, gombong dan tali.

Berikut ini adalah beberapa jenis spesies bambu yang dapat ditemukan tumbuh di Indonesia, yaitu:

  • Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend tumbuh di Jawa
  • Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. dikenal dengan pring ori atau bambu ori yang tumbuh di Jawa dan Sulawesi
  • Bambusa atra Lindl. atau Loleba yang tumbuh di Maluku
  • Bambusa balcooa Roxb tumbuh di Jawa
  • Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. disebut pula bambu duri tumbuh di Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara
  • Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. dikenal sebagai bambu pagar cendani yang tumbuh di Jawa
  • Bambusa horsfieldii Munro disebut bambu embong yang tumbuh di Jawa
  • Bambusa maculata dikenal dengan nama bambu tutul atau pring tutul yang tumbuh di Bali
  • Dendrocalamus asper yang populer dengan nama bambu petung dan tumbuh di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali serta Sulawesi
  • Dendrocalamus giganteus Munro. dikenal dengan bambu sembilang tumbuh di Jawa
  • Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness. yang disebut bambu batu tumbuh di Jawa
  • Dinochloa scandens dinamakan pula bambu cangkoreh kadalan yang tumbuh di Jawa
  • Gigantochloa apus Kurz. (bambu apus, bambu tali) tumbuh di Jawa
  • Gigantochloa atroviolacea (bambu hitam, bambu wulung gombong) tumbuh di Jawa
  • Gigantochloa atter (bambu leg, bambu ater, buluh, awi ater, awi kekes) tumbuh di Jawa
  • Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh apus) tumbuh di Sumatera
  • Gigantochloa hasskarliana (bambu lengka tali) tumbuh di Sumatera, Jawa dan Bali
  • Gigantochloa kuring (awi belang) tumbuh di Jawa
  • Gigantochloa levis (Blanco) Merr. (bambu suluk) tumbuh di Kalimantan
  • Gigantochloa manggong Widjaja. (bambu manggong) tumbuh di Jawa
  • Gigantochloa nigrocillata Kurz (bambu lengka, bambu terung, bambu bubat) tumbuh di Jawa
  • Gigantochloa pruriens (buluh rengen) tumbuh di Sumatera
  • Gigantochloa psedoarundinaceae (bambu andong, gambang surat, peri) tumbuh di Jawa.
  • Gigantochloa ridleyi Holtum. (tiyang kaas) tumbuh di Bali.
  • Gigantochloa robusta Kurz. (bambu Mayan, temen serit) tumbuh di Sumatera, Jawa dan Bali
  • Gigantochloa waryi Gamble (buluh dabo) tumbuh di Sumatera
  • Gigantochloa verticillata (bambu hitam)
  • Melocanna bacifera (Roxb) Kurz. tumbuh i Jawa
  • Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. (bambu eul-eul) tumbuh di Jawa
  • Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera (bambu uncea, bambu buluh kecil) tumbuh di Jawa
  • Schizotachyum blunei Ness. (bambu wuluh, bambu tamiang) tumbuh di Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku
  • Schizotachyum brachycladum Kuez. (bambu buluh besar, buluh nehe, awi buluh, ute watat, tomula) tumbuh di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Maluku
  • Schizotachyum candatum Backer ex Heyne (buluh bungkok) tumbuh di Sumatera
  • Schizotachyum lima (Blanco) Merr. (bambu toi) tumbuh di Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua
  • Schizotachyum longispiculata Kurz. (bambu jalur) tumbuh di Sumatera, Kalimantan dan Jawa
  • Schizotachyum zollingeri Stend. (bambu jala, cakeutreuk, bambu lampar) tumbuh di Sumatera dan Jawa
  • Thryrsostachys siamensis Gamble. (bambu jepang) tumbuh di Jawa
baca juga:  Cagar Alam - Pengertian, Sejarah, Tujuan, Manfaat & Daftar di Indonesia

Beberapa spesies bambu yang telah disebutkan diatas saat ini sulit ditemukan dan populasinya semakin langka. Hal tersebut dikarenakan pemanfaatan serta kebutuhan masyarakat akan karakter kayu bambu tertentu.

Budidaya Bambu

Bambu mampu beradapatasi pada rentang habitat yang luas, sehingga dapat tumbuh di lahan basah maupun lahan kering. Budidaya bambu tergolong cepat dan tidak memerlukan perawatan khusus.

Pada lahan kering, menanam jenis bambu seperti kelompok Gigantochloa dan Dendrocalamus adalah pilihan yang tepat. Sedangkan pada lahan basah, jenis bambu yang cocok ditanam adalah kelompok Bambusa.

Kondisi wilayah denagn iklim kering cenderung memiliki sedikit pilihan tanaman bambu yang dapat dibudidayakan. Namun berbeda pada kawasan beriklim basah, dimana variasi pilihan bambu semakin beragam.

Sebelum menanam bambu, kita perlu menyiapkan lahan, menentukan jarak tanam, pemasangan ajir, persiapan pupuk organik serta tahap pembuatan lubang tanam.

Lahan yang menjadi calon kebun bambu harus bersih dari gulma, semak, alang-alang serta tanaman liar lain yang dapat mengganggu pertumbuhan bambu. Pembersihan lahan dapat dilakukan sebelum memasuki musim hujan. Tanaman hasil pembersihan dapat dikumpulkan dan diolah menjadi kompos untuk pemupukan tanaman bambu.

Agar tumbuh ideal dan sistem perakaran bambu tidak saling berebut unsur hara, maka perlu diatur jarak tanam. Jarak tanam yang baik antara 8 x 8 meter atau 8 x 6 meter. Jika budidaya bambu dilakukan pada lahan miring, maka jarak tanam dibuat sesuai kontur tana dengan jarak tanam 8 meter dan jarak antar kontur lebih dari 2 meter.

Kita dapat membuat ajar berukuran 150 cm dengan tebal 2 cm yang ditancapkan pada titik-titik sesuai jarak tanam yang dibuat sebelumnya.

Setelah lahan siap, kita perlu menyiapkan bibit bambu, melakukan proses penanaman, pemeliharaan (penyulaman, penyiangan, babat semak, pemangkasan, pemupukan, penjarangan, pengaturan struktur dan komposisi batang rumpun, serta pengaturan drainase), kemudian diakhiri dengan proses panen atau penebangan.

Bibit bambu yang berasal dari stek batang di polybag merupakan bibit yang baik. Bibit setidaknya harus berumur 4 atau 5 bulan. Jika batang bibit dirasa terlalu tinggi, kita dapat melakukan pemangkasan hingga setinggi 1 meter.

Selanjutnya adalah proses penanaman bibit bambu yang diawali dengan penggalian lubang tanam. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim hujan agar tanaman cukup air dan mengurangi gagal tanam.

baca juga:  Hari Strategi Konservasi Sedunia - 6 Maret, Lestarikan Sumber Daya Alam

Pemeliharaan kebun bambu dilakukan dengan beberapa cara, yaitu penyulaman yang dilakukan jika ada bibit bambu yang mati. Penyinyangan dilakukan pada tanaman yang telah berumur 1 atau 2 tahun pada awal, tengah dan akhir musim hujan.

Jika bambu telah menghasilkan cabang, maka pemangkasan dapat dilakukan dengan menyisakan tinggi bambu sekitar 2 meter. Agar bambu tumbuh subur, kita dapat memberikan pupuk TSP dan Urea yang dicampur dengan pupuk kandang atau kompos.

Dosis pemberian pupuk menyesuaikan pada umur dan kondisi pertumbuhan tanaman. Biasanya diberikan 1 kali dalam setahun sebelum musim hujan. Kita dapat menggali parit dangkal disekitar bambu dengan bentuk melingkar, kemudian pupuk ditaburkan pada parit tersebut. Untuk pupuk kandang atau kompos dapat kita taburkan langsung ke tenga-tengah rumpun.

Perawatan bambu selanjutnya adalah penjarangan, yaitu tahap menghilangan atau memangkas batang yang rusak atau pertumbuhannya terganggu ketika bambu berusia 4 tahun.

Bambu dapat dipanen pada usia 5 tahun dan merupakan bambu generasi ketiga. Setelah itu, pemanenan dapat dilakukan setiap tahun dengan menebang batang generasi ke empat. Penebangan yang benar adalah memtong bagian pangkal bambu atau sekitar 5 hingga 10 cm dari tanah menggunakan kapak atau golok, kemudian membersihkannya atau memangkas percabangan yang ada.

Bambu Sebagai Tanaman Konservasi

Di Indonesia, pemanfaatan bambu telah berlangsung sangat lama. Secara kultur masyarakat desa, bambu digunakan untuk berbagai keperluan pendukung kehidupan, seperti membuat rumah dan peralatan rumah tangga. Sebenarnya, tanaman bambu tidak hanya mendatangkan manfaat sederhana. Bambu memiliki potensi besar untuk dijadikan tanaman konservasi lingkungan.

Kenapa bambu cocok sebagai tanaman konservasi? Sebab, bambu memiliki kemampuan dalam menjaga ekosistem air. Sistem perakarannya yang sangat rapat dan menyebar ke segala arah akan membuat lahan yang ditumbuhi bambu sangat stabil. Lahan yang stabil tidak mudah terkena erosi dan air lebih mudah terserap kedalamnya.

Negara-negara seperti India dan Cina telah memanfaatkan bambu sebagai tanaman konservasi air dan tanah. Berdasarkan laporan dari media Cina, bambu memiliki kemampuan menyimpan air tanah lebih banyak dibandingkan dengan pohon pinus, yakni sekitar 240%.

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang memiliki batang kuat dan lentur. Batang bambu sanggup menahan terpaan angin yang kuat, sehingga sangat cocok untuk dijadikan tanaman penghijuan di sekitar daerah aliran sungai (DAS).

Bambu juga mampu bertahan dalam kondisi kekeringan dan tumbuh di lahan curam pada ketinggian 1 hingga 1500 mdpl, sehingga dapat menjadi opsi tanaman penahan longsor.

Potensi bambu sebagai tanaman konservasi lingkungan ini belum dimaksimalkan oleh masyarakat Indonesia. Parahnya, berbagai varietas bambu di Indonesia juga mengalami kondisi terancam punah.

Beberapa bambu hanya dapat ditemukan di daerah tertentu, contohnya bambu betung dengan diameter 20 hingga 30 cm yang hanya tumbuh di hutan Majalengka, Jawa Barat.

Permintaan bambu untuk kepentingan ekonomi sangat tinggi, jika tidak diimbangi dengan produksi yang cukup, maka bambu akan menjadi tanaman langka di Indonesia

Oleh karena itu, budidaya bambu dan pemanfaatannya sebagai tanaman konservasi lingkungan harus dilakukan. Selain menjaga populasi bambu, manfaat lain seperti bertambahnya cadangan air tanah dan menjaga kestabilan tanah juga dapat diperoleh.

Hutan Bambu

Wisata alam berupa hutan bambu yang terkenal di dunia adalah Jepang, yakni hutan bambu Sagano dengan latar belakang bambu-bambu yang tumbuh rimbun dan indah.

hutan bambu CNN

Namun ternyata kita tidak perlu jauh-jauh kesana untuk menikmati hutan bambu. Beberapa daerah di Indonesia juga telah mengembangkan hutan bambu sebagai tujuan wisata. Pesona keindahannya pun tidak kalah dari hutan bambu Sagano.

Berikut ini adalah beberapa hutan bambu di Indonesia yang bisa kita kunjungi, antara lain:

1. Hutan Bambu Panglipuran, Bali

Hutan Bambu Panglipuran berada di belakang bangunan pura yang terletak bagian paling atas. Kita dapat berkeliling hutan dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan. Kebersihan tempat ini sungguh terjaga, bahkan daun bambu yang jatuh selalu dibersihkan setiap harinya.

2. Taman Wisata Boon Pring, Malang

Taman Wisata Boon Pring berada di Malang, Jawa Timur. Di tempat ini, kita akan menemukan keindahan hutan bambu seluas 25 hektar. Selain menikmati keindahan hutan bambu, kita dapat berenang atau menyebarangi danau yang ada di kawasan tersebut.

3. Hutan Bambu Keputih, Surabaya

Sebelum menjadi hutan bambu, lokasi ini dulunya adalah tempat pembuangan sampah. Kemudian pemerintah kota Surabaya mengubahnya menjadi kawasan konservasi yang ditanami bambu dan menjadi salah satu destinasi wisata warga Surabaya.

4. Hutan Bambu, Magelang

Hutan bambu ini berada di Kampung Bambu Klatakan. Ditempat ini banyak tumbuh berbagai jenis bambu yang tinggi dan lebat. Hutan bambu di Magelang memberikan suasana alam yang menenangkan.

Potensi Bambu

Prospek bambu di Indonesia sangat terbuka lebar. Bambu merupakan jenis kayu yang secara turun temurun telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.

Tanaman ini dapat dikembangkan untuk industri-industri kreatif. Hal ini juga didukung oleh status Indonesia sebagai negara ketiga pengekspor bambu dunia setelah India dan Tiongkok.

Pengembangan potensi bambu di Indonesia dapat dilakukan untuk menunjang perekonomian masyarakat. Bambu merupakan alternatif dan solusi dari semakin langka dan tingginya harga kayu, seperti kayu jati dan mahoni di Indonesia.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.