Bekicot – Taksonomi, Morfologi, Jenis, Habitat, Makanan & Reproduksi

3.7/5 - (30 votes)

Bekicot adalah salah satu binatang dari kelompok moluska. Hewan berlendir ini umumnya ditemukan di area persawahan dan bebatuan dengan kondisi lembab.

Bekicot mempunyai kemiripan dengan keong dan siput, sehingga bagi beberapa orang sulit membedakannya. Padahal ketiganya memiliki perbedaan baik dari segi fisik ataupun perilaku, misalnya bekicot memiliki cangkang dan hidup di darat.

Meskipun bekicot sering dijumpai di area pemukiman khususnya pedesaan di Indonesia, ternyata satwa ini bukanlah spesies asli Indonesia. Hewan bercangkang ini terdiri dari beberapa jenis serta memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.

Taksonomi

Bekicot merupakan binatang yang diyakini berasal dari kawasan Afrika Timur dan kemudian tersebar ke berbagai negara melalui kegiatan perdagangan di masa lalu. Di Indonesia sendiri satwa ini diduga mulai menyebar pada kisaran tahun 1922 dan spesies lainnya tiba pada tahun 1942 ketika Jepang melakukan penjajahan di Indonesia.

Pixabay

Menurut penelitian, bekicot disebut sebagai binatang yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia karena mengandung parasit di dalam tubuhnya. Maka dari itu tidak heran jika Amerika Serikat secara tegas melarang penduduknya untuk memelihara dan mengonsumsi hewan bercangkang ini.

Berikut ini adalah klasifikasi atau taksonomi dari bekicot, yaitu:

Kingdom Animalia
Filum Mollusca
Kelas Gastropoda
Ordo Sytromatophora
Famili Achatinidae
Genus Achatina
Spesies Achatina fulica

Ciri dan Morfologi

Seperti yang telah disebutkan, bekicot adalah keong darat yang hidup di area lembab. Binatang ini berbeda dari kelompok gastropoda lainnya, karena memiliki sistem pernapasan dengan menggunakan pillium tipis yang dilengkapi pembuluh kapiler. Sementara gastropoda lainnya menggunakan ctenidia atau sejenis insang.

Tidak hanya itu, perbedaan bekicot dengan gastropoda lain adalah adanya sistem nervosium pada tubuhnya. Bekicot memiliki ganglia yang berkumpul menjadi satu dan membentuk bagian menyerupai cincin di sekeliling esophagus. Ganglia tersebut tidak mempunyai jaringan pengikat.

Bekicot adalah kelompok mollusca yang memiliki ukuran tubuh paling besar di antara yang lainnya. Morfologi tubuh bekicot juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu struktur cangkang dan tubuh yang lunak.

Secara umum berat badan bekicot berkisar antara 150 sampai 200 gram dan panjang tubuhnya mulai dari 90 sampai dengan 130 mm.

manfaat bekicot Pixabay

Berikut ini adalah penjabaran lebih lanjut mengenai ciri fisik bekicot, antara lain:

1. Cangkang

Cangkang bekicot umumnya berbentuk menyerupai tabung kerucut yang jika dilihat sekilas mirip seperti konde. Cangkang ini terdiri atas tiga bagian di mana puncaknya yang berbentuk kerucut adalah apex atau bagian paling tua dari cangkang, bagian sumbu kerucut atau columella, serta gelung paling besar atau body whorl.

Di antara gelung besar terdapat gelung berukuran kecil-kecil yang disebut sebagai spire. Pada bagian dalam di antara bibir body whorl terdapat umbilicus. Bagian ini merupakan ujung dari culumella yang secara fisik berbentuk celah sempit atau lebar dan dalam. Sedangkan cangkang yang umilicusnya tertutup disebut imperforate.

Apabila dihitung, terdapat tujuh putaran pada cangkang bekicot yang berbentuk spiral dengan warna cokelat serta memiliki bercak berwarna gelap. Bagian dalam cangkang bekicot terdiri dari beberapa unsur penyusun yang bersifat sangat kuat, karena terbuat dari bahan kapur.

Susunan cangkangnya terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan periostrakum yang merupakan bahan tanduk atau konkiolin, lapisan prismatik yang terdiri atas arragonit atau kalsit, serta lapisan mutiara yang terdiri atas zat CaCO3 yang mengkilap dan jernih.

Lapisan periostrakum dan prisatik terbentuk dari tepi pallium yang menebal, sementara lapisan mutiara seluruhnya adalah pallium.

2. Tubuh Lunak

Bekicot adalah binatang moluska atau bertubuh lunak dan tidak mempunyai tulang belakang. Bagian tubuhnya yang lunak terlindung oleh cangkang dan pada waktu tertentu dapat bersembunyi di dalamnya. Tubuh lunak ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala yang disebut caput dan bagian perut atau badan.

Kepala bekicot terbagi dua, yakni tentakel dan mulut dimana bagian tentakel juga terdiri atas dua bagian yang berukuran panjang dan berukuran pendek. Sementara bagian mulutnya meski tidak terlalu kelihatan, namun dapat diraba untuk mengetahuinya secara jelas.

  • Photoreseptor atau tentakel panjang dan berdiri tegak, bagian ini terdiri atas sepasang dan berfungsi sebagai penerima rangsangan cahaya. Pada bagian ini terdapat stigma atau mata yang terletak di ujung tentakel dan berbentuk bulat serta ada juga stylus atau tungkai tentakel yang bisa memanjang dan memendek.
  • Khemoreseptor atau tentakel pendek dan mengarah ke bagian bawah, bagian yang terdiri atas sepasang ini berfungsi sebagai alat peraba sekaligus untuk menerima sensor kimiawi.
  • Rima Oris atau celah mulut dan memiliki gigi-gigi halus yang disebut radula. Radula berfungsi sebagai bagian tubuh untuk memakan daun. Cara untuk mendeteksi bagian ini adalah dengan meraba mulut bekicot menggunakan ujung jari.

Selain kepala, tubuh lunak bekicot juga terdiri atas bagian badan yang dapat dibagi menjadi beberapa area. Pertama di bawah bagian kepala terdapat leher yang memiliki lubang genital di sisi kanannya. Lubang ini juga disebut sebagai porus genitalis atau muara organ genitalia yang berdekatan dengan photoreseptor sebagai tempat keluarnya penis.

Kedua adalah bagian Gastropodus atau kaki perut yang berbentuk lebar, pipih, dan sangat rapat karena mempunyai otot yang kuat. Bagian ini berfungsi sebagai alat gerak dan mengandung mucus atau kelenjar yang menghasilkan lendir. Selain itu bagian tubuh lunak bekicot juga memiliki anus atau muara dari saluran pencernaannya.

Habitat dan Sebaran

Walaupun berasal dari kawasan Afrika Timur, pada dasarnya bekicot adalah spesies yang mempunyai kemampuan beradaptasi yang sangat baik pada berbagai kondisi lingkungan. Hal ini bisa dilihat dari persebaran bekicot yang sangat luas, bahkan nyaris semua negara di dunia terdapat binatang berlendir ini, termasuk Indonesia.

Bekicot menyukai lingkungan lembab dan tidak menyukai paparan sinar matahari langsung, sehingga wilayah paling optimal untuk hidup adalah kawasan tropis yang basah atau lembab. Suhu letal minimal yang disukai adalah sekitar 7,22 derajat Celcius dengan pH lingkungan antara 7 sampai 8.

Dengan kondisi lingkungan yang optimal untuk menunjang kehidupannya, bekicot umumnya dapat dijumpai di kawasan hutan yang memiliki kondisi lembab. Satwa ini biasanya menempel di tanah, bebatuan, batang pohon, ataupun dedaunan. Selain kondisi lembab, beberapa area tersebut juga memudahkan bekicot memperoleh makanan.

Kelompok mollusca ini sebenarnya dianggap sebagai hama tanaman oleh para petani. Bahkan seperti telah disebutkan bahwa satwa bercangkang ini mengandung parasit yang menyebabkan penyakit, sehingga tidak baik untuk dipelihara.

Namun pada kenyataannya ada masyarakat di beberapa negara yang justru memakan bekicot, seperti Perancis dan Indonesia.

Status Kelangkaan

Status kelangkaan bekicot dengan nama Latin Achatina fulica belum diklasifikasikan oleh International Union for Conservation of Natura (IUCN) Red List. Meski begitu binatang yang masuk dalam kelompok Gastropoda ini sudah tercatat dalam database IUCN pada Catalogue of Life yang menjelaskan beberapa detail bekicot.

Nama latin Achatina fulica adalah spesies yang memiliki beberapa sinonim, seperti Achatina hamillei, Helix fulica, dan Lissachatina fullica. Disebutkan pula bahwa satwa ini hidup di kawasan hutan dan mempunyai beberapa nama di dunia, seperti giant african land snail, giant east African land snail, giant African snail, dan Gemeine Riesenschnecke.

Perilaku Bekicot

Binatang ini juga dikenal sebagai satwa yang beraktivitas pada malam hari atau nokturnal. Hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan bekicot yang menyukai lingkungan lembab. Jadi bukan karena saat waktu malam kondisi lingkungan gelap, sedangkan saat siang hari terang dan ada sinar matahari.

Perilaku tersebut semata-mata disebabkan oleh suhu pada malam hari yang lebih rendah dan lingkungan cenderung lebih lembab dibanding pada siang hari. Bahkan pada waktu siang hari apabila turun hujan dan matahari tidak terik, bekicot biasanya dapat dijumpai di berbagai tempat setelah hujan reda.

Pada saat malam hari bekicot mulai beraktivitas sekitar pukul 10 malam dan berhenti pada pukul 3 atau 4 dini hari. Selama beraktivitas bekicot menghabiskan lebih banyak waktu berjalan dibanding melakukan aktivitas yang lain. Hal itu dikarenakan pergerakannya yang lambat dan kebanyakan dilakukan di lingkungan yang memiliki kelembaban tinggi.

baca juga:  Buah Kiwi - Taksonomi, Karakteristik, Asal, Jenis, Manfaat & Kandungan

Secara umum dalam sehari bekicot mampu melakukan beberapa aktivitas seperti berjalan, memanjat, makan, mengeluarkan zat sisa metabolisme, kawin, dan berdiam diri. Bekicot akan menghabiskan siang hari dengan berdiam diri di dalam cangkangnya, karena pada saat itu kondisi lingkungan lebih kering dan panas.

Jarak tempuh yang dapat dicapai oleh setiap bekicot berbeda-beda dan dipengaruhi beberapa faktor, seperti umur dan ukuran tubuh. Bekicot yang berumur muda mampu menempuh jarak lebih jauh dibanding yang sudah tua, begitupun bekicot dengan ukuran tubuh besar.

Keluarga mollusca ini dikenal sebagai binatang rakus meski pergerakannya lambat, karena dapat makan dalam jumlah banyak. Maka dari itu bekicot sangat menyukai tinggal di wilayah yang memiliki pepohonan atau dekat dengan tempat sampah. Dalam kondisi normal satwa ini bisa bertahan hidup sampai usia tiga tahun.

Reproduksi

Usia dewasa bekicot ditandai dengan ukuran cangkang yang dimiliki. Pada saat ukuran cangkang bekicot sudah mencapai 60 mm, maka kondisinya sudah mampu untuk melakukan perkawinan. Akan tetapi untuk memiliki kondisi seksual yang benar-benar matang harus menunggu hingga ukuran cangkangnya mencapai 80 mm.

makanan bekicot Pixabay

Bekicot merupakan binatang yang masuk dalam kelompok Hermaphodite atau memiliki organ reproduksi berubah satu. Artinya kelamin jantan berupa sperma dan kelamin betina berupa ovarium terdapat sekaligus pada satu tubuh. Hal ini mengakibatkan bekicot tidak bisa dibedakan antara betina dan jantan.

Namun perlu diketahui jika sperma yang dihasilkan seekor bekicot tidak bisa membuahi ovariumnya sendiri. Oleh sebab itu, binatang ini juga membutuhkan perkawinan dengan bekicot lain untuk berkembangbiak agar terjadi pertukaran sperma dan sel telur pada kegiatan yang disebut sebagai tahap kopulasi.

Apabila proses perkawinan berhasil, maka bekicot yang berperan sebagai betina akan bertelur. Biasanya bekicot mengeluarkan telurnya di tanah, tidak jarang telur-telur tersebut menempel pada cacing tanah. Telur-telur tersebut akan menetas setelah beberapa pekan dan menghasilkan bekicot kecil yang sudah memiliki bakal cangkang.

Bekicot yang baru lahir tersebut juga sudah memiliki kemampuan untuk merayap atau berjalan. Bayi bekicot yang menetas di tanah biasanya akan merayap naik ke batang pohon ataupun dedaunan. Kondisi ini menjadi kelebihan, sebab mereka harus hidup sendiri tanpa bantuan induknya.

Dalam sekali reproduksi bekicot dapat menghasilkan jumlah telur antara antara 100 sampai 300 butir. Ukuran telur ini pun berbeda-beda dengan kisaran rata-rata panjang 6,3 mm, lebar 5,6 mm, dan diameternya mulai dari 4,5 hingga 5,5 mm. Jumlah telur yang dihasilkan oleh binatang ini sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.

Meski begitu tidak semua telur tersebut akan menetas, sebagian memiliki kemungkinan untuk gagal menetas. Sebagian telur yang dilepaskan kemungkinan akan gagal menetas apabila kondisi lingkungannya tidak mendukung. Dalam satu tahun bekicot dapat bertelur sebanyak empat sampai tiga kali.

Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan bekicot adalah curah hujan. Bahkan beberapa peneliti menyatakan bahwa musim hujan menjadi penanda masa perkawinan bekicot. Sebab ketika musim hujan jumlah perkawinan akan meningkat, sedangkan pada musim kemarau jumlahnya hanya sedikit bahkan nyaris tidak ada.

Makanan Bekicot

Sebelumnya telah disampaikan bahwa bekicot dianggap sebagai hama bagi masyarakat umum, karena binatang ini merupakan kelompok pemakan tanaman. Tidak ada jenis tanaman khusus yang menjadi makanan favorit satwa nokturnal ini, tetapi beberapa spesies tumbuhan seperti timun, ketela rambat, kol, dan balaran adalah yang paling sering dimakan.

Bagian tanaman yang dikonsumsi oleh bekicot sangatlah banyak, bahkan hampir semua bagian bisa dimakannya. Mulai dari kulit batang, dedaunan, buah, bunga, sisa-sisa tanaman yang sudah mengering, dan tanaman muda. Namun umumnya bekicot hanya memakan satu bagian saja, tetapi ada juga yang menyerang seluruh bagian dari tanaman.

Selain itu, bekicot juga memakan zat-zat sisa yang terdapat pada sampah. Hal ini dinyatakan melalui pengamatan bahwa tidak jarang bekicot yang tinggal di dekat tempat sampah mengonsumsi sari dari limbah organik. Maka dari itu wajar jika binatang berlendir ini disebut sebagai binatang yang membawa banyak parasit.

baca juga:  Ciri dan Sifat Kucing Anggora, Serta Bagaimana Cara Merawatnya

Jenis-Jenis Bekicot

Bekicot terdiri atas beberapa jenis yang berasal dari dua genus, yaitu Achatina dan Helix. Adapun bekicot spesies Achatina fulica terbagi atas tiga subspesies, yaitu Achatina fulica ridatzi, Achatina fulica sinistrosa, dan Achatina fulica umbilicata.

Berikut ini adalah beberapa spesies lain selain Achatina fulica, antara lain:

  • Archatina variegate adalah spesies dari genus Archatina yang cangkangnya berwarna cokelat mencolok, berbeda dengan spesies Achatina fulica yang cangkangnya berwarna cokelat gelap. Ukuran tubuhnya juga relatif sama, yaitu memiliki panjang antara 90 sampai 130 mm dengan berat 150 sampai 200 gram.
  • Helix aspersa merupakan spesies dari genus Helix yang memiliki cangkang berwarna cokelat muda hingga agak kehitam-hitaman dan memiliki garis teratur di sepanjang cangkang tersebut. Ukuran bekicot ini lebih kecil, rata-rata sepanjang 30 sampai 45 mm dan berat mulai dari 4 hingga 20 gram.
  • Helix pomatia dari genus Helix mempunyai cangkang berwarna cokelat keputih-putihan dengan tekstur yang kuat. Sama dengan saudaranya, spesies ini juga memiliki tubuh kecil atau hanya sepanjang 40 sampai 45 mm dengan berat badan antara 15 hingga 25 gram. 

Manfaat Bekicot

Walaupun dikenal sebagai binatang hama yang mengandung parasit pembawa penyakit, bekicot juga memiliki banyak manfaat. Perlu diketahui juga bahwa parasit di dalam tubuh bekicot sangat bergantung pada makanan yang dikonsumsi, sehingga bekicot yang sengaja dipelihara, dibudidayakan atau diternakkan sejak awal kemungkinan tidak memiliki parasit pada tubuhnya.

Bagian tubuh bekicot yang mempunyai manfaat untuk manusia adalah lendirnya. Pada lendir tersebut terdapat zat peptidak yang bersifat anti-mikroba, sehingga dapat mempengaruhi bakteri baik berupa bakteri gram positif ataupun bakteri gram negatif dengan cara mengubah ultrastruktur sel bakteri.

Pemanfaatan lendir bekicot dalam bidang pengobatan sebenarnya belum terverivikasi secara ilmiah meski telah dilakukan penelitian. Penelitian tersebut dilakukan dengan memisahkan lendir bekicot untuk mengamati kemampuan anti-bakteri terhadap Eschericia coli, Salmonell typhosa, Streptococcus haemoloticus, Candida albicans, dan Pesudomonas aeruginosa.

Lendir bekicot yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit berasal dari kebiasaan yang dilakukan oleh nenek moyang dan memang terbukti cukup ampuh. Akan tetapi hingga saat ini belum ada penelitian resmi tentang bekicot sebagai obat.

Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan bekicot dalam bidang pengobatan, yaitu:

  • Mengurangi peradangan akibat sakit gigi dengan cara menempelkan kapas yang telah diberi lendir bekicot pada gigi yang sakit.
  • Mengobati luka ringan dan berbagai jenis penyakit kulit pada tubuh dengan mengoleskan lendir bekicot pada area yang terluka.
  • Mengatasi penyakit kuning.

Lendir bekicot sebagai pereda nyeri bekerja dengan cara menghambat aktivitas mediator nyeri. Akibatnya, mediator tidak bisa melakukan rangsangan terhadap reseptor nyeri, sehingga rasa nyeri tidak bisa sampai di pusat nyeri. Inilah alsan mengapa lendir bekicot bisa dijadikan obat sakit gigi.

Selain itu, lendir bekicot juga berfungsi sebagai anti-inflamasi yang diketahui mempunyai sifat sama seperti asetosal. Asetosal merupakan salah satu zat yang berfungsi menghambat proses inflamasi. Manfaat ini diperoleh dengan mencampur lendir, air, dan ekstrak daging bekicot yang mengandung etanol.

Keunikan Bekicot

Bekicot mempunyai sederet keunikan yang sangat menarik. Keunikan tersebut tidak hanya sebatas pada bentuk tubuhnya, melainkan juga pada perilaku hidupnya dan sistem organ tubuh bekicot.

Berikut ini adalah beberapa keunikan yang dimiliki oleh kelompok Gastropoda ini, antara lain:

  • Hibernasi. Bekicot biasa melakukan istirahat ketika kondisi lingkungannya kurang stabil seperti terlalu dingin atau terjadi kemarau panjang. Pada keadaan seperti itu bekicot akan berdiam diri di dalam cangkangnya dengan memanfaatkan lemak yang tersimpan. Bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa ada bekicot yang dapat bertahan berhibernaasi hingga puluhan tahun di dalam cangkangnya.
  • Bernapas dengan paru-paru. Bekicot memiliki paru-paru yang disebut sebagai pulmonata dan berfungsi untuk melakukan proses sirkulasi dan respirasi. Paru-paru ini terletak di bagian luar jaringan mantel yang menjadi tempat pertukaran udara. Darah dan udara yang ada di dalam paru-paru akan dipompa oleh jantung melalui arteri yang ada pada organ dalam, kepala, dan kaki.
  • Bekicot memanfaatkan ginjal untuk menjalankan sistem ekskresi atau pembuangan zat sisa dari dalam tubuh. Zat-zat terlebih dahulu akan disaring di dalam ginjal, lalu sisanya akan dikeluarkan melalui ruang mantel.
  • Memiliki hati yang letaknya berdekatan dengan kelenjar ludah di bagian kanan dan kiri tembolok. Hati tersebut langsung terhubung dengan lambung yang letaknya tepat di bagian atas rumah atau cangkang.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.