Cucak ijo atau cica daun besar adalah spesies burung dengan ciri utama bulu berwarna hijau. Nama ilmiahnya adalah Chloropsis sonnerati dan termasuk dalam keluarga Chloropseidae.
Burung pekicau ini merupakan kerabat dekat dari burung cipoh (Aegithina spp). Dalam bahasa Inggris burung cucak ijo disebut dengan Greater Green Leafbird, sedangkan dalam perdagangan burung biasanya juga dikenal sebagai murai daun.
Daftar Isi
Taksonomi
Cucak hijau tersebar luas meliputi kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, dan pulau-pulau sekitarnya ini berasal dari spesies C.sonnerati dengan Ordo Passeriformes. Adapun taksonomi lengkapnya adalah sebagai berikut:
Kerajaan | Animalia |
Filum | Chordata |
Kelas | Aves |
Ordo | Passeriformes |
Famili | Chloropseidae |
Genus | Chloropsis |
Spesies | C. sonnerati |
Nama Binominal | Chloropsis sonnerarti |
Morfologi
Burung Cucak ijo bertubuh sedang dengan panjang sekitar 18 hingga 22 cm. Berat jantang sekitar 42,9 sampai 48,2 gram sedangkan betina sekitar 38 hingga 41,2 gram. Pada umumnya cica-daun memiliki warna bulu yang didominasi warna hijau daun dan pembeda antar-spesiesnya terdapat pada warna tenggorokan dan pipi.
Contohnya adalah pada burung jantan, di bagian tenggorokan dan pipi terdapat kombinasi warna hitam berkilau. Sedangkan burung cica daun besar betina mempunyai tenggorokan dan lingkaran mata berwarna kuning.
Ciri lain untuk mengenali cucak ijo adalah adanya noktah biru berkilau di sisi dagunya, serta bintik kebiruan di bahu. Burung yang juga disebut murai daun ini juga mempunyai iris mata cokelat gelap, paruh tebal berwarna hitam dan kaki yang abu-abu kebiruan.
Habitat dan Sebaran
Habitat utama burung ini adalah puncak-puncak pohon yang tinggi. Puncak pohon tinggi biasanya terdapat di kawasan hutan primer dan sekunder, hutan bakau di dataran rendah, dan daerah perbukitan dengan ketinggian sekitar 1000 mdpl. Burung cucak ijo suka bersarang di puncak pohon yang berdaun lebat.
Cica-daun besar akan berkicau dengan menundukkan kepalanya. Suara kicauannya terdengar seperti ledakan pendek yang terdiri dari siulan nyaring dan diselingi dengan kicauan pendek. Mereka juga bersikap agresif terhadap burung lain yang memiliki ukuran lebih kecil.
Pada umumnya, burung pemakan buah ini sering terlihat saat bersama pasangannya, sendirian maupun berkelompok. Penyebaran cica-daun besar ini dapat dijumpai di wilayah Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Myanmar, dan Thailand. Di Indonesia sendiri biasanya banyak dijumpai di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali.
Dari Penyebaran wilayahnya, terdapat dua sub-spesies yang berbeda yaitu :
- C. s. zosterops Vigors, 1830 : ditemui di wilayah Myanmar, Thailand, Sumatra, Natuna hingga Borneo.
- C. s. sonnerati Jardine & Selby, 1827 : tersebar di wilayah Jawa dan Bali.
Pakan
Di kehidupan hutan atau alam liar, makanan cucak hijau adalah serangga dan buah-buahan. Akan tetapi jika burung ini dijadikan hewan peliharaan, cucak ijo biasanya diberi pakan pisang. Selain itu, mereka juga dapat diberi kroto serta pur (voer) sebagai pakan tambahan.
Tips bagi pemelihara cucak ijo yang ingin memindahkan burung ke tempat lain dengan jarak perjalanan jauh, maka kita perlu berhati-hati. Cucak ijo rentan terhadap kondisi panas dan perjalanan jauh, sehingga lebih baik jika ditempatkan di lingkungan yang sama tanpa dipindahkan.
Reproduksi
Saat musim kawin, burung dengan suara unik ini akan membuat sarang di percabangan ranting. Sarang yang dibuat berbentuk seperti mangkuk kecil terbuka. Burung cica-daun besar betina menetaskan telur dan membesarkan anaknya sendirian tanpa bantuan burung penjantan.
Di Pulau Jawa, burung ini diketahui berkembang biak sekitar bulan April. Namun karena kerusakan habitat, populasi kerabat burung cucakrowo ini semakin langka sehingga proses reproduksinya mengalami penurunan.
Status Konservasi
Seperti kebanyakan burung pekicau lainnya, cucak hijau juga menjadi sasaran para pecinta burung. Dengan adanya perdagangan burung ini tentu berpengaruh terhadap perkembangbiakan di alam liar. Akan tetapi, belum ada informasi mengenai sebesar apa pengaruh tersebut.
Dilihat dari persebarannya yang cukup luas, IUCN Redlist masih mengkategorikan burung ini dalam Status Konservasi Least Concern (Berisiko Rendah, LC). CITES pun tidak mengkategorikannya dalam daftar Appendix. Di Indonesia sendiri, secara umum burung cucak ijo tak masuk ke dalam daftar burung yang dilindungi meski ada beberapa jenis yang dilindungi.
Jenis Burung Cucak Ijo
Ada beberapa jenis burung cucak ijo yang statusnya dilindungi, status tersebut terdapat dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI P.106.
1. Cica Daun Dahi Emas
Burung ini memiliki warna emas di bagian dahinya dan tersebar di kawasan India, barat daya Tiongkok, hingga Asia Tenggara kecuali Semenanjung Malaysia. Cucak daun dahi emas hidup di kawasan hutan perbukitan dengan ketinggian antara 750 hingga 1500 mdpl.
2. Cica Daun Sayap Biru
Seperti namanya, burung cica daun jenis ini mempunyai dominasi warna hijau terang dengan bulu sayap dan tepi ekor biru terang. Leher burung jantan berwarna kekuningan menyerupai kalung.
Cica daun sayap biru mampu hidup di ketinggian 1.000 mdpl seperti pada area Sumatera. Sedangkan di Pulau Jawa, kemampuan hidupnya berada di kawasan dengan ketinggian 1.500 mdpl.
3. Cica Daun Sayap Biru Kalimantan
Jenis cucak ijo ini populasinya tersebar di Kalimantan Utara. Secara tradisional pengidentifikasiannya dianggap masuk ke dalam subspesies cica daun sayap biru, tetapi dengan morfologi berbeda. Perbedaan tersebut terutama pada jenis betina yang memiliki bulu seperti spesies jantan.
4. Cica Daun Sayap Biru Sumatera
Cica daun jenis ini memiliki ukuran tubuh paling kecil, yaitu sekitar 14 cm. Pada bagian dahi dan sisi kepalanya terdapat warna bulu biru terang. Makanan utama cica daun sayap biru sumatera adalah buah-buahan lunak dan biji-bijian.
5. Cica Daun Kecil
Sesuai dengan namanya, ukuran tubuh jenis cucak ijo ini sangat mungil. Selain memiliki suara yang nyaring, burung pengicau ini menyukai habitat di kawasan hutan primer dan sekunder. Pakan di alam liar adalah buah-buahan dan nektar bunga, bahkan juga memangsa artropoda.
6. Cica Daun Besar
Seluruh tubuh jenis cica daun besar didominasi warna hijau terang, terutama pada bagian ekor dan sayap. Sedangkan area pipi dan tenggorokan jantan memiliki penampakan hitam berkilau. Khusus jenis betina terdapat warna noktah kuning di bagian lingkar mata dan tenggorokan.
Jenis burung ini tersebar di kawasan Malaysia, Sumatera, Jawa, hingga Bali. Kemampuan hidupnya mampu beradaptasi di ketinggian 1.000 mdpl. Makanan yang paling disukainya adalah aneka buah-buahan hutan serta serangga kecil.
7. Cica Daun Sumatera
Burung yang juga disebut cica daun rantai emas ini merupakan hewan endemik pegunungan di Pulau Sumatera. Panjang tubuhnya janya 14 cm dengan bulu ekornya yang cukup pendek.
Sebaran cica daun sumatera meliputi sebagian besar pulau Sumatera, mulai dari Aceh, Sumatera Utara, kawasan Bukit Barisan, Bengkulu, hingga Lampung.