Salah satu pesona alam yang dimiliki oleh Sulawesi selatan adalah Danau Tempe. Sebuah danau yang terbentuk secara alami dan menempati posisi kedua sebagai danau terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dari namanya akan terkesan cukup unik ya! Tapi apakah berkaitan dengan tempe yang kita makan sehari-hari? Simak ulasan berikut…
Danau Tempe meliputi kawasan yang sangat luas, bahkan masuk dalam lima kecamatan, yaitu Kecamatan Tempe, Kecamatan Belawa, Kecamatan Tanah Sitolo, Kecamatan Maniangpajo dan Kecamatan Sabbangparu. Lokasinya berjarak 7 km dari kota Sengkang menuju tepi Sungai Walane.
Terus kenapa sih dinamakan Danau Tempe? Nama ini sama sekali tidak terkait dengan istilah makanan, tapi diambil dari nama salah satu kecamatan lokasi danau, yaitu Tempe.
Danau ini memiliki luas 13.000 hektar dengan pemandangan alam yang sangat indah. Latar belakang pegunungan adalah panorama elok yang mengililingi sekitar danau. Danau ini juga menjadi sumber mata pencaharian dan memberi manfaat masyarakat sekitar, seperti untuk karamba ikan, sumber air dan obyek wisata alam.
Danau Tempe adalah danau teknonik yang terbentuk di atas lempengan benua Australia dan Asia. Perairannya menjadi habitat beberapa spesies ikan air tawar yang jarang ditemui ditempat lain. Pasokan airnya berasal dari Sungai Bila dan Sungai Bulu Cenrana.
Penduduk lokal membangun beberapa rumah apung di tengah danau. Terdapat pula beberapa rumah khas Suku Bugis yang bisa digunakan untuk berteduh dan bercengkrama dengan masyarakat sekitar.
Dukungan perkembangan pariwisata juga terlihat di Danau Tempe, seperti telah adanya toilet umum, warung makan, mushola dan penginapan.
Untuk masuk ke kawasan Danau Tempe sama sekali tidak dipungut biaya, alias gratis setiap hari selama 24 jam penuh Sebagian besar pengunjung yang datang kesini biasanya menyempatkan diri untuk berkeliling danau menaiki perahu motor dan mengunjungi rumah apung berwarna-warni di tengah danau. Biayanya cukup terjangkau, yakni sekitar Rp 50.000 sampai Rp 70.000.
Disini juga terdapat festival tahunan yang diselenggarakan setiap tanggal 23 agustus. Acara adat ini bernama Maccera Tapperang yang dilakukan oleh para nelayan sebagai upacara menyucikan danau dengan menyembelih sapi yang dipimpin oleh ketia nelayan, kemudian diikuti berbagai atraksi wisata yang sangat menarik.
Beberapa atraksi yang dipertontonkan adalah lomba perahu tradisional, lomba perahu hias, lomba permainan rakyat (layang-layang), pemilihan anak dara dan kallolona, lomba menabuh lesung, musik trafisional dan tari bissu, dan lainnya. Pada Festival Danau Tempe ini, masyarakat lokal memakai baju bodo, yakni pakaian adat orang Bugis.
Keunikan lain dari Danau Tempe adalah berada dalam rute migrasi burung antar benua, yaitu jalur perpindahan burung dari Australia. Jika kita datang di saat yang tepat, kemungkinan kita akan berjumpa dengan burung-burung yang singgah dan pasti jarang ditemui.