Ekowisata di Indonesia – Arti, Sejarah, Manfaat, Prinsip & Kegiatan

4.3/5 - (10 votes)

Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor penting dan menjadi potensi untuk menambah devisa negara. Salah satunya adalah melalui ekowisata atau ekoturisme (ecotourism) yang memiliki keunggulan-keunggulan dibanding jenis wisata lainnya.

Ekowisata memiliki makna berbeda dibanding wisata alam pada umumnya, apakah itu? Berikut ini ulasan lengkap mengenai ecotourism.

Pengertian Ekowisata

The International Ecotourism Society mengartikan ekowisata sebagai kegiatan wisata yang memiliki tanggungjawab kepada alam, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Bisa dikatakan, hal yang membedakan antara ekowisata dengan wisata alam pada umumnya adalah kegiatan wisata yang mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, menghormati kepercayaan masyarakat sekitar dan pendidikan lingkungan.

Sejarah Ekowisata

Gagasan ekowisata awalnya lahir dari wisata ‘mewah’ yang ada di Afrika, khususnya di Kenya pada sekitar tahun 1970-an. “Rekreasi mahal” tersebut berupa kegiatan berburu satwa liar. Mereka yang berhasil mendapatkan hewan buruannya akan membeli hewan buruan tersebut dengan harga yang terbilang fantastis.

orang berburu Pixabay

Meski hanya kalangan tertentu yang bisa menikmati wisata mewah ini, namun perlahan tapi pasti dampaknya mulai terasa. Kelestarian satwa-satwa liar mulai terancam punah. Pemerintah Kenya pun kemudian mengantisipasi dengan membuat inovasi wisata berupa ekowisata.

Konsep dari Kenya ini kemudian menjadi perbincangan dunia. Pada tahun 1976, Budowski mengusulkan penggabungan wisata alam dan konservasi alam untuk pertama kalinya. Disusul oleh rumusan Hector Ceballos-Lascurain pada tahun 1987 yang mengartikan ekowisata sebagai perjalanan ke tempat-tempat yang masih alami dan relatif belum terganggu atau tercemari dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, flora dan fauna, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini.

baca juga:  Jembatan Akar Bayang, Sumatera Barat - Petualangan Jumanji & Indiana Jones

Rumusan ini kemudian disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) di awal tahun 1990 dengan kegiatan wisata alam yang bertanggungjawab dalam menjaga keaslian dan kelestarian lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.

PBB pun turut berpartisipasi dengan menunjuk Costarica sebagai proyek percontohan ekowisata pertama di dunia dengan melibatkan pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan badan lingkungan hidup international. Proyek ini dianggap berhasil dan menjadi contoh bagi ekowisata dunia.

Di Indonesia, ekowisata diperkenalkan oleh beberapa biro wisata asing pada tahun 1980-an, salah satunya oleh Mountain Travel Sobek. Biro wisata ini membuka ekoturisme ke pendakian gunung api aktif tertinggi di Gunung Kerinci, pendakian danau vulkanik tertinggi kedua dunia di Danau Gunung Tujuh, dan kunjungan ke danau vulkanik terbesar dunia di Danau Toba.

Kegiatan ekowisata di Indonesia mendapat dukungan dari pemerintah, dengan adanya perlindungan dari Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009.

Manfaat Ekowisata

Sesuai dengan definisinya, manfaat ekowisata dapat dibagi dalam 3 poin utama, yaitu:

  • Memberikan pendidikan lingkungan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian alam, menghormati dan menjaga keberadaan alam, lengkap dengan lingkungan sekelilingnya.
  • Sebagai kegiatan konservasi alam yang melibatkan partisipasi masyarakat secara materi. Partisipasi masyarakat ini akan digunakan untuk memelihara kelestarian hayati dan mengembangkan keberagaman hayati di wilayah ekowisata.
  • Kegiatan ekowisata secara tidak langsung akan membutuhkan tenaga masyarakat sekitar untuk menjaga dan mengembangkan potensi dan keragaman hayati. Dengan begitu, kegiatan rekreasi ini sangat berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.

Berdasarkan 3 poin manfaat itulah pengelolaan kawasan ekowisata dapat dilakukan secara tepat.

baca juga:  Taman Nasional Bukit Dua Belas - Surga Orang Rimba

Prinsip Ekowisata

Berkaca dari manfaatnya, maka ekowisata harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:

  • Membangun kesadaran untuk menghormati lingkungan, budaya, dan meningkatkan rasa hormat kepada lingkungan masyarakat sekitar.
  • Memberikan manfaat ekonomi bagi kegiatan konservasi lingkungan.
  • Memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
  • Memberikan pengalaman positif kepada pengunjung dan tuan rumah.
  • Membangun dan mengoperasikan infrastruktur tanpa memberikan dampak negatif kepada lingkungan.
  • Menghormati hak-hak, budaya, hukum adat dan kehidupan spiritual dan sosial masyarakat sekitar wilayah ekowisata.

Jenis Kegiatan Ekowisata

Kegiatan ekowisata di Indonesia terbagi dalam 5 kategori wisata, meliputi:

  • Ekowisata pemandangan, meliputi objek alam seperti pantai dan air terjun; flora seperti hutan; fauna; dan perkebunan berupa perkebunan teh, kopi, sayur, dan buah.
  • Ekowisata petualangan, seperti kegiatan alam bebas mendaki gunung, lintas alam, berselancar, dan lainnya.
  • Ekowisata kebudayaan dan sejarah, yang meliputi: suku terasing atau pedalaman seperti orang rimba dan suku dayak; kerajinan tangan batik dan ukiran; dan peninggalan sejarah seperti candi, benteng kolonial, dan lainnya.
  • Ekowisata penelitian yang meliputi pendataan spesies, pendataan kerusakan alam seperti lahan gundul dan pencemaran lingkungan, serta kegiatan konservasi seperti reboisasi dan lokalisasi pencemaran.
  • Ekowisata sosial, konservasi, dan pendidikan yang meliputi pembangunan fasilitas kesehatan dan komunikasi di wilayah dekat ekowisata; reboisasi hutan gundul, pengembangan flora dan fauna yang mulai terancam kelestariannya; dan memberikan pendidikan bagi masyarakat di sekitar kawasan wisata, seperti mengajarkan bahasa inggris, meningkatkan minat baca, dan lainnya.

Destinasi Ekowisata Terkenal di Indonesia

Dari banyaknya seluruh obyek ekowisata yang ada di Indonesia, setidaknya ada 5 destinasi yang layak dicoba, yakni:

1. Tangkahan Eco Tourism, Sumatera Utara

Ekowisata Tangkahan terletak di daerah Binjai, Sumatra Utara. Awalnya, masyarakat Tangkahan adalah para penebang liar yang menjual hasil tebangannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi, untunglah mereka bersedia diberi edukasi untuk mencari penghasilan dengan cara lain, salah satunya melalui ekowisata Tangkahan.

baca juga:  Bukit Wolobobo - Pesona Negeri di Atas Awan Flores
tangkahan ecotourism sumatra-ecotravel.com

Di sini, pengunjung bisa berinteraksi dengan gajah, memandikannya, dan menghabiskan waktu bersama gajah untuk jungle trekking. Jika takut dengan gajah, pengunjung dapat mencoba kegiatan lain seperti waterfall camping, river tubing, dan sebagainya.

2. Desa Wisata Tembi, Daerah Istimewa Yogyakarta

Bagi yang tertarik dengan kebudayaan masyarakat lokal, maka harus mencoba ekowisata ke Desa Wisata Tembi. Di desa ini pengunjung akan menikmati rasanya menjadi warga lokal dengan belajar cara membatik, melukis, membuat tembikar, dan tentunya tempe kedelai.

desa wisata tembi baraoutdoor.com

Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa mencoba rasanya menjadi petani dengan cara ikut bertani, atau memancing bagi yang suka memancing.

3. Kawah Ijen, Jawa Timur

Ijen memang terkenal dengan blue fire-nya. Bagaimana tidak terkenal? Karena di dunia ini hanya ada 2 saja fenomena blue fire, yaitu di Islandia dan di Kawah Ijen. Blue fire terjadi karena tingginya kandungan sulfur dalam tanah. Pengunjung dapat melihat blue fire pada pukul 02.00-05.00, namun harus melakukan trekking dulu selama 2 jam.

blue fire ijen beautifuljava.co.id

Selain kobaran api biru, Ijen juga menawarkan pemandangan danau Kawah Ijen yang bisa berubah-ubah warna tergantung pada paparan sinar matahari yang masuk ke danau.

4. Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Salah satu keajaiban dunia yang Indonesia miliki adalah Candi Borobudur dan Taman Nasional Komodo. Taman Nasional Komodo (TNK) menjadi istimewa karena di pulau inilah hidup kadal purba yang konon sudah hidup sejak 30 juta tahun lalu dan masih satu keluarga dengan dinosaurus.

komodo merupakan ciri khas kepulauan komodo Commons Wikipedia

Selain untuk melindungi si kadal raksasa, TNK juga diperuntukkan untuk menjaga kelestarian ekosistem flora, fauna, dan biota laut yang ada di sekitar pulau tersebut.

5. Pulau Rubiah, Aceh

Pulau Rubiah adalah sebuah pulau tak berpenghuni yang berada di teluk Pulau Weh, pulau paling utara di Aceh. Di sini pengunjung dapat melakukan kegiatan snorkeling dan menikmati 15 jenis biota laut yang dilindungi bersama dengan biota laut lainnya.

pulau rubiah archipelagos.id

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.