Seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia di bumi, tak jarang aktivitas tersebut dapat menyebabkan berbagai kerusakan alam, seperti erosi.
Erosi merupakan sebuah proses alami yang dapat dikenali. Namun di beberapa tempat, kondisi ini diperparah oleh aktivitas manusia, seperti penataan lahan yang buruk, kegiatan pertambangan, penggundulan hutan, perladangan dan perkebunan, kegiatan konstruksi dan lainnya. Untuk itulah, penting bagi kita untuk memahami arti tentang erosi, penyebab, serta dampaknya bagi lingkungan.
Daftar Isi
Pengertian Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan seperti tanah, sedimen, bebatuan, dan lainnya. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh transportasi angin ataupun es, creep pada tanah, serta material lain yang dipengaruhi oleh gravitasi, dan karakteristik hujan. Selain itu, erosi juga bisa disebabkan karena makhluk hidup, misalnya oleh hewan yang membuat liang dalam tanah atau disebut bio-erosi.
Pengikisan tanah berbeda dengan pelapukan yang diakibatkan cuaca yang merupakan proses penghancuran mineral batuan akibat oleh proses kimiawi atau fisik, ataupun kombinasi keduanya.
Ketika suatu daerah mengalami pengikisan, maka lapisan bunga tanah juga akan menghilang. Akibatnya, tanah pada daerah tersebut akan menjadi tandus. Lamanya proses erosi bervariasi, contohnya apabila hutan kehilangan banyak pohon atau gundul, maka akan mempercepat proses terkikisnya tanah.

Terjadinya proses erosi memberikan pengaruh besar pada perubahan kerak bumi. Contohnya pegunungan-pegunungan dapat berkurang ketinggiannya, dataran rendah menjadi semakin tinggi, puncak gunung yang tadinya tajam akan membulat, lautan yang ada di tepi pantai menjadi berkurang kedalamannya, ngarai menjadi bertambah luas, dan masih banyak lainnya.
Erosi dapat terjadi di berbagai daerah yang ada di permukaan bumi, hal ini bergantung pada jenis proses yang sedang terjadi. Ada beberapa jenis erosi yang dibagi berdasarkan pada proses ataupun penyebab pengikisan tanah.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya termasuk kejadian alami dan memberi manfaat sangat baik bagi ekosistem. Misalnya, kerikil bisa turun secara berkala ke tingkat elevasi yang lebih rendah karena aliran air. Namun jika erosi yang terjadi berlebihan, maka ini akan menyebabkan masalah dan kerusakan ekosistem.
Pengertian Erosi Menurut Para Ahli
Definisi erosi juga dijelaskan oleh beberapa ahli, antara lain:
- Menurut Hardjowigeno (1995), erosi adalah suatu proses tanah dihancurkan dan berpindah ke tempat lain karena kekuatan air, angin, sungai atau gravitasi.
- Menurut Supirin (2002), erosi tanah merupakan rangakain proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah bagian atas oleh pergerakan air maupun angin.
- Menurut Effendi (2006), erosi ialah peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain disebabkan oleh gerakan air, angin dan es.
- Menurut Kartasapoetra (2010), erosi adalah proses penghanyutan tanah oleh desakan atau kekuatan air dan angin yang berlangsung secara alami atau akibat dari kegiatan manusia.
- Menurut Arsyad (2012), arti erosi adalah proses hilang atau terkikisnya bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut oleh air atau angin ke tempat lainnya.
Jenis Proses Erosi & Penyebabnya
Berikut ini adalah 11 jenis proses erosi yang berlangsung di permukaan bumi, antara lain:
1. Erosi Air Sungai
Erosi air sungai terjadi akibat volume air sungai yang mengalir sangat cepat akibat debit air yang besar serta terdapat berbagai benda-benda padat dalam aliran sungai. Aliran air ini akan menyebabkan pengikisan hulu dan akhirnya membentuk lembah-lembah, sungai, ngarai, dan jurang-jurang yang dalam.
Beberapa contoh akibat erosi air sungai ini adalah pengikisan di Grand Canyon Colorado, Lembah Anai, Ngarai Sianok, dan masih banyak lainnya.
2. Erosi Air Laut atau Abrasi
Jenis erosi ini dikenal sebagai abrasi. Abrasi adalah proses erosi yang disebabkan karena ombak laut yang menghantam tebing-tebing di pantai secara terus menerus dan menyebabkan kerusakan. Kerusakan pada tebing-tebing pantai ini yang kemudian dikenal sebagai abrasi.
Abrasi juga dapat disebabkan oleh es yang berada di kutub mencair dan menyebabkan kenaikan permukaan pada air laut. Sehingga daerah yang memiliki permukaan lebih rendah akan mengalami pengikisan. Contoh bentang alam yang diakibatkan oleh proses abrasi adalah Ujung Selatan Teluk Santa Monica.
3. Erosi Es
Erosi ini juga dikenal sebagai gletser. Pengikisan yang terjadi karena tumpukan es yang bergerak perlahan ke bawah dan kemudian mengikis lembah-lembah yang berada di pegunungan.
Arus es yang mengalir inilah yang dikenal sebagai gletser. Karena erosi disebabkan tenaga es, maka proses erosi es ini dikenal pula sebagai sebagai exarasi dan hasil endapan yang diendapkan merupakan moraine.
Akibat yang ditimbulkan dari erosi gletser adalah timbulnya bentang alam yaitu fyord, yang merupakan wilayah pantai yang menjorok lebih ke wilayah daratan.
4. Erosi Angin
Erosi yang disebabkan oleh angin disebut dengan proses korasi. Biasanya korasi terjadi di daerah-daerah dengan cuaca yang kering, misalnya wilayah gurun pasir. Korasi menyebabkan kerusakan bentang alam berupa wilayah yang diterpa angin akan membentuk bukit pasir dan batu jamur.
5. Erosi Permukaan / Erosi Lembar
Dikenal pula sebagai sheet erosion, jenis erosi ini terjadi karena pemecahan partikel tanah yang ada di lapisan tanah yang seragam sehingga menyebabkan kenampakan yang seragam pula. Erosi ini terjadi ketika lapisan paling atas permukaan tanah hilang dan menyebabkan tanah menjadi tandus karena lapisan humus yang berpengaruh pada kesuburan tanah berkurang.
6. Erosi Percik atau Splash Erosion
Erosi percik merupakan jenis proses pengikisan yang berbentuk percikan tanah yang halus dan terjadi diakibatkan tetesan air hujan saat memercikkan batuan dan tanah. Jenis erosi ini bisa menyebabkan material ataupun tanah mengalami pelapukan dan sangat mudah hancur.
7. Erosi Alur atau Rill Erosion
Jenis erosi ini terjadi akibat pengikisan tanah sehingga menimbulkan alur-alur searah dengan kemiringan lereng. Alur-alur yang dihasilkan pada umumnya mempunyai kedalaman hingga 30 cm dengan lebar kurang dari 50 cm.
Erosi alur sangat mudah dikenali, dikarenakan bentuk penampakan yang memang seperti alur dan berada di lereng-lereng pegunungan. Selain itu, jenis erosi ini juga sering terjadi pada tanah-tanah yang baru diolah.
8. Erosi Parit
Erosi parit merupakan proses erosi yang disebabkan karena aliran air yang sangat kuat. Karena begitu kuatnya, sehingga menyebabkan lereng-lereng yang terkena akan berbentuk seperti parit U atau V.
Erosi parit adalah bentuk lanjutan dari jenis erosi alur. Pengikisan parit ini menghasilkan alur-alur yang memiliki kedalaman lebih dari 30 cm dengan lebar lebih dari 50 cm.
9. Erosi Tebing Sungai
Jenis erosi ini terjadi saat lembah sungai menjadi bertambah lebar dikarenakan pengikisan pada area dinding sungai. Umumnya terkikisnya tebing sungai terjadi di bagian hilir sungai.
10. Erosi Air Terjun atau Waterfall erosion
Erosi air terjun terjadi karena tenaga air terjun yang menyebabkan pengikisan. Umumnya bentuk erosi air terjun ini adalah vertikal, sedangkan untuk posisi ataupun letak air terjun akan mengalami pergerakan ke belakang menuju arah hulu sungai sedikit demi sedikit. Hal tersebut menyebabkan pengikisan di sekitar air terjun juga dikenal sebagai erosi mudik.
11. Erosi Gravitasi
Meskipun erosi gravitasi merupakan jenis pengikisan yang tidak umum seperti halnya erosi air. Erosi ini bisa menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada alam serta pada struktur-struktur buatan manusia.
Erosi gravitasi adalah gerakan massa tanah yang disebabkan oleh gaya gravitasi, contohnya adalah tanah longsor.
Dampak Erosi Bagi Tanah dan Lingkungan
Erosi dapat memberikan dampak negatif dan positif bagi manusia dan lingkungan. Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan dari erosi.

a. Dampak Negatif
Salah satu dampak yang utama dari erosi adalah terjadinya penipisan lapisan permukaan tanah yang ada di bagian atas, sehingga menyebabkan penurunan kemampuan lahan atau degradasi lahan.
Akibat lainnya adalah menurunnya kemampuan tanah dalam peresapan air atau infiltrasi. Penurunan kemampuan lahan dalam meresap air akan menyebabkan peningkatkan limpasan air permukaan dan kemudian menyebabkan banjir di sungai-sungai serta berkurangnya cadangan air tanah.
Selain itu, butiran-butiran tanah yang terangkut aliran permukaan akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) dan selanjutnya akan terjadi pendangkalan sungai akibat tingginya sedimentasi.
Erosi berkaitan dengan beberapa faktor, mulai dari faktor iklim, termasuk besar dan intensitas hujan, musim, rentang suhu, kecepatan angin, frekuensi badai. Selain itu, faktor geologi juga berpengaruh seperti tipe bebatuan, tipe sedimen, permeabilitas, porositas, dan kemiringan lahan.
Sedangkan untuk faktor biologis, yaitu dipengaruhi oleh makhluk hidup yang tinggal dalam lahan tersebut, tutupan vegetasi lahan, serta tata guna lahan yang dilakukan manusia.
Erosi juga menyebabkan pendangkalan pada waduk-waduk, sehingga menyebabkan berkurangnya volume air yang ada di waduk tersebut. Dampak lainnya juga terdapat pada pendangkalan saluran-saluran serta pintu-pintu air yang ada di irigasi.
Kondisi ini dapat menyebabkan aliran debit air yang ada di saluran maupun pintu air menjadi berkurang. Sehingga diperlukan proses pengerukan untuk mengatasi sedimentasi dan tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Begitupula dengan masyarakat yang memanfaatkan irigasi untuk lahan pertanian, kondisi ini juga akan merugikan dikarenakan berkurang aliran debit air pada saluran air.
b. Dampak Positif
Selain memiliki dampak negatif, erosi juga memiliki dampak positif, antara lain:
- Menambah kesuburan tanah yang ada di daerah endapan. Tanah yang terkikis di bagian hulu sungai biasanya adalah tanah yang subur dan banyak mengandung unsur-unsur hara seperti N, P, K serta bahan-bahan organik. Unsur-unsur hara ini akan terbawa air ke daerah endapan dan bisa menyebabkan tanah menjadi subur
- Pada dataran alluvial yang berada di suara sungai serta memiliki stadium lanjut, bisa dijadikan sebagai area pemukiman. Misalnya, wilayah Tanjung Bunga yang berada di muara sungai Jeneberang merupakan daerah hasil sedimentasi proses erosi yang saat ini dijadikan daerah pemukiman penduduk
- Timbulnya kesadaran dan inisiatif, baik pemerintah ataupun masyarakat dalam melakukan konservasi pada lahan-lahan kritis melalui proses penghijauan

Cara Mencegah Erosi
Erosi cenderung memiliki dampak buruk bagi lingkunga, sehingga perlu untuk dicegah agar tidak menyebabkan kerusakan yang lebih parah lagi.
Salah satu cara untuk mencegah erosi adalah dengan menjaga alam, seperti melakukan reboisasi atau penanaman kembali pohon-pohon yang ada di hutan yang gundul, tidak menebang pohon secara liar, pembuatan terasering pada tanah miring, dan mengadakan hutan lindung yang ada di lereng gunung.
Pentingnya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga lingkungan akan mencegah erosi dan kerusakan bagi lingkungan.