Meski umumnya tidak dipelihara sebagai burung kicauan, namun burung gagak tetap masuk dalam kategori burung pekicau. Hampir semua jenis burung gagak berukuran relatif besar dibanding dengan burung pada umumnya.
Burung yang bulunya didominasi oleh warna hitam ini mempunyai persebaran luas di seluruh dunia, kecuali di kawasan Amerika Selatan. Dibandinkan dengan semua jenis burung, gagak memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi.
Daftar Isi
Taksonomi
Burung bersuara serak dan nyaring ini kerap dikaitkan dengan mitos-mitos tertentu, seperti kematian atau kesialan. Secara ilmiah, gagak masuk ke dalam kelas Aves dengan klasifikasi lengkap sebagai berikut:
Kerajaan | Animalia |
Filum | Chordata |
Kelas | Aves |
Ordo | Passeriformes |
Famili | Corvidae |
Genus | Corvus |
Morfologi
Secara morfologi, ukuran tubuh gagak antara 35 sampai 51 cm. Warna bulunya umumnya hitam mengkilap dengan paruh dan dan kaki berwarna hitam.
Pada bagian pangkal paruh terdapat kulit berwarna hitam kemerahan. Iris mata gagak berwarna cokelat gelap. Pada gagak hutan memiliki dasar paruh atas melengkung ke dalam.
Habitat
Burung gagak dapat hidup di daerah beriklim tropis hingga sedang. Burung omnivora ini mudah dijumpai di kawasan pinggiran hutan, terutama di daerah hutan pesisir. Sedangkan di habitat dengan ketinggian sekitar 1000 mdpl, burung ini mulai jarang ditemukan.
Makanan utama gagak adalah buah-buahan. Meskipun menyuai buah-buahan, gagak juga memakan hewan kecil, seperti invertebrata (kadal kecil).
Sebaran gagak hampir seluruh dunia, antara lain:
- Sunda Besar, Filipina, Semenanjung Malaysia.
- Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, Maluku.
- Gagak Besar bisa dijumpai di seluruh kawasan Arktik.
- Gagak Pohon hidup di kawasan Eropa, Afrika, serta Asia.
Perkembangbiakan
Burung gagak termasuk burung yang hanya kawin untuk selama hidupnya. Burung ini membuat sarang berukuran besar dan biasanya berada di percabangan yang kokoh. Selain itu, gagak juga menempatan sarangnya di sekitar semak-semak. Bahkan gagak juga bersarang di batu karang maupun bangunan gedung.
Jumlah telur yang dapat dihasilkan oleh gagak betina sekitar 20 butir dengan warna cangkang kebiruan. Masa pengeraman telur memerlukan waktu 2-3 minggu. Pada umumnya proses perkembangbiakan gagak terjadi pada pertengahan tahun, yaitu antara Juni hingga Juli.
Kecerdasan Burung Gagak
Layaknya burung pekicau lainnya, gagak juga tak kalah cerdas. Kemampuan intelegensi burung gagak juga diungkapkan oleh Otto Koehler.
Dalam sebuah uji coba, burung bersuara nyaring ini dapat dilatih membuka kotak karton. Kemampuannya sangat menarik karena dapat menemukan sejumlah potongan makanan yang disebar secara acak pada tumpukan karton.
Dari percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa gagak memiliki kemampuan cukup baik dalam mengingat, terutama hal-hal yang disuguhkan secara beruntun di depannya.
Mitos Gagak
Burung gagak memiliki tubuh yang seluruhnya terselimuti bulu berwarna hitam. Oleh karena penampakannya yang demikian, tak jarang masyarakat dalam maupun luar negeri mengaitkan gagak dengan kejadian mistis. Mitos seputar burung gagak pun santer terdengar sejak zaman dahulu.
Di Indonesia, jika ada seekor gagak yang mengitari atap rumah maka mitosnya adalah pertanda kematian. Dari mitos tersebut disimpulkan bahwa burung dengan suara serak dan nyaring ini memiliki kemampuan mendeteksi manusia yang akan meninggal.
Berbeda di luar negeri, burung gagak di beberapa negara justru dikenal sebagai satwa pembawa keberuntungan. Namun selain it, di daerah Eropa gagak juga dikenal sebagai burung yang lekat dengan ilmu hitam.
Jenis Burung Gagak
Dikenal sebagai salah satu jenis burung yang cerdas, tentu sangat menarik untuk mengenal jenis-jenis burung gagak. Ada sekitar 116 jenis gagak yang tersebar di seluruh dunia, mulai dari gagak biasa, gagak bangkai, ekek, gaok, gagak eropa, cetrong, dan masih banyak lagi.
Secara garis besar, burung pemakan segala ini dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Gagak Biasa
Gagak biasa hidup di daerah persawahan. Bagi petani, jenis gagak ini termasuk hama yang dapat merusak tanaman. Jenis burung ini sangat pandai, sebab mereka tidak mudah dikelabui oleh orang-orangan sawah yang dipasang di tengah ladang.
Ukuran badannya tergolong sedang dengan bulu yang menyelimuti seluruh badannya berwarna hitam. Paruh hingga matanya gagak biasa juga berwarna hitam legam sehingga membuatnya sangat mudah dikenali. Suara gagak biasa sangat keras, serak dan nyaring.
Saat musim kawin tiba, gagak jenis ini akan menampilkan tarian musim kawin. Spesies jantan akan mengembangkan bulu-bulunya. Selanjutnya untuk memikat betina, gagak jantan akan membungkuk di hadapan pasangannya sembari mengeluarkan kicaunya yang sangat nyaring.
2. Gagak Besar
Ciri khas paling jelas dari gagak besar atau gagak raven adalah ukuran jumbo tubuhnya. Panjang badannya mencapai 67 cm dengan rentang sayap mencapai 1,3 meter.
Bentuk paruhnya juga agak besar. Bulu-bulu pada bagian ujung sayap bentuknya lebih sempit dan memanjang apabila dibandingkan dengan gagak lainnya.
Ketika terbang, gagak besar membentuk seperti baji. Suara yang dihasilkannya nyaring dengan ciri khas berkaok parau. Jenis gagak ini juga dapat dikategorikan sebagai burung yang oportunis, yaitu burung yang dapat memakan apapun serta menggunakan berbagai cara agar dirinya kenyang.
Cara gagak memperoleh makanannya sangat beragam. Selain berburu, gagak juga senang menelusuri secara aktif. Gagak dapat menggunakan taktik mengendap-endap untuk mencuri makanan dari sarang hewan lainnya.
Meskipun bertubuh besar, jenis gagak ini bukanlah unggas terbesar maupun terkuat. Akan tetapi kemampuannya dalam melawan predator membuatnya nyaris tidak memiliki pemangsa. Gagak besar mahir dalam bertarung, terutama saat merasa terancam.
Keistimewaan Gagak
Gagak sangat populer sebagai hewan penuh misteri. Dibalik cerita gaib yang lekat dengannya, ada beberapa keistimewaan yang dimiliki burung hitam ini.
Salah satunya adalah besaran otak yang dimilikinya. Ukuran otak gagak lebih besar dibandingkan tubuhnya. Hal inilah yang menjadikan kualitas kecerdasannya sangat mengagumkan. Burung bermata hitam ini juga sangat pandai menggunakan sumber daya di sekitarnya dalam memperoleh makanan.
Kita dapat melihat betapa menariknya seekor gagak menjangkau makanan di lubang menggunakan ranting kering. Selain itu bebatuan dan sumber daya lainnya dapat disusunnya sehingga akan memudahkannya dalam mencari makanan.
Hal yang lebih mengagumkan adalah gagak mampu menyimpan berbagai peralatan penting untuk memperoleh makanan di lain waktu. Seekor gagak juga mempunyai rasa dendam pada makhluk hidup yang pernah berbuat tidak baik kepadanya.
Pengalaman buruk yang direkam di otaknya akan membuatnya merencanakan hal yang harus dilakukan dalam menghadapi musuh. Jika dibandingkan satwa lainnya, gagak bisa dikatakan sebagai pembelajar yang baik. Hal ini membuatnya tidak akan mudah jatuh pada perangkap yang sama untuk yang kedua kalinya.
Secara sosial, burung omnivora ini juga sangat solid. Mereka akan selalu mengingatkan sesamanya jika ada bahaya yang mengancam. Pada umumnya ancaman paling besar datang dari elang. Banyak sekali bahasa isyarat yang bisa digunakan untuk memperingatkan.