Istilah green marketing kembali populer seiring dengan banyaknya bencana terkait pemanasan global. Dalam sudut pandang ini, para pemilik bisnis yang acuh dengan isu lingkungan patut disalahkan. Sebab bukan rahasia lagi jika kegiatan korporasi sering mengorbankan keseimbangan ekosistem.
Masih banyak perusahaan yang enggan bersusah-payah menyelaraskan strategi pemasaran mereka dengan program berkelanjutan SDGs (Sustainable Development Goals) karena dianggap kurang menguntungkan. Padahal, beberapa penelitian menyebutkan bahwa pemasaran hijau merupakan strategi promosi yang sehat dan memberi keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.
Lantas, apa itu pengertian green marketing dan bagaimana dampak green marketing bagi perusahaan? Berikut penjelasannya.
Daftar Isi
Pengertian dan Tujuan
Menurut Salmon dan Stewart, green marketing merupakan strategi pemasaran yang menguntungkan bagi lingkungan, namun tetap mempertimbangkan ekspektasi konsumen. Ciri khas dari pemasaran ini adalah proses produksi dan cara-cara promosinya yang serba memperhitungkan keuntungan untuk alam, sehingga kecil kemungkinannya untuk merusak lingkungan meski dilakukan dalam skala besar dan jangka panjang.
Nantinya, segala kegiatan dan produk yang dihasilkan perusahaan penganut strategi ini akan dianggap sebagai ‘produk hijau’, dan setiap produk memiliki level kehijauan yang berbeda-beda dilihat dari proses pembuatannya sampai produk tersebut selesai dikonsumsi.

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa green marketing mengarahkan perusahaan untuk turut berkomitmen menjaga kelestarian alam. Lewat buku “The Green Marketing Manifesto”, John Grant menjelaskan bahwa perusahaan yang menerapkan pemasaran hijau setidaknya memiliki tujuan yang terbagi dalam 3 tahap sebagai berikut :
- Green: perusahaan bersangkutan ingin mengikrarkan bahwa segala kegiatan bisnisnya berlandaskan prinsip peduli lingkungan hidup.
- Greener: tidak semata-mata mengomersialkan produk, perusahaan mencoba memiliki kontribusi nyata bagi lingkungan. Misalnya dengan memproduksi barang dan jasa yang juga mengubah gaya hidup konsumen menjadi lebih ramah lingkungan, seperti menggunakan bahan daur ulang dan penghematan energi.
- Greenest: perusahaan berupaya membiasakan konsumen pada budaya ramah lingkungan sebagai bagian dari nilai hidup mereka tanpa terpengaruh pada jenis produk yang ditawarkan. Ini merupakan kondisi ideal yang melibatkan kesadaran masyarakat.
Dari sini kita dapat dilihat bahwa pemasaran hijaumenempatkan perusahaan sebagai agen yang harus menginisiasi perubahan rantai konsumsi menjadi lebih ramah lingkungan.
Faktor Penting dalam Green Marketing: Komponen Internal
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam menjalankan green marketing. Faktor-faktor tersebut dibagi ke dalam 2 kategori, yakni faktor-faktor yang menjadi komponen internal perusahaan dan faktor-faktor yang menjadi komponen eksternal perusahaan.
Dalam komponen internal, setidaknya ada 4 hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan, antara lain :
- Kesadaran Lingkungan
Mustahil untuk bisa menerapkan pemasaran ramah lingkungan dengan efektif apabila pihak-pihak yang bersangkutan tidak memahami isu-isu lingkungan di sekitarnya. Setidaknya, perusahaan harus memiliki kesadaran tinggi akan kerapuhan alam sekitarnya dan memahami bagaimana cara melindunginya. Hal ini berguna untuk merumuskan strategi pemasaran hijau yang tepat bagi perusahaan.
- Fitur Produk Ramah Lingkungan
Jajaran perusahaan yang ingin menerapkan pemasaran hijau harus memastikan bahwa produk mereka memiliki fitur-fitur yang mendukung gaya hidup berkelanjutan. Mulai dari bahan dasar produk, kemasan, dan pelayanan, semuanya harus bisa dipertanggung jawabkan. Setidaknya, limbah produksi harus mudah untuk diolah kembali agar tidak mencemari lingkungan, serta bahan dasar yang digunakan harus organik dan tidak mengandung zat-zat berbahaya.
- Harga Produk
Harga produk juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan pemasaran hijau. Pasalnya, harga juga merupakan salah satu faktor penentu minat beli masyarakat yang juga mempengaruhi pengelolaan bisnis perusahaan. Perusahaan harus memperhitungkan sedemikian rupa bahwa harga yang ditawarkan sebanding dengan nilai dan manfaat yang diberikan.
- Promosi dan Iklan
Tidak hanya soal kegiatan produksi dan pemasaran, cara perusahaan dalam beriklan juga dapat mencerminkan kesungguhan komitmennya dalam menjaga lingkungan. Oleh karenanya, pemasaran hijau harus bisa memastikan bahwa sumber daya dan energi yang digunakan dapat dimanfaatkan dengan bijak, teknologi yang dpakai tidak membahayakan maupun menimbulkan polusi, tidak mencemari ruang yang disinggahi, dan pesan dari iklan harus bisa mempengaruhi khalayak untuk turut melestarikan ingkungan.
Faktor Penting dalam Green Marketing: Komponen Eksternal
Selain faktor internal perusahaan, ada pula faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pemasaran hijau suatu perusahaan, yaitu :
- Konsumen
Konsumen adalah para pembeli produk-produk ramah lingkungan dengan level ‘kehijauan’ produk yang berbeda-beda.
- Providers
Istilah providers digunakan untuk menyebut pihak yang memasok bahan baku ke perusahaan. Perusahaan harus memastikan bahwa pemasok tidak melakukan praktik-praktik ilegal maupun merusak ekosistem. Sebab kredibilitas perusahaan juga dilihat dari kredibilitas koneksinya.
- Politisi
Fenomena politik dan kebijakan pemerintah turut mempengaruhi strategi perusahaan, begitupun sebaliknya. Perusahan hijau juga bisa mendorong pemerintah dengan melibatkan masyarakat dalam kampanye-kampanye pro lingkungan. Bisa dikatakan pemerintah dan perusahaan bisa mendorong satu sama lain untuk membangun atmosfer bisnis yang sepenuhnya pro lingkungan.
- Pressure Groups
Pressure groups merupakan pihak-pihak berpengaruh seperti lembaga hukum, lembaga perumus kebijakan, dan lembaga pengawas lainnya yang bisa menekan perusahaan agar menjalankan bisnis ramah lingkungan.
- Isu Eksternal
Adanya masalah-masalah sosial di luar perusahaan juga bisa menghambat kelancaran pemasaran perusahaan. Terutama apabila masalah yang terjadi relevan dengan bidang industri perusahaan, sehingga isu eksternal perlu diselesaikan.
- Prediksi
Perusahaan harus bisa memperkirakan apa saja fenomena sosial yang kemungkinan bisa jadi penghambat di masa depan. Hal ini penting untuk diperhatikan karena perusahaan harus memiliki persiapan untuk mencegah krisis internal.
- Mitra
Mitra merupakan pihak ketiga yang memiliki hubungan kerja sama dengan perusahaan. Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa mitra mereka juga merupakan pihak-pihak yang peduli pada isu lingkungan.
Apabila perusahaan bekerja sama dengan orang-orang yang terdampak masalah lingkungan dan sosial, maka perusahaan juga memiliki kewajiban untuk memberi edukasi tentang pengelolaan lingkungan yang sesuai SDGs.
Alasan Perusahaan Harus Beralih ke Green Marketing
Sebelum menilik manfaat green marketing bagi perusahaan, kita perlu memahami mengapa setiap perusahaan harus beralih ke green marketing. Alasannya sederhana, yakni karena kegiatan pemasaran yang acuh terhadap lingkungan memiliki risiko serius bagi masa depan.
Berbicara tentang kerusakan alam, sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa perkembangan industri di Indonesia masih banyak yang mengeksploitasi sumber daya alam dengan tamak. Menurut hasil penelitian yang terbit di Proceedings of the National Academy of Sciences, industri pertambangan di Indonesia terbukti telah membakar sekitar 2.000 kilometer persegi hutan tropis.
Di sisi lain, Global Forest Watch juga mencatat bahwa sebanyak 9,75 juta hektar hutan primer di Indonesia lenyap dalam dua dekade terakhir. Belum lagi limbah rumah tangga seperti lautan plastik yang tidak akan terurai dalam ratusan tahun ke depan. Seharusnya, fakta-fakta ini sudah cukup memberikan alasan kuat mengapa kita semua wajib mengkhawatirkan nasib bumi di tangan korporasi. Untuk itulah, pemasaran hijau bisa dijadikan solusi sejak dini.
Manfaat Bagi Perusahaan dan Peningkatan Daya Beli Konsumen
Meski mengubah lanskap bisnis menjadi ramah lingkungan harus terikat syarat ketat, namun bukan berarti perusahaan tidak bisa mendulang profit dan segudang manfaat. Pada umumnya, para pemilik bisnis khawatir jika perubahan cara produksi yang harus serba ramah lingkungan membuat biaya produksi membengkak, sedangkan pemasukan tidak sebanding akibat berkurangnya minat beli masyarakat.
Padahal, menurut jurnal berjudul “Pengaruh Green Marketing, Pengetahuan dan Minat Membeli terhadap Keputusan Pembelian” yang diterbitkan di laman Media Neliti, terdapat hubungan positif antara strategi pemasaran hijau dengan keputusan pembelian masyarakat. Orang-orang percaya bahwa perusahaan yang menjalankan pemasaran hijau lebih memahami etika dalam berbisnis, sehingga dipercaya memiliki produk-produk yang aman. Di saat bersamaan, dengan membeli produk hijau, konsumen merasa turut berkontribusi bagi kelestarian alam.
Hasil penelitian yang sama juga mengungkap bahwa proses produksi pemasaran hijau justru lebih memungkinkan untuk menghemat pengeluaran. Misalnya saja dengan strategi mendaur ulang kemasan, memilih bahan-bahan organik dari pemasok lokal UMKM, membuat desain minimalis yang efisien dan sustainable, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemasaran hijau:
- memiliki dampak positif bagi kenaikan minat beli konsumen
- menaikkan kepercayaan konsumen dan brand loyalty
- menghemat biaya produksi
- membuat perusahaan berkontribusi dalam membangun ekosistem bisnis yang sehat
- melatih kreativitas dan inovasi perusahaan untuk beradaptasi dengan tantangan alam
Contoh Sukses Penerapan Green Marketing
Untuk menjawab pesimisme pemain bisnis akan keuntungan bisnis ramah lingkungan, beberapa perusahaan sudah membuktikan bahwa menerapkan green marketing justru membuat perusahaan mereka tetap bertahan hingga kini.

Berikut ini adalah beberapa merek ternama yang berhasil mempertahankan eksistensi perusahaan dengan pemasaran hijau, yaitu :
- PT IKEA
Perusahaan furniture asal Swedia ini sering menjadi top of mind dalam dunia perabotan. Belum banyak yang tahu bahwa IKEA memasok bahan baku dari bahan daur ulang serta memilih bahan kayu di bawah prinsip pelestarian hutan. Selain bahan baku hijau, produk-produk IKEA juga fokus untuk membuat desain-desain yang mendukung sustainable living.
- PT Sinar Sosro
PT Sinar Sosro merupakan perusahaan teh legendaris di Indonesia. Menyadari kerusakan alam di Indonesia yang memprihatinkan, Sosro berkomitmen untuk memastikan kehijauan proses produksi hingga pascaproduksi. Salah satunya adalah pengelolaan ampas teh yang akan menjadi kompos dengan sendirinya dalam kurun waktu satu bulan.
- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Sebagai perusahaan semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa menyadari bahwa salah satu masalah yang dapat timbul dari proses produksinya adalah polusi udara akibat debu semen. Oleh karenanya, perusahaan ini membuat terobosan untuk mengurangi emisi debu dengan melakukan Electrostatic Precipitator (EP) yang mampu mengurangi emisi debu sebanyak 17 mg/Nm3 lebih rendah dari batas baku emisi (BME) yaitu 70 mg/Nm3.
Kendala Penerapan Green Marketing
Segala program yang memiliki visi besar pasti tidak luput dari tantangan dan hambatan. Begitu pula dalam menjalankan green marketing. Berikut ini adalahh beberapa kendala yang mungkin terjadi dalam mewujudkan green marketing, antara lain :
- Kesalahan Penyusunan Strategi
Kurangnya pengetahuan tentang isu lingkungan bisa berakibat pada perencanaan strategi yang kurang matang. Hasilnya, segala proses produksi dan pemasaran akan mengalami kerancuan. Alih-alih menghemat biaya, salah langkah ataupun pelaksanaan yang ‘setengah-setengah’ hanya akan membuang dana perusahaan, lebih-lebih bisa menyesatkan konsumen dan memperburuk citra di industri terkait.
- Perbedaan Ekspektasi dengan Pembeli
Meski pemasaran hijau identik dengan penggunaan bahan baku alternatif, namun perusahaan harus tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Pasalnya, tak jarang penghematan bahan baku justru mengarah pada penurunan kualitas yang mengecewakan konsumen. Untuk itu, perusahaan memerlukan strategi teebaik yang bisa menyeimbangkan antara ekspektasi konsumen, kehijauan produk, dan biaya produksi yang ideal.
- Faktor Regulasi dan Masalah Sosial
Masalah sosial dan regulasi pemerintah adalah dua hal yang berada di luar kendali perusahaan. Pemerintah bisa saja memutuskan kebijakan dalam waktu singkat, dan perusahaan harus siap melaksanakannya. Begitupun tentang masalah sosial. Krisis kemanusiaan bisa melanda kapan saja tanpa aba-aba. Sangat sulit bagi perusahaan untuk bisa menyesuaikan diri terhadap semua isu secara bersamaan. Oleh karenanya, perusahaan harus memiliki banyak rencana cadangan dan langkah antisipasi untuk mencegah krisis dalam perusahaan.
Sumber daya alam yang melimpah bukan berarti tidak terbatas. Oleh karenanya, jangan biarkan keserakahan manusia merusak alam yang telah menyediakan berbagai kenikmatan untuk kita. Mari lindungi rimba kita demi kesejahteraan bersama.
FAQ
Apa yang dimaksud green marketing?
Green marketing adalah strategi pemasaran yang menggunakan pendekatan-pendekatan ramah lingkungan, sejak proses produksi hingga kegiatan promosi.
Apa tujuan green marketing ?
Tujuan green marketing adalah untuk menghasilkan produk-produk yang aman bagi lingkungan dan bernilai lebih bagi konsumen, meminimalisir limbah produk demi kebaikan alam, dan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.
Apa manfaat green marketing bagi perusahaan?
Manfaat green marketing bagi perusahaan diantaranya mampu menaikkan citra perusahaan, menghemat biaya produksi, menaikkan minat beli konsumen, dan turut berjasa dalam melestarikan alam.