Salah satu penyebab gagal panen pada tanaman pertanian maupun perkebunan adalah akibat serangan hama. Hama yang menyerang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, bahkan mematikan tanaman tersebut.
Salah satu contoh tanaman yang terserang hama ialah terjadi pembusukan pada batang, kerusakan daun, serta pembusukan buah. Dalam skala budidaya, hama harus dikendalikan agar tidak menimbulkan kerugian ekonomi.
Daftar Isi
Pengertian Hama
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan serta kehadirannya tidak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Meski ditujukan untuk semua organisme, namun istilah hama cenderung digunakan kepada hewan pengganggu tumbuhan.
Hewan juga bisa disebut sebagai hama apabila menyebabkan kerusakan apda ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit pada manusia. Misalnya adalah tikus dan lalat yang dapat menyebarkan wabah, serta nyamuk yang menjadi vektor malaria.
Pada bidang pertanian dan perkebunan, hama merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyebabkan kerusakan fisik. Sehingga sebutan hama tumbuhan ditujukan untuk semua hewan yang merugikan dalam kegiatan pertanian dan perkebunan.
Berkaitan dengan hama, muncul pula istilah “suci hama” yang merupakan padanan kata “steril” atau terbebas dari penyebab kontaminasi.
Jenis Hama Tumbuhan
Macam hama tanaman dapat dibedakan berdasarkan golongannya, antara lain:
1. Hama Mamalia
Mamalia terdiri dari berbagai macam spesies yang dapat dianggap sebagai hama tumbuhan. Hama mamalia umumnya berpotensi menimbulkan kerugian yang sangat serius.
Hama dari golongan ini biasanya diisi oleh binatang herbivora atau pemakan tumbuhan, sehingga jika populasinya tidak terkontrol maka akan merugikan tanaman budidaya. Kerugian yang dimaksud adalah kerusakan tanaman, bahkan meningkatkan risiko gagal panen.
2. Hama Serangga
Selain mamalia, golongan serangga juga berpotensi sebagai hama tanaman. Serangga hama dapat menyebabkan kerugian dalam suatu ekosistem budidaya dengan merusak tanaman secara langsung, seperti memakan bagian tanaman serta menjadi vektor penyebar penyakit tanaman.
Umumnya serangga yang dikategorikan sebagai hama memiliki populasi yang besar dan tidak terkendali. Kerugian masing-masing serangga hama juga ditentukan oleh tipe mulut yang dimiliki serangga tersebut.
Beberapa jenis mulut serangga yang menyebabkan kerugian bagi tanaman adalah tipe menggigit-mengunyah. Serangga jenis ini akan memotong atau mengigit serta mengunyah bagian tanaman, terutama daun, batang, serta buah yang menyebabkan kerusakan, pembusukan bahkan kematian tanaman.
Tipe mulut lainnya adalah menusuk-menghisap. Serangga bermulut seperti ini memiliki mulut seperti jarum dan pisau. Kerusakan yang diakibatkan dari jenis ini berupa bekas tusukan yang dilakukan untuk mengisap cairan dari dalam tanaman.
Selain itu, beberapa jenis serangga hama juga mengeluarkan cairan toksik atau beracun sehingga sel-sel tanaman mati atau mengalami nekrosis terlebih dahulu.
3. Hama Aves
Aves atau burung juga dapat menjadi hama pertanian maupun perkebunan. Umumnya burung merupakan hewan pemakan biji-bijian yang berpotensi menjadi hama tanaman seperti padi, jagung, kedelai dan sebagainya.
Ketika hama burung menyerang dalam jumlah besar, maka produk biji dari tanaman akan berkurang drastis atau bahkan habis. Umumnya hama burung menyerang secara bergerombol dan menyebabkan kerugian serta gagal panen.
4. Nematoda
Nematoda adalah organisme berupa cacing gilig atau cacing gelang. Hewan ini hidup pada rentang lingkungan yang sangat luas karena mampu beradaptasi dengan berbagai ekosistem. Sebagian besar dari organisme ini merupakan parasit dan dapat dikategorikan sebagai hama tanaman.
5. Gastropoda
Gastropoda lebih dikenal dengan siput dan siput telanjang yang berasal dari filum moluska. Jenis hama ini meliputi seluruh siput dan siput telanjang dengan berbagai ukuran, mulai dari ukuran mikroskopis hingga berukuran besar. Umumnya hama ini akan merusak daun sehingga menghentikan pertumbuhan tanaman.
Contoh Hama Tanaman
Berikut ini adalah contoh hama tanaman yang sering menyerang budidaya pertanian dan perkebunan, antara lain:
1. Hama Wereng
Wereng merupakan serangga sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan menyebabkan daun dan batang berlubang. Serangan yang terlnjur aprah akan mengakibatkan daun menguning, kering, layu dan mati.
Serangan hama wereng dapat dikendalikan secara kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan insektisida. Penyemprotan ini harus dilakukan dengan alat pelindung diri memadai, seperti baju lengan panjang, sarung tangan, masker, topi, kacamata, sepatu, serta dilakukan dengan tidak melawan arah angin agar cairan yang disemprotkan tidak berbalik atah dan meracuni petani.
2. Hama Gangsir
Gangsir adalah sejenis serangga yang biasanya menyerang tanaman muda, misalnya tanaman yang baru dipindah dari persemaian. Gigitan gangsir akan menyebabkan batang tanaman putus atau patah sehingga tanaman mati.
Hama gangsir biasanya menyerang pada malam hari. Hewan ini mendiami kawasan pertanian dan perkebunan dengan membuat lubang sedalam 90 cm dalam tanah dengan ciri khas adanya onggokan pada permukaan liang.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan tidak menanam bibit terlalu muda. Sedangkan untuk mengendalikannya, kita dapat menyiram larutan insektisida pada lubang sarang kemudian menutupnya dengan tanah.
3. Hama Tikus
Tikus merupakan hama tanaman yang sangat merugikan petani, umumnya menyerang pada masa persemaian, pertumbuhan, pembungaan, panen dan penyimpanan, terutama pada biji-bijian, umbi dan buah.
Hama tikus sangat sulit dikendalikan karena hewan pengerat ini memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik. Laju berkembang biak tikus juga sangat cepat sehingga populasinya sulit dikendalikan.
Tanda-tanda tanaman pertanian dan perkebuan diserang oleh hama tikus adalah adanya kerusakan tanaman, jejak dan kotoran tikus, bekas potongan tanaman yang dirusak tikus, serta terdapat liang.
Untuk mengendalikannya, ada beberapa usaha yang bisa dilakukan seperti pemberian racun tikus, gropyokan atau memburu dan membunuh tikus, emposan atau membakar campuran belerang dan jerami, memelihara predator tikus (burung hantu, ular sawah, kucing), serta penanaman serentak agar serangan tikus tidak terpusat.
4. Hama Lalat Buah
Lalat buah umumnya menyerang tanaman buah saat musim hujan. Lalat betina akan menusuk buah-buahan dan meletakkan telur ke dalam daging buah. Setelah telur menetas maka belatung akan memakan buah tersebut sehingga buah busuk.
Untuk mengendalikannya kita bisa mengupayakan sanitasi lingkungan dengan membersikan seluruh buah yang rontok, memasang peranggap sex pheromon, serta penyemprotan insektisida secara berselang seling terutama saat pagi hari berembun.
5. Hama Walang Sangit
Walang sangit biasanya menyerang tanaman padi. Setiap bertelur, walang sangit betina dapat menghasilkan 100 sampai 200 butir telur. Telur tersebut diletakkan pada daun bendera tanaman padi yang kemudian menetas menjadi nimfa berwarna hijau dan berubah menjadi cokelat.
Nimafa dan imago walang sangit akan menyerah buah padi yang sedang matang susu dengan menghisap cairan buah sehingga buah padi hampa. Para petani biasanya mengendalikan hama ini dengan melakukan penanaman serentak, sanitasi tanaman, serta penyemprotan insektisida sesuai dosis.
6. Hama Artona
Artona termasuk lepidotera atau kupu yang merusak tumbuhan saat stadia larva. Artona biasanya menjadi hama untuk tanaman kelapa. Ulat yang menetas akan menyerang dan menyebabkan gejala titik-titik pada daun. Ulat yang tumbuh besar kemudian menyebabkan gejala berupa garis-garis pada daun.
Ulat tersebut kemudian memakan daun kelapa serta tulang daun. Pengendalian hama artona biasanya dilakukan dengan memangkas daun kelapa yang terserang agar ulat dan kepompong terbuang.
Pengendalaian hayati juga bisa dilakukan dengan melepas parasit Apanteles artonae serta menyeprotkan larutan insektisda yang bersifat sistemik atau racun perut.
Cara Mengatasi Serangan Hama Tumbuhan
Agar terhindar dari kerugian, para petani dan pegiat tanaman budidaya dapat melakukan pengendalian hama dengan metode berikut ini:
1. Pengendalian Hama Secara Mekanis
Hama tanaman dapat dikendalikan secara mekanis melalui tindakan nyata agar hama tersebut berkurang. Metode ini dianggap sebagai cara tradisional karena tidak menggunakan bahan kimia seperti insektisida, melain menggunakan sabit, gunting tanaman dan sebagainya. Pengendalian hama dengan cara ini membutuhkan waktu lama sehingga hasilnya dianggap kurang optimal.
2. Pengendalian Hama Secara Kimiawi
Pengendalian secara kimia adalah cara mengatasi hama tanaman menggunakan pestisida, yaitu zat kimia dalam dosis tertentu. Pestisida terdiri dari insektisida (pembasmi serangga), larvasida (pembasmi larva atau ulat), fungisida (pembasmi jamur atau fungi) dan algasida (pembasmi ganggang atau alga).
Pengguaan pestisida harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan takaran tepat. Sebab zat kimia ini juga dapat memhayakan manusia dan lingkungan.
3. Pengendalian Hama Secara Biologis
Pemberantasan hama secara biologi adalah upaya pengendalian hama tanaman dengan memanfaatkan pemangsa alami atau predator hama. Contohnya adalah hama artona dibasmi dengan lebah penyengat, kutu loncat diberantas dengan semut rangrang, serta tikus diburu oleh burung hantu.