Anak merupakan generasi masa depan yang akan mewarisi segala hasil dari apa yang dilakukan di masa kini. Oleh sebab itu, kita wajib mewariskan hal-hal demi masa depan manusia yang lebih baik.
Di berbagai negara terdapat perayaan Hari Anak yang jadwalnya berbeda-beda. Namun secara internasional, ada 2 peringatan tentang Hari Anak, yaitu Hari Anak Internasional yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, serta Hari Anak Universal yang diperingati setiap tanggal 20 November. Sementara di Indonesia, Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli.
Peringatan Hari Anak yang bervariasi ini menunjukkan betapa berharganya anak-anak dan perkembangannya. Orang dewasa pun harus menghormati hak anak-anak di seluruh dunia. Orang dewasa harus menjalankan kewajiban mereka membimbing anak-anak dengan baik agar mereka tumbuh di lingkungan yang sehat, mendapat pendidikan dasar dan bersekolah, serta pendidikan akhlak yang baik.
Daftar Isi
Sejarah Hari Anak Nasional
Di Indonesia Hari Anak Nasional memiliki sejarah yang cukup panjang. Agenda ini pertama kali digagas pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Namun saat itu prosesnya tidak mudah, bahkan cenderung rumit.
Hal tersebut dikarenakan Republik Indonesia baru merdeka, maka ada banyak permasalahan negara yang harus ditangani segera. Sedangkan permasalahan mengenai anak-anak bukan menjadi prioritas utama.

Pihak yang pertama kali menggagas dibentuknya Hari Anak Nasional adalah Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kowani merupakan organisasi kaum perempuan Indonesia. Organisasi ini mulai terbentuk sejak Kongres Perempuan Indonesia I yang diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 1928, beberapa pekan setelah Sumpah Pemuda.
Selanjutnya, Kowani resmi terbentuk pada tahun 1946 dan menjadi organisasi yang fokus pada kaum wanita di Indonesia dan hal-hal yang berkaitan dengan wanita.
Pada sidang Kowani tahun 1951 diperoleh beberapa kesepakatan, salah satunya mengenai Hari Anak Nasional. Di tahun 1952, Kowani menggelar Pekan Kanak-Kanak. Dalam kesempatan ini digelar pawai yang diikuti oleh anak-anak Indonesia di Istana Merdeka yang disambut langsung oleh Presiden Soekarno. Namun bukan berarti penetapan Hari Anak Nasional langsung disetujui.
Dalam Sidang Kowani 1964 didiskusikan kembali mengenai penetapan tanggal yang tepat untuk memperingati Hari Anak secara nasional. Pemerintah akhirnya menetapkan tanggal 1-3 Juni untuk memperingati hari ini, karena bersamaan dengan Hari Anak Internasional pada 1 Juni.
Dalam perkembangannya, Kowani akhirnya memilih tanggal 6 Juni sebagai Hari Kanak-Kanak Indonesia. Selain berdekatan dengan ulang tahun Presiden Soekarno (1 Juni) yang sering hadir dalam perayaan khusus untuk anak-anak. Tanggal 6 Juni juga dipilih karena berdekatan dengan Hari Anak Internasional.
Penetapan Hari Anak Nasional
Runtuhnya kekuasaan Orde Lama berpengaruh pada Hari Anak di Indonesia. Pemerintahan Orde baru berusaha menghapus semua kebijakan yang dibuat oleh Orde Lama, termasuk beberapa hari peringatan. Kemudian pada tahun 1984 di masa pemerintahan Presiden Soeharto, Hari Anak Nasional diresmikan sebagai hari peringatan khusus pada tanggal 23 Juli 1984.
Sejak saat itu, peringatan ini diselenggarakan serentak dari tingkat pusat hingga daerah untuk mewujudkan anak Indonesia yang lebih sehat dan berpendidikan. Tujuannya adalah anak-anak Indonesia tumbuh menjadi pribadi yang berguna bagi nusa dan bangsa. Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk kepedulian seluruh bangsa terhadap perlindungan anak Indonesia.
Kegiatan di Hari Anak Nasional
Pada peringatan Hari Anak Nasional, sangat penting untuk mengedukasi diri akan pentingnya melindungi anak-anak Indonesia. Setiap anak Indonesia berhak mendapat kesehatan dan pendidikan yang baik agar tumbuh menjadi pribadi yang baik di masa depan.