Meski diakui kesadaran masyarakat Indonesia dalam upaya perlindungan satwa cenderung meningkat dari tahun ke tahun, namun jika dibandingkan dengan beberapa negara lain seperti Australia, maka Indonesia masih tertinggal.
Di negeri kita, masih ada anggapan bahwa satwa merupakan pengganggu yang tidak perlu untuk dirawat dan dilestarikan.
Beberapa lembaga atau kelompok peduli flora dan fauna berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat dengan berbagai cara, salah satunya dengan memperingati hari satwa tertentu. Contohnya adalah Hari Primata Nasional yang diperingati setiap tanggal 30 Januari.
Lantas, apa yang melatarbelakangi tanggal 30 Januari sebagai Hari Primata Nasional?
Daftar Isi
Sejarah Hari Primata Nasional
Patut disyukuri Indonesia adalah negara dengan kondisi alam yang sangat kaya. Berbagai jenis tumbuhan, satwa, pegunungan, hutan, serta pantai yang indah ada di negara ini. Termasuk salah satunya adalah koleksi primata yang dimiliki Indonesia.

Namun karena keanekaragaman hayati yang kita miliki, beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab justru menganggap kekayaan satwa ini sebagai lahan untuk memperkaya diri. Berbagai jenis primata diperjualbelikan secara ilegal, termasuk jenis primata langka dan populasinya hampir punah.
Mengetahui peluang bisnis yang menggiurkan ini, semakin banyak pihak yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan primata sebagai sumber pendapatan mereka. Bahkan diperkirakan, lebih dari 95% primata yang diperdagangkan merupakan hasil tangkapan langsung di alam liar. Bisa dipastikan, proses penangkapannya cukup kejam.
Tak hanya diperjualbelikan, primata juga dijadikan atraksi dengan cara disiksa. Contohnya adalah Topeng Monyet, meski tampak lucu, tapi binatang malang ini mengalami kekerasan dan eksploitasi berlebihan agar pemiliknya mendapatkan uang.
Inilah yang memicu komunitas pecinta satwa seperti ProFauna menetapkan tanggal 30 Januari sebagai Hari Primata Nasional. Keprihatinan akan perilaku sebagian masyarakat Indonesia yang tidak bertanggungjawab ini mendorong mereka untuk memberi masyarakat Indonesia wawasan lebih dalam hal perlindungan satwa, khususnya primata.
Kegiatan di Hari Primata Nasional
Komunitas pecinta satwa memperingati Hari Primata Nasional dengan tema yang berbeda-beda setiap tahunnya. Tujuan utamanya adalah agar mampu menekan kasus perburuan primata di alam liar.
Biasanya perburuan primata dilakukan dengan cara yang kejam, induknya dibunuh untuk mendapatkan anaknya. Sebab primata yang masih muda akan lebih berguna. Selain itu, primata dewasa seringkai diambil dagingnya untuk dimakan. Ada juga yang memburu primata hanya karena hobi belaka.
Dengan berkembangnya teknologi, tingkat perdagangan satwa secara ilegal juga semakin sulit dilacak, karena semua hal dapat dilakukan secara online. Perdagangan satwa bisa terjadi lintas kota, lintas provinsi, lintas pulau, bahkan lintas negara.
Di Hari Primata Nasional, penting untuk memberi pengetahuan ke masyarakat luas akan pentingnya membiarkan primata tetap hidup di alam liar. Sebagai masyarakat yang bertanggung jawab, kita dapat membantu dengan cara melaporkan kepada BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) apabila mengetahui kegiatan ilegal yang berkaitan dengan primata.