Salah satu fenomena berkaitan dengan hujan selain hujan lokal adalah hujan asam. Istilah ini mungkin terdengar asing di telinga kita. Namun perlu diketahui, fenomena alam ini dapat menjadi indikator pencemaran udara di suatu wilayah. Selain itu, jenis hujan ini juga berdampak buruk bagi lingkungan.
Hujan dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan proses terjadinya dan proses terbentuknya. Beberapa contoh jenis hujan antara lain hujan zenithal, hujan buatan, hujan muson, hujan es hingga hujan salju.
Daftar Isi
Pengertian Hujan Asam
Hujan asam adalah bentuk dari segala hujan dimana kandungan pH-nya dibawah 5,6. Hujan ini meliputi hujan deposisi basah seperti butiran air atau rintik-rintik, hujan es, hujan salju atau kabut. Selain itu juga meliputi hujan deposisi kering, seperti gas, debu, dan partikel padat lainnya dengan tingkat keasaman atau pH di bawah normal.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hujan asam merupakan zat atau material asam yang turun ke bumi, entah dalam bentuk deposisi basah atau kering. Biasanya, hujan diakibatkan oleh pencemaran udara yang sangat buruk sehingga menyebabkan turunnya asam dari lapisan atmosfer bumi.
Tingkat Keasaman Hujan Asam
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, hujan asam adalah bentuk dari hujan yang turun dengan tingkat keasaman di bawah ambang batas normal. Biasanya, tingkat keasaman suatu zat diukur menggunakan skala pH. Skala tersebut memiliki tingkatan dari 0 sebagai skala paling asam hingga 14 sebagai skala paling basa.
Sementara segala sesuatu yang berada tepat di angka pH 7 disebut netral atau normal, serta zat tersebut tidak termasuk dalam zat asam maupun basa.
Normalnya, hujan alami yang biasanya turun ke bumi memiliki pH sedikit dibawah 6, termasuk sebagian besar hujan yang turun di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun ketika terjadi peristiwa hujan asam, maka pH biasanya dibawah 5.
Angka tersebut menandakan bahwa hujan yang turun memiliki tingkat keasaman cukup tinggi. Oleh sebab itu, semakin asam sifat suatu zat, maka dampak yang dihasilkan pun tentu semakin merusak bagi lingkungan.
Penyebab Hujan Asam
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya hujan asam, mulai dari faktor alam hingga ulah manusia menggoyak keseimbangan alam. Agar lebih jelas, simak informasi terkait hal apa saja yang bisa menyebabkan hujan asam berikut ini:
1. Sulfur dan Nitrogen
Salah satu penyebab terjadinya hujan asam di suatu wilayah adalah karena adanya sulfur dan nitrogen dalam uap air. Biasanya, dua senyawa ini dihasilkan oleh aktivitas industri, pembangkit listrik dari kendaraan bermotor dan amonia yang berasal dari kegiatan pertanian.
Pada intinya, sulfur dan nitrogen merupakan senyawa yang dihasilkan akibat proses pembakaran. Bukan hanya hasil pembakaran dari industri yang dikelola manusia, sulfur dioksida juga merupakan senyawa yang berasal dari faktor alam, seperti letusan gunung berapi dan kebakaran hutan.
Sementara nitrogen oksida adalah senyawa yang dihasilkan dari pembakaran suhu tinggi, oleh industri-industri pupuk kimia dan juga obat.
2. Polusi Udara
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, buruknya kualitas udara atau pencemaran udara pun termasuk dalam salah satu penyebab utama terjadinya hujan asam. Pencemaran udara biasanya terjadi karena tingginya kandungan gas berbahaya di udara sekitar kita, seperti karbondioksida, hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan juga karbon monoksida.
Adapun senyawa seperti hidrogen sulfida dan sulfur dioksida adalah senyawa yang dihasilkan dari aktivitas pemanasan dan pembakaran belerang. Apabila kedua senyawa ini bertemu dengan air, maka secara otomatis akan terbentuk asam sulfat dengan kandungan asam cukup tinggi sehingga dapat memicu terjadinya fenomena hujan dengan keasaman tinggi.
Dampak Buruk Hujan Asam
Berdasarkan sejumlah penelitian yang dilakukan oleh para ahli, hujan asam sebenarnya tidak selalu memberi dampak buruk bagi manusia ataupun lingkungan sekitarnya.
Namun, hujan ini memang berpotensi menimbulkan banyak kerugian daripada keuntungan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hujan asam akan mengganggu kehidupan yang ada di bumi ini.
Berikut ini beberapa dampak negatif dari hujan asam yang perlu kita ketahui, yaitu:
1. Ekosistem Air Terganggu
Sebagian besar orang pasti mengetahui bahwa sumber air paling besar di dunia ini adalah laut. Nah, lautan juga menyimpan ekosistem yang begitu besar. Ada banyak jenis keanekaragaman hayati di dalam sana.
Oleh sebab itu, ketika zat asam yang berasal dari hujan asam ini jatuh dan masuk ke dalam air laut, maka hal tersebut akan menyebabkan kerusakan ekosistem pada laut tersebut. Bisa dipastikan, jumlah populasi ikan dan biota laut lainnya akan terkena dampaknya. Bukan hanya laut, sumber air seperti danau dan sungai pun juga pasti terdampak.
Ketika sumber air mulai mengalami kerusakan akibat hujan asam, bisa dipastikan manusia akan mengalami kerugian. Manusia tidak bisa lagi mendapatkan sumber air bersih yang aman untukmencukup kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, minum, hingga membersihkan diri.
2. Menyebabkan Karat atau Korosi
Dampak buruk berikutnya akibat hujan asam adalah kerusakan pada benda berbahan metal, seperti besi. Kerusakan ini dikenal dengan istilah korosi atau berkarat. Apabila besi sudah berkarat, maka ketahanan dan kekuatannya pun akan berkurang sehingga mudah patah, rusak serta tidak bisa digunakan.
3. Menurunkan Kesuburan Tanah
Bukan sekadar mencemari dan mengganggu ekosistem di dalam air, hujan asam juga bisa terserap ke dalam tanah sehingga menyebabkannya tanah menjadi kurang subur dan pemanfaatannya tidak akan optimal.
Tanah yang mengandung asam akan membuat pertumbuhan akar tanaman lebih sulit berkembang. Bahkan, kandungan asam dalam tanah dapat menyebabkan kematian pada tanaman, tanah menjadi tandus dan organisme mikro yang bermanfaat untuk kesuburan tanah pun mati.
Cara Mencegah Hujan Asam
Meskipun hujan termasuk fenomena alam yang sudah biasa terjadi, tetapi kita sebagai manusia yang menghuni bumi dapat berupaya melakukan pencegahan agar hujan asam tidak terjadi. Ada beberapa cara efektif yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya fenomena hujan ini.
Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara maju, pernah mencoba mencegah terjadinya hujan asam dengan menggunakan Flue Gas Desulfurization atau FGD. Biasanya, senyawa ini digunakan untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Terkadang, FGD ini juga sering dimanfaatkan untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong asap.
Indonesia mungkin memang belum secanggih Amerika untuk dapat melakukan pencegahan serupa. Namun sebenarnya ada cara lain yang bisa dilakukan, yakni dimulai dari hal-hal sederhana dahulu. Salah satunya adalah dengan menerapkan gaya hidup go-green serta memaksimalkan daur ulang sampah plastik.
Tidak hanya itu, kita juga bisa membiasakan diri menggunakan barang-barang ramah lingkungan, menghemat energi dimanapun berada, mengurangi penggunaan bahan bakar, dan lain sebagainya. Tentu saja hal-hal sederhana semacam itu akan sangat mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari jika kita benar-benar sadar dan mencintai bumi beserta seluruh isinya.