Hutan Dataran Rendah – Pengertian, Ciri, Sebaran & Manfaat

4.6/5 - (28 votes)

Berdasarkan ketinggiannya, salah satu jenis hutan yang ada di Indonesia adalah hutan dataran rendah. Selain itu, terdapat jenis-jenis hutan lain seperti hutan pantai, hutan pegunungan, hutan kabut dan hutan elfin yang tersebar di seluruh dunia.

Hutan dataran rendah memiliki vegetasi pohon yang beragam. Untuk lebih mengenali hutan jenis ini, simak penjelasan lengkap berikut ini.

Pengertian Hutan Dataran Rendah

Hutan dataran rendah adalah bentuk hutan yang terletak setelah hutan pantai. Sesuai dengan namanya, hutan ini tumbuh berkembang di wilayah dataran rendah yang memiliki ketinggian antara 5 hingga 1.000 mdpl.

Pada umumnya, struktur hutan di wilayah yang rendah sangat beragam atau komplek dan juga disebut dengan hutan hujan. Di wilayah Indonesia, hutan yang termasuk dalam hutan dataran rendah adalah hutan hujan tropis yang terletak di daerah Dangkalan Sunda, seperti hutan-hutan di Kalimantan dan Sumatera.

Sedangkan, menurut Schmidt dan Ferguson, hutan dataran rendah adalah kawasan vegetasi yang membentuk formasi hutan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Memiliki curah hujan 2.500 – 3.000 mm per tahun
  2. Rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 derajat C yang terjadi di sepanjang tahun, tepatnya pada musim kemarau. Pada umumnya, musim kemarau tersebut terjadi di bulan April hingga November
  3. Pada umumnya musim kemarau yang terjadi di hutan dataran rendah tidak memiliki musim kemarau yang nyata atau bisa dikatakan jumlah bulan kering yang terjadi kurang dari 2 bulan
  4. Kawasan hutan dataran rendah memiliki tanah yang relatif subur atau jika kemungkinan dalam kondisi kering (kondisi tersebut tidak tergenang air dalam waktu yang cukup lama)
hutan dibagi menjadi 2 menurut asalnya yaitu hutan primer dan sekunder Pixabay

Ciri Khas Hutan Dataran Rendah

Setiap hutan memiliki ciri khas tertentu yang membedakan antara jenis hutan yang satu dengan hutan lainnya. Begitu juga dengan hutan dataran rendah yang memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh jenis hutan lain, yaitu:

  1. Hutan dataran rendah merupakan kawasan hutan yang memiliki vegetasi paling kaya dibandingkan dengan jenis hutan lainnya. Hutan ini memiliki berbagai jenis makhluk hidup dalam jumlah banyak dan beragam, serta memiliki nilai sumber daya alam yang tinggi (seperti: air, cahaya matahari dan tanah)
  2. Lahan seluas 1 hektar di hutan dataran rendah dapat dihuni oleh 100 hingga 200 jenis tumbuhan
  3. Pepohonan tumbuh dengan rapat dan lebat, serta selalu hijau sepanjang tahun
  4. Pada umumnya kawasan hutan jenis ini menjadi habitat pepohonan yang berasal dari famili dipterocarpaceae. Adapun marga dari famili tersebut antara lain: vatica, dryobalanops, cotylelobium, shorea, balanocarpus, hopea, parashorea, dipterocarpus dan anisoptera.
  5. Selain marga dari famili diatas, juga terdapat tumbuhan yang berasal dari famili euphorbiaceae
  6. Habitus tumbuhan yang bertempat tinggal di hutan kawasan dataran rendah pada umumnya memiliki ciri sebagai berikut:
    • Pepohonan yang berukuran dari pohon yang berukuran besar hingga pohon yang berukuran kecil
    • Ditumbuhi jenis tumbuhan lainnya, seperti: herba, epifit, perayap, pemanjat dan semak-semak
  7. Banyak ditumbuhi tumbuhan dengan ciri khas, sebagai berikut:
    • Jenis tumbuhan pemanjat
    • Jenis pepohonan penahan
    • Pepohonan yang memiliki ketinggian yang merata
    • Pepohonan yang memiliki batang pohon dengan lapisan yang licin
    • Pepohonan yang memiliki daun lebar
  8. Kawasan hutan didominasi oleh jenis pepohonan dengan ukuran besar dan berciri-ciri sebagai berikut:
    • Pada umumnya, phon yang paling besar memiliki diameter lebih dari 1 meter dengan tinggi pohon pencuatnya (emergent) mencapai 70 meter
    • Pepohonan besar yang tumbuh berkembang di hutan ini dapat membentuk tajuk yang berlapis-lapis atau membentuk layer
    • Tajuk paling atas memiliki 3 lapisan, antara lain:
      • Lapisan pepohonan yang lebih tinggi. Pada umumnya lapisan ini muncul di berbagai tempat serta menonjol di bagian paling atas atap tajuk yang kemudian disebut dengan kanopi hutan. Bagian ini juga dikenal dengan nama sembulan atau emergent. Sembulan tersebut dapat tumbuh sendiri-sendiri namun terkadang juga tumbuh secara bergerombol namun dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diketahui, pepohonan tertinggi yang ada di hutan daratan rendah dapat memiliki batang bebas dengan cabang lebih dari 30 meter dan lingkar batang mencapai 4,5 meter
      • Lapisan kanopi hutan pada dataran rendah memiliki tinggi rata-rata 24 meter hingga 36 meter
      • Lapisan tajuk bawah yang disusun oleh pepohonan muda yang tertekan dalam proses pertumbuhannya. Selain itu, lapisan tajuk bawah ini dapat juga tersusun dari berbagai macam pohon yang tahan naungan. Lapisan ini tidak selalu menyambung antara satu dengan lainnya, artinya dapat berdiri sendiri antara jenis pohon yang satu dengan lainnya. Perlu juga ketahui, selain ketiga jenis lapisan di atas ada juga dua lapisan lainnya, seperti lapisan vegetasi penutup tanah dan lapisan semak. Kedua lapisan tersebut terbentuk karena kondisi lantai hutan yang kekurangan cahaya. Oleh karenanya, hanya beberapa macam tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang dapat bertahan hidup di lapisan tersebut. Di lapisan penutup tanah dan lapisan semak juga ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan pemanjat atau liana. Tumbuhan pemanjat (liana) ini tumbuh dengan cara melilit di batang pohon atau dapat juga mengait ke cabang hingga mencapai atap tajuk.
baca juga:  Hari Sungai Nasional - 27 Juli - Bagaimana Kondisi Sungai di Indonesia?

Sebaran di Indonesia

Berdasarkan ciri khasnya, sebaran hutan dataran rendah di Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Kawasan hutan didominasi oleh jenis pepohonan dari dipterocarpaceae family terletak di wilayah Malesia bagian barat yaitu Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Adapun sebarannya berbeda-beda, di Pulau Sumatera memiliki 125 spesies dipterocarpaceae family sedangkan di Pulau Kalimantan memiliki 203 spesies dipterocarpaceae family. Jumlah spesies dipterocarpaceae family di pulau tersebut dinilai sangat tinggi. Oleh karenanya, hutan kawasan dataran rendah di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera dinamakan dengan hutan dipterokarpa.
  2. Sebaran spesies hutan dataran rendah di pulau Jawa sangat sulit ditemui. Berdasarkan catatan, Pulau Jawa hanya memiliki spesies dipterocarpaceae family sejumlah 9 spesies. Hutan dataran rendah nondipterokarp yang terdapat di Pulau Jawa merupakan kawasan konservasi, seperti Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
  3. Kawasan hutan dataran rendah di wilayah Malesia bagian timur tepatnya Papua Nugini, Maluku dan Sulawesi memiliki 21 jenis dipterocarpaceae family. 21 jenis tersebut terdiri atas 4 marga, yaitu hopea, shorea, vatica dan anisoptera. Adapun pesebarannya adalah sebagai berikut.
    • Hutan dataran rendah di Sulawesi didominasi oleh elmerillia ovalis, diospyros celebica, koordersiodendron pinnatum dan eucalyptus deglupta. Selain itu, di kawasan hutan ini juga dapat ditemukan agathis damara dalam jumlah yang banyak.
    • Hutan dataran rendah di Maluku didominasi oleh 5 suku tumbuhan yang dominan, yaitu: myrtaceae, myristicaceae, guttiferae, burseraceae dan lauraceae. Selain jenis tumbuhan tersebut, kawasan ini juga ditumbuhi jenis tumbuhan khas Maluku, yaitu: agathis, eugenia dan garcinia.
    • Hutan dataran rendah di Papua didominasi oleh jenis tumbuhan terminallia spp. dan pometia pinnata.
pengertian hutan juga diatur dalam undang-undang Pixabay

Komposisi Hutan Dataran Rendah

Pada umumnya, hutan dataran rendah memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis hutan lainnya, seperti kondisi hutan yang sering basah dapat menyebabkan tumbuhan pemanjat mudah tumbuh, tumbuhnya jenis pepohonan penahan, ketinggian pepohonan yang merata, memiliki daun yang lebar serta permukaan batang pohon licin.

Karakteristik tersebut dapat membentuk komposisi hutan dataran rendah berbeda dengan jenis hutan lainnya. Adapun komposisi yang dimiliki oleh hutan jenis ini adalah sebagai berikut:

  1. Hutan dataran rendah memiliki keunikan yaitu vegetasi dengan daun yang meruncing. Fungsi dari daun yang meruncing adalah untuk memudahkan membuang air di daun sehingga dapat menahan jenis tumbuhan epifit tumbuh subur.
  2. Hutan dataran rendah memiliki 3 lapisan pepohonan, yaitu:
    • Zona eufotik merupakan zona lapisan pepohonan yang terdiri atas kanopi pepohonan yang menerima cahaya matahari dalam jumlah besar
    • Zona oligofotik merupakan zona lapisan pepohonan dari mulai batas bawah kanopi pohon sampai dengan bagian lantai hutan
    • Zona akar merupakan zona lapisan yang terletak di dalam tanah kawasan hutan dalam bentuk sistem perakaran pohon.
  3. Komposisi hutan dataran rendah ini dikelompokkan dalam 3 fase, antara lain:
    • Fase matang merupakan fase yang didominasi oleh pepohonan berbatang keras, memiliki bunga serta berdaun lebar. Pepohonan yang tumbuh di fase matang ini adalah sebagai berikut:
      • Golongan pohon dari keluarga meranti (dipterocarpaceae)
      • Golongan pohon dari keluarga beringin (moraceae)
      • Golongan pohon dari keluarga palem (palmae)
      • Beberapa jenis pohon dari keluarga tumbuhan deciduous dimana jenis pohon ini merupakan jenis pohon yang dapat menggugurkan daunnya saat musim kemarau tiba. Contoh pohon dari keluarga deciduous adalah pohon jati dan pohon mahoni
    • Fase rintisan merupakan fase yang didominasi oleh jenis pohon, seperti: rerumputan, keluarga beringin, keluarga pisang dan keluarga polong-polongan
    • Fase lanjutan merupakan fase yang banyak ditumbuhi oleh tumbuhan sejenis keluarga beringin, keluarga polong-polongan, macaranga dan antocephalos

Manfaat Hutan Dataran Rendah

Seperti halnya jenis hutan lainnya, hutan dataran rendah juga memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup di sekitarnya, antara lain:

  1. Hutan dataran rendah dijadikan sebagai paru-paru dunia. Oleh karenanya patut dijaga dan dilestarikan oleh manusia.
  2. Akar-akar pepohonan yang tumbuh di hutan dataran rendah berfungsi untuk mengikat butiran tanah dimana dapat mencegah air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah melainkan ke permukaan daun. Jatuhnya air hujan ke permukaan daun tersebut dapat menyebabkan air hujan terserap masuk ke tanah sehingga dapat mencegah terjadinya tanah longsor dan erosi.
  3. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau. Adanya hutan ini dapat mengatur, menyimpan serta menjaga persediaan air sehingga keseimbangan air dapat terjaga baik di musim hujan maupun musim kemarau.
  4. Hutan dataran rendah dapat bermanfaat sebagai penyubur tanah. Hal tersebut karena kawasan hutan ini memiliki banyak pepohonan dimana daun dari pepohonan tersebut akan gugur ke tanah dan terurai menjadi tanah humus. Tanah humus tersebut dapat menyuburkan tanah di kawasan hutan dan sekitarnya. Kondisi tersebut sangat menguntungkan bagi penduduk yang hidup di sekitar kawasan hutan
  5. Sumber daya alam yang dihasilkan oleh hutan dataran rendah, seperti kayu, rotan dan hasil hutan lainnya dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses industri dan dapat digunakan untuk bahan bangunan sehingga dapat dijadikan sumber ekonomi bagi penduduk yang bertempat tinggal di sekitar hutan.
  6. Kawasan hutan dapat dijadikan sebagai tempat berkembangbiaknya keanekaragaman hayati. Hal tersebut menjadikan hutan sebagai sumber plasma nutfah berbagai jenis ekosistem di dunia ini.
  7. Banyaknya pepohonan yang tumbuh berkembang di kawasan hutan dataran rendah dapat bermanfaat untuk mengurangi pencemaran udara yang ditimbulkan oleh asap kendaraan bermotor serta polusi udara karena proses industri.
baca juga:  Pohon Pinus - Habitat, Sebaran, Morfologi, Manfaat, Budidaya & Pelestarian Hutan

Penyebab Melimpahnya Jenis Organisme

Hutan dataran rendah adalah salah satu kawasan hutan yang dihuni oleh berbagai jenis organisme yang sangat beragam.

hutan musim dibagi berdasarkan ketinggian dan curah hujan Pixabay

Melimpahnya berbagai jenis organisme tersebut disebabkan oleh daya jelajah hutan dataran rendah, sebagai berikut:

  1. Relung hidup yang lebar sehingga berbagai jenis organisme dapat hidup dengan nyaman di dalamnya.
  2. Terjadinya perubahan fisik siklus perkembangan hutan yang terus mengalami pembaharuan.
  3. Adanya interaksi hewan yang hidup di hutan yang berfungsi membantu proses penyerbukan tumbuhan.
  4. Keanekaragaman organisme di kawasan dataran rendah dapat membantu penyebaran biji-bijian dalam siklus perkembangan.
  5. Adanya syarat hidupan yang bervariasi sehingga membantu berbagai jenis organisme untuk dapat hidup dan berkembang biak di kawasan hutan dataran rendah.

Begitu banyaknya keanekaragaman hayati tumbuhan dan beberapa bentuk kehidupan lainnya membuat hutan dataran rendah dihuni oleh berbagai macam spesies. Contohnya hutan di Pulau Sumatera dan Kalimantan merupakan habitat spesies bagi mamalia besar.

Adapun mamalia besar yang banyak ditemui di hutan ini adalah rusa, beruang, harimau, tapir dan gajah dimana ekosistem tersebut dirujuk sebagai hutan hujan tropis. Dapat disimpulkan, bahwa hutan hujan tropis dataran rendah merupakan tempat melimpahnya berbagai jenis organisme dan dapat juga dijadikan sebagai sumber utama penghasil kayu.

Selain sebagai sumber utama penghasil kayu, kawasan hutan dataran rendah dapat dijadikan sebagai sumber kekayaan kayu komersial dan akses bagi pengangkutan kayu menggunakan alat berat kehutanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terpeliharanya kawasan hutan dapat dijadikan sebagai sumber ekonomi bagi penduduk di sekitarnya.

baca juga:  Alas Roban - Kawasan Hutan Asri Namun Penuh Misteri

Hutan dataran rendah memang cocok dijadikan sebagai sumber ekonomi karena di kawasan hutan ini kayu-kayu komersial dapat tumbuh dengan baik. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan data dari lembaga kehutanan yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki 238 jenis dipterocarpaceae dari 386 jenis dipterocarpaceae yang dapat tumbuh di kawasan hutan Malesia.

Akibat Pembalakan Liar

Dari tahun ke tahun, pembalakan hutan semakin banyak sehingga menyebabkan banyak kerusakan hutan. Kerusakan hutan tersebut dapat dilihat secara nyata karena ada perbedaan fisik antara hutan dataran rendah dalam kondisi bagus dan rusak.

salah satu contoh deforestasi adalah penebangan liar Pixabay

Ciri hutan dataran rendah dalam kondisi bagus ditandai dengan kondisi lantai hutan yang bersih tanpa ditumbuhi semak belukar dan pepohonan utama di hutan tersebut dapat tumbuh menjulang tinggi. Namun, kondisi tersebut saat ini mulai rusak karena adanya pembalakan hutan.

Pembalakan hutan dataran rendah memberikan akibat buruk bagi pertumbuhan hutan serta ekosistem alam yang hidup didalamnya. Akibat dari aktivitas tidak bertanggungjawab ini adalah:

  1. Terjadinya penurunan secara besar-besaran dari biomassa yang ada di kawsan hutan.
  2. Pembalakan hutan dapat menciptakan daerah bukaan di kawasan hutan dataran rendah sehingga menimbulkan hawa panas, habitat menjadi sedikit dan sederhana karena punah. Selain itu, beberapa spesies baru akan hidup di relung hidup yang luas akibatnya akan timbul ledakan populasi yang dahsyat.
  3. Unsur hara tanah akan mengikis dengan sendirinya dimana pengikisan tersebut dapat bersifat sementara maupun permanen. Jika unsur hara tanah mengalami pengikisan maka kesuburan tanah akan hilang bahkan menyebabkan tanah menjadi rusak.
  4. Keanekaragaman jenis hayati menurun. Selain itu, penurunan keanekaragaman hayati juga dapat menyebabkan vegetasi alam terisolasi dan mengecil.
  5. Pembalakan hutan dapat menyebabkan terjadinya erosi permukaan tanah sehingga menyebabkan banjir bahkan struktur tanah menjadi rusak, berbatu dan keras.

Hal-hal tersebut merupakan akibat dari pembalakan hutan dataran rendah. Namun, semua itu dapat kita hindari agar hutan tetap lestari. Lalu, bagaimana cara agar hutan tetap lestari? Simak penjelasan berikut.

reboisasi Pixabay

Menjaga Kelestarian

Untuk menjaga kelestarian hutan dataran rendah, kita dapat berupaya dengan cara sebagai berikut:

  1. Menggalakkan reboisasi hutan yaitu dengan cara menanam kembali hutan untuk mencegah terjadinya hutan gundul. Reboisasi ini dapat membantu hutan dataran rendah tetap hidup serta menjadikan lingkungan di sekitarnya menjadi hijau.
  2. Melakukan sistem tebang tanam yaitu dengan cara bagi mereka yang telah melakukan penebangan hutan diharapkan kembali untuk menanam pohon sebagai ganti pohon yang telah ditebangnya. Cara tebang tanam ini dinilai efektif untuk menghindari kerusakan hutan dataran rendah.
  3. Melakukan sistem tebang pilih yaitu dengan cara memilih pohon yang akan ditebang jadi tidak sembarangan menebang pohon. Sembarangan dalam menebang pohong dapat menyebabkan ekosistem hutan menjadi rusak tak terkendali.
  4. Menerapkan penebangan hutan dengan cara konservatif artinya pemerintah menerapkan siapa saja boleh menebang pohon dengan catatan memilih pohon yang tidak produktif lagi. Cara tersebut untuk menghindari salah pilih tebang pohon, seperti menebang pohon yang masih muda atau menebang pohon yang produktif. Perlu diketahui, salah pilih tebang pohon dapat menyebabkan kerusakan hutan.
  5. Pemberian sanksi bagi penebang pohon sembarangan sehingga orang yang menebang pohon secara sembarangan memiliki rasa tanggung jawab.
  6. Menjaga kelestarian hutan dengan tidak membuang sampah di kawasan hutan dataran rendah. Membuang sampah di hutan dapat menyebabkan kawasan hutan menjadi kotor akibatnya mengganggu tumbuh kembang vegetasi tumbuhan yang tumbuh di hutan.
  7. Melindungi habitat yang hidup di kawasan hutan dataran rendah.
  8. Melakukan penghematan terhadap penggunaan kertas. Hal tersebut karena penggunaan kertas yang berlebihan menyebabkan semakin banyak pohon yang ditebang. Jika pohon yang ditebang semakin banyak maka hutan pun semakin gundul.
  9. Mencegah terjadinya kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dengan cara menjaga kebersihan dan tidak merusak ekosistem di kawasan hutan.
  10. Memberikan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya melestarikan kawasan hutan.

Hal-hal tersebut di atas adalah 10 cara untuk melestarikan kawasan hutan dataran rendah. 10 cara tersebut juga dapat digunakan untuk melestarikan jenis hutan lainnya, karena yang terpenting adalah kesadaran manusia untuk selalu menjaga dan melestarikan hutan sebagai paru-paru dunia.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.