Untuk mempelajari hutan, pakar kehutanan mengelompokkan jenis-jenis hutan berdasarkan hal-hal tertentu. Salah satunya kategori hutan menurut sifat-sifat musim, misalnya hutan hujan.
Kategori hutan berdasarkan sifat musim secara lengkap, antara lain:
- Hutan hujan (rainforest), merupakan hutan berada di daerah dengan musim penghujan yang panjang dan curah hujan tinggi.
- Hutan hijau (evergreen forest) merupakan hutan yang tumbuh di segala musim apapun.
- Hutan musim atau hutan gugur daun (deciduous forest) merupakan hutan ada di wilayah dengan musim kemarau yang cukup panjang dan curah hujan rendah.
- Hutan sabana (savannah forest) adalah hutan yang ada di wilayah yang memiliki musim kemarau yang panjang atau tahan lama.
Kali ini kita akan bahas secara lebih lengkap mengenai hutan hujan (rainforest). Sebab jenis hutan ini memiliki banyak manfaat dalam menopang kehidupan manusia.
Daftar Isi
Pengertian Hutan Hujan
Hutan hujan adalah salah satu jenis hutan yang tumbuh di daerah tropis. Sesuai namanya, hutan yang memiliki julukan hutan basah ini tidak pernah absen diguyur air hujan. Dengan kata lain, merupakan hutan yang memiliki intensitas hujan yang tinggi.
Hutan ini memiliki musim hujan yang panjang, dengan curah hujan mencapai 1.200 milimeter per tahun. Adanya curah hujan yang tinggi ini, menyebabkan musim kering pada kawasan hutan menjadi sangat pendek. Bahkan di beberapa tempat, sama sekali tidak ada musim kering.
Rata-rata hujan yang turun pada kawasan ini sekitar 50 hingga 250 inch setiap tahunnya. Kelembaban udara pada area hutan yang selalu basah ini rata-rata 77% hingga 88%.
Saat masuk tahun-tahun hangat, wilayah hutan jarang sekali mencapai suhu di atas 33 derajat. Suhunya secara umum, berada di bawah 20 derajat celcius.
Sama seperti hutan primer, hutan hujan merupakan salah satu hutan yang memiliki tanah subur. Hutan ini memiliki lapisan humus yang terbentuk dari dedaunan hijau yang membusuk di permukaan tanah.
Sebab itu, tidak heran jika para ilmuwan menyatakan, bahwa karena kesuburan tanahnya, hutan ini dihuni oleh lebih dari separuh spesies tumbuhan dan binatang di bumi.
Pixabay
Kawasan Hutan Hujan
Hutan hujan tersebar di beberapa wilayah di seluruh dunia. Sebarannya dapat dibagi menjadi 3 wilayah geografis utama, yaitu:
- Wilayah Amerika Latin, tepatnya di basin Sungai Amazon. Hutan di Amazon merupakan kawasan hutan hujan. Hutan Amazon terkenal akan hidupnya ikan pemakan daging di sungai-sungai wilayah tersebut, yaitu ikan piranha.
- Wilayah Afrika, tepatnya di basin Zaire serta beberapa daerah kecil di Afrika Barat dan Madagaskar Timur.
- Wilayah Indo-Malaysia, tepatnya di kawasan pesisir barat India, Assam (daerah di bagian timur laut dari India), Asia Tenggara, New Guinea, Queensland, hingga Australia.
Kehidupan Manusia Hutan Hujan
Salah satu hutan hujan yang paling terkenal adalah hutan Amazon. Disini, kita masih dapat menemukan sisa-sisa peradapan manusia hutan. Jumlah populasinya masih cukup besar, meski sebagian besar telah dipengaruhi oleh kehidupan modern.
Lalu, bagaimana kehidupan manusia pada habitat ini?
Pixabay
a. Kehidupan Penduduk Asli Hutan Hujan
Buku-buku sejarah menyatakan, peradaban dunia baru ditemukan oleh Christopher Colombus pada abad ke-15. Kehidupan manusia ketika itu masih tinggal dan menetap di dalam hutan, salah satunya adalah masyarakat yang tinggal di hutan Amazon.
Manusia yang hidup di Hutan Amazon merupakan penduduk asli Amerika, dengan sebutan Amerindian. Orang-orang Amerindian populasinya tersebar, separuhnya tinggal di Brazil, dan yang lainnya tersebar di kota-kota besar di Andes dan Amazon.
Peradaban orang asli Amerika tersebut sedikit demi sedikit mulai bergeser setelah kedatangan bangsa Eropa di wilayah Amerika Tengah dan Selatan.
Pada awalnya, mereka hidup berdampingan secara damai. Hingga akhirnya, kedatangan orang-orang Eropa bermigrasi dan membawa penyakit yang menyebar hingga membuat jutaan populasi bangsa Amerindian menurun drastis dalam kurun waktu 100 tahun.
Populasi orang-orang Amerindian menurun hingga 90%. Sehingga banyak yang memutuskan untuk bertahan hidup di hutan hujan, yaitu Hutan Amazon. 10% orang-orang Amerindian yang tersisa saat itu lari dan masuk ke Hutan Amazon. Sebab, mereka terpojok oleh populasi orang-orang Eropa yang telah membuka peradaban baru.
Bangsa Amerindian yang hidup di Hutan Amazon bertahan hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan dari alam. Selain itu, mereka berusaha mempertahankan hidupnya dengan cara-cara sebagai berikut:
- Bercocok tanam dan menanam hasil bumi di hutan, seperti menanam padi, ubi dan pisang.
- Memanfaatkan barang-barang yang dibawa oleh bangsa Barat, seperti: penggorengan, panci dan perkakas metal lainnya.
- Melakukan kunjungan ke kota-kota secara berkala dengan membawa makanan, barang-barang dan hasil buminya ke pasar.
- Menanam tanaman yang mengandung obat-obatan. Pengetahuan orang Amerindian tentang tanaman obat sangat tinggi, bahkan pengetahuan mereka masih digunakan hingga kini.
Selain Amerika, di kawasan Afrika juga terdapat penduduk asli yang hidup di hutan hujan. Penduduk asli Afrika yang tinggal dan menetap di hutan dinamakan dengan Pygmy. Orang-orang Pygmy memiliki ciri-ciri, yaitu:
- Sebagian besar memiliki tinggi badan yang pendek atau berukuran mini. Jarang sekali ditemukan orang Pygmy yang memiliki tinggi badan di atas 5 kaki. Manusia tertinggi dar bangsa Pygmy disebut dengan Mbuti.
- Masyarakat Pygmy cenderung lincah dalam bergerak, karena ukuran tubuhnya yang kecil. Kelincahannya dalam bergerak, mereka manfaatkan untuk bekerja di hutan dengan efisien.
- Bangsa Pygmy tinggal di rumah khusus yang diberi nama rumah umang.
b. Kehidupan Anak-Anak di Hutan Hujan
Kehidupan anak-anak di hutan Amazon tidak kalah menariknya dengan anak-anak kebanyakan yang tinggal di kota besar Amerika. Meski jauh dari kehidupan modern dan tidak mengenal video game, televisi, dan internet. Mereka selalu bahagia karena selalu dekat dengan alam.
Anak-anak di hutan hujan biasa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan alam sekitarnya, seperti berburu, memancing di aliran sungai, serta mengumpulkan makanan yang ada di lingkungan hutan.
c. Kehidupan Penduduk Asli Setelah Mengalami Peradaban Dunia
Seperti yang telah kita ketahui, penduduk asli hutan hujan di masa lalu telah mendukung peradaban besar dunia, seperti bangsa Aztec, Maya dan Inca. Mereka semua telah memberikan konstribusi yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dunia.
Namun, peradaban besar tersebut telah tergeser dan punah oleh peradaban baru dan gangguan alam. Adapun gangguan alam yang dimaksud adalah:
- Punahnya kawasan hutan dalam skala besar akibat bencana alam, seperti erosi, tanah longsor, banjir, kekeringan karena kekurangan sumber air.
- Populasi penghuni hutan yang berlebihan.
- Kerusakan hutan karena ulah manusia.
Setelah mengalami peradaban dunia baru, kehidupan penduduk asli hutan hujan kini mengalami perubahan. Saat ini, sebagian penduduk asli memilih untuk berpindah tempat ke perkampungan kecil. Mereka hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan secara nomaden.
d. Penduduk Asli Hutan Hujan Memahami Tanaman Obat-Obatan
Beberapa peneliti melakukan penelitian tentang ethnobotany di kawasan hutan. Ethonobotany merupakan studi ilmiah yang mempelajari hubungan antara budaya manusia suatu suku bangsa dengan tumbuhan.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penduduk asli hutan hujan memanfaatkan tumbuhan yang ada di hutan untuk merawat dan menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Penduduk asli memiliki pengetahuan yang luar biasa tentang tanaman obat-obatan. Mulai dari tanaman yang bermanfaat untuk menyembuhkan sakit karena gigitan ular, hingga tanaman yang dapat menyembuhkan tumor. Pengetahuan tentang obat-obatan tersebut banyak digunakan dan diterapkan hingga saat ini.
Pada awalnya, tanaman obat-obatan digunakan oleh dukun atau tabib di desa yang ada di sekitar hutan, dan kemudian dikembangkan oleh penduduk asli. Pengetahuan tentang tanaman obat saat ini dijadikan sebagai rujukan bagi para dokter mengenai tanaman obat.
US National Cancer telah melakukan identifikasi, bahwa 70% dari tumbuhan obat-obatan memiliki karakteristik antikanker. Selain itu, hampir semua tumbuhan bermanfaat tersebut dapat ditemukan di wilayah hujan hutan tropis. Oleh karenanya, tidak heran jika penduduk asli hutan hujan mahir dan menguasai pengetahuan tanaman obat-obatan.
Pixabay
Ciri-Ciri Hutan Hujan
Setiap jenis hutan memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda, begitu pula dengan ciri-ciri hutan hujan, yakni:
1. Pepohonan Berbatang Tinggi
Pepohonan yang tumbuh di hutan hujan memiliki ciri berbatang tinggi dan daun pohon berbentuk seperti kanopi. Kanopi hutan bermanfaat sebagai pelindung tanaman yang ada dibawahnya, seperti rumput, lumut dan tanaman merambat yang ada di bawah pohon.
Pohon-pohon yang tumbuh pada kawasan ini memiliki cabang pohon yang sangat banyak, sehingga daunnya rimbun. Namun, ekosistem hutan hujan tidak memiliki tumbuhan yang mendominasi kawasan hutan
Artinya, semua tumbuhan yang ada di kawasan hutan memiliki peranan masing-masing. Kondisi tersebut menciptakan keseimbangan keanekaragaman tumbuhan di kawasan hutan hujan.
2. Temparatur / Suhu Stabil
Temperatur di hutan hujan cenderung stabil, dengan kisaran suhu 20-34 derajat celcius. Rata-rata suhu di setiap tahunnya berkisar antara 25-26 derajat celcius. Kondisi suhu tersebut menjadikan hutan ini selalu berada dalam keadaan lembab.
3. Curah Hujan Tinggi
Sesuai dengan namanya, hutan hujan memiliki curah hujan yang tinggi. Curah hujan dapat mencapai 10.00 mm per tahun pada kondisi ekstrem. Kondisi ekstrem ini pernah terjadi di wilayah hutan Papua Nugini bagian barat dan beberapa kawasan Asia.
4. Lapisan Dasar Gelap dan Lembab
Karena daun-daun yang berguguran di permukaan tanah sangat banyak, maka kondisi lantai hutan hujan cenderung gelap dan lembab. Lantai hutan merupakan bagian penting dari ekosistem. Lantai hutan berperan sebagai tempat pembusukan organisme atau biasa disebut dengan proses dekomposisi.
Dekomposisi merupakan proses pembusukan tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Proses ini merupakan proses daur ulang material dan nutrisi yang dilakukan oleh makhluk pembusuk, seperti jamur dan mikro organisme pengurai.
Kekayaan Hutan Hujan
Ilmuwan-ilmuwan dunia menyatakan, hutan hujan dihuni oleh hampir separuh spesies tumbuhan dan hewan. Selain itu, lebih dari 25% tanaman herbal jua tumbuh didalam hutan jenis ini.
Pada dasarnya, hutan hujan hanya 2% dari wilayah tanah di bumi. Namun faktanya, hutan ini merupakan penyedia 40% kebutuhan oksigen bumi.
Pixabay
a. Kekayaan Alam
Hutan hujan adalah habitat dari 50% jenis tanaman dan hewan yang ada di bumi. Oleh karenanya, hutan ini merupakan hutan dengan memiliki kekayaan alam yang santa tinggi. Berikut beberapa kekayaan alam yang dimilikinya:
- Kaya akan ramag spesies. Spesies yang terdapat di dalamnya sekitar 170.000 dari 250.000 spesies yang ada di bumi.
- Hutan hujan di Amerika Serikat merupakan habitat dari 81 spesies katak. Sedangkan di Madagaskar yang luasnya lebih kecil dari Texas, memiliki sekitar 300 spesies.
- Hutan hujan di Eropa memiliki 321 spesies kupu-kupu. Sedangkan Taman Nasional Manu yang terletak di wilayah Peru, memiliki 1300 spesies.
- Menjadi habitat mamalia, seperti orangutan.
- Habitat berbagai macam burung, salah satunya adalah Psittacula Alexandri.
- Kaya akan berbagai jenis hewan reptil dan amphibi.
- Perairan yang ada di hutan hujan, seperti anak sungai, sungai, danau dan rawa, kaya akan berbagai jenis ikan. Mayoritas ikan yang hidup di perairan hutan adalahjenis ikan air tawar. Selain itu, di lembah sungai Amazon terdapat 3.000 spesies ikan yang belum teridentifikasi. Beberapa jenis ikan yang ada dalam hutan ini, antara lain:
- Jenis ikan tropis yang berada di hutan hujan tropis Amerika Selatan, seperti: angelfish, lele pemakan ganggang, neon tetras dan discus.
- Jenis ikan yang berada di hutan hujan Asia, seperti gurameh, danios, siamese fighting fish (betta) dan clown loach.
- Hutan hujan merupakan habitat banyak jenis serangga yang didominasi oleh jenis kumbang. Jenis-jenis kumbang berjumlah hampir 500.000 jenis.
b. Kaya Tumbuhan dan Hewan
Hutan hujan memiliki kekayaan alam berupa tumbuhan dan hewan yang beraneka ragam. Sebab, pada hutan ini memiliki faktor-faktor pendukung kehidupan, seperti:
- Iklim yang mendukung di wilayah hutan hujan. Kebanyakan hutan jenis ini berada di daerah tropis. Seperti yang kita tahu, daerah tropis memiliki intensitas sinar matahari lebih banyak dibandingkan daerah lainnya. Di daerah beriklim tropis, sinar matahari yang diterima oleh tumbuhan dapat dimanfaatkan secra maksimal untuk proses fotosintesis. Proses ini akan menghasilkan energi, yang kemudian disimpan dalam vegetasi tumbuhan untuk dikonsumsi oleh hewan di lingkungan sekitarnya. Tentu tidak mengherankan, jika kawasan hutan hujan kaya akan tumbuhan dan hewan.
- Hutan hujan memiliki kanopi yang dapat dijadikan perlindungan pertumbuhan tanaman dan hewan. Selain itu, kanopi hutan akan memberikan sumber-sumber makanan serta menyediakan tempat untuk berinteraksi dengan spesies lainnya.
Pixabay
Manfaat Hutan Hujan
Hutan hujan yang sebagian besar berada di daerah tropis, memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Baik manfaat untuk tumbuhan, hewan dan manusia. Peranannya bagi kehidupan, antara lain:
1. Menjaga Kestabilan Suhu di Dunia
Hutan hujan merupakan hutan yang berkontribusi menjaga suhu di dunia agar tetap stabil. Sebab, hutan ini mampu menyerap karbon dengan intensitas yang tinggi. Perlu diketahui, karbon merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim.
Pemanasan global akan berkurang apabila karbon dapat diserap oleh pepohonan di hutan. Disinilah peranan utamanya sebagai penjaga kestabilan suhu dunia, yaitu menyerap dan menyimpan karbon bumi yang berlebih.
Peranan tersebut membuat negara-negara di dunia berlomba-lomba membayar negara yang memiliki hutan hujan agar dapat menjaga kestabilan suhu di dunia.
Tujuannya, agar negara yang memiliki kawasan senantiasa menjaga kondisi hutan agar tetap lestari.
2. Habitat Tumbuhan dan Hewan
Hutan hujan memiliki ekosistem yang variatif dan tidak ada spesies yang lebih dominan. Kondisi hutan yang sangat stabil, membuatnya menjadi rumah atau tempat tinggal yang ideal bagi berbagai tumbuhan dan hewan.
Selain itu, karena tidak adanya spesies yang lebih dominan, maka setiap jenis tumbuhan dan hewan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, bahkan kemungkinan besar banyak spesies yang belum teridentifikasi hidup dan berkembang biak di kawasan hutan hujan.
3. Menjaga Air
Salah satu manfaat hutan hujan yang tidak kalah penting, adalah menjaga ketersediaan air tanah. Peranan hutan dalam menjaga cadangan air dilakukan melalui proses transpirasi.
Proses transpirasi merupakan proses pelepasan air yang berasal dari daun-daun ketika proses fotosintesis. Dalam proses tersebut, uap air akan memengaruhi formasi awan hujan, sehingga awan tersebut akan melepaskan air kembali (hujan).
Contohnya adalah hutan Amazon, merupakan hutan hujan terbesar di dunia yang memiliki 50% hingga 80% uap air dalam ekosistem peredaran air.
Apabila terjadi penebangan liar, maka uap air yang menguap ke atmosfer akan berkurang. Akibatnya, intensitas hujan yang turun ke bumi juga akan berkurang. Berkurangnya curah hujan ini dapat menyebabkan suatu wilayah mengalami kekeringan yang berkepanjangan.
Peranan hutan hujan sebagai pengatur siklus air di bumi juga telah diteliti oleh U.S. Geological Survey. Menurut U.S. Geological Survey, peredaran air yang dikenal dengan siklus hidrologi, memberikan gambaran pergerakan air yang berkelanjutan. Mulai dari air atmosfer hingga turun menjadi hujan, kemudian menguap kembali ke atmosfer.
4. Sumber Tanaman Obat / Herbal
Penduduk asli tinggal di hutan memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis tumbuhan yang dapat dijadikan obat. Seiring perkembangan zaman, jenis-jenis tumbuhan yang ada di dalam hutan hujan dijadikan sebagai bahan baku obat-obatan segala macam penyakit.
5. Penopang Kehidupan Suku Pedalaman
Hutan hujan adalah penyokong kehidupan suku-suku pedalaman. Misalnya, wilayah hutan Amazon yang dihuni oleh bangsa Amerindian. Orang-orang Amerindian dapat bertahan hidup dengan memanfaatkan hasil hutan.
Hal ini juga berlaku di negara-negara lain di dunia, beberapa suku pedalaman menjadikan hasil hutan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, contohnya adalah suku-suku di Indonesia.
Suku pedalaman di Indonesia, seperti suku korowai dan suku anak dalam merupakan orang-orang yang tinggal di dalam hutan. Mereka memanfaatkan hutan sebagai tempat tinggal dan sumber pangan.
Apabila terjadi kerusakan hutan, maka akan berakibat buruk bagi ketersediaan bahan pangan untuk orang suku pedalaman. Tentu, jika hutan rusak maka kebutuhan pangan, seperti buah-buahan, daun-daun, sumber air bersih, kayu, serta hewan buruan akan berkurang.
Melihat begitu pentingnya peran hutan hujan dalam menopang kehidupan suku pedalaman dan masyarakat di sekitarnya, diharapkan kita semua untuk selalu melestarikan dan menjaga kelangsungan hutan.
6. Tempat Tujuan Wisata dan Penelitian
Hutan hujan juga dapat dijadikan sebagai tempat tujuan wisata dan penelitian. Adanya keanekaragaman spesies tumbuhan dan hewan, tentu akan menarik perhatian para pengunjung kawasan ini. Hal ini mendorong wisatawan untuk datang berwisata ke area hutan hujan.
Bagi peneliti, hutan hujan merupakan tempat menggali ilmu pengetahuan, terutama mengenai pencarian spesies baru tumbuhan dan hewan. Misalnya, para ahli dendrologi yang mendalami ilmu tentang pohon.
Selain itu, peneliti dapat menggali ilmu dan wawasan tentang bagaimana cara menjaga kelestarian ekosistem hutan agar tetap terjaga dan lestari.
7. Lahan Pertanian dan Perkebunan Subur
Beberapa peneliti menyatakan, bahwa hutan hujan memiliki permukaan tanah yang mengandung banyak humus. Oleh karenanya, kawasan ini merupakan kawasan yang memiliki tanah yang subur. Kesuburan tanah di hutan hujan cocok untuk dijadikan lahan pertanian atau perkebunan melalui upaya pembukaan wilayah hutan.
Misalnya, seperti di daerah Kalimantan dan Sumatera. Alih fungsi dan pemanfaatan kawasan hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan, dapat membawa dampak baik bagi kehidupan masyarakat.
8. Pelindung Ancaman Bencana Alam
Hutan hujan dapat memebrikan perlindungan dari bencana alam, seperti banjir, tanah longsor atau erosi. Akar-akar pohon dan vegetasi lain yang hidup di hutan dapat membantu menahan tanah, sehingga dapat mengurangi terjadinya erosi.
Erosi terjadi karena banyaknya tanah yang hanyut oleh arus sungai akibat curah hujan yang tinggi. Pengikisan tanah ini dikarenakan banyaknya pepohonan yang ditebang secara liar, sehingga tidak ada lagi penahan yang melindungi permukaan tanah.
Penyebab Rusaknya Hutan Hujan
Saat ini, muncul berbagai kerusakan hutan hujan akibat ulah manusia. Salah satu contohnya, hutan di wilayah New Jersey yang rusak akibat penebangan liar. Akibatnya, tumbuhan dan hewan yang hidup di daerah tersebut terancam punah karena habitatnya menghilang.
Pixabay
Rusaknya hutan umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia, sebagai berikut:
- Penebangan pohon secara liar. Menebang kayu secara liar untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dapat menyebabkan kerusakan habitat flora dan fauna. Kayu dari hutan, digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, seperti membangun rumah, keperluan kayu bakar, serta perdagangan. Deforestasi ini menyebabkan ekosistem yang ada di hutan hujan menjadi rusak.
- Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan agrikultur. Kawasan hutan yang sebenarnya adalah kawasan terlindung, banyak dijadikan lahan pertanian atau perkebunan, baik oleh individu maupun perusahaan-perusahaan besar.
- Pembangunan infrastruktur. Pembangunan jalan yang melintasi atau membelah hutan juga dapat menyebabkan hutan rusak. Ekosistem yang ada di dalam hutan akan terganggu akibat pembangunan infrastruktur tersebut.
Jaga Hutan Hujan Agar Tetap Lestari
Manfaat hutan hujan sangat penting bagi kehidupan tumbuhan, hewan dan manusia. Namun, kerusakan akibat ulah manusia dan gangguan alam tidak dapat dihindarkan begitu saja.
Oleh karenanya, kita sebagai manusia yang sangat membutuhkan keseimbangan alam, harus bersama-sama menyelamatkannya agar tetap terjaga dan lestari.
Bagaimana cara menyelamatkan hutan hujan agar tetap terjaga dan lestari? Berikut adalah cara menyelamatkan hutan yang dapat kita lakukan.
- Mengembangkan program pendidikan untuk menyelamatkan hutan. Program pendidikan untuk menyelamatkan hutan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Memberikan pengetahuian sejak dini tentang pentingnya hutan bagi kehidupan.
- Mengajak pelajar untuk membiasakan menjaga lingkungan alam agar tetap hijau.
- Mengajak pelajar untuk membiasakan menjaga kebersihan lingkungan, dengan cara membuang sampah pada tempatnya. Serta tidak membuang sampah ke sungai sebagai sumber air bersih.
- Melakukan rehabilitasi hutan atau memulihkan kembali fungsi hutan. Rehabilitasi hutan hijau merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan hutan dari kepunahan.
- Memberikan sanksi tegas terhadap oknum-oknum yang terbukti melakukan penebangan liar, perburuan liar, serta kegiatan tidak bertanggungjawab yang merusak hutan.
- Himbauan untuk tidak merusak lingkungan sekitar dan menjaga hutan. Himbauan tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Menghimbau masyarakat untuk selalu menghemat bahan bakar agar polusi udara berkurang.
- Himbauan untuk menghemat air.
- Melakukan daur ulang sampah plastik.
- Menghemat energi dengan cara menghemat listrik dan mencari sumber energi alternatif lain.
- Membangun taman sebagai habitat vegetasi tumbuhan dan hewan.
- Membantu penduduk lokal yang hidup di hutan pedalaman untuk bersama-sama bertanggungjawab menjaga kelestarian hutan.
Hal-hal tersebut di atas merupakan cara yang dapat dilakukan bersama agar kelestarian hutan tetap terjaga.