Hutan Musim – Pengertian, Karakter, Jenis, dan Sebaran

4.4/5 - (46 votes)

Berbicara tentang hutan di Indonesia, tentu sangat beragam jenisnya. Seperti hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau, sabana, serta rawa gambut.

Masing-masing jenis hutan mempunyai perbedaan berdasarkan ciri serta karakter yang dimiliki. Misalnya hujan hujan tropis merupakan hutan yang memiliki curah hujan tinggi, atau hutan bakau yang tumbuh di wilayah pesisir.

Selain itu, terdapat pula hutan musim, hutan yang tersebar di wilayah Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

Pengertian Hutan Musim

Hutan musim (monsoon forest) merupakan salah satu jenis hutan yang dibagi berdasarkan sifat musimnya. Hutan ini terletak di daerah yang memiliki iklim muson tropis.

Iklim muson tropis adalah sebutan untuk wilayah yang memiliki musim kemarau dan hujan. Pada daerah iklim muson tropis, terdapat perbedaan jelas antara musim basah dan musim kering.

Hutan musim termasuk dalam kategori ekosistem darat. Hutan ini tumbuh berkembang di wilayah dengan iklim tropis dan subtropis.

Ketika musim kemarau tiba, tumbuhan yang ada di hutan musim akan menggugurkan daunnya. Tentu aktivitas alami ini memberikan pengaruh terhadap kondisi lingkungan dan populasi makhluk hidup di dalam hutan.

Selain itu, hutan musim juga dapat diartikan sebagai hutan yang tumbuh di wilayah dengan curah hujan antara 1.000 mm hingga 2.000 mm per tahun. Serta memiliki musim kering yang cukup lama, sekitar 4 hingga 6 bulan, bahkan lebih dari 6 bulan.

Karakteristik Hutan Musim

Setiap jenis hutan memiliki ciri atau karakter yang berbeda satu sama lain. Hal ini dipengaruhi oleh ketinggian wilayah hutan, letak geografis, iklim wilayah, serta jenis tumbuhan yang mengisi hutan.

daun pohon hutan musim berguguran ketika musim kemarau Pixabay

Pada hutan musim, ciri dan karakter yang dapat terlihat antara lain:

  1. Iklim hangat adalah iklim yang terjadi sepanjang tahun di hutan musim, contohnya adalah hutan yang ada di Indonesia. Umumnya, daerah dengan iklim hangat mengalami musim kemarau lebih lama hingga berbulan-bulan dibanding musim penghujan.
  2. Pepohonan yang tumbuh tahan terhadap kekeringan. Tumbuhan yang tahan terhadap kondisi kering termasuk jenis tropofit. Tumbuhan tropofit adalah jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan kering dan basah. Ciri tumbuhan tropofit, yaitu akan meranggas ketika musim kemarau dan tumbuh lebat ketika musim penghujan.
  3. Curah hujan cukup rendah jika dibandingkan jenis hutan lain. Rata-rata curah hujan per tahun adalah 1.000 mm hingga 2.000 mm. Sedangkan suhu rata-rata sekitar 21 derajat sampai 32 derajat celcius.
  4. Ekosistem hutan berbentuk satu lapisan stratum, yaitu lapisan tajuk dengan tajuk lainnya tidak saling tumpang tindih. Kondisi ini memudahkan sinar matahari masuk ke dalam hutan, sehingga aneka ragam semak dan herba dapat tumbuh dan berkembang lantai hutan.
  5. Proses meranggas dan tumbuh pohon-pohon yang ada di dalam hutan dipengaruhi oleh cadangan air di dalam tanah.
  6. Saat musim kemarau berakhir, tumbuhan di hutan musim sebagian besar akan berbunga. Bunga-bunga yang bermekaran ini umumnya berwarna terang dan berukuran besar.
  7. Ditumbuhi jenis pohon tertentu, seperti pepohonan dari spesies santalum album, dalbergia latifolia, tectona grandis, acacia leucophloea, timonius cerysus, schleieera oleosa, eucalyptus alba, dan albizzia chinensis.
  8. Biasanya hutan musim dihuni oleh jenis hewan atau fauna, seperti harimau dan monyet dari spesies macace fascicularis.

Sebaran Hutan Musim

Selain di Indonesia, hutan musim juga tersebar di beberapa negara. Negara-negara yang memiliki jenis hutan ini secara geografis berada di sekitar khatulistiwa, antara lain:

  1. Afrika Tengah dan Afrika Timur.
  2. Australia Utara.
  3. Madagaskar, tepatnya di lepas pantai timur benua Afrika.
  4. Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
  5. Negara di Benua Asia, seperti Myanmar, Indo Cina, India, Malaysia serta Indonesia (tersebar di pulau Jawa di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Papua serta Pulau Maluku).
baca juga:  Cagar Alam - Pengertian, Sejarah, Tujuan, Manfaat & Daftar di Indonesia

Persebaran hutan musim di beberapa wilayah memiliki jenis tumbuhan dan hewan yang berbeda-beda. Sebab, keanekaragam penghuni hutan juga dipengaruhi oleh kondisi alam masing-masing wilayah.

Jenis Hutan Musim

Berdasarkan kondisi atau bentang alam wilayah hutan, hutan musim dapat dibedakan menjadi 2 jenis. Pembagian ini dipengaruhi oleh ketinggian lokasi hutan dan curah hujan yang diperoleh.

Berikut ini adalah penjelasan keduanya, antara lain:

a. Berdasarkan Ketinggian

Berdasarkan ketinggian hutan berada, hutan musim dikelompokkan menjadi 2 zona, yaitu zona bawah dan zona atas. Pengertian 2 zona tersebut, yaitu:

  • Zona Bawah
    Kawasan hutan musim yang terletak di wilayah dengan ketinggian antara 0 hingga 1.000 mdpl, masuk dalam kategori zona bawah. Zona ini merupakan zona 1. Di Indonesia, hutan yang masuk dalam zona 1, contohnya adalah hutan di Nusa Tenggara dan Maluku. Jenis pohon yang tumbuh di zona bawah atau zona 1, seperti spesies dari banksia dentate, caesalpinia digyna, acacia leucophloea, tectona grandis, aetinophora fragrans, albizzia chinensis, azadirachta indica, eucalyptus alba, santalum album, melaleuca leucadendron, eucalyptus spp, corypha utan dan timonius cerycus.
  • Zona Atas
    Kawasan hutan musim yang terletak di wilayah dengan ketinggian antara 1.000 hingga 4.100 mdpl, masuk dalam kategori zona atas. Zona ini merupakan zona 2. Jenis pohon yang tumbuh dan berkembang di zona atas atau zona 2, seperti spesieseucalyptus spp, pinus merkusii dan casuarina junghuhnianase. Wilayah Indonesia yang berada pada zona atas atau zona 2, yaitu:

    • Hutan di wilayah Indonesia Timur yang ditumbuhi oleh jenis pohon eucalyptus spp.
    • Hutan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang ditumbuhi jenis pohon casuarina junghuhnianase.
    • Hutan di Wilayah Sumatera yang ditumbuhi jenis pohon pinus merkusii adalah wilayah Sumatra.
baca juga:  Hari Binatang Sedunia - 4 Oktober - Sejarah dan Peringatan

hutan musim dibagi berdasarkan ketinggian dan curah hujan Pixabay

b. Berdasarkan Curah Hujan

Intensitas serta curah hujan yang turun di wilayah hutan musim juga dijadikan dasar pengelompokkan jenis hutan. Sebagai informasi tambahan, curah hujan disuatu wilayah dapat diketahui melalui data yang dihitung oleh BMKG. Ketersediaan air pada wilayah hutan akan memengaruhi aktivitas alami pohon, seperti gugurnya daun.

  • Hutan Gugur Daun Lembap
    Dalam bahasa Inggris, hutan gugur daun lembap disebut dengan tropical moist deciduous forest. Hutan ini adalah kawasan hutan musim yang berkembang di wilayah dengan curah hujan tinggi. Suatu wilayah dapat dikatakan memiliki curah hujan tinggi, jika hujan yang terjadi berada di angka 1.500 mm hingga 4.000 mm per tahun. Pada jenis hutan ini, musim kemarau yang terjadi tidak begitu lama, sekitar 4 bulan sampai 6 bulam dalam kurun waktu setahun.
  • Hutan Gugur Daun Kering
    Tropical dry deciduous forest atau hutan gugur daun kering adalah kawasan hutan yang terbentuk di wilayah dengan curah hujan rendah atau kurang dari 1.500 mm per tahun. Hutan jenis ini mengalami musim kemarau atau musim kering yang lebih lama dibandingkan hutan gugur daun lembap. Musim kemarau yang terjadi lebih dari 6 bulan dalam setahun.

Fakta Unik Hutan Musim

Akibat pengaruh iklim, letak geografis, dan ketinggiannya, hutan musim memiliki keunikan tersendiri. Misalnya, penyebutan namanya yang berbeda-beda di berbagai tempat.

tupai merupakan salah satu penghuni hutan musim Pixabay

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hal-hal unik dari hutan musim:

  1. Nama berbeda di tiap wilayah berdasarkan jenis pohon dominan. Perbedaan pemberian nama pada jenis hutan ini disebabkan oleh tumbuhan yang tumbuh mendominasi. Contohnya adalah pada hutan musim yang didominasi oleh pohon jati, maka hutan ini disebut dengan hutan jati. Berlaku pula jika hutan banyak ditumbuhi pohon pinus, maka disebut dengan pohon pinus.
  2. Hutan musim sama dengan hutan luruh daun. Seperti yang telah disampaikan, tumbuhan atau pohon yang hidup di hutan ini menggugurkan daunnya ketika memasuki musim kemarau. Bukan tanpa sebab, gugurnya daun bertujuan untuk mengurangi transpirasi atau penguapan air melalui daun.
  3. Hutan musim disebut hutan peluruh. Selain gugur daun, sebutan hutan peluruh juga diberikan. Nama ini digunakan di wilayah yang memiliki 4 musim. Karena ketika musim gugur, daun-daun pohon akan berguguran. Umumnya, jenis pohon yang tumbuh adalah pohon maple, pohon berangan, pohon bek dan pohon sepang. Daun-daun pepohonan hutan peluruh tumbuh sangat indah dan berwarna-warni, seperti berwarna oranye, hijau tua, merah cerah dan kuning. Disamping itu, hutan peluruh juga dihuni oleh beberapa jenis hewan, seperti oposum (hewan sejenis tikus), ular, tupai tanah, burung falcon, serta beberapa jenis serangga.
baca juga:  Bioma - Pengertian, Ciri, Karakteristik, Fungsi & Jenisnya

Manfaat Hutan Musim

Keberadaan hutan sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan alam. Manfaat hutan musim, antara lain:

  1. Sama dengan fungsi hutan lainnya, hutan luruh daun bermanfaat untuk mencegah terjadinya bencana alam, seperti longsor dan banjir.
  2. Sebagian spesies tumbuhan di kawasan hutan musim merupakan spesies yang sangat kuat, karena mampu bertahan hidup pada musim kemarau. Kekuatan ini bermanfaat untuk menyimpan dan menampung air tanah yang ada di lingkungan hutan.
  3. Hutan peluruh menjadi penghasil sumber daya alam, berupa kayu dan nonkayu. Jenis-jenis kayu yang dihasilkan, seperti kayu jati, kayu pinus, dan rotan.
  4. Hutan musim membantu mengurangi dampak pemanasan global (global warming).
  5. Hutan musim membantu menyeimbangkan iklim bumi dengan cara menyerap karbondioksida sebagai tahap siklus karbon.

Cara Melestarikan Hutan Musim

Hutan memberikan banyak manfaat bagi seluruh aspek kehidupan. Seperti air dan udara yang menjadi kebutuhan dasar makhluk hidup, dapat lestari karena keberadaan hutan.

pelestarian hutan sangat diperlukan agar hutan tidak semakin rusak Pixabay

Melalui cara-cara sederhana dan aksi nyata berikut, kita dapat melestarikan hutan agar manfaatnya dapat selalu kita peroleh, yaitu:

  1. Melakukan pemilihan tanaman yang sesuai dengan kondisi daerah hutan berada. Misalnya memilih tumbuhan yang mampu tumbuh subur dengan curah hujan rendah. Beberapa jenis tumbuhan yang dapat dipilih, yakni cemara, cendana, kayu putih dan jati. Seperti hutan di Nusa Tenggara yang ditanami dengan jenis pohon cendana.
  2. Setelah memilih tanaman yang sesuai dengan kondisi wilayah, langkah selanjutnya adalah membuat sistem pengairan yang efektif dan efisien. Contohnya, membuat irigasi air tetes. Irigasi air tetes cocok untuk diterapkan di wilayah yang minim air.
  3. Melakukan koordinasi dan pembinaan akan pentingnya hutan dan cara melestarikannya. Koordinasi dan pembinaan berfungsi untuk mengajarkan masyarakat agar berpartisipasi dalam usaha melestarikan hutan.

Hal-hal tersebut di atas merupakan cara untuk melestarikan hutan musim yang saat ini semakin terancam. Keberadaan hutan tidak hanya penting bagi manusia, melainkan bagi satwa endemik yang ada di wilayah tersebut. Kesadaran kita bersama sangat dibutuhkan untuk melindungi dan melestarikannya.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.