Masyarakat Indonesia mengenal ikan betik dengan berbagai nama yang merujuk pada spesies sama sesuai bahasa daerah masing-masing. Dalam bahasa Jawa dan Sunda, betik juga dikenal sebagai ikan betok. Sedangkan di Padang, ikan ini dinamakan puyu-puyu.
Selanjutnya di Kalimantan Selatan, orang-orang mengenal ikan air tawar agresif ini dengan nama ikan papuyu, serta di Kalimantan Timur disebut ikan puyu. Namun secara ilmiah, nama ikan betok adalah Anabas Testudineus.
Daftar Isi
Taksonomi
Ikan betik dikenal akan kemampuannya memanjat ke daratan, oleh sebab itu ikan ini juga dijuluki sebagai climbing gouramy atau climbing perch. Berdasarkan ilmu taksonomi, berikut adalah klasifikasi ikan tersebut:
Kerajaan | Animalia |
Filum | Chordata |
Kelas | Actinopteri |
Ordo | Anabantiformes |
Famili | Anabantidae |
Genus | Anabas |
Spesies | Anabas testudineus |
Morfologi
Ikan air tawar dengan sifat agresif dan kemampuan adaptasi tinggi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Ukuran kepala lebih besar dibandingkan dengan badannya
- Memiliki ekstur sisiknya keras
- Tergolong ikan kecil karena hanya dapat tumbuh maksimal hingga 25 cm, namun secara umum ikan betik yang ditemukan hanya berukuran 20 cm
- Bagian atas tubuhnya berwarna lebih gelap dibandingkan bagian lainnya, mulai dari warna kehijauan, kecokelatan, hingga kehitaman
- Bagian samping tubuhnya berwarna kekuningan
- Pada bagian bawah tubuhnya terdapat beberapa garis agak gelap yang melintang ke bawah, namun garis-garis yang bentuknya tak beraturan ini hanya terlihat samar-samar
- Insang bagian belakang memiliki tutup yang bergerigi, tajam dan teksturnya mirip seperti duri
- Pada ujung tutup insang terdapat bintik hitam, ada yang terlihat cukup jelas serta ada ada yang tersamarkan
Karakteristik
Meski betik bernafas menggunakan insang, akan tetapi ikan ini juga mampu mengambil oksigen di udara secara langsung. Di bagian kepalanya terdapat organ labirin yang membuat ikan batok mampu bernapas di udara seperti ikan lele dan gabus.
Kemampuan ini membuat ikan betik sanggup bertahan hidup saat terjadi kekeringan dan perairan habitatnya menyisakan lumpur. Di saat seperti ini, biasanya ikan akan mencari tempat tinggal lain yang masih berair.
Kemampuan bernapas di udara juga membuat ikan betok mampu merayap ke daratan dan berjalan dengan tutup insangnya yang dapat dilebarkan dan berfungsi seperti kaki. Dengan cara inilah ikan ini bertahan hidup untuk mencari sumber air baru dalam beberapa jam.
Akan tetapi jika tidak menemukan sumber air lainnya, maka ikan ini akan mati. Kemampuan ikan betik untuk merayap di daratan ini membuatnya dinamakan dijuliki climbing gouramy dalam bahasa Inggris.
Selain mampu bertahan hidup tanpa air selama beberapa saat, betik juga adaptif terhadap lingkungan air asin. Di musim kemarau, betok cenderung melakukan hibernasi di dalam lumpur hingga musim hujan datang.
Sisiknya yang keras dan tutup insangnya yang tajam seperti duri menjadikan bagian ini sebagai pelindung dari serangan burung pemangsa ikan, seperti pelikan. Bahkan burung pelikan yang nekat memangsa ikan betik akan berisiko mati karena tersedak duri.
Sebaran dan Populasi
Betik merupakan ikan yang hidup di lingkungan air tawar dan air payau. Ikan betik tidak hanya terdapat di Indonesia, akan tetapi juga tersebar luas di negara lainnya di Asia, meliputi dari negara-negara kawasan Asia Tenggara, Tiongkok, India, hingga ke sebelah barat Garis Wallace.
Di Indonesia, sebaran ikan betok terdapat di hampir seluruh kepulaian nusantara, seperti di sepanjang sungai yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi (khususnya Manado), dan Kalimantan.
Habitat
Ekosistem yang ditinggali ikan ini berupa rawa sawah dan parit. Selain itu, sungai kecil dengan arus tidak begitu deras juga menjadi tempat tinggal ikan betik. Terkadang ikan betok juga ditemukan di saluran air terbuka, seperti kolam yang terisi karena air banjir maupun yang terhubung dengan sungai.
Oleh karena habitatnya tersebut, ikan ini juga menjadi incaran para pemancing ikan.
Makanan / Mangsa
Ikan betik adalah ikan kecil yang bisa dikategorikan sebagai pemangsa segala maupun karnivora. Sifat inilah yang membuat ikan ini mudah dikembangbiakkan, karena tidak sulit mencari makanan buatan saat dibudidayakan.
Di habitat aslinya, betiik memangsa berbagai serangga dan hewan air yang tubuhnya berukuran lebih kecil. Nafsu makan ikan betik termasuk besar ditunjang dengan agrsifitasnya yang tinggi.
Jenis makanan ikan betok berbeda-beda tergantung usianya. Saat amsih menjadi larva, ikan ini akan memangsa kutu air dan alga bersel satu. Saat tubuhnya agak besar, makanannya adalah nyamuk dan hewan kecil lainnya. Sedangkan ikan betik dewasa akan memangsa ikan lainnya yang berukuran lebih kecil.
Selain itu, ikan betok dewasa juga memakan lumut dan tumbuhan air lainnya. Lumut dan tumbuhan merupakan makanan pengganti agar ikan ini dapat bertahan hidup saat tidak bisa menemukan mangsa apapun.
Reproduksi
Proses pembuahan ikan betik terjadi di luar dengan cara betik jantan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi betina. Proses reproduksi diawali dengan ikan jantan yang akan menjepit tubuh betina sambil mengeluarkan telur dan sperma.
Telur ikan ini berbentuk bulat, warnanya kuning dan bening. Induk ikan betok dapat menghasilkan telur sebanyak 15.000 sampai 30.000 telur. Jumlah tersebut tergantung dari berat induk betina.
Selanjutnya, larva akan dibiarkan mengapung di permukaan air. Setelah mencapai umur 1 hari, larva mulai berenang dan memangsa kutu air atau hewan kecil lainnya untuk bertahan hidup.
Budidaya Betik
Di Indonesia, ikan betik sering diperjualbelikan di pasar tradisional sebagai bahan konsumsi. Akan tetapi, saat ini jumlahnya semakin berkurang. Jikapun ada, ukuran betik yang dijual sangat kecil dan tidak layak dikonsumsi.
Hal tersebut disebabkan oleh populasi di alam yang mulai berkurang. Indukan hanya bisa ditemukan di habitat aslinya, sehingga pemerintah mengusahakan budidaya betik agar populasinya terjaga sekaligus mencegah ikan betik dari ancaman kepunahan.