Kalajengking adalah serangga yang memiliki racun pada bagian ekornya dan akan menyengat jika merasa terancam atau dalam bahaya.
Ekor kalajengking berbentuk melengkung. Ciri lain dari hewan berbisa ini adalah adanya sepasang capit pencengkeram pada bagian tubuh depan. Usia hidup kalajengking sangat bervariasi, mulai dari 6 bulan hingga 25 tahun.
Serangga yang menjadi simbol zodiak Scorpion ini adalah hewan karnivora berkaki 8 dan tersebar di seluruh dunia. Menurut catatan ilmiah, setidaknya ada sekitar 2000 spesies kalajengking dan pada umumnya memiliki bisa atau racun pada bagian ekornya.
Daftar Isi
Taksonomi
Berdasarkan penamaan ilmiah, berikut adalah klasifikasi kalajengking secara lengkap.
Kingdom | Animalia |
Subkingdom | Bilateria |
Superfilum | Ecdysozoa |
Filum | Arthropoda |
Subfilum | Chelicerata |
Kelas | Arachnida |
Ordo | Scorpiones |
Famili | Bothriuridae Buthidae Chactidae Chaerilidae Diplocentridae Euscorpiidae Heteroscorpionidae Ischnuridae Luridae Microcharmidae Pseudochactidae Scorpionidae Superstitioniidae Troglotayosicidae Vaejovidae |
Genus | Broteochactas Chaerilus Heteroscorpion Pseudochactas Tityus |
Morfologi
Menurut morfoligi yang menjadi salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari organisme berdasarkan bentuk dan bagiannya, berikut adalah morfologi kalajengking secara jelas.

1. Bentuk
Tubuh kalajengking cenderung memanjang dengan ekor ekor melengkung tersegmentasi. Ujung ekornya terdapat semacam suntik yang digunakan untuk menyengat atau mengeluarkan racun. Sedangkan pada bagian tubuh depan terdapat sepasang capit.
Capit pada kalajengking jantan dan betina memiliki beberapa perbedaan. Selain itu, ukuran tubuh jantan dan betina juga dapat menjadi pembeda. Kalajengking jantan biasanya lebih ramping dengan ekor lebih panjang dibanding kalajengking betina.
2. Warna
Meski identik dengan warna tubuh hitam, namun tidak semua kalajengking berwarna hitam. Contohnya adalah jenis Red Scorpion yang mempunyai warna tubuh oranye kemerahan, serta Blue Scorpion dengan warna biru apda tubuhnya.
Tak hanya warna-warna tersebut, ditemukan pula jenis Deathstalker Scorpion yang berwarna kuning kehijauan, Arizona Bark Scorpion berwarna tubuh cokelat, Pseudo Scorpion berwarna cokelat mahogany, Three Striped Scorpion berwana kuning pucat dengan varias dua atau tiga garis gelap.
Adapula spesies kalajengking Emperor Scorpion dengan warna tubuh hitam berkilau dan tubuhnya memiliki kemampuan memantualkan sinar UV (ultraviolat) sehingga nampak kebiruan saat terkena terik matahari. Saat kalajengking ini akan berganti kulit, maka warnanya akan semakin hitam.
3. Ukuran Tubuh
Secara umum, serangga ini berukuran sekitar 6 cm meskipun ada yang berukuran dibawah itu atau bahkan tergolong sebagai kalajengking raksasa.
Ukuran terbesar disandang oleh spesies Black Emperor Scorpion dan kalajengking Afrika di Guinea dengan panjang tubuh mencapai 18 cm dan bobot 60 gram. Sedangkan ukuran tubuh terpanjang dinobatkan kepada jenis Rock Scorpion dengan panjang tubuh hingga 21 cm.
Berbanding terbalik dengan kalajengking raksasa tersebut, ada pula scorpion yang hanya mempunyai ukuran tubuh 12 mm, yaitu spesies Karibia microtytus fundorai.
Sedangkan kalajengking purba yang ditemukan dalam wujud fosil ukuran tubuhnya mencapai 35 cm hingga 1 meter, jenis tersebut adalah Brontoscorpio anglicus dan Gigantoscorpio willsi.
4. Bentuk Kepala
Bagian kepala serangga berbisa ini memiliki mulut, sepasang pedipalps atau penjepit, serta beberapa pasang mata. Mata pada kalajengking jumlahnya bervariasi, yaitu dua mata pada bagian atas prosoma / kepala dan dua hingga lima mata yang terdapat pada kedua sisi depan.
Meski memiliki banyak mata, ternyata kemampuan melihat kalajengking tidak begitu bagus dan serangga ini sangat berbisa terhadap sumber cahaya. Berdasarkan penelitian, mata kalajengking fungsi utamanya adalah untuk membedakan gelap dan terang.
5. Abdomen
Perut atau abdomen kalajengking terdiri dari 12 ruas dengan 5 bagian ruang terakhir menghasilkan bentuk ruas metasoma dan kita kenal sebagai ekor.
Pada ujung abdomen bentuknya bulat lancip serta mengandung racun atau venom yang disebut telson dan akan disengatkan kepada musuh saat berada dalam kondisi terancam atau menghadapi bahaya.
6. Kaki
Jumlah keseluruhan kaki kalajengking adalah 8 kaki atau 4 pasang. Masing-masing kakinya terdiri dari 7 segmen, yaitu coxa, trochanter, femur, patella, tibia, basitarsus, dan telotarsus. Bagian ujung tarsus disebut apotele yang bercakar atay ungues.
Segmen kaki coxa adalah kaki yang ukurannya lebih besar dibanding segmen kaki lainnya. Segmen coxa berguna untuk melindungi permukaan ventral prosoma.
7. Ekor
Ekor kalajengking disebut metasoma. Ekornya terdiri dari lima bagian dan telson mirip vesikel dengan fungus yang menjadi tempat kelenjar beracun. Bagian ekor merupakan bagian paling berbahaya dari kalajengking karena menjadi alat untuk menyengat dan menyuntikkan racun yang sangat berbisa.]
8. Capit
Pedipals atau capit adalah salah satu ciri lain selain ekor melengkung kalajengking. Fungsi kaki penjepit adalah untuk menangkap mangsa, melakukan kawin dan menggali tanah sebagai tempat persembunyian.
Habitat
Tempat hidup kalajengking adalah kawasan padang rumput, padang pasir, gurun kering, hutan tropis dan hutan sabana.
Pada tubuh kalajengking padang pasir terdapat bulu sikat yang dapat bergerak membentuk sisr pada kaki. Bulu sikat berfungsi untuk meningkatkan luas permukaan serta memudahkan kalajengking berjalan dan tidak tenggelam diatas padang pasir.
Di Afrika Selatan hidup kalajengking batu yang hidup di habitat bebatuan. Pada tubuhnya terdapat setae atau mirip spinelike yang berfungsi bersama cakar yang melengkung untuk mencengkeram bebatuan.
Perlu diingat, kalajengking sanga suka hidup dan membuat liang atau sarang di bawah batu, batang kayu, semak belukar, serta tempat-tempat gelap sambil menunggu mangsa. Salah satu contohnya adalah spesies Anuroctonus phaiodactylus yang hanya berburu dengan menunggu mangsa masuk ke dalam sarang.
Tempat-tempat tersebut dipilih karena memberikan suhu dan kelembaban sesuai dengan kemampuan hidupnya. Kalajengking jantan dewasa akan meninggalkan liang sarangnya saat memasuki musim kawin dan mencari pasangan.
Sebaran
Sebaran populasi kalajengking sangat luas diseluruh benua, kecuali kawasan kutub utara dan selatan. Kalajengking bisa ditemukan di kawasan Afrika Utara, Asia, India, Amerika Utara, Amerika Selatan, Timur Tengah, Meksiko, Oceania, Eurasia, Eropa, dan Amerika Tengah. Di Amerika Serikat, serangga berbahaya ini hidup di wilayah gurun barat daya, seperti daerah New Meksiko, sebagian California dan Arizona.
Sedangkan kalajengking yang hidup di Asia termasuk Indonesia umumnya adalah jenis Asian forest scorpion atau Heterometrus spinifer.
Status Kelangkaan
Serangga beracun ini populasinya bisa dikatakan aman dengan ancaman kepunahan sangat rendah. Pernyataan ini didukung data dari IUCN yang menyatakan bahwa status kelangkaannya adalah Least Concern (LN) atau berisiko rendah.
Perilaku dan Cara Hidup
Serangga berbisa ini termasuk jenis hewan karnivora atau pemakan daging. Kalajengking akan melumpuhkan mangsa dengan sengatan beracun yang ada pada ekornya.
Sebagian besar scorpion adalah hewan nokturnal yang melakukan kegiatan seperti berburu mangsa pada malam hari hingga fajar dan pada siang hari akan berdiam di sarangnya. Kalajengking juga merupakan hewan soliter atay hidup sendiri dan tidak hidup secara berkelompok.
Sifat nokturnal tersebut dikarenakan serangga scorpion berpendar jika terkena sinar ultraviolet matahari.
Makanan kalajengking adalah serangga-serangga kecil lain yang cenderung lebih lemah dibandingnya, antra lain laba-laba, kelabang, semut dan lainnya. Namun untuk jenis kalajengking besar, hewan ini sanggup memakan tikus, ular dan kadal.
Cara berburu kalajengking menggunakan detektor yang diperoleh dari sensor vibrasi organ pektin. Pada organ pedipals terdapat rambut sensor yang halus dan berguna untuk merasakan getaran di udara. Sedangkan pada bagian ujung tungkai terdapat organ kecil yang mampu mendeteksi vibrasi atau getaran di tanah.
Kalajengking akan menyergap mangsanya saat jaraknya sudah dekat. Selanjutnya, serangga ini akan menyengat dan menyuntikkan racun dari ekornya untuk melumpuhkan mangsanya. Selain itu, bisa beracun ini juga berfungsi sebagai pertahanan saat kalajengking diserang oleh musuh atau pemangsa.
Beberapa hewan pemangsa kalajengking adalah tarantula, kelabang, ular berbisa, kadal, burung hantu, bajing, kelelawar, dan tikus.
Perilaku kalajengking sebagai predator memiliki wilayah teritori yang terpisah dan jelas, sehingga cenderung berada pada lingkungan tertentu dan kembali ketempat yang sama.
Berkembang Biak
Perkembangbiakan kalajengking biasanya berlangsung pada bulan hangat, yaitu mulai akhir musim semi hingga awal musim gugur. Saat memasuki musim kawin dan usia matang, pejantan akan melakukan perjalanan ratusan meter untuk mencari betina yang cocok.

Apabila sudah menemukan pasangannya, maka kalajengking akan kawin dengan cara jantan menghadap betinda kemudian melakukan gerakan seperti tarian yang disebut dengan promenade à deux. Tujuan dari perilaku tersebut adalah untuk menemukan permukaan halus dimana jantan akan mengeluarkan sekresi kelenjar berbentuk tangkai.
Akan tetapi ada fakta mengerikan jika setelah perkawinan kalajengking betina masih berada di dekat jantan, maka sang jantan akan membunuh dan memakannya.
Biasanya scorpion betina akan kawin dengan beberapa jantan berbeda. Bahkan serangga betina sanggup menghasilkan keturunan tanpa melakukan kawin sama sekali. Kondisi ini disebut dengan parthenogenesis.
Meski tergolong serangga, namun sistem reproduksi kalajengking berbeda dengan serangga pada umumnya. Sebab hewan beracun ini termasuk ovovivipar sehingga tidak bertelur (ovipar). Maksud dari ovovivipar adalah gabungan dari sistem reproduksi ovipar atau bertelur dan vivipar atau melahirkan.
Induk akan menyimpan sel telur dalam tubuh kemudian melahirkan keturunan berupa bayi bukan telur. Betina umumnya menghasilkan anakberjumlah 4 sampai 9 dalam satu waktu melahirkan. Proses melahirkan kalajengking dapat berlangsung selama beberapa jam hingga hitungan hari.
Anakan kalajengking umumnya berwarna putih dan bagian tubuhnya diselimuti oleh selaput tipis bernama korion. Anakan yang tidak berhasil berganti kulit cenderung akan mati dan tidak mampu bertahan hidup.
Bayi yang keluar dari selaput korion akan berjalan ke punggung induk dan berada diposisi tersebut shingga 50 hari. Bayi tersebut belum mampu untuk mencari atau berburu mangsa, sehingga cadangan energi untuk hidup diperoleh dari tubuh serta air yang diberikan induk melalui lapisan kulit kutikula.
Jenis Kalajengking Beracun
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, sebaran serangga berbisa ini sangat luas kecuali di daerah kutub. Berikut adalah contoh jenis kalajengking dari seluruh dunia, antara lain:
1. Emperor Scorpion
Emperor scorpion adalah salah satu jenis dengan tubuh terbesar. Saat usia dewasa, rata-rata panjang tubuhnya mencapai 20 cm dengan bobot 40 gram. Ukuran emperor scorpian hampir sama dengan kalajengking hutan.
2. Red Claw Scorpion
Meski dikatakan sebagai hewan buas, ada beberapa jenis yang dijadikan sebagai peliharaan, salah satunya adalah Red claw scorpion. Racun dari sengatan jenis ini memiliki intensitas serupa dengan sengatan lebah. Karakteristiknya adalah mudah marah atau agresif.
3. Red Scorpion
Jenis kalajengking ini berasal dari India dan menjadi salah satu jenis paling berbahaya. Sebarannya meliputi wilayah India, Pakistan dan Nepal. Ciri utama dari Red Scorpion adalah warna tubuhnya oranye cenderung merah.
4. Arizona Hairy Scorpion
Habitat jenis ini berada di kawasan Arizona. Ukuran tubuhnya cukup besar, yaitu sekitar 15 cm dengan warna tubuh cokelat dan mempunyai sepasang penjepit berwarna kuning. Sesuai dengan namanya, Arizona hairy scorpion memiliki rambut halus pada tubuhnya. Rambut ini berfungsi sebagai sensor untuk mendeteksi getaran di udara dan tanah.
5. Three Striped Scorpion
Three striped scorpion hidup di wilayah Amerika Serikat bagian tengah. Ukuran tubuhnya relatif umum, yakni 7 cm dengan warna kuning pucat disertai dua atau tiga garis gelap.
6. Death Stalker Scorpion
Julukan tersebut tidak hanya nama, melainkan sengatan racunnya benar-benar berbahaya dan mematikan. Namun meski beracun, beberapa tindakan medis dapat menggunakan racunnya untuk tujuan positif.
7. Fat Tail Scorpion
Fat tail scorpion merupakan jenis scorpion berukuran 10 cm. Seperti kalajengking pada umumnya, ukuran betina lebih besar dibandingkan jantan dengan ekor lebih besar dan tebal. Racun fat tail scorpion juga termasuk mematikan.
8. Giant Forest Scorpion
Warna tubuh Gian forest scorpion hitamdengan tubuh besar dan terlihat kekar. Panjang tubuhnya mencapai 12 cm dengan penjepit besar dan tebal. Sekilas morfologi jenis ini mirip jenis emperor scorpion.
Tubuhnya yang besar menandakan bawah ia memiliki sifat agresif, bahkan dibandingkan emperor scorpion. Biasanya spesies ini hidup dan membuat sarang dibawah tumpukan kayu, bebatuan dan membuat liang di tanah.
9. Tailles Whip Scorpion
Jika umumnya scorpion memiliki ekor melengkung, namun berbeda dengan jenis yang satu ini. Spesies ini tidak memliki ekor dan capit besar. Capit yang dimilikinya berukuran kecil, berkaki kurus serta tubuhnya lebih pipih.
Bahaya Sengatan
Meski racunnya dikatakan mematikan, namun bagi manusia dampaknya tidak akan sejauh itu. Akan tetapi sengatan scorpion jangan dianggap remeh sebab rasanya sangat menyakitkan. Racun kalajengking mengandung komponen kompleks yang akan berpengaruh pada sistem sarag neurotoksin. Anak atau dewasa yang tersengat akan berisiko mengalami komplikasi.

Ketika terkena sengatan kalajengking, kita akan mengalami gejala lokal pada arena sengatan akibat sebaran racun dari ekornya. Berikut adalah beberapa gejala dari sengatan tersebut, yaitu:
- nyeri
- mati rasa dan kesemutan
- bengkak
- hangat hingga paans
Sementara itu, gejala lain yang bisa kita alami akibat racun yang menyebar ke seluruh tubuh antara lain:
- sulitbernapas
- otot berkedut
- gerakan kepala, leher, dan mata yang tidak biasa atau tidak wajar
- keluarnya air liur dari mulut secara tidak terkontrol
- berkeringat
- mual dan muntah
- tekanan darah tinggi
- tenyut jantung menjadi lebih cepat
- terasa gelisah
Mengobati Sengatan
Jika kita mengalami tersengat atau bertemu dengan orang yang terkena sengatannya, berikut adalah cara untuk menangani kejadian tersebut:
- segara bersihkan luka sengatan dengan sabun yang lembut dan air mengalir
- lakukan pengompresan dingin pada area tersengat agar rasa sakit berkurang
- jangan makan atau minum jika mengalami kesulitan menelan
- apabila tidak sulitmenelan, konsumsilah obat pereda nyeri seperti paracetamol
- jika mengalami reaksi alergi kulit ringan, seperti gatal pada area sengatan, gunakan obat antihistamin untuk meredakan. Namun, bila muncul reaksi alergi berlebih yang mengancam nyawa, seperti gatal-gatal di seluruh tubuh, mengi, pusing, nyeri dada, atau sesak napas, maka segera bawa korban sengatan ke dokter atau rumah sakit
Selain itu, kita juga bisa mengamankan kalajengking dengan penjepit lalu memasukkannya ke dalam toples. Jangan menyentuh atau memegang kalajengking dengan tangan secara langsung untuk menghindari sengatan kembali.
Mencegah Tersengat Kalajengking
Kalajengking adalah hewan nokturnal dan cenderung menghindari kontak dengan manusia. Akan tetapi, jika kita tinggal di daerah yang menjadi habitatnya, kita dapat berupaya untuk mencegah kontak dengan cara berikut:
- periksa dan kibaskan sarung tangan , sepatu bot, dan pakaian yang sudah lama tidak dipakai dan ketika akan menggunakannya
- saat bepergian ke lokasi yang biasanya ada kalajengking, seperti hutan atau tempat lembab, pakailah sepatu dan celana panjang, serta sering memeriksa pakaian, sprei, dan tas
- singkirkan tumpukan batu atau kayu di sekitar rumah
- jangan simpan kayu bakar di dalam rumah
- periksa kebersihan lingkungan rumah secara berkala