Kepunahan Massal Diawali Punahnya Serangga

5/5 - (18 votes)

Isu ancaman kepunahan berbagai spesies di bumi belakangan mulai ramai dibicarakan. Hal itu bukan tanpa dasar, karena para peneliti telah menyampaikan bahwa kepunahan besar-besaran yang terjadi akan dimulai dari populasi serangga di seluruh dunia yang menurun drastis.

Kekhawatiran akan bencana ekosistem secara alami ini terus meningkat. Terdapat 73 studi mengenai turunnya populasi serangga dunia yang menemukan fakta jika 40% spesies serangga terancam punah pada beberapa dekade mendatang.

Laju kepunahan serangga ini delapan kali lebih cepat jika dibandingkan laju kepunahan vertebrata seperti burung, reptil dan mamalia.

Penyebab menurunnya populasi serangga secara besar-besaran ini adalah rusaknya habitat karena perluasan lahan pertanian dan penggunaan pestisida yang tidak terkendali. Kebutuhan akan lahan pertanian kian waktu kian meningkat, sehingga habitat serangga pun lenyap dan diganti dengan ladang-ladang kosong.

Selain itu, penyebab lain yang mengakibatkan serangga punah adalah perubahan iklim global, urbanisasi, polusi, dan meningkatnya spesies invasif yang memangsa serangga.

serangga kepik Pixabay

Fokus pada perubahan iklim, terdapat pernyataan ilmiah bahwa suhu yang menghangat di beberapa wilayah akan menyebabkan ancaman luar biasa bagi serangga di wilayah tropis. Seperti yang terjadi pada kupu-kupu dan ngengat, kedua serangga tersebut paling terkena dampak dari berubahnya iklim disamping menjadi makanan bagi burung, reptil, amfibi, dan ikan.

baca juga:  Ternak Jangkrik Sukses - Jenis, Kandang, Pemilihan Bibit, Pakan & Proses Panen

Serangga memiliki peran penting dalam rantai makanan, proses polnasi dan daur ulang nutrisi lingkungan. Jika serangga punah, maka rantai makanan akan terpengaruh dan spesies pemangsa serangga akan menyusul punah.

Serangga merupakan jantung rantai makanan. Hewan kecil ini memiliki peran dalam penyerbukan tanaman, menjaga tanah tetap sehat, mendaur ulang nutrisi, pengendali hama alami, dan sebagainya. Sehingga seperi yang dikatakan Dave Goulson, seorang ahli biologi dan konservasi dari University of Sussex, bahwa “manusia tidak akan bisa bertahan hidup tanpa serangga”.

Keadaan yang disampaikan diatas merupakan bagian dari kekhawatiran para ilmuwan akan kepunahan massal modern, yaitu menurunnya populasi spesies dalam jumlah besar dan berpengaruh terhadap hewan dan tumbuhan.

Dengan perbandingan kepunahan massal pada zaman es dan letusan gunung berapi, saat ini kepunahan meningkat 5 kali lipat dalam jangka 4 milliar tahun kebelakang. Bedanya, sekarang korban pertamanya adalah serangga.

Jika situasi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin masa depan bumi akan semakin parah. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan pertanian yang buruk dihimbau agar dihilangkan sebelum terlambat dan serang benar-benar hilang.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.