Salah satu benda yang mempunyai peran penting dalam kehidupan bahkan perkembangan peradaban manusia adalah kertas. Banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan manusia sejak ditemukannya kertas. Tidak hanya untuk bidang pendidikan saja, namun juga untuk berbagai sendi kehidupan lainnya.
Hampir setiap produk atau barang yang digunakan mengandung unsur kertas walau sedikit. Pakaian biasanya diberi label yang terbuat dari kertas, tas belanjaan dari supermarket juga ada dari kertas, dan masih banyak lagi. Sayangnya kini sudah banyak jenis kertas yang memerlukan waktu panjang agar bisa didaur ulang.
Daftar Isi
Sejarah dan Perkembangan Kertas
Sebagai hasil karya manusia kertas tidak serta merta ada, tetapi memerlukan waktu yang cukup panjang hingga akhirnya bisa digunakan seperti saat ini. Jika menengok pada sejarah masa lampau, diketahui bahwa para pendahulu memanfaatkan batu, pelepah pohon, sampai dengan daun sebagai media untuk menulis.
Tidak ada sumber pasti yang menyatakan secara jelas tentang dimana dan siapa penemu kertas di dunia. Hanya saja ada tiga versi sejarah yang menceritakan tentang asal mula hadirnya kertas dalam kehidupan manusia yang bisa kita jadikan rujukan. Ketiga versi tersebut adalah versi Tiongkok atau China, versi Mesir, dan juga versi Indonesia.
1. Versi Tiongkok
Menurut versi Tiongkok keberadaan kertas berawal dari inspirasi ketika melihat proses pembuatan sutera. Pada masa itu ada seorang penduduk setempat yang tidak sengaja menemukan media tipis yang berbahan baku sutera. Catatan sejarah menyebutkan bahwa media tersebut mirip sekali dengan kertas dan kemudian disebut bo.
Sejak saat itu penduduk Tiongkok mulai beralih menggunakan media bo untuk menulis. Bahkan para penduduk pun membuka tempat produksi bo untuk kemudian dipasarkan ke penduduk wilayah lainnya. Makin lama tingkat permintaan pun bertambah banyak dan kertas pun terus meluas ke sekitar Tiongkok.
Kondisi tersebut seharusnya meningkatkan penghasilan dari sektor produksi bo, tetapi justru menimbulkan masalah baru. Pasalnya bahan baku bo yang berasal dari pohon sangat sulit untuk diperoleh dan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi bo juga tidaklah sedikit.
Melihat kondisi tersebut beberapa pihak mulai mencari alternatif lain untuk menggantikan bo yang produksinya terbatas. Akhirnya pada sekitar awal abad ke-2 seorang pejabat dari pengadilan Tiongkok, Cai Lun, menemukan cara baru membuat media untuk menulis. Cara tersebut menggunakan bahan baku hasil hutan seperti kulit kayu dan batang gandum.
Inovasi yang dihasilkan oleh Cai Lun tersebut mendapat respon yang baik, karena memang mudah ditemukan dan bernilai ekonomis. Belum lagi proses produksi yang tidak memerlukan biaya besar menjadi kelebihan tersendiri. Secara tampilan media yang biasa ditulis dengan menggunakan kuas ini juga tipis, ringan, dan tahan lama.
Perkembangan media tulis ini terus meluas ke berbagai wilayah lainnya. Pada awal abad ke-3 proses produksinya sudah diketahui oleh wilayah di sekitar Tiongkok seperti Kore dan Jepang. Seiring berjalannya waktu media ini akhirnya sampai juga ke benua lain seperti Eropa dan Amerika.
Pasar Eropa mulai mengenal media tulis asal Tiongkok ini pada sekitar abad ke-12, tepatnya pada masa pemerintahan Dinasti Tang. Pada waktu yang hampir bersamaan juga sudah menyentuh kawasan Arab. Selanjutnya pada abad ke-16 versi Tiongkok menyebutkan bahwa penyebarannya sudah sampai ke Amerika.
2. Versi Mesir
Mesir juga mempunyai versi sendiri terkait sejarah dan perkembangan kertas. Menurut versi ini penduduk peradaban Mesir kuno memanfaatkan papirus sebagai media untuk menulis dan mecatat. Papirus adalah sejenis tanaman air yang tumbuh liar. Masa itu bermula pada saat pemerintahan Kerajaan Firaun dan terus mengalami perkembangan yang signifikan.
Penggunaan papirus untuk mencatat terus meluas menuju sepanjang kawasan Timur Tengah hingga Laut Tengah di Romawi. Sampai akhirnya tiba juga di dataran Eropa yang kemudian menganggap papirus sebagai barangmewah, karena bernilai manfaat dan memiliki harga yang fantastis.
Perkembangan media tulis menurut versi Mesir ini juga diperkuat dengan istilah kertas di kawasan Eropa. Misalnya dalam Bahasa Inggris kertas disebut paper yang diyakini berasal dari kata papirus atau cyperus papyrus, dalam Bahasa Spanyol disebut papel, serta dalam Bahasa Jerman, Bahasa Prancis, dan Bahasa Belanda disebut papier.
Meskipun begitu, peradaban Mesir kuno juga menyinggung tentang Tiongkok sebagai bangsa yang mempunyai sumbangsih besar terhadap media tulis. Disebutkan bahwa seorang bangsa Tiongkok bernama Tsai Lun merupakan penemu kertas berbahan baku bambu. Pada tahun 101 Masehi kertas jenis ini sudah sangat mudah ditemukan di Tiongkok.
Kertas berbahan baku bambu tersebut selanjutnya menyebar ke kawasan tetangga seperti Jepang dan Korea, lalu akhirnya sampai ke bangsa Tiongkok yang mendiami wilayah timur. Dengan penemuan tersebut, Tiongkok kemudian dikenal sebagai penyumbang kertas terbesar di dunia. Hanya saja saat itu proses pembuatannya masih dirahasiakan.
Teknik pembuatan kertas menurut sejarah Mesir dilakukan pertama kali oleh bangsa Arab pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah. Pada waktu itu tawanan perang berkebangsaan Tiongkok yang mengajarkan kepada bangsa Arab mengenai metode pembuatan kertas. Bangsa Arab kemudian membuka pusat produksi kertas seperti di Banghdad dan Smarkand.
Kertas yang diproduksi oleh bangsa Arab tersebut terus mengalami peningkatan yang signifikan. Persebarannya sudah mencapai kawasan Italia dan India. Bahkan ketika Grenada bangsa Moor jatuh pada tangan bangsa Spanyol ketika Perang Salib terjadi, kertas sudah menyebar secara menyeluruh di dataran Eropa.
3. Versi Indonesia
Bangsa Indonesia juga memiliki versinya sendiri dalam mengisahkan sejarah dan perkembangan kertas. Sejarah menyebutkan bahwa di Indonesia kertas pertama kali diproduksi pada abad ke-7 dengan menggunakan bahan baku pohon dan dilakukan di wilayah Ponorogo.
Ponorogo menjadi wilayah pembuatan karena pohon yang dijadikan bahan baku hanya tumbuh di kawasan tersebut. Adapun bagian pohon yang digunakan untuk membuat kertas adalah kulitnya. Hanya saja pada masa itu bangsa Indonesia cenderung masih lebih senang menulis di atas arca atau batu karena dinilai tahan lama.
Sedangkan kertas dari kulit yang dibuat di Ponorogo hanya digunakan oleh para biksu dari Kerajaan Sriwijaya sebagai media untuk mempelajari ajaran agama Budha. Seiring perkembangannya media ini kemudian dimanfaatkan untuk melukis wayang beber yang merupakan cikal bakal lahirnya pertujukan wayang kulit saat ini.
Meski begitu perkembangan media tersebut belum meluas. Apalagi pada abad ke-9 bangsa Indonesia menemukan lempengan tembaga di Desa Taji yang dinilai masih lebih baik. Baru ketika agama Islam perlahan-lahan masuk ke Indonesia penggunaan kertas kulit mulai dimanfaatkan secara lebih luas.
Ketika Islam masuk lewat Kerajaan Samudera Pasai, fungsi dari kertas kulit yang dibuat di Ponorogo itu mulai bertambah. Salah satunya adalah sebagai media penulisan kitab suci Al-Qur’an. Hal ini bisa dilihat bahwa di Indonesia Al-Qur’an pada awal masuknya Islam ditulis di atas kertas kulit di Pesantren Tegalsari, Ponorogo, di bawah asuhan KH. Khasan Besari.
Manfaat Kertas
Kehadiran kertas ternyata memberi pengaruh yang luar biasa terhadap peradaban umat manusia. Seiring berjalannya waktu penggunaan kertas pun mengalami perubahan dan lebih inovatif. Meski pada awalnya kertas sebatas media untuk menulis, tetapi kini berbagai bidang kehidupan sudah memanfaatkan kertas lebih dari itu.
Berikut ini merupakan beberapa bentuk pemanfaatan kertas oleh umat manusia saat ini.
- Media tulis. Manfaat ini adalah yang paling umum dijumpai saat ini terbukti dengan adanya buku tulis dan catatan.
- Media Cetak. Kertas juga dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan bacaan bagi manusia seperti dengan mencetak koran, majalah, tabloid, skripsi, novel, komik, dan buku bacaan.
- Media Edukasi. Pemanfaatan kertas juga paling banyak digunakan sebagai media edukasi di pusat pendidikan seperti sekolah dan universitas. Contohnya adalah buku pelajaran dan materi seminar.
- Bahan Mainan. Lahirnya bidang baru seperti origami juga menambah manfaat kertas, yaitu dibuat sebagai bahan membuat perahu kertas, pesawat, dan bunga.
- Persuratan. Dewasa ini tanda bukti yang dikenal dengan istilah hitam di atas putih sangat dibutuhkan untuk kegiatan persuratan seperti surat menyurat, nota pembayaran, struk belanja, piagam, dan sertifikat.
- Alat Pembungkus. Kertas juga digunakan sebagai bahan pembungkus mulai dari pembungkus buku, makanan, kado, hingga kebutuhan lainnya.
- Bahan Sedotan. Inovasi menghadirkan cara baru untuk mencintai alam yaitu mengganti sedotan yang berbahan plastik dengan kertas, karena sifatnya yang lebih ramah lingkungan.
- Hiasan Dinding. Ada banyak sekali dinding yang berbahan baku kertas seperti walpaper, kalender, dan foto.
- Bahan Pelindung. Saat ini kertas juga sudah dicetak dalam bentuk yang tebal, sehingga memungkinkan untuk dijadikan sebagai bahan pelindung seperti kardus yang dipakai untuk mengirim barang.
- Media Pemasaran. Teksturnya yang ringan dan mudah dibawa membuat kertas cocok untuk dijadikan sebagai media pemasaran seperti membuat brosur, pamflet, dan booklet.
Bahan Baku Kertas
Sejak zaman dahulu kertas diproduksi sebagai hasil dari olahan bahan-bahan yang diperoleh dari alam. Hal itu pun masih tetap mempengaruhi produksi kertas hingga saat ini. Walaupun begitu sudah ada banyak inovasi untuk menghasilkan kertas.
Berikut ini adalah daftar bahan baku pembuatan kertas, antara lain:
1. Kayu
Jenis kayu yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas umumnya adalah kayu akasia dan kayu sengon. Kedua jenis kayu ini mempunyai kandungan serat yang tinggi dan minim air, sehingga cocok untuk diolah menjadi kertas. Oleh sebab itu dibuatlah Hutan Tanam Industri untuk menanam pohon ini sebagai kebutuhan industri.
Kayu sengon dan kayu akasia ini kemudian diolah untuk menghasilkan bubur kertas atau dikenal dengan istilah pulp. Hasil olahan inilah yang kemudian diolah kembali untuk menjadi kertas. Biasanya pulp juga ditambahkan beberapa jenis komposisi lain jika ingin menghasilkan jenis kertas yang berbeda.
2. Bambu
Pemanfaatan bambu sebagai bahan baku kertas kebanyakan dilakukan oleh penduduk di kawasan Asia, khususnya China, Jepang, dan Korea. Pasalnya ketiga negara tersebut memiliki produksi bambu yang sangat tinggi. Belum lagi kenyataan bahwa kertas dari bambu menghabiskan biaya yang relatif lebih murah daripada bahan lainnya.
3. Papirus
Pohon papirus tumbuh subur, sehingga banyak dijumpai di kawasan Mesir. Oleh sebab itu kertas Mesir kebanyakan berbahan dasar papirus. Hanya saja untuk menghasilkan kertas berkualitas dibutuhkan jenis papirus yang berkualitas baik pula. Sayangnya jenis ini cukup sulit untuk ditemukan, sehingga harganya cenderung lebih mahal.
4. Kulit Binatang
Bukan hanya tumbuhan saja yang bisa menjadi bahan baku pembuatan kertas. Binatang juga bisa menjadi alternatif lain yang cukup baik. Dalam hal ini yang digunakan adalah kulit domba, karena mempunyai tekstur kering. Kertas dari bahan baku ini kebanyakan digunakan di kalangan kerajaan.
Proses Pembuatan Kertas
Pada awal sejarah perkembangan kertas, proses pembuatan media tulis ini tidak disebarkan secara umum, karena statusnya sebagai benda mewah. Tetapi saat ini sudah banyak industri kertas yang bisa dijumpai. Proses pembuatannya pun tidak lagi dirahasiakan, bahkan sudah banyak diajarkan khususnya kepada pelajar untuk membuat kertas daur ulang.
Proses pembuatan kertas secara umum harus melalui tiga tahap sebelum akhirnya tampak seperti yang banyak beredar di pasaran. Tahap pertama adalah penbuatan pulp atau bubur kertas, kemudian dilanjutkan proses pembuatan kertas, dan akhirnya tahap finishing. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut.
1. Pembuatan Pulp
Proses ini merupakan tahap awal pembuatan kertas, yaitu mulai dari pemilihan bahan baku sampai akhirnya menghasilkan bubur kertas atau lebih dikenal sebagai pulp.
Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan pulp.
- Pohon di Hutan Tanaman Industri yang kayunya dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas ditebang.
- Kayu pohon tersebut kemudian dipotong menjadi bagian-bagian kecil yang disebut sebagai log. Log ini harus disimpan terlebih dahulu di penampungan khusus hingga teksturnya agak lunak. Biasanya menghabiskan waktu sekitar tiga bulan.
- Log yang sunak lunak masuk ke tahap pembuangan kulit atau dikenal sebagai de-barker dengan bantuan mesin.
- Log kembali dipotong menjadi bagian yang jauh lebih kecil menggunakan mesin chipping. Kurang lebih ukurannya sama dengan chip.
- Chip dipilah menjadi dua bagian. Chip yang ukurannya sudah memenuhi standar bisa lanjut ke tahap berikutnya dan chip dengan ukuran tidak memenuhi standar akan diproses kembali.
- Chip dimasak di dalam gester hingga berbentuk bubur dengan metode Chemical Process atau Mechanical Pulping Process. Selama proses ini serat kayu akan terpisah dari adonan bubur kertas tersebut.
2. Pembuatan Kertas
Pulp yang dihasilkan pada tahap sebelumnya masih harus melewati serangkaian proses lagi untuk benar-benar menjadi kertas. Tahap ini banyak memanfaatkan tenaga mesin.
Berikut ini adalah langkah-langkahnya, antara lain:
- Pulp masuk ke tahap pengolahan menggunakan mesin pencetak pada bagian stock preparation. Pada tahap ini pulp ditambahkan berbagai macam komposisi seperti air, zat kimia, zat retensi, pewarna kertas atau dye, serta filter yang mengisi pori pada serat kayu. Hasil akhir tahap ini disebut stock.
- Stock dibersihkan menggunakan mesin cleaner.
- Setelah bersih stock dimasukkan ke dalam Headbox yang merupakan tempat terbentuknya lembaran kertas.
- Tahap pembentukan lembaran kertas juga sekaligus menjadi proses dewatering atau pembuangan air dari stock. Oleh sebab itu mesih Headbox diletakkan di atas Fourdinier Table yang berfungsi membuang air. Hasil akhir dari kedua proses ini adalah kertas basah yang disebut web dengan tingkat kepadatan 20%.
- Web dimasukkan ke dalam mesin Press Part tepatnya di antara dua roll yang sedang berputar untuk kembali membuang air jika masih ada yang tersisa hingga kepadatan kertas menjadi 50%. Agar proses pembuangan lancar di bagian atas roll diberi tekanan.
- Web masuk ke dalam tahap pengeringan dengan menggunakan dryer. Ketika sudah masuk tahap ini kadar air yang terkandung di dalam kertas paling banyak sebesar 6%.
3. Finishing
Pada tahap finishing kertas dililitkan pada gulungan besar atau disebut paper roll. Selanjutnya hasil gulungan tersebut kembali dipadatkan dengan menggunakan Rol Logam atau Calendars. Hasil akhir kertas kemudian disesuaikan dengan kebutuhan seperti GSM, kertas buram, ataupun dus.
Jenis-Jenis Kertas
Ada banyak sekali jenis kertas yang dapat dijumpai dipasaran. Mulai dari variasi warna, ketebalan, kegunaan, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa jenis kertas yang sering digunakan dalam kehidupan manusia.
- HVS
Biasaya kertas ini digunakan untuk bidang kerja kantor, seperti surat, fotokopi, serta media cetak printer. Ciri kertas HVS adalah permukaannya agak kasar dan berwarna putih. Selain baik untuk mencetak, media ini juga cocok untuk menulis menggunakan pensi atau pulpen dengan gramasi yang sering digunakan 80 gsm dan 100 gsm. - Kalkir
Kertas jenis ini umumnya digunakan untuk media sablon. Warnanya tidak terlalu putih dan cenderung gelap dan nampak transparan seperti kertas yang terkena tumpahan minyak. - Duplex atau Coated
Kertas duplex memiliki dua sisi berbera, yaitu apda bagian depan berwarna putih dan sisi belakang berwarna abu-abau atau agak gelap. Umumnya digunakan untuk box makanan dengan gramasi 250 gr, 270 gr, 310 gr, 350 gr, dan 400 gr. - Duplex Putih atau CWb
- Art Paper atau Matt Paper
Permukaan kertas ini licin dan mengkilap, biasanya berwarna putih dan warna terang lainnya untuk keperluan mencetak foto. Kertas ini tidak cocok untuk media menulis namun cocok untuk tinta printer. Umumnya figunakan untuk cover buku, majalah, dan kertas undangan atau kalender. Gramasi art paper umumnya adalah 5 gr, 100 gr, 115 gr, 120 gr, dan 150gr. - Art Karton
Jenis masih mirip dengan art paper, hanya saya gramasinya lebih besar. Biasanya kertas ini digunakan untuk katalog, kartu nama, brosur dan produk percetakan lain yang memerlukan kertas tebal. Gramasinya adalah 190 gr, 230 gr, 260 gr, 310 gr dan 360 gr. - Ivory
Tekstur jenis kertas ini hampir mirip art carton, namun hanya satu sisinya yang licin dan bagian lainnya tanpa coating. Produk yang menggunakan kertas jenis ini adalah paper bag, dos kosmetik, poster, buku agenda, dan paper tray. Gramasi kertas ivory yang sering digunakan adalah 10 gr, 230 gr, 250 gr, 310 gr, dan 400 gr. - Samson Kraft
- Gelombang atau Corugated
Ciri kertas ini adalah terdapat gelombang pada bagian tengahnya. Ketebalannya cukup tinggi dengan warna cokelat dan terlihat redup. - Linen Jepang
Jenis kertas ini mempunyai teksturcukup tebal dan memiliki variasi warna yang banyak. Gramasinya cukup tinggi, yaitu 220 gr dan 250 gr sehingga cocok untuk cover buku, agenda dan nota. - Jasmine
Biasanya jenis ini digunakan untuk kartu undangan. Kertas ini menampilkan kesan cukup mewah dengan butiran gliter. - Fancy Paper
Jenis ini memiliki banya pilihan warna dan karakteristik, seperti fancy paper polos, fancy paper tekstur dan fancy paper vanguard. - Stiker Vinyl
Vinyl adalah hasil sintetis dengan ciri licin, halus, mengkilap, lentur dan terdapat lem pada bagian belakangnya. Kekuatannya juga cukup bagus dan tidak mudah sobek atau terkikis hujan, sehingga sering digunakan untuk stiker motor, mobil, helm dan sebagainya. - Yellow Board
- Asturo
Kertas ini memiliki warna pada masing-masing sisi, biasanya satu sisi berwarna putih dan lainnya berwarna lain. Warna bisa solid ataupun gradasi yang biasanya digunakan untuk jilid buku, kerajinan tangan, majalah dinding dan lainnya.
Ukuran Kertas
Berikut ini berbagai ukuran kertas yang banyak diperjualbelikan berdasarkan ukurannya sesuai kebutuhan dan kegunaan, antara lain:
Kertas | satuan mm | satuan cm | satuan inchi |
A0 | 841 x 1189 mm | 84.1 x 118.9 cm | 33.11 x 46.81 in |
A1 | 594 x 841 mm | 59.4 x 84.1 cm | 23.39 x 33.11 in |
A2 | 420 x 594 mm | 42.0 x 59.4 cm | 16.54 x 23.39 in |
A3 | 297 x 420 mm | 29.7 x 42.0 cm | 11.69 x 16.54 in |
A4 | 210 x 297 mm | 21.0 x 29.7 cm | 8.27 x 11.69 in |
A5 | 148 x 210 mm | 14.8 x 21.0 cm | 5.83 x 8.27 in |
A6 | 105 x 148 mm | 10.5 x 14.8 cm | 4.13 x 5.83 in |
A7 | 74 x 105 mm | 7.4 x 10.5 cm | 2.91 x 4.13 in |
A8 | 52 x 74 mm | 5.2 x 7.4 cm | 2.05 x 2.91 in |
A9 | 37 x 52 mm | 3.7 x 5.2 cm | 1.46 x 2.05 in |
A10 | 26 x 37 mm | 2.6 x 3.7 cm | 1.02 x 1.46 in |
2A0 | 1189 x 1682 mm | 118.9 x 168.2 cm | 46.811 x 66.220 in |
4A0 | 1682 x 2378 mm | 168.2 x 237.8 cm | 66.220 x 93.622 in |
Industri Kertas di Indonesia
Indonesia juga sudah mempunyai industri pembuat kertas sendiri, sehingga tidak perlu lagi mengimpor dari luar negeri. Adapun beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kertas adalah sebagai berikut:
- PT CMI Sinarmas Pulp & Paper
- April Group (RAPP)
- PT Pakerin (Pabrik Kertas Indonesia)
- PT kertas Basuki Rachmat Indonesia
- PT Cakrawala Mega Indah
- PT Indah Kiat Pulp & Paper
- PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
- PT Pindo Deli Pulp & Paper
- PT Riau Andalan Pulp & Paper
- PT Lontas Papyrus Pulp & Paper
Kertas Ramah Lingkungan
Meskipun terbuat dari bahan baku alami, pada kenyataannya tidak semua kertas mudah untuk didaur ulang. Akan tetapi diantara semua jenis kertas setidaknya ada yang bersifat ramah lingkungan. Jenis kertas yang menuhi standar pastinya sudah melewati serangkaian tahap sertifikasi dari organisasi dunia.
1. FSC (Forest Stewardship Council)
Organisasi dunia yang mengurusi persoalan tersebut adalah Forest Stewardship Council atau FSC. Organinasi non-profit yang didirikan tahun 1993 ini menerapkan syarat bahwa bahan baku dari hutan harus memiliki sertifikasi Forest Management atau FM, sehingga bisa menghasilkan produk yang aman.
Keberadaan organisasi ini tidak hanya menjamin keamanan produk hasil hutan, tetapi juga memberi banyak fungsi lain. Diantaranya adalah memastikan bahwa manajemen hutan sudah sesuai dengan standar agar keanekaragaman hayati dan spesies yang hidup di dalamnya tidak terancam. Termasuk pula kegiatan penebangan dan regenerasi hutan.
Apabila suatu industri penghasil kertas menerapkan syarat tersebut, maka produk yang dihasilkannya akan diberi logo FSC. Ada tiga jenis logi FSC yaitu FSC Pure (100% bahan hasil alam), FSC Mixed (bahan baku menggunakan campuran Controlled Wood dan dari FSC), serta FSC Recycled (bahan baku berasal dari hasil daur ulang).
2. PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification)
PEFC merupakan organisasi nirlaba internasional non-pemerintah yang memberi sertifikasi kepada produsen kertas melalui program sertifikasi hutan. Sertifikasi yang diberikan PEFC ini menjadi alternatif bagi perusahaan yang memiliki hutan kecil. Organisasi ini juga melakukan kerjasama dengan pihak independen yang menggalakkan pelestarian lingkungan.
Ada dua jenis sertifikasi yang diberikan PEFC, yaitu Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) yang mengakui sistem operasional mampu mempertahankan nilai ekologi, sosial, serta ekonomi hutan dan Sertifikasi Rantai Pemeliharaan (Coc) yang lebih mengacu terhadap pemantauan proses pemasokan dari hutan kepada konsumen.