Salah satu jenis kucing misterius adalah kucing emas. Dikatakan misterius karena kucing liar dengan bulu rambut berwarna unik ini faktanya sulit ditemukan di alam liar.
Daftar Isi
Taksonomi
Kucing emas atau Golden Cat atau Fire Cat merupakan spesies kucing liar seperti harimau sumatera, macan dahan, kucing batu dan kucing liar.
Nama ilmiah kucing emas adalah Catopuma temminicki. Nama tersebut diberikan sebagai salah satu penghormatan terhadap ahli zoologi asal belanda bernama Caenraad Jacob yang menjadi orang pertama yang memberikan penjelasan tentang kucing emas Afrika.
Secara spesifik, berikut adalah taksonomi kucing dengan bulu emas (Afrika).
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Mammalia |
Ordo: | Carnivora |
Famili: | Felidae |
Subfamili: | Felinae |
Genus: | Profelis (Severtzov, 1858) |
Spesies: | P. aurata |
Morfologi
Kucing emas Sumatera pertama kali dideskripsikan oleh Vigors dan Horsfield pada 1827 yang berasal dari sampel kulit berwarna merah kecokelatan. Tubuh kucing ini lebih besar dari kucing kampung, kucing bakau, dan kucing merah. Namun lebih kecil dari macan dahan.
Pada usia dewasa, kucing emas dapat tumbuh hingga bobot 9-16 kg. Bobot badan ini membuatnya lebih besar dua hingga tiga kali lipat dibanding jenis kucing rumahan.

Panjang tubuhnyanya sekitar 66-105 cm dengan ekor sepanjang 40-57 cm dan tinggi bahu 56 cm. Kepalanya lebih moncong dibanding kucing merah, serta telinganya berujung membulat.
Hidung kucing emas berwarna cokelat dan bagian pada dahinya terdapat dua garis cokelat membujur ke belakang. Sementara, pada bagian tepi antara mata dan hidung berwarna putih kekuningan.
Ciri khas paling nampak pada kucing ini adalah garis tebal berwarna putih pada masing-masing pipi. Ciri inilah yang membedakan kucing emas dengan jenis kucing lainnya.
Meski sekilas kucing emas satu sama lain terlihat sama, namun bulunya cukup variatif. Ada yang berwarna merah hingga cokelat keemasan, cokelat tua hingga abu-abu, dan agak kehitaman.
Karakteristik dan Perilaku
Seperti jenis kucing liar lainnya, kucing jenis emas termasuk predator soliter yang bersifat teritorial. Satwa ini cenderung lebih aktif pada siang hingga sore.
Batas-batas kawasan teritorial biasanya ditandai dengan bau tubuh dan bulu yang ditinggalkan ketika menggesekkan badannya di batang kayu atau batu besar. Selain itu, kucing ini juga punya kebiasaan meninggalkan bekas cakaran pada batang pohon, meninggalkan urine dan feses.
Cara berburu kucing emas sama dengan kucing lainnya. Mangsa akan dibuat terkejut dan disergap dari belakang, atau dari samping.
Habitat dan Sebaran
Berdasarkan penelitian Eny Wahyu Lestari yang berjudul “Distribusi Spasial dan Waktu Aktif Kucing Liar di Kawasan Ekosistem Bukit Tigapuluh” tahun 2018 di Universitas Gadjah Mada, diketahui bahwa kawasan ekosistem Bukit Tigapuluh merupakan habitat penting kucing emas, harimau sumatera, dan jenis kucing lainnya.
Pola distribusi harimau sumatera, kucing batu, kucing emas, dan kucing hutan adalah clustered atau berkelompok. Sedangkan pola distribusi macan dahan berbeda, yaitu dengan pola tersebar atau merata.
Sebaran kucing ini meliputi Tibet, Nepal, China, Myanmar, Laos, Vietnam, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Khusus di Indonesia, sebaran kucing emas hanya ditemukan di Sumatera, terutama di wilayah Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh), Taman Nasional Kerinci Seblat (Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Bengkulu, Lampung) dan Taman Nasional Way Kambas (Lampung).
Berdasarkan karakteristik morfologi, genetik, dan seberannya, kucing emas terbagi menjadi dua subspecies, yaitu Catopuma temminckii temminckii yang sebarannya di daerah Sumatera dan Semenanjung Malaysia, serta Catopuma temminckii moormensis yang tersebar di kawasan Asia Tenggara, China bagian Selatan, hingga Nepal.
Ancaman Kepunahan dan Status Konservasi
Pada jurnal karya Sarah R Weiskopf, Jennifer L McCarthy, dkk. yang berjudul “The Conservation Value of Forest Fragments in The Inscreasingly Agrarian Landscape of Sumatra (2019)” yang terbit di Cambridge University menegaskan bahwa alih fungsi hutan menjadi perkebunan menjadi ancaman satwa liar di Sumatera.

Hancurnya hutan tropis akan mengurangi luasan habitat yang dilindungi menjadi fragmen kecil dari sisa hutan dalam matriks pertanian.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan survei kamera jebak di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan lima fragmen hutan sisa di sekitarnya dalam kurun waktu 2010-2013. Melalui pengamatan tersebut ditemukan 28 spesies mamalia di hutan lindung dan 21 di wilayah yang telah terfragmentasi.
Contohnya spesies yang terancam punah seperti trenggiling (Manis javanica) dan harimau sumatera ditemukan bersama spesies yang menjadi perhatian konservasi seperti kucing batu dan emas.
Perburuan liar juga menjadi ancaman kehidupan kucing emas. Kasus perburuan yang paling menyita perhatian masyarakat terjadi pada Juni 2020, yaitu saat kucing ini terjerat di perkebunan warga di kawasan hutan Sungai Dareh, Nagari Pauh, Kecamatan Kamang Magek, Agam, Sumatera Barat.
Saat ditemukan, kucing tersebut masih hidup namun kondisinya sangat lemah dan memprihatinkan. Kaki kiri depannya terlilit tali jerat babi dengan kondisi membusuk dan dikerubungi oleh lalat.
Kucing langka tersebut sempat dibawa ke klinik TMSBK (Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan) Bukittinggi untuk memperoleh pertolongan, namun pada keesokan harinya ditemukan mati.
Kucing emas merupakan satwa Apendix I yang perdagangannya dilarang oleh CITES atau Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. Sedangkan menurut IUCN Redlist, statusnya adalah Near Threatened atau mendekati terancam punah.
Di Indonesia, kucing emas merupakan jenis satwa yang dilindungi melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.
FAQ
Apa itu Kucing Emas?
Kucing Emas yang juga disebut Golden Cat dan Fire Cat adalah salah satu jenis kucing yang dilindungi karena kelangkaan dan terancam punah.
Apa ciri-ciri Kucing Emas?
Kucing ini mempunyai ciri khas berupa warna bulu tubuhnya yang berwarna cokelat keemasan, meskipun beberapa diantaranya berwarna abu-abu atau cokelat tua.