5 Keunikan Lembah Baliem Papua – Festival, Tradisi Potong Jari & Bakar Batu

5/5 - (3 votes)

Lembah Baliem – Papua dikenal memiliki alam yang masih sangat terjaga serta masyarakat yang memegang erat budaya nenek moyang. Hutan-hutan Papua sebagian besar masih perawan dan belum terjamah oleh manusia.

Pulau terbesar ke-3 di Indonesia ini memiliki lembah yang begitu terkenal, yaitu lembah Baliem. Lembah ini sering dibicarakan dan menarik perhatian banyak orang, berikut fakta menarik mengenai lembah Baliem selengkapnya.

1. Festival Budaya Lembah Baliem

Seperti yang sudah disampaikan, masyarakat suku-suku Papua masih memegang erat budaya nenek moyang mereka. Seperti halnya di daerah Baliem, disini terdapat festival yang selalu diadakan turun temurun. Festival tersebut mempertunjukan perang suku yang melibatkan suku Dani, suku Lani dan suku Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan.

festival lembah baliem breakingnews.co.id

Perlu diketahui, atraksi perang ini hanya sebatas festival dan bukan perang dalam konteks sebenarnya. Festival budaya lembah Baliem biasanya diadakan sebelum peringatan kemerdekaan Indonesia. Dapat dikatakan festival ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu cinta terhadap tanah air.

Acara ini umumnya berlangsung selama 3 hari yang juga diisi dengan pertunjukan seni dan budaya. Selama itu pula daerah di Lembah Baliem akan ramai dikunjungi wisatawan baik dari dalam negeri ataupun luar negeri.

baca juga:  Bunga Cempaka - Asal, Morfologi, Jenis, Manfaat, Menanam & Merawat

2. Kerukunan Beragama

Masyarakat Papua memiliki toleransi beragama yang sangat tinggi. Meski sebagian besar masyarakatnya yang beragama non muslim, namun hubungan dengan masyarakat yang beragama Islam terjaga dengan baik.

Di tempat ini terdapat sebuah madarasah dan pesantren yang digunakan untuk mempelajari agama Islam oleh suku Dani. Tak ada istilah keributan mengenai perbedaan agama, seluruh masyarakat hidup rukun dengan menyesuaikan segala halnya.

Seperti saat melakukan tradisi bakar batu yang umumnya menggunakan daging babi. Masyarakat yang beragama Islam menggantinya dengan daging ayam dan kondisi ini sama sekali tidak menjadi perdebatan, sehingga kerukunan masyarakat juga terjaga.

3. Tradisi Potong Jari

Mendengar kalimat tersebut sepertinya memang cukup mengerikan. Tentu bisa dibayangkan bagaimana rasanya jika jari kita dipotong. Tradisi ini biasanya dikenal dengan potong jari atau ikipalin.

tradisi potong jari archipelagos.id

Orang Papua melakukan upacara adat ini sebagai ungkapan rasa sedih yang sedang mereka rasakan. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memotong jari, seperti menggunakan benda tajam, diikat tali hingga mati rasa lalu dipotong ataupun digigit langsung. Tradisi ini kini sudah mulai ditinggalkan karena sangat berbahaya dan menyebabkan kecacatan fisik.

4. Tradisi Bakar Batu

Tradisi ini sering dilakukan oleh masyarakat lembah Baliem khususnya suku Dani. Acara adat seperti pernikahan, kelahiran, syukuran dan sebagainya diungkapkan melalui sebuah pesta dan perayaan.

baca juga:  Ngarai Sianok, Bukittinggi - Wisata di Lembah Pemisah Pulau Sumatra

Sesuai dengan namanya, pada tradisi ini warga suku akan membakar batu yang di dalamnya terdapat berbagai makanan seperti daging hingga ubi. Cara menyalakan apinya juga unik, karena dilakukan dengan menggesek-gesekan kayu hingga muncul percikan api.

Kekompakan masyarakat sangat terlihat ketika acara ini berlangsung. Karena setiap orang akan saling membantu untuk melaksanakan tradisi bakar batu.

5. Mumi Papua

Mumi ternyata bukan hanya ada di Mesir saja, di daerah lembah Baliem juga terdapat mumi. Kabarnya mumi tersebut telah berusia 300 tahun. Diketahui mumi yang sudah sangat tua itu bernama Wim Matok Mabel yang dulunya adalah seorang panglima perang. Masyarakat Baliem percaya bahwa mumi tersebut berperan terhadap kesejahteraan keturunannya.

mumi papua phinemo.com

Beberapa fakta menarik mengenai lembah Baliem di Papua diharapkan dapat membuka wawasan kita mengenai Papua. Anggapan Papua sebagai daerah primitif dan tidak bisa menerima toleransi terbantahkan dengan kerukunan masyarakat di lembah Baliem.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.