Macan Tutul – Taksonomi, Morfologi, Jenis, Habitat, Perilaku & Kelangkaan

4.2/5 - (14 votes)

Macan tutul merupakan satu dari empat jenis satwa yang masuk dalam keluarga kucing besar di dunia. Secara fisik binatang ini mempunyai penampilan mirip dengan macan dan harimau. Oleh karena kemiripan tersebut, maka juga berpengaruh terhadap penamaan dan sistem klasifikasnya.

Satwa buas yang berasal dari keluarga kucing ini terbagi menjadi beberapa sub-spesies yang tersebar hampir di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Setiap spesies mempunyai keunikan masing-masing. Di alam liar macan tutul memiliki kebiasaan yang membedakannya dengan jenis kucing hutan lainnya.

Taksonomi

Macan tutul adalah kelompok kucing besar yang juga disebut sebagai harimau dahan. Hewan karnivora ini mempunyai kemampuan untuk memanjat pohon dengan sangat baik.

Saat pertama kali ditemukan oleh para peneliti, mereka menganggap jika predator ini adalah jenis hibrida dari harimau dan singa. Atas alasan tersebut kemudian menjadikan macan tutul disebut sebagai leopard di Eropa.

Berikut ini adalah sistem klasifikasi atau taksonomi dari macan tutul secara umum.

Kingdom Animalia
Filum Chordata
Kelas Mammalia
Ordo Carnivora
Famili Felidae
Genus Panthera
Spesies Panthera pardus

Morfologi

Spesies dengan nama Latin Panthera pardus ini mempunyai fisik tangguh dan bentuk tubuh mirip harimau serta singa. Namun jika diperhatikan secara seksama, tubuh macan tutul tampak ramping dan panjang dengan kaki yang berukuran pendek. Bagian ekornya berukuran cukup panjang serta mempunyai fungsi sebagai penjaga keseimbangan.

macan tutul Pixabay

Ukuran macan tutul jantan biasanya lebih besar dibanding jenis kelamin betina. Berat rata-rata hewan buas ini berkisar antara 28 hingga 90 kg dengan tinggi badan antara 57 sampai 70 cm dan panjangnya mulai 90 sampai 190 cm. Di habitat aslinya, macan tutul mampu bertahan hidup sekitar 10 hingga 20 tahun.

1. Bentuk Kepala

Bagian kepala hewan mamalia ini cukup khas dengan konstruksi tengkorak besar dan luas. Otot bagian rahangnya terlihat kokoh dan kuat, sehingga membuatnya tampak lebih karimastik. Meski memiliki kepala besar, namun telinganya kecil dengan bentuk bulat.

Salah satu ciri khas macan tutul terletak di bagian wajahnya, yakni pada bagian alis yang umumnya ditumbuhi rambut panjang dan lebat. Bulu atau rambut tersebut berfungsi sebagai pelindung mata terutama ketika bergerak dalam semak-semak lebat. Pada bagian atas bibirnya terdapat bercak gelap dan juga mempunyai kumis panjang seperti keluarga kucing besar lainnya.

2. Warna Tubuh

Secara keseluruhan tubuh macan tutul identik dengan adanya bercak hitam pada bulunya. Akan tetapi sebenarnya warna tubuhnya sangat dipengaruhi oleh adaptasi mereka terhadap lingkungan atau habitatnya. Populasi yang hidup di kawasan terbuka seperti savana memiliki warna berbeda dengan populasi di hutan tertutup.

Macan tutul yang hidup di area padang rumput cenderung mempunyai bulu dengan warna dasar kuning muda. Sedangkan spesies yang hidup di dalam hutan belantara umumnya memiliki bulu yang berwarna lebih gelap serta terdapat lebih banyak bercak hitam atau marking di tubuhnya.

Marking atau bercak hitam di tubuh macan tutul apabila diperhatikan lebih dekat nampak mempunyai bentuk dasar. Bentuk pola ini juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Misalnya sub-spesies yang hidup di wilayah Afrika Selatan mempunyai marking berbentuk menyerupai persegi.

Sedangkan macan tutul atau leopard yang menghuni kawasan Afrika Timur dikenal memiliki marking berpola lingkaran. Selain itu kondisi marking di tubuhnya juga berbeda-beda terutama pada area kaki, dada, dan wajah. Kemudian pada bagian ekor sub-spesies ini terdapat bentuk mirip cincin.

3. Kaki

Dibanding spesies kucing besar lainnya, macan tutul mempunyai kaki berukuran pendek. Namun dengan ukuran kaki seperti itu justru sangat membantu binatang ini dalam melakukan aktivitas sehari-hari, khususnya berburu mangsa, berlari, dan bahkan pada saat memanjat tebing curam.

Dengan ukuran kaki pendek, macan tutul dapat berlari kencang terutama saat mengejar mangsa buruan atau melarikan diri dari ancaman musuh. Kecepatan maksimum lari predator ini adalah sekitar 45 km per jam. Tidak hanya itu, kaki yang berukuran pendek juga memudahkannya untuk memanjat pohon.

baca juga:  Ikan Mas Koki - Taksonomi, Morfologi, Ciri dan Jenis Ikan Hias Maskoki

Perilaku Macan Tutul

Macan tutul mempunyai rangkaian perilaku sehari-hari yang membedakannya dengan spesies lain. Perilaku tersebut berkaitan dengan aktivitas berjalan santai sambil mengitari habitatnya, berburu mangsa, dan upaya perlindungan diri.

Berikut ini adalah beberapa perilaku khas dari macan tutul, antara lain:

1. Berburu di Malam Hari

Macan tutul merupakan salah satu binatang buas yang sangat tangguh. Spesies ini biasanya akan berburu mangsa pada waktu malam hari dengan memanfaatkan indera penciumannya yang sangat tajam dan juga kekuatan kakinya untuk mengejar, memanjat, dan melompat saat menerkam mangsanya.

Pada waktu siang hari, keluarga kucing hutan ini biasanya akan menghabiskan waktu dengan berjalan mengitari wilayah teritorialnya dan memanjat pepohonan. Setelah itu mereka akan beristirahat di atas pohon atau di antara bebatuan sambil menunggu waktu malam tiba untuk kemudian berburu.

2. Hidup Menyendiri

Macan tutul dikenal sebagai binatang yang lebih senang hidup menyendiri atau soliter. Binatang ini cenderung menghindari individu dalam satu spesiesnya dan juga satwa lain. Hanya pada waktu tertentu macan tutul tampak berdampingan dengan individu lain, seperti saat kawin dan mencari mangsa.

Bahkan jika tidak sengaja berjumpa dengan macan tutul lain, maka binatang ini tidak segan untuk bertengkar sampai berkelahi. Oleh sebab itu sebagai bentuk komunikasi untuk menunjukkan keberadaannya, hewan karnivora ini biasa mengeluarkan suara-suara serak.

3. Mempunyai Wilayah Teritorial

Wilayah teritorial merupakan salah satu hal yang identik dengan kehidupan binatang liar seperti macan tutul. Satwa ini akan menandai kawasan teritorialnya dengan cara mencakar pepohonan di sekitar sampai meninggalkan bekas dan juga membuang kotoran untuk memberi bau khusus yang mudah mereka kenali.

Menariknya, meski penyendiri dan tidak senang akan gangguan, wilayah kekuasaan macan tutul umumnya tumpang tindih dengan macan tutul lain. Hal tersebut tidak begitu dipermasalahkan oleh satwa ini. Biasanya wilayah teritorial seekor jantan tumpang tindih dengan teritorial beberapa ekor betina sekaligus.

4. Kemampuan Kamuflase

Macan tutul mempunyai kemampuan untuk berkamuflase dengan sangat baik dalam berbagai kondisi. Satwa ini biasanya akan melakukan kamuflase di habitatnya terutama pada saat mengincar mangsa. Kemampuan ini juga sering dimanfaatkan macan tutul untuk menghindari ancaman musuhnya.

Area yang sering ditempati untuk berkamuflase adalah di antara bebatuan atau semak belukar. Hal itu menyebabkan satwa lain termasuk manusia akan sulit menemukannya. Bahkan kemampuan tersebut juga dapat diterapkan macan tutul ketika berada di pemukiman penduduk.

Habitat dan Persebaran

Habitat alami macan tutul adalah kawasan hutan dengan tutupan vegetasi yang lebat. Hutan rimba tersebut berada pada ketinggian maksimal 2.500 meter di atas permukaan laut. Meski begitu satwa ini juga mampu bertahan hidup pada lingkungan kering seperti wilayah bercadas ataupun kawasan bersuhu ekstrem.

leopard Pixabay

Jenis binatang yang juga disebut harimau dahan ini harus terus mengupayakan usaha perlindungan diri, khususnya didorong oleh kebutuhan makanan. Bahkan saat ini penemuan macan tutul yang memasuki area perkebunan ataupun pemukiman penduduk sudah menjadi hal yang cukup lazim terjadi.

Persebaran macan tutul di dunia cukup luas, karena tersebar mulai dari wilayah sub-Sahara di Afrika, melintasi kawasan Asia Barat serta Timur Tengah, hingga mencapai Asia Selatan dan juga Asia Tenggara, bahkan ada pula yang hidup di Siberia.

Makanan / Mangsa Buruan

Macan tutul adalah binatang yang termasuk dalam kelompok karnivora atau pemakan daging. Binatang yang biasa menjadi mangsa dari keluarga kucing besar ini sangat banyak dan bervariasi. Contohnya adalah monyet, kambing, domba, ular, burung, serangga, impala, kelinci, hyrax, gazel, jackel, duiker, wildebeest, elang, binatang pengerat, dan antelop.

Sebagai predator opurtunistik, macan tutul mempunyai cara bertahan hidup yang cukup unik. Satwa ini akan menyerap semua unsur yang mengandung kelembaban dari makanan yang disantapnya. Kelembaban tersebut akan tersimpan di dalam tubuhnya sebagai bantuan untuk bertahan hidup meski tidak minum dalam waktu yang cukup panjang.

Ketika berhasil menangkap buruannya, macan tutul biasanya akan menyimpan mangsanya di atas pohon. Hal ini dilakukan demi menghindari hyenna dan singa yang sering kali juga berusaha mengambil atau mencuru hasil buruan.

Perkembangbiakan Macan Tutul

Macan tutul mulai memasuki fase kematangan reproduksi saat mencapai usia dua sampai tiga tahun. Jadi pada rentang usia inilah satwa yang juga disebut harimau dahan ini mulai melakukan proses perkawinan. Masa paling tepat untuk kawin adalah ketika musim hujan.

Meski sebagai binatang yang suka hidup menyendiri, tetapi macan tutul akan lebih terbuka ketika musim kawin tiba. Pada saat itu sang jantan akan menghabiskan lebih banyak waktu bersama betina. Bahkan dalam sehari satwa ini bisa kawin antara tiga sampai empat kali dengan durasi waktu 85 menit.

Musim kawin macan tutul berlangsung pada kisaran Bulan Agustus sampai bulan Desember. Ketika masa tersebut telah berakhir, biasanya betina akan hamil dalam waktu yang cukup singkat. Setidaknya spesies ini hanya memerlukan waktu antara 90 sampai 125 hari untuk mengandung anaknya yang umumnya berjumlah 2 hingga 5 ekor.

Sebagai hewan mamalia, macan tutul akan mengalami proses melahirkan dan kemudian dilanjutkan dengan menyusui anak-anaknya. Satwa ini biasanya akan melahirkan anaknya di suatu sarang tertutup yang terlindungi oleh vegetasi lebat. Hal itu dilakukan untuk bersembunyi dan menghindari ancaman dari luar.

Ketika bayi macan tutul sudah menginjak usia enam sampai delapan minggu, tubuhnya mulai ditumbuhi rambut-rambut halus yang lebat. Warna rambutnya cenderung lebih gelap dan disertai bercak-bercak kabur yang akan membantunya untuk berkamuflase pada saat mulai belajar beraktivitas bersama induknya.

Memasuki usia tiga bulan, bayi macan tutul mulai diajari cara untuk mencari mangsa dengan mengikuti induknya saat berburu. Hingga usianya lebih dari satu tahun atau antara 13 sampai 18 bulan, bayi macan tutul akan tetap tinggal bersama induknya. Kemudian setelah itu mereka dilepas untuk mencari wilayah teritorialnya masing-masing.

Status Kelangkaan

Berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List tahun 2015, spesies macan tutul dengan nama Latin Panthera pardus berada dalam status Vulnerable (VU). Status tersebut menunjukkan bahwa spesies ini sedang berada dalam kondisi rentan terhadap kepunahan beberapa waktu ke depan.

Bahkan salah satu sub-spesiesnya, yaitu Macan Tutul Srilanka dan Macan Tutul Arab saat ini sedang berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Sebab jumlah populasi dari jenis ini hanya tersisa sekitar 250 ekor. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika jenis macan tutul lainnya juga akan mengalami hal serupa pada tahun-tahun berikutnya.

Sebenarnya populasi macan tutul di dunia terus mengalami kenaikan dan penurunan, sehingga status kelangkaannya juga berubah-ubah. Ketika pertama kali tercatat dalam IUCN Red List pada tahun 1986, spesies ini telah masuk dalam kelompok binatang berstatus Vulnerable (VU) atau rentan.

Akan tetapi status tersebut kemudian turun menjadi Threatened (T) atau terancam rentan pada tahun 1988 dan juga di tahun 1990. Enam tahun kemudian ketika IUCN Red List kembali memperbaharui datanya, macan tutul dinyatakan berstatus Least Concern (LC) yang menunjukkan bahwa kondisinya tidak menunjukkan tanda-tanda terancam.

Status itu masih tetap bertahan enam tahun kemudian, tepatnya pada 2002. Sayangnya pada tahun 2008 statusnya kembali naik menjadi Near Threatened (NT) atau hampir terancam dan terus meningkat menjadi Vulnerable (VU) di tahun 2016. Status inilah yang kini dimiliki macan tutul termasuk setelah evaluasi di tahun 2019 lalu.

IUCN Red List juga menyatakan bahwa terdapat berbagai yang mengakibatkan penurunan populasi kucing besar ini secara drastis. Dari sekian banyak faktor, penyebab utamanya adalah karena kegiatan manusia dalam merambah hutan sebagai habitat berbagai jenis binatang

Jenis Macan Tutul

Pada awalnya para peneliti hanya memperkirakan jumlah sub-spesies dari macan tutul mencapai 30 jenis. Akan tetapi setelah melakukan penelitian dan observasi lanjut secara molekuler, ditemukan hanya ada 9 sub-spesises. Pernyataan tersebut kemudian juga diungkapkan di dalam International Union for Conservation of Nature.

Panthera pardus Pixabay

Kesembilan sub-spesies tersebut tersebar mulai dari kawasan Benua Afrika hingga Benua Asia. Berikut ini adalah sembilan jenis macan tutul yang merupakan kelompok dari spesies Panthera pardus.

1. Panthera pardus pardus

Panthera pardus pardus atau Macan Tutul Afrika adalah sub-spesies yang mempunyai corak berwarna paling banyak di tubuhnya. Corak tersebut meliputi warna kuning pucat, kuning keemasan, hingga kuning kecokelatan. Sesuai dengan namanya jenis ini hanya menghuni kawasan Afrika tepatnya di sepanjang area sub-Sahara.

2. Panthera pardus nimr

Panthera pardus nimr atau Macan Tutul Arab adalah salah satu sub-spesies yang hanya hidup di kawasan Arab. Karakteristik sekaligus menjadi keunikan dari jenis ini adalah ukuran tubuhnya yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan spesies yang lain. Sayangnya jumlah individu sub-spesies ini sudah sangat sedikit, yaitu tidak sampai 200 ekor.

3. Panthera pardus saxicolor

Panthera pardus saxicolor adalah sub-spesies yang hanya dapat ditemukan di kawasan Persia. Jenis ini juga biasa dikenal sebagai Panthera pardus ciscaucasica, Macan Tutul Persia, dan Macan Tutul Kaukasus. Persebarannya mulai dari wilayah Afganistan Barat, Iran bagian Utara, Turkmenistan Selaran, Turki Timur, hingga Pegunungan Kaukasus.

4. Panthera pardus melas

Panthera pardus melas atau dikenal dengan Macan Tutul Jawa merupakan spesies endemik Indonesia yang hanya ada di Pulau Jawa. Sub-spesies ini mempunyai keunikan pada warna tubuhnya. Jika macan tutul umumnya memiliki bintik di kulit, macan tutul jawa justru ada yang berwana hitam legam tanpa bintik apapun.

5. Panthera pardus kotiya

Panthera pardus kotiya adalah Macan Tutul Srilanka yang di tempat asalnya biasa disebut dengan nama kotiya ataupun chiruththai. Keberadaan sub-spesies satu ini baru berhasil diidentifikasi pada tahun 1956 oleh Deraniyagala, seorang zoologis dari Srilanka. Hanya saja jumlah populasinya sudah sangat menurun dan sekarang hanya tersisa sekitar 250 ekor.

baca juga:  Ikan Oscar - Taksonomi, Morfologi, Habitat & Cara Merawat di Akuarium

6. Panthera pardus fusca

Panthera pardus fusca atau disebut Macan Tutul India dan Indian Leopard adalah satu dari lima keluarga kucing paling besar yang menghuni dataran India. Sub-spesies ini terlihat memiliki warna mata abu-abu , tetapi semakin diperhatikan warna matanya berubah menjadi cokelat tua dengan bintik melingkar yang berwarna lebih gelap berpadu merah pucat.

7. Panthera pardus delacouri

Panthera pardus delacouri merupakan sub-spesies macan tutul yang hidup di kawasan China hingga Asia Tenggara. Secara fisik jenis ini mempunyai kemiripan yang sangat dekat dengan Macan Tutul China Utara. Adapun wilayah persebaran sub-spesies ini mulai dari China Selatan, kemudian ke Vietnam, Thailand, Laos, Kamboja, hingga Malaysia.

8. Panthera pardus japonensis

Panthera pardus japonensis adalah sub-spesies yang membentuk habitat di kawasan China bagian Utara, sehingga nama umumnya adalah Macan Tutul China Utara. Wilayah persebaran spesies ini dimulai dari kawasan China Tengah tepatnya di Lanzhou hingga mencapai areal pegunungan selatan Gurun Gobi.

9. Panthera pardus orientalis

Panthera pardus orientalis yang lebih umum disebut sebagai Macan Tutul Amur adalah sub-spesies yang tersebear di sepanjang areal hutan Rusia, Timur Laut China, hingga Korea. Keunikan macan tutul dibanding saudara satu spesiesnya adalah warna matanya antara hijau dan biru yang bersinar serta pola corak tubuhnya yang sangat mencolok.

Ancaman Kepunahan

Sebagai binatang yang berstatus Vulnerable (VU), macan tutul menghadapi banyak sekali ancaman dari luar yang mengakibatkan penurunan populasinya. Ancaman tersebut meliputi keadaan habitat tinggalnya dan juga aktivitas manusia yang mengganggu.

Berikut ini adalah beberapa ancaman terhadap kehidupan macan tutul, antara lain:

1. Perburuan Liar

Perburuan liar menjadi ancaman serius yang dihadapi hampir seluruh sub-spesies macan tutul di dunia. Kegiatan ilegal ini bahkan terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya populasi manusia. Padahal seperti yang diketahui bahwa macan tutul adalah satwa yang tidak senang berinteraksi dengan makhluk lain termasuk manusia.

Belum lagi ketika manusia berhasil menangkap binatang ini, tidak jarang melakukan penganiayaan sehingga berujung trauma. Kegiatan perburuan umumnya dilakukan dengan tujuan mengambil bagian tubuh macan tutul untuk diperdagangkan.

2. Perdagangan Organ Tubuh Macan Tutul

Kegiatan perdagangan liar anggota tubuh binatang seperti gajah, badak, dan juga macan tutul masih menjadi aktivitas yang lazim terjadi dalam pasar gelap. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dari perburuan liar terhadap populasi macan tutul yang masih marak terjadi hingga sekarang.

Bagian tubuh yang diperdagangkan adalah kulitnya, karena mempunyai kualitas baik dengan motif unik. Tidak hanya anggota tubuh, tetapi macan tutul hidup pun biasa dijual untuk dijadikan hewan peliharaan. Bahkan data di IUCN menyatakan bahwa di India, setidaknya dalam sepekan empat ekor macan tutul berhasil diburu.

3. Penyempitan Habitat

Peningkatan populasi manusia berimbas pada menyempitnya habitat yang menjadi tempat tinggal macan tutul. Habitat tersebut tidak hanya dibuka sebagai pemukiman penduduk, tetapi juga menjadi lahan perkebunan dan pertanian. Kegiatan ini paling banyak dilakukan di kawasan Asia Tenggara, karena hutan dibuka menjadi kebun karet dan kelapa sawit.

Berkurangnya habitat hidup macan tutul mengakibatkan satwa yang memiliki wilayah teritori setiap individu ini memiliki tempat tinggal yang sangat sempit. Akibatnya perkelahian antara individu mengalami peningkatan yang juga memberi pengaruh terhadap pengurangan populasi macan tutul.

4. Mangsa Berkurang

Seperti telah disebutkan bahwa aktivitas perburuan dilakukan pada berbagai macan jenis binatang tidak terkecuali macan tutul dan mangsanya. Apalagi mangsa macan tutul yang dagingnya biasa dikonsumsi manusia seperti kambing, domba, ular, dan rusa. Hal itu secara perlahan mengakibatkan jumlah mangsa buruan terus berkurang.

Akibatnya binatang ini kesulitan memperoleh makanan yang juga diperlukan untuk menghasilkan lemak sebagai pertahanan tubuhnya. Disebutkan dalam IUCN bahwa kegiatan perburuan liar di Zambia dan Mozambik memicu penurunan mangsa macan tutul secara drastis, terlebih kegiatan tersebut masih marak terjadi di dalam Suaka.

Keunikan Macan Tutul

Macan tutul mempunyai keunikan yang berbeda dibanding jenis kucing besar lainnya. Keunikan tersebut diperoleh melalui berbagai pengamatan terhadap perilaku dan aktivitas sehari-hari kelompok mamalia ini.

Berikut adalah beberapa keunikan yang dimiliki oleh macan tutul, antara lain:

1. Kucing Besar Terkecil

Diketahui total keseluruhan keluarga kucing besar yang ada di permukaan bumi adalah empat spesies. Keempat spesies tersebut adalah harimau, singa, jaguar, dan juga macan tutul. Menariknya dari keempat kucing besar tersebut, macan tutul merupakan spesies dengan ukuran tubuh paling kecil.

2. Handal Beraktivitas di Darat dan Air

Macan tutul tidak hanya dikenal sebagai satwa yang jago berlari, memanjat tebing curam, hingga melompat sejauh enam meter dengan tinggi tiga meter. Selain itu binatang ini juga mempunyai kemampuan sangat baik dalam berenang di air.

3. Berburu Hanya Saat Butuh Makan

Salah satu keunikan macan tutul adalah mereka hanya akan mengejar mangsa ketika sedang lapar. Bahkan binatang ini tidak akan mengejar antelope yang merupakan mangsanya apabila tidak merasa lapar. Macan tutul akan memperlihatkan ekor bawahnya yang berwarna putih untuk menunjukkan bahwa mereka tidak ingin berburu.

4. Tidak Mengaum

Meski banyak orang yang menganggap bahwa macan tutul merupakan binatang yang bisa mengaum, tetapi pada kenyataannya satwa ini tidak bisa mengeluarkan suara auman. Justru macan tutul hanya bisa mengeluarkan suara gonggongan dan mengeram ketika sedang marah. Selain itu pada saat merasa nyaman satwa ini akan mendengkur.

5. Hewan Mitologi

Apabila menelisik sejarah yang ada di berbagai belahan dunia, macan tutul merupakan salah satu binatang yang kerap dikaitkan dengan mitologi dalam cerita rakyat. Hal itu menunjukkan bahwa satwa ini telah lama diketahui oleh manusia. Bahkan beberapa negara Afrika menjadikan macan tutul sebagai emblem olahraga.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.