Apakah benar nenek moyang dan asal usul peradaban manusia berasal dari manusia purba? Banyak teori yang disampaikan oleh para ahli mengenai bagaimana awal mula alam tercipta dengan segala isinya, termasuk mengenai asal usul manusia.
Manusia menjadi seperti sekarang ini diawali oleh peradaban purba. Penelitian mengatakan, bahwa benua Afrika adalah tempat manusia pertama berasal.
Pernyataan itu didukung oleh penemuan benda-benda, fosil dan peninggalan manusia purba yang telah ditemukan dan menggambarkan kondisi pada masa itu. Selain itu, mempelajari manusia prsejarah juga dapat dilakukan melalui tulang-tulang, hewan, dan tumbuhan yang telah menjadi fosil.
Daftar Isi
Pengertian Manusia Purba
Manusia purba atau manusia prasejarah adalah jenis manusia yang hidup pada zaman sebelum mengenal tulisan. Prehistoric People atau manusia prasejarah ini diyakini hidup sejak 4 juta tahun yang lalu. Salah satu ciri manusia yang hidup pada zaman purba adalah memiliki volume otak yang lebih besar dibanding manusia modern saat ini.
Sejarah Manusia Purba di Indonesia
Zaman prasejarah merupakan istilah yang digunakan untuk membagi masa ketika manusia belum mengenal tulisan. Pada masa itu, manusia purba hidup dengan cara yang sangat sederhana dan bergantung pada alam.
Berdasarkan teori evolusi kera atau Australopithecus yang dianut oleh sebagian besar ilmuwan dunia, manusia purba ialah nenek moyang manusia modern.
Namun, terdapat teori lain yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan evolusi antara kera dan manusia, karena ada perbedaan-perbedaan signifikan dan jauh. Akan tetapi, terdapat missing link sehingga perbedaan tersebut sulit untuk dijelaskan.
Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia prasejarah terbesar dan tertua di Indonesia. Oleh karena itu, pemberian namanya terdiri dari gabungan kata megan = besar, anthropus = manusia, paleo = tua, javanicus = dari Jawa.
Fosil manusia purba ini ditemukan pertama kali oleh Von Koenigswald di daerah Sangiran, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1936. Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia prasejarah yang berbadan tegap dan memiliki rahang yang sangat kuat dan besar.
Untuk bertahan hidup, manusia prasejarah dari Jawa ini mengumpulkan makanan dari buah-buah dan tumbuh-tumbuhan hutan.
Berikut ini ciri-ciri manusia purba Meganthropus Paleojavanicus:
- Tinggi badan 165 cm – 180 cm
- Berbadan tegap
- Volume otak 900 cc
- Bentuk kening menonjol dan tebal, melintang sepanjang pelipis
- Tidak memiliki dagu
- Berhidung lebar
- Struktur rahang kuat dan besar
- Makanan berupa buah dan tumbuhan
Pithecanthropus Erectus
Fosil manusia purba ini paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus Erectus yang memiliki arti manusia berjalan tegak ini ditemukan oleh Eugène Dubois, pemimpin tim menemukan fosil tengkoraknya di Trinil, Ngawi pada tahun 1891.
Pithecanthropus Erectus terbagi menjadi 3 jenis sesuai tempat penemuan fosilnya, yaitu: Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, dan pithecanthropus Soloensis.
Berdasarkan lokasi atau lapisan penemuan fosilnya, maka Pithecanthropus Erectus hidup sekitar 30.000 tahun hingga 1 juta tahun yang lalu.
Berikut ini ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Erectus:
- Bentuk tengkorak memiliki tonjolan kening yang tebal
- Berhidung lebar dengan tulang pipi kuat dan menonjol
- Tinggi badan 165 cm – 180 cm
- Memakan daging dan tumbuhan
- Memiliki rahang bawah yang kuat
- Tulang pipi tebal
- Bertulang belakang tajam dan menonjol
- Bertubuh gelap
- Tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat
Pithecanthropus Mojokertensis
Pada tahun 1936 fosil anak manusia purba berupa tengkorak ditemukan oleh peneliti bernama Widenreich di sebuah desa di Mojokerto. Fosil manusia prasejarah ini dinamakan Pithecanthropus robustus.
Namun, Ralph von Koeningswald menyebutnya dengan Pithecanthropus Mojokertensis sesuai dengan tempat ditemukannya. Secara tipologi, fosil ditemukan pada lapisan Pucangan dan Kabuh dengan perkiran hidup 30.000 tahun hingga 2 juta tahun yang lalu.
Berikut ini ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:
- Bertubuh tegap
- Tidak memiliki dagu
- Memiliki kening yang menonjol
- Tinggi badan 165 cm – 180 cm
- Volume otak 750 cc – 1.300 cc
- Geraham dan rahangnya lebih kuat
- Tulang tengkorak tebal
- Bentuk tulang tengkorak yang lonjong
Homo Sapiens
Homo sapiens oleh para peneliti dianggap sebagai yang termuda dibanding manusia purba lainnya. Berdasarkan fosil yang ditemukan, homo sapiens diperkirrakan hidup antara 15.000 hingga 40.000 tahun sebelum masehi.
Homo sapiens memiliki kemampuan berpikir dan kecerdasan diatas manusia purba lainnya, hal ini ditunjukkan dari volume otaknya yang hampir sama dengan manusia modern.
Berikut ini ciri-ciri manusia purba Homo Sapiens:
- Tinggi badan 130 cm – 210 cm
- Kapasitas otak yang lebih berkembang daripada manusia purba lain
- Otot kunyah, gigi, dan rahang menyusut
- Tonjolan kening berkurang dan memiliki dagu
- Ciri seperti ras Mongoloid dan Austramelanosoid
Ada 3 jenis homo sapiens yang ditemukan di Indonesia, yaitu:
- Homo Soloensis – Fosil manusa purba ini ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenrich pada tahun 1933 – 1924 di lembang sungai Bengawan Solo. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak yang memiliki volume seperti kera
- Homo Wajakensis – Fosilnya ditemukan oleh Dubois pada tahun 1889 di daerah Wajak, Tulungagung. Homo Wajakensis telah menggunakan peralatan yang terbuat dari batu dan tulang untuk berburu serta meramu
- Homo Floresiensis – Manusia purba ini dikenal dengan nama manusia hobit dari Flores karena memiliki bentuk tubuh kerdil
Kehidupan Manusia Purba
Zaman ketika manusia purba hidup merupakan masa dimana seluruh kehidupan masih bergantung dengan alam. Pola kehidupan masa purba antara lain sebagai berikut:
- Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan – Pada masa ini manusia berburu dengan tujuan untuk mengumpulkan bahan makanan bagi kelompoknya, ciri-ciri kehidupannya adalah:
- Tidak memiliki tempat tinggal tetap
- Hidup sendiri atau dalam kelompok kecil
- Mengumpulkan makanan berupa umbi-umbian
- Menggunakan kapak genggam untuk berburu hewan
- Menempati gua
- Membuat lukisan cap jari tangan dan babi rusa dalam keadaan terpanah. Lukisan tersebut dibuat menggunakan warna hitam, putih, dan merah
- Masa Bercocok Tanam – Pada masa ini manusia telah mengenal bercocok tanam dan tinggal dalam suatu wilayah lebih lama, ciri-ciri kehidupannya adalah:
- Mulai menetap disekitar lokasi bercocok tanam
- Mulai mengenakan pakaian dari kulit hewan dan kulit kayu
- Membuat rumah dari kayu
- Berpindah jika tanah sudah tidak subur
- Menggunakan alat bercocok tanam, seperti mata panah, beliung persegi dan kapak lonjong
- Menggunakan perhiasan
- Masa Mengenal Kepercayaan – Pada masa ini manusia telah mengenal kepercayaan terhadap sesuatu, seperti matahari, hewan, pohon dan lainnya. Ciri-ciri kehidupannya adalah:
- Melakukan upacara-upacara tertentu sebagai tanda jika terdapat kekuatan yang melebihi manusia
- Mulai membangunan bangunan besar untuk upacara-upacara tertentu
- Masa Perundagian – Pada masa ini manusia mulai memiliki kehidupan yang lebih maju, ciri-ciri kehidupannya adalah:
- Mulai tinggal dalam sebuah desa atau perkampungan dalam waktu yang cukup lama
- Telah mampu mengolah logam untuk dibuat perhiasan, seperti cincin atau kalung
- Mengenal sistem perdagangan sederhana, yaitu barter untuk mendapatkan logam, hasil bercocok tanam, hewan, dan lainnya
Peralatan Manusia Purba
Bukti keberadaan manusia purba di Indonesia juga didukung oleh peninggalan berbagai macam perkakas yang digunakan untuk membantu kehidupan mereka. Berikut ini adalah alat-alat manusia purba, antara lain:
- Kapak Genggam – Alat ini digunakan oleh manusia purba jenis Pithecanthropus untuk berburu. Struktur dan bentuknya masih sangat sederhana, yaitu hanya satu bagian sisi yang tajam. Kapak Genggam digunakan dengan cara digenggam untuk memotong benda. Alat ini ditemukan di beberapa situs purba, seperti Trunyan (Bali), Awangbangkal (Kalimantan Selatan) dan Kalianda (Lampung).
- Alat Serpih – Alat ini digunakan oleh manusia zaman dahulu untuk menusuk, memotong dan melubangi kulit binatang. Bahan pembuatnya adalah serpihan batu dari batu yang dibuat menjadi Kapak Genggam. Penemuan Alat Serpih terdapat di Gombong (Jawa tengah) dan Cabbenge (Flores).
- Kapak Persegi – Peralatan ini terbuat dari batu yang digunakan untuk memahat, mencangkul dan berburu. Bentuknya segi empat dimana kedua sisinya diasah halus. Pada salah satu pangkal diberi lubang untuk memasang tangkai. Alat ini banyak ditemukan di situs-situs purba mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi.
- Kapak Lonjong – Kapak ini berbentuk lonjong dengan pangkal lebar dan tajam. Pada bagian ujung akan diikat dengan gagang agar dapat digunakan. Kapak Lonjong adalah batu yang diasah hingga halus dan ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
- Menhir, yaitu sebuah tugu batu raksasa, tinggi dan besar. Dahulu digunakan untuk tempat pemujuaan manusia prasejarah.
- Dolmen, yaitu batu yang disusun berbentu meja dan digunakan manusia zaman dahulu untuk menyimpan sesaji persembahan.
- Sarkofagus adalah peri mati yang terbuat dari batu.
- Arca merupakan peninggalan masa lampau berupa batu yang dipahat hingga membentuk makhluk hidup tertentu.
- Bejana Perunggu – Bejana ini adalah peninggalan yang terbuat dari perunggu. Bentuknya mirip gitar Spanyol tanpa gagang. Benda ini ditemukan di Madura dan Sumatera.
- Kapak Corong adalah kapak yang terbuat dari perunggu dan bagian atasnya berbentuk mirip corong. Alat purba ini ditemukan di Jawa, Bali, Sulawesi dan Papua.
Museum Manusia Purba Sangiran
Untuk mempelajari dan mengetahui bagaimana bentuk fisik manusia purba serta kehidupannya, anda dapat berkunjung ke museum purbakala. Salah satunya adalah Museum Purbakala Sangiran di Sragen, Jawa Tengah.
Situs fosil purbakala telah diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Situs yang memiliki luas 56 km2 ini meliputi kecamatan Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh, serta kecamatan Gondangrejo yang masuk wilayah kabupaten Karanganyar. Situs Sangiran terletak di Kubah Sangiran yang merupakan bagian depresi Solo, di kaki Gunung Lawu.
Selain sebagai sarana obyek wisata arkeologi, tempat ini juga dijadikan area penelitian tentang kehidupan prasejarah terpenting dan terlengkap di Asia, bahkan dunia.