Negara Agraris – Pengertian, Contoh Negara & Keuntungan

4.5/5 - (13 votes)

Letak geografis suatu negara sangat berpengaruh terhadap kemampuan negara tersebut untuk bertahan hidup. Contohnya adalah Yunani yang selama ini hanya mengandalkan sektor pariwisata untuk memperoleh pendapatan negara. Akan tetapi dengan mengandalkan satu sektor untuk menopang suatu negara tidak akan pernah cukup dan terlalu berisiko.

Setiap negara yang berada di kawasan strategis atau memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, pastinya tak perlu khawatir dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan menjaga kestabilan pangan.

Ketersediaan bahan pangan sangat erat hubungannya dengan bidang pertanian. Sehingga tidak heran, jika kemudian tercetus istilah negara agraris.

Pengertian Negara Agraris

Mungkin beberapa diantara kita tidak asing dengan istilah negara agraris. Sebab, negara kita Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris. Agararis memiliki pengertian yaitu sektor di bidang pertanian atau bisa juga diartikan sebagian besar penduduk suatu negara bermata pencaharian di sektor pertanian.

negara agraris Pixabay

Pertanian menjadi sektor utama yang paling diandalkan sebuah negara agraris. Dengan mengusung konsep ini, maka sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani sehingga keberadaan mereka dianggap penting karena kontribusinya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dari penjelasan tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa negara agraris adalah negara yang tingkat perekonomiannya sangat bergantung pada sektor pertanian. Hal ini juga dipengaruhi oleh sebagian besar masyarakatnya yang bekerja sebagai petani.

Di Indonesia, sektor pertanian memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan perekonomian dan memenuhi kebutuhan pangan. Selain itu, semakin meningkatkan jumlah penduduk, tentu sangat berdampak pada ketersediaan bahan pangan.

baca juga:  Pertanian Organik - Pengertian, Sejarah Perkembangan & Keuntungan

Oleh sebab itulah, pemerintah mulai melakukan pengembangan secara intensif meliputi cara-cara pengolahan lahan yang tepat, penggunaan bibit unggul, teknik penanaman hingga panen, dan penggunaan alat-alat pertanian modern atau berteknologi tinggi. Semua ini dilakukan demi mendapatkan hasil pertanian yang baik dan berkualitas super.

Contoh Negara Agraris

Berikut ini adalah beberapa contoh negara agraris yang dikenal di dunia, antara lain:

1. Indonesia

Mungkin sebagian besar dari kita mengetahui bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia selain dijuluki sebagai negara maritim juga disebut sebagai negara agraris berdasarkan kondisi bentang alamnya.

Hal ini dibuktikan saat Indonesia mencapai swasembada pangan sekitar tahun 1980, bahkan sempat mendapat sejumlah penghargaan. Sehingga jangan heran, jika di masa pemerintahan Orde Baru harga pangan di Indonesia sangat murah dan tersedua atau tidak mengalami kelangkaan.

Lantas, apakah saat ini Indonesia masih menyandang julukan sebagai negara agraris?

Saat ini, ketersediaan bahan pangan yang berasal dari produk-produk pertanian cukup berlimpah dan setidaknya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia adalah petani.

Hasil pertanian bukan sekadar bahan pangan seperti padi, sebab Indonesia juga dikenal karena hasil tanaman perkebunan yang berkualitas di pasar internasional. Perkebunan di Indonesia menghasilkan komoditas seperti kelapa sawit, kopi, tembakau, teh, karet, dan tebu.

Hampir semua hasil perkebunan ini memiliki kualitas terbaik karena Indonesia terletak di wilayah beriklim tropis dengan kondisi lingkungan dan ketersediaan unsur tanah yang baik.

2. Jepang

Contoh negara agraris di dunia berikutnya adalah Jepang. Jepang dikenal dengan perkembangan teknologinya yang sangat maju. Salah satu perkembangan teknologi ini bahkan merambah pada sektor pertanian.

baca juga:  Bencana Alam - Pengertian, Macam, Penyebab & Penanggulangan

Beberapa di antaranya adalah teknologi penanaman dalam ruang ataupun di atap rumah, membuat rekayasa genetika pada buah-buahan agar bisa dipanen sepanjang tahun, melakukan modifikasi bentuk buah, dan masih banyak lainnya.

Saat ini, Jepang juga tengah mengembangkan teknologi berupa mesin traktor tanpa awak serta mesin tanam dan panen otomatis sehingga kegiatan bercocok tanam menjadi lebih efektid dan efisien.

3. Australia

Jika dilihat lebih seksama, sebagian besar daratan di Australia berupa padang pasir dengan curah hujan yang rendah. Meski demikian, bukan berarti negara ini tidak bisa diandalkan dalam hal ketahanan pangan.

Kondisi alam tersebut justru membuat para petani di Australia harus memutar otak supaya tetap bisa melakukan berbagai macam kegiatan pertanian. Salah satunya dengan membuat sistem irigasi dan pemberian pupuk pada tanah yang kurang subur.

Bukan hanya hasil dari pertanian, ada pula berbagai bentuk hasil sampingan lainnya berupa hasil ternak. Susu dan daging hasil peternakan di Australia sudah tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Oleh sebab itu, tak heran jika Australia berhasil mengekspor daging hingga ke Benua Eropa.

4. Thailand

Seakan tak ingin ketinggalan, Thailand pun juga dikenal sebagai negara agraris. Bahkan, tak sedikit hasil pertanian, perkebunan dan peternakan dari Thailand yang juga kita nikmati, seperti ayam Bangkok, pepaya Bangkok, hingga durian Bangkok.

Hal ini sesuai dengan visi yang ingin dicapai oleh Departemen Pertanian Thailand, yaitu Thailand Kitchen of The World yang nyatanya memang benar-benar serius dijalankan demi meningkatkan kesejahteraan para petani. Jadi jangan heran, jika mereka saat ini sedang gencar menggalakan penyuluhan pertanian, menyediakan permodalan dan fasilitas pendukung pertanian, hingga meningkatkan teknologi pertanian.

baca juga:  Topografi - Pengertian, Pemetaan, Ciri, Komponen, Cara Membaca Peta & Manfaat

5. Amerika Serikat

Siapa sangka, negara adidaya Amerika Serikat juga termasuk dalam salah satu negara agraris di dunia. Perkembangan teknologi di bidang pertanian di Amerika terus diperhatikan dan ditingkatkan sejak abad ke-19. Tentu tidak heran, jika kemudian pertanian di sana pun lebih maju demi memperoleh hasil dan kualitas terbaik.

Sebagian besar lahan di Amerika ditanami dengan tanaman gandum dan jagung. Tidak seperti di Indonesia, tanaman jagung ditanam pada lahan yang cukup luas sehingga hasil yang didapatkan pun sangat berlimpah. Selain gandum dan jagung, pertanian di Amerika juga memproduksi buah, sayur, biji-bijian, hingga susu yang telah diekspor ke pasar internasional.

Keuntungan Negara Agraris

Seperti yang telah disebutkan di atas, pertanian menjadi sektor utama yang diandalkan oleh sejumlah negara agraris. Selain itu, sebagian besar masyarakatnya pun bekerja sebagai petani. Dengan demikian, keberadaan petani menjadi cukup penting dalam berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara itu sendiri.

petani membawa padi Pixabay

Jika kita mengacu pada pengertian agraris, ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menjadi negara agraris, antara lain:

  • Sektor pertanian menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan perekonomian negara
  • Lebih mudah memperoleh hasil pertanian demi terpenuhinya kebutuhan pangan dalam negeri tanpa harus repot mengimpor hasil pangan dari negara lain
  • Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencintai hasil produk pertanian negara sendiri sehingga kesejahteraan rakyat tercapai dengan baik
  • Membantu terwujudnya sistem ketahanan pangan di suatu negara
  • Ikut berkontribusi dalam membuka lapangan pekerjaan baru, terutama di bidang pertanian dan perkebunan
  • Ikut berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat supaya tidak terus berada di bawah garis kemiskinan
  • Menghindari terjadinya krisis bahan pangan, sebab negara agraris tidak perlu lagi mengandalkan impor pangan dari negara lain

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.