Pohon Karet – Klasifikasi, Manfaat, Getah & Cara Budidaya

Salah satu tanaman yang menghasilkan getah sebagai nilai utamanya adalah pohon karet. Bahkan, di artikel sebelumnya Rimba Kita menempatkan tanaman karet pada posisi ketiga sebagai tanaman perkebunan bernilai ekonomis tinggi.

Tumbuhan komoditas budidaya ini bukanlah flora asli Indonesia. Pohon karet atau para dengan nama Latin Hevea brasiliensis ini berasal dari Brazil serta kawasan Amerika Selatan lainnya.

Pertumbuhan pohon karet sangat baik ketika berada di wilayah tropis. Oleh sebab itu, wajar jika sebagian besar negara produsen karet terbesar berasal dari Asia Tenggara. Bagian yang dimanfaatkan dari pohon karet ialah getahnya yang didapat dari proses penyadapan.

Saat ini, Indonesia merupakan penghasil getah karet (lateks) terbesar kedua di dunia. Produk hasil olahan getah karet digunakan sebagai bahan baku ban dan produk alat kesehatan.

Taksonomi

Klasifikasi botani tumbuhan karet secara ilmiah adalah sebagai berikut:

Kingdom Plantae
Subkingdom Viridplantae
Infrakingdom Streptophyta
Superdivisi Embryophyta
Divisi Tracheophyta
Subdivisi Spermatophytina
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malpighiales
Famili Euphorbiaceae
Genus Hevea
Spesies Hevea brasiliensis

Asal

Pohon karet (para) berasal dari kawasan hutan Amazon Brazil dan negara-negara Amerika Selatan lainnya. Menurut sejarah, asal tanaman karet di Indonesia bermula pada tahun 1890 ketika dibangun perkebunan karet pertama di Nusantara.

Versi lain mengatakan jika tumbuhan karet di Indonesia baru diseleksi pada tahun 1910. Seleksi dilakukan terhadap kualitas, pertumbuhan serta produksi getah yang dihasilkan. Kemudian pada tahun 1917 teknik okulasi pada karet ditemukan sehingga sifat dan kualitas tanaman dapat dipertahankan.

Sebaran

Meski berasal dari Amerika Latin terutama negara Brazil, ternyata komoditas tanaman karet justru berkembang pesat di negara-negara Asia Tenggara. Tersebarnya hutan karet di wilayah Asia Tenggara tidak lepas dari peran Henry Wickham yang melakukan percobaan berulang kali. Selain itu, negara di kawasan Afrika juga produktif menghasilkan getah karet.

perkebunan karet Pixabay

Di Indonesia, pohon karet mulai dikenal oleh masyarakat pada masa penjajahan Belanda. Pada saat itu karet dijadikan sebagai koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor sampai akhirnya mulai dibudidayakan di berbagai wilayah perkebunan Indoensia.

Beberapa negara yang menjadi produsen karet terbesar di dunia jika diurut dari yang paling besar, yaitu:

NegaraProduksi
(dalam ton)
1. Thailand4,070,000
2. Indonesia3,200,000
3. Malaysia1,043,000
4. Vietnam1,043,000
5. India  849,000

Habitat

Meskipun bukan berasal dari negara beriklim tropis, pohon para atau karet ternyata sangat cocok ditanam di wilayah dengan iklim ini. Hal tersebut dikarenakan tanaman ini menyukai kondisi cuaca lembab setidaknya sekitar 80% dengan suhu antara 20 sampai 34 derajat Celcius.

baca juga:  Pohon Akasia - Morfologi Sebaran, Manfaat Kayu & Budidaya

Tumbuhan ini membutuhkan pasokan air yang tidak terlalu banyak. Jika dihitung setidaknya pohon karet hanya memerlukan air hujan selama 100 hari per tahun. Sedangkan intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan sekitar 5 sampai 7 jam setiap harinya.

Oleh karena syarat tumbunya yang relatif mudah, maka tanaman karet termasuk salah satu flora berprospek cerah di bidang perkebunan.

Ciri Morfologi

Pohon karet adalah jenis tanaman berbatang besar dan pertumbuhannya tegak lurus ke atas. Ketinggian pohon ini dapat mencapai 25 meter dan mampu bertahan hidup sampai 100 tahun. Pada batang bagian dalam terdapat getah yang disebut lateks. Getah atau lateks inilah yang menjadi alasan utama budidaya tanaman ini.

tanaman karet Pixabay

Jenis akar pohon karet adalah akar tunggang yang mampu tumbuh sepanjang lebih dari 1,5 meter ke dalam tanah. Terdapat pula akar alateral yang pertumbuhan menyebar ke arah samping. Panjang akar lateral dapat mencapai 10 meter.

Struktur daun tanaman karet terdiri dari tangkai untuk daun utama dan tangkai untuk anak daun. Panjang tangkai daun utama sekitar 3 sampai 20 cm, sedangkan panjang tangkai anak daunnya sekitar 3 sampai 10 cm.

Umumnya satu helai daun karet mempunyai tiga anak daun. Bentuk daunnya elips dengan bagian ujung daun runcing, sedangkan tepi daun rata. Warna daun ketika masih muda adalah hijau, lalu ketika sudah tua hingga rontok warnanya berubah menjadi kuning kemerahan.

Tanaman karet mempunyai bunga yang tergolong sebagai bunga majemuk, dimana bunga jantan dan bunga betina berada pada pohon yang sama. Bunganya tumbuh pada malai. Ukuran bunga betina sedikit lebih besar dibanding bunga jantan dan mempunyai rambut-rambut halus. Pada bunga betina terdapat bakal buah dengan tiga ruang.

Selain bunga, pohon karet juga menghasilkan buah. Buah karet mempunyai tiga sampai enam ruang yang bersifat simetris dengan bentuk setengah bola. Di dalam buah tersebut terdapat biji yang ketika buah telah masak dan pecah, maka biji-biji di dalamnya akan terhambur ke luar.

Biji karet yang berada di dalam ruangan buah hanya terdiri dari satu biji. Dengan kata lain, jumlah biji karet sama dengan jumlah ruang buah yang dimilikinya. Warna bijinya cokelat kehitaman dan mempunyai bercak khas. Ukuran biji karet termasuk besar dan bertekstur kuat, tetapi juga mengandung racun.

baca juga:  Cermai - Taksonomi, Morfologi, Asal, Kandungan & Manfaat Buah

Status Kelangkaan

Populasi pohon karet berstatus aman di dunia. Jumlahnya cukup banyak karena menjadi tanaman budidaua dan terus dikembangkan. Beberapa daerah penghasil karet terbesar di Indonesia, antara lain Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat.

Manfaat Pohon Karet

Tanaman karet mempunyai banyak sekali manfaat sehingga sampai sekarang masih banyak dibudidayakan. Selain manfaat dari getahnya, karet juga memiliki manfaat lain yang diperoleh dari bagian-bagian tumbuhan tersebut.

tumbuhan karet Pixabay

1. Bidang Industri

Pemanfaatan pohon karet yang paling utama adalah untuk bidang industri. Ada banyak sekali hasil industri yang menggunakan bahan baku karet. Sebut saja industri ban yang memanfaakan hasil olahan dari getah karet. Tidak hanya itu , karet juga banyak dijadikan sebagai bahan baku untuk industri sintetis untuk memproduksi barang-barang sehari-hari.

2. Jasa Lingkungan

Pohon karet juga berperan besar terhadap rehabilitasi dan reboisasi lahan. Hal itu dikarenakan tanaman ini memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Selain itu tanaman karet juga mampu menyerap gas karbondioksida yang menjadi bagian dari siklus oksigen, sehingga bisa mengurangi dampak rumah kaca.

3. Bahan Makanan

Getah karet ternyata juga bisa diolah menjadi makanan dengan mencampurkannya ke dalam kue, snack, dan masih banyak lagi. Hanya saja dalam mengolah getah karet diperlukan keterampilan khusus agar hasilnya baik.

4. Kayu Pohon Karet

Tanaman karet yang produktifitas getahnya menurun dapat ditebang dan dimanfaatkan kayunya. Kayu karet dapat digunakan untuk bahan mebel serta konstruksi rumah. Kayu dari tanaman ini bersifat keras, bersih, awet dan mudah dibentuk. Produk-produk yang dihasilkan antara lain meja, kursi, almari serta barang rumah tangga lainnya.

5. Produk Obat

Pada biji karet mengandung berbagai jenis senyawa dan zat-zat yang berguna untuk obat tradisional. Nutrisi tersebut seperti lemak, air, protein, tiamin, asam nikotinat, akroten, tokoferol yang bisa digunakan untuk campuran bahan industri farmasi.

Cara Tanam & Budidaya

Tanaman karet merupakan komoditas ekspor yang menguntungkan. Negara-negara industri maju seperti China, India, Jepang, dan Amerika merupakan tujuan utama ekspor karet dari Indonesia. Saat ini, harga karet dunia harga stabil di kisaran 2.50 Dollar USA per kg.

getah karet Pixabay

1. Lokasi Perkebunan Karet

Lahan untuk budidaya tanaman karet harus memenuhi syarat tumbuh sebagai berikut:

  • Suhu udara antara 23,5 hingga 27,5 derajat Celcius
  • Curah hujan per tahun sekitar 1.600 sampai 2.000 mm
  • Cukup sinar matahari, yaitu sekitar 6 hingga 8 jam per hari
  • Kawasan lahan memiliki kelembaban tinggi
  • Tanah subur, kaya unsur hara dan tidak termasuk jenis tanah bercadas
  • pH atau tingkat keasaman tanah berada pada kisaran 5 sampai 7
  • Ditanam pada ketinggian 200 hingga 300 meter diatas permukaan laut
baca juga:  Bunga Tulip - Sejarah, Asal, Sebaran, Taksonomi, Ciri, 8 Jenis Tulip Unik

Menentukan lokasi kebun karet merupakan langkah awal yang penting agar budidaya pohon karet para tidak merugi dikemudian hari.

2. Bibit Karet Berkualitas

Bibit tanaman karet yang unggul memiliki ciri dan karakteristik berikut:

  • Berasal dari tumbuhan induk yang produksinya baik
  • Tahan terhadap serangan hama dan penyakit, terutama pada daun dan kulit batang
  • Daya regenerasi atau pemulihan luka yang cepat

Selain itu, syarat lain yang harus terpenuhi dari bibit pohon karet adalah:

  • Mata bekas okulasi telah tumbuh tunas
  • Bibit karet telah berpayung dua ketika berada di polybag
  • Bebas dari penyakit, terutama jamur akar putih
  • Memiliki pertumbuhan akar lateral yang baik

3. Proses Penyemaian

Penyemaian bibit karet dapat dilakukan melalui persemaian dua tahap, yaitu perkecambahan dan persemaian.

a. Persemaian Kecambah Karet

  • Buat bedengan dengan lebar 1 atau 1,2 meter untuk penyemaian kecambah
  • Lapis lahan bedengan dengan pasir halus setebal 5 cm
  • Jarak tanam antar benih dibuat 1 atau 2 cm
  • Setelah benih ditanam, siram secara terarut kemudian jika telah siap dapat dipindahkan ke lahan persemaian

b. Persemaian Bibit Karet

  • Lahan tanam harus dibersihkan dari gulma, serta tanaman pengganggu
  • Cangkul lahan agar tanah menjadi gembur
  • Buatlah bedengan setinggi 20 cm dan buatlah parit antar bedengan sedalam 50 cm agar drainase lancar
  • Tanam bibit karet dengan jarak tanam 30 x 30 x 50 cm
  • Lakukan penyiraman dan pemupukan, pupuk diberikan setiap 3 bulan sekali berupa campuran Urea, TSP, dan KCL

4. Tahap Penanaman Pohon Karet

Waktu tanam yang baik ialah ketika awal musim hujan, seperti awal bulan Desember hingga Januari. Tahap penanaman tanaman karet dapat mengikuti cara berikut ini:

  • Buat lubang tanam sedalam 50 cm menggunakan cangkul
  • Jarak tanam ideal adalah 3 x 7 meter jika budidaya karet menganut sistem monokultur. Jika menggunakan sistem tumpang sari, maka jarak tanam dapat dibuat 3 x 9 meter
  • Beri pupuk kandang atau kompos pada lubang tanam dan diamkan selama 1 bulan agar racun dalam tanag terkena sinar matahari dan terbawa angin
  • Setelah itu, tanam bibit dalam lubang kemudian timbu hingga sejajar dengan tanah sekitarnya
  • Ketika bibit berusia 2 mingg, umumnya tanah disekitar bibi akan turun. Jika perlu, kita dapat meratakannya kembali agar sejajar dengan permukaan tanah sekitarnya

5. Pemeliharaan Perkebunan Karet

Perawatan tanaman karet diperlukan agar pertumbuhannya dapat maksimal dan menghasilkan panen yang melimpah. Kita dapat merawat pohon karet dengan memerhatikan langkah-langkah berikut:

  • Siram secara rutin tanaman karet, terutama 1 minggu setelah masa tanam agar akar karet tumbuh baik
  • Lakukan pemantauan terhadap bibit karet yang mati, jika ditemukan bibit mati maka ganti dengan bibit lain agar jumlah tanaman utuh
  • Pemupukan dapat dilakukan enam bulan sekali, kita dapat berikan campuran pupuk Urea, KCl, dan TSP

6. Penyadapan Karet

Panen getah karet dapat dilakukan setelah tanama berumur 5 atau 7 tahun. Tinggi bukaan sadap pertama adalah 130 cm dan yang kedua adalah 280 dari atas tanah. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan karet, yaitu:

  • Pembukaan bidang sadapt dimulai dari kiri atasi ke keanan bawah dengan sudut 300 derajat
  • Tebal irisan yang dianjurkan adalah 1,5 sampai 2 mm, sedangkan dalam irisan sadap sekitar 1 sampai 1,5 mm
  • Penyadapan yang baik dilakukan pada pukul 5 sampai 7 pagi

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.