Pohon Kepayang – Taksonomi, Morfologi, Manfaat Kluwak & Efek Samping

5/5 - (1 vote)

Pohon Kepayang atau di daerah Jawa lebih dikenal dengan kluwak atau kluwek adalah salah satu tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masakan terkenal, yaitu rawon. Tumbuhan yang menghasilkan buah dengan daging berwarna hitam ini juga digunakan namanya dalam istilah “mabuk kepayang”, yaitu suatu kondisi efek samping bila olahannya tidak tepat.

Oke, untuk mengenal lebih lanjut mengenai tanaman kepayang berikut adalah penjelasan lengkapnya.

Taksonomi

Tumbuhan Kepayang (Pangium edule) dibeberapa daerah disebut dengan nama berbeda, antara lain picung atau pucung (Sunda), pamarrasan (Toraja), bak pange (Aceh), pohon lunglai atau kalawak (Banjar), dan kluwek atau kluwak (Jawa).

Berikut merupakan klasifikasi ilmiah tanaman kluwak, yaitu:

KingdomPlantae
SubkingdomViridiplantae
InfrakingdomStreptophyta
SuperdivisiEmbryophyta
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytina
KelasMagnoliopsida
SuperordoRosanae
OrdoMalpighiales
FamiliAchariaceae
GenusPangium
SpesiesPangium edule

Morfologi

Selain isi bijinya yang berwarna hitam, pohon ini juga memiliki ciri khas lain. Secara lebih rinci, berikut adalah penjelasan tanaman kepayang berdasarkan morfologinya.

pohon kepayang Wikipedia

1. Batang

Pohon ini dapat tumbuh mencapai ketinggian 60 meter, meski seringkali rata-rata tumbuhnya hanya sekitar 18 meter hingga 40 meter. Batang kepayang berbentuk silindris dengan banyak cabang.

Pada percabangan muda terdapat bulu-bulu halus dan berangsur menghilang saat tanaman bertambah usia. Kulit luar batang berwarna cokela, abu, dan kemerahan. Batang tumbuhan kepayang menghasilkan kayu yang cukup kuat dan baik untuk bahan baku bangunan.

2. Daun

Bentuk daun kepayang seperti jantung, pada bagian ujung dan pangkalnya bersudut tumpul. Panjang daunnya mencapai 20 cm dan lebar sekitar 15 cm. Warna daunnya hijau terang hingga hijau gelap dengan permukaan daun mengilap.

Pada musim kemarau, daun akan meranggas atau rontok dan akan tumbuh kembali setelah berbuah.

3. Bunga

Bunga kepayang tumbuh pada bagian ujung ranting. Bunganya berwarna putih kehijauan dengan ukuran cenderung kecil. Jika diamati sekilas, bentuk dan warnaya mirip bunga pepaya.

baca juga:  Bunga Flamboyan - Asal, Taksonomi, Morfologi, Cara Menanam & Merawat

4. Buah

Bentuk buah kluwak bulat dengan bagian ujung tumpul. Ukuran buah kluwek sekitar 7 cm hingga 10 cm, sedangkan tangkainya berukuran 8 cm sampai 15 cm. Berat satu buah kepayang berkisar antara 1,3 kg sampai 1,9 kg.

Kulit luar buah ini berwarna cokelat, sedangkan daging buahnya teksturnya lunak, berwarna putih kekuningan dengan semerbak aroma unik.

5. Biji

Pada satu buah kepayang, biasanya terdapat 10 sampai 15 biji. Akan tetapi pada buah lebih tua, bijinya mencapai 25 buah. Biji kluwak adalah bagian tanaman kepayang yangs sering dimanfaatkan untuk bumbu masakan.

Kulit bijinya berwarna abu-abu kecokelatan dengan cangkang keras, sehingga untuk membukanya harus dipecahkan dengan palu atau benda keras lain. Warna daging biji kepauang berwarna cokelat cenderung hitam legam dan menjadi pewarna alami masakan rawon.

Habitat dan Sebaran

Pohon Kepayang adalah tumbuhan asli Indonesia sehingga mempunyai kemampuan adaptasi sangat baik jika ditanam di nusantara. Umumnya, pohon kluwek tumbuh di kawasan hutan hujan tropis basah dengan kelembapan tinggi pada ketinggian 1500 meter diatas permukaan laut.

Selain itu, pohon kluwak juga tumbuh di sekitar tepi sunga serta tanag belerang dengan sebaran yang berkelompok. Beberapa daerah penghasil kluwek di Indonesia adalah Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Status Kelangkaan

Hingga kini, status konservasi pohon kepayang atau Pangium edule belum dievaluasi oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature). Namun fakta di lapangan, populasi pohon ini di Indonesia cenderung menurun seiring berkurangnya lahan untuk menanam bibit baru untuk mencukup pemanfaatan yang banyak.

Manfaat Pohon Kepayang

Tak sebatas pemanfaatan biji kepayang, pohon ini juga memiliki manfaat lain. Berikut adalah manfaat kepayang secara rinci, yaitu:

inaturalist

1. Manfaat Lingkungan

Sistem perakaran kepayang tergolong sangat kuat, sehingga dengan menanam pohon ini kita bisa memperoleh manfaat ekologis sebagai pohon pelindung untuk menahan erosi. Beberapa daerah telah membudidayakan kepayang sebagai pohon untuk penghijauan di daerah aliran sungai.

Selain itu, pohon kluwak atau kepayang memiliki tajuk rindang sehingga dapat ditanam di kawasan perkotaan sebagai pohon peneduh.

2. Kayu Bangunan

Kayu kepayang termasuk kategori kayu kuat uang tepat digunakan untuk bahan pertukangan. Secara lebih spesifik, kayu kluwak masuk dalam golongan kayu kelas II. Tak hanya itu, kayu kepayang juga dimanfaatkan untuk industri pembuatan korek api.

3. Insektisida Alami

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, diperoleh kesimpulan jika buah kepayang mampu mengatasi hama walangsangit, wereng dan belalang pada tanaman padi. Buah dan biji kepayang mengandung racun asam sianida yang tinggi sehingga cocok digunakan untuk insektisida alami.

baca juga:  Hidroponik - Pengertian, Sejarah, Kelebihan, Kekurangan, Jenis, Penerapan & Media Tanam

Atas dasar ini pula, mengonsumsi kepayang secara berlebihan dapat membuat “mabuk kepayang” karena karakter asam sianida akan menyerang saraf pusat bila tertelan atau terhirup.

4. Pewarna

Daging dari biji kluwek berwarna cokelat hingga hitam legam merupakan pewarna alami makanan yang sering kita jumpai, salah satunya pada masakan rawon. Selain itu, warna biji kepayang juga bisa menggantikan zat pewarna sintetis untuk warna Chocolate Brown HT dan Chocolate Brown FH.

5. Bumbu Masak

Manfaat utama kepayang adalah bijinya sebagai bumbu masakan. Beberapa olahan yang memanfaatkan kluwak selain rawon adalah brongkos, sup konro, daging bumbu kluwek, nasi goreng kluwek, sambal kluwek, oseng kluwek, dan lain-lain.

Akan tetapi, kluwek harus dioleh secara benar karena didalamnya mengandung asam sianida yang berpotensi berbahaya dan memunculkan efek samping. Agar olahan dengan campuran kepayang aman, berikut adalah cara penanganannya:

  • buah atau biji kluwek harus direbus terlebih dahulu kemudian direndam dan dibungkus daun pisang lalu dipendam di dalam tanah selama beberapa hari; atau
  • kluwek dicuci terlebih dahulu kemudian direbus sampai mendidih dan direndam dalam air selama 3 sampai 5 hari atau kluwak yang telah direbus bisa dipendam di dalam abu selama 40 hari.

Beberapa cara tersebut tidak hanya berguna untuk menghilangkan asam sianida yang terkandung di dalam daging bijinya, namun juga akan mengahsilkan cita rasa lebih gurih pada masakan.

6. Manfaat Pengobatan

Meski berpotensi berbahaya jika tidak dioleh secara tepat pada masakan, ternyata kepayang juga mempunyai khasiat pengobatan sebagai berikut:

  • Antiseptik – Buah atau biji kluwek mempunyai sifat antiseptik dan disinfektan yang dapat membantu mengobati luka bakar. Antiseptik tersebut mampu menghambat pertumbuhan kuman sehingga mengurangi risiko infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Cara menggunakannya adalah dengan menghancurkan biji kluwak kemudian mengoleskannya pada bagian kulit yang terluka.
  • Menjaga Daya Tahun Tubuh – Kandungan vitamin C pada buah kluwek cukup tinggi danberperan penting menjaga imunitas tubuh. Selain itu, kandungan vitamin C juga membantu menagkal penyebab infeksi sehingga kesehatan kulit dan regenerasi sel-sel tetap terjaga.
  • Obat Kutu Rambut – Mengatasi kutu rambut bisa dikatakan susah-susah gampang, untuk itu tidak ada salahnya untuk mencoba memanfaatkan daun kepayang sebagai obat kutu rambut. Caranya dengan merebus beberapa daun kepayang, kemudian letakkan di rambut dan tutupi dengan menggunakan handuk. Diamkan dalam kondisi tertutup selama beberapa menit kemudian bilas. Lakukanlah secara rutin agar masalah kutu rambut segera tuntas.
  • Mencegah Anemia – Buah kluwek mengandung zat besi tinggi yang menjadi salah satu sumber pembentuk sel darah merah. Zat besi pada buah kluwek bisa membantu mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah terutama pada ibu hamil.
  • Menjaga Kesehatan Usus – Kluwak memiliki kandungan serat tinggi yang baik untuk usus dan organ pencernaan lain sehingga dapat membantu melancarkan buang air besar.
  • Mengobati Penyakit Kulit – Tidak hanya bisa mengobati luka, biji kepayang terbukti bisa membantu mengobati beberapa penyakit kulit, seperti bisul, panu, gatal-gatal, dan lain sebagainya. Cara menggunakannya adalah dengan menghaluskan daging biji kluwek kemudian mengoleskannya ke bagian yang terasa gatal atau terkena penyakit kulit. Selain daging biji, daun kluwek juga mempunyai manfaat yang sama.
baca juga:  Kayu Ular - Taksonomi, Morfologi, Habitat, Sebaran, Kandungan & Manfaat

7. Pengawet

Tidak hanya asam sianida yang bisa menimbulkan efek samping, kluwak juga mengandung tannin yang justru bermanfaat untuk bahan pengawet. Biasanya kepayang dimanfaatkan untuk mengawetkan ikan dengan cara mencacahnya lalu mencampur bersama garam.

Perbandingan campuran kluwek dan garam adalah 1 kg banding 1 kg. Setelah tercampur, lumurkan pada 50 kg ikan dan masukkan ke dalam wadah lalu tutup rapat. Buka selama 5 menit setiap hari untuk mengeluarkan uap sianida. Campuran ini mampu mengawetkan ikan hingga 6 hari.

8. Racun Panah

Oleh masyarakat tradisional, racun pada biji kepayang digunakan untuk berburu dengan mengoleskannya di mata panah. Hewan buruan yang terkena racun tersebut akan lebih mudah dilumpuhkan.

Bahaya dan Efek Samping

Seperti yang telah kita singgung sebelumnya bahwa biji buah kepayang bisa membahayakan jika tidak dioleh secara benar. Efek sampingnya adalah pusing dan mual seperti orang mabuk. Oleh karena alasan itu, istilah mabuk kepayang dalam bahasa Indonesia umumnya digunakan untuk menyebut orang sedang jatuh cinta hingga tergila-gila layaknya orang yang sedang mabuk.

kluwak Wikipedia

Sensasi mabuk kepayang seperti ini bisa dirasakan jika kita mengonsumsi kepayang mentah. Efek mabuk disebabkan oleh kandungan asam sianida beracun yang ada di dalam buah kepayang sehingga jika akan memanfaatkannya sebagai bumbu masakan harus diolah secara benar.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.