Pencemaran Udara – Permasalahan lingkungan menjadi sebuah isu yang terus bergema beberapa tahun belakangan. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya dampak negatif yang muncul dari kerusakan lingkungan.
Kemajuan teknologi juga menjadikan udara terus menerus mengalami pencemaran yang kita kenal dengan istilah polusi udara. Polusi udara merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan dan dampaknya juga mengarah ke kesehatan manusia.
Daftar Isi
Pengertian Polusi Udara
Polusi udara atau juga dikenal dengan pencemaran udara adalah sebuah kondisi terdapatnya ada satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di udara (atmosfer) yang jumlahnya berada pada titik yang membahayakan.
Dalam hal ini, polusi udara bisa berdampak pada kesehatan manusia, tumbuhan, dan juga hewan. Selain itu, percemaran pada udara juga menimbulkan dampak bahaya lain, karena dapat merusak properti dan juga mengganggu estetika dan kenyamanan lingkungan.
Pencemaran udara adalah salah satu jenis pencemaran lingkungan hidup, di samping pencemaran suara, pencemaran air, pencemaran cahaya dan pencemaran tanah.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1407 tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara ialah penurunan mutu udara sampai pada tingkat tertentu sehingga menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsi akibat masuknya atau dimasikkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia.
Definisi pencemaran udara juga dipaparkan oleh Chambers, yakni polusi udara adalah bertambahnya substrat atau bahan kimia atau fisik ke dalam lingkungan udara dalam jumlah tertent, sehingga dapat dirasakan oleh manusia atau diukur dan dihitung serta memberi dampak bagi makhluk hidup.
Menurut Parker, pencemaran udara merupakan perubahan atmosfer yang disebabkan masuknya bahan kontaminan alami maupun buatan ke dalam atmosfer. Sedangkan menurut Corman, polusi udara ialah kondisi adanya kontaminan di atmosfer akibat perbuatan manusia.
Polusi udara dapat merusak kualitas udara itu sendiri dan disebabkan oleh beberapa sumber, baik sumber hidup maupun sumber tidak hidup. Pencemaran udara juga terdiri dari beberapa macam atau jenis. Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai polusi udara.
Penyebab Pencemaran Udara
Polusi udara memiliki penyebab yang sangat beragam, tergantung lokasi pencemaran udara tersebut terjadi. Di Indonesia, pencemaran udara lebih dari 70% berasal dari emisi kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor akan menghasilkan gas pembuangan yang kemudian terkumpul di udara. Pencemaran udara yang satu ini jika terjadi dalam skala besar, akan menyebabkan gangguan lingkungan dan membawa dampak yang cukup mengkhawatirkan. Diantaranya muncul zat-zat kimia berbahaya seperti timbal (Pb), oksida fotokimia (Ox), oksigen nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan masih banyak lagi.
Kendaraan bermotor menyumbang hampir keseluruhan timbal dan karbon monoksida, 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan 13-44% suspended particulate matter. Selain itu, debu yang terbang di udara juga dapat menjadi salah satu bagian penyebab polusi udara. Misalnya debu dari hasil pembakaran sampah rumah tangga yang merupakan penyebab dari sulfur dioksida.
Saat ini polusi udara menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data WHO, sekitar 98% kota dengan jumlah penduduk di atas 100.000 orang di negara berpenghasilan rendah hingga menengah ternyata tidak memenuhi standar kualitas udara yang baik. Tentu masalah ini menjadi masalah bersama yang perlu untuk diatasi dengan baik, agar kualitas udara menjadi sehat dan aman.
Selain akibat emisi kendaraan, terdapat pula penyebab pencemaran udara sebagai berikut:
1. Kebakaran Hutan
Salah satu kegiatan manusia dalam merambah hutan biasanya dilakukan dengan melakukan pembakaran. Aktivitas ini menjadi penyebab polusi udara karena menghasilkan asap dan kabut yang mengandung karbon, seperti karbondioksidan karbonmonoksida.
Kebakaran hutan juga menghasilkan partikulan logam berat dalam jumlah besar dan halus. Apabila terhidup, maka dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko kanker paru-paru.
2. Aktivitas Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat berpengaruh terhadap kualitas udara suatu kawasan. Sebab, letusan gunung akan mengeluarkan material halus berupa debu atau abu vulkanik yang mengandung silika dan dapat menganggu pernapasan. Gunung meletus juga mengeluarkan gas-gas beracun, seperti HF, NO2, CO2, H2O, dan SO2.
3. Kegiatan Industri
Perkembangan industri yang meningkat pesat cenderung memberi dampak buruk bagi lingkungan, seperti banyaknya limbah yang dihasilkan. Limbah yang dimaksud dapat berupa limbah cari, padat maupun gas.
Jenis limbah gas merupakan penyebab pencemaran udara. Dalam limbah jenis ini, terkandung bermacam zat berbahaya bagi lingkungan.
4. TPA – Tempat Pembuangan Akhir
Pengelolaan sampaj secara terpadu pada TPA merupakan sanitari landfill atau lahan urug. Tempat pembuangan sampah ini menjadi salah satu penyebab udara tercemar. Timbunan sampah yang membusuk akan mengeluarkan gas metan.
Dari 1 ton sampah, gas metan yang dihasilkan sekitar 50 kg. Gas ini dihasilkan oleh proses penguraian bakteri yang juga menghasilkan jenis gas lain, seperti karbondioksida yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, pencemaran air tanah disekitar TPA juga akan terjadi.
5. Pembangkit Listrik
Energi listrik merupakan sumber energi yang digantungkan oleh manusia. Akan tetapi, pembangkit listrik yang menghasilkan energi listrik umumnya masih belum ramah lingkungan.
Misalnya pada pembangkit listrik tenaga uap yang menghasilkan polutan dari hasil pembakaran batubara. Polutan ini terdeiri dari merkuri, timbal, arsenik dan lain-lain yang memberi ancaman bagi makhluk hidup.
Sumber Polusi Udara
Sumber penyebab polusi udara terbagi menjadi dua, antara lain sumber alami dan sumber yang berasal dari manusia. Penjelasan mengenai asal polusi udara, antara lin:
- Sumber Polusi Udara Alami – Sumber alami pencemaran udara berasal dari aktivitas alam. Beberapa contohnya, seperti kebakaran hutan yang terjadi karena faktor alam, abu vulkanik dari letusan gunung berapi, atau nitrifikasi dan denitrifikasi biologi.
- Sumber Polusi Udara Dari Manusia – ASumber polusi udara yang terjadi karena ulah manusia bisa dikarenakan kegiatan transportasi atau produksi (industri) yang terjadi, khususnya di perkotaan. Contohnya adalah gas emisi pabrik, kendaraan bermotor, dan semisalnya. Kegiatan-kegiatan ini menyumbang beberapa zat kimia di udara yang menjadi polusi, misalnya CO, SOx, NOx, HC, dan sebagainya.
Macam Polusi Udara
Polusi udara atau pencemaran udara dibedakan menjadi dua macam, yaitu pencemaran udara primer dan sekunder yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Pencemaran Udara Primer – Pencemaran udara primer adalah substansi polusi udara yang diciptakan langsung dari sumber pencemarannya. Misalnya karbon monoksida (CO) yang merupakan salah satu zat kimia pencemar udara primer yang dihasilkan langsung dari proses pembakaran.
- Pencemaran Udara Sekunder – Pencemaran udara sekunder adalah substansi polusi udara yang tercipta dari reaksi polutan-polutan primer di udara. Salah satu contohnya adalah pembentukan ozon yang terjadi dalam proses fotokimia yang terjadi secara sekunder.
Dampak Udara Tercemar
Terdapat banyak sekali dampak dari adanya polusi udara. Polusi udara dapat menyerang berbagai sendi kehidupan manusia dan alam. Berikut beberapa dampak yang diakibatkan dari pencemaran udara, yaitu:
1. Dampak Kesehatan
Salah satu dampak utama dari polusi udara secara langsung adalah dampak terhadap kesehatan. Polusi udara akan mempengaruhi saluran pernapasan manusia dan juga hewan. Sehingga dapat menyebabkan berbagai keluhan, seperti penyakit paru-paru dan penyakit pernapasan saluran atas.
Sementara itu, tidak hanya sistem pernapasan yang terganggu. Pada manusia yang menghirup zat karbon monoksida, kerja hemoglobin akan terganggu. Akibatnya, oksigen tidak akan beredar di dalam tubuh secara lancar. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian karena keracunan CO. Data dari WHO mencatat, ada sekitar 3,2 juta kasus kematian karena polusi udara di dunia.
Sementara itu, data terbaru dari WHO menyebutkan bahwa jumlah kematian karena polusi udara meningkat menjadi 7 juta orang per tahunnya. Hal ini dikarenakan ada lebih dari 90% orang di bumi menghirup udara dengan tingkat polutan yang cukup tinggi. Kebanyakan kasus kematian karena polusi udara ini terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
2. Dampak Ekonomi
Tidak hanya sektor kesehatan yang terdampak dari adanya polusi udara. Namun ekonomi di suatu daerah pun juga akan terdampak. Hasil kajian Bank Dunia menyatakan bahwa dampak ekonomi yang terjadi akibat adanya polusi udara di Indonesia menimbulkan kerugihan sebesar 1,8 trilyun rupiah. Tentu angka ini tidak main-main untuk sebuah kerugian ekonomi, apalagi di tahun 2015 yang lalu angka ini sempat meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah.
3. Dampak Sosial
Pencemaran udara juga akan berdampak pada bidang sosial. Karena udara yang kotor, orang-orang tidak bisa lagi menghirup udara yang sehat. Apalagi jika sedang terjadi polusi udara besar-besaran pada musim kemarau, dimana semua orang harus menggunakan masker untuk melindungi diri. Tentu hal ini akan menghambat kehidupan sehari-hari dan berdampak pada lingkungan sosialnya.
4. Dampak Pendidikan
Di bidang pendidikan adanya polusi udara dapat menjadi penghambat kegiatan belajar mengajar. Apalagi terdapat penelitian yang menyimpulkan bahwa polusi udara dapat mempengaruhi penurunan fungsi kognitif, dan ini akan berdampak juga pada tingkat kecerdasan seseorang.
5. Dampak Pertanian
Dunia pertanian pun akan mengalami dampak buruk akibat adanya polusi udara. Hal ini dikarenakan polusi udara akan mengganggu kinerja tumbuhan untuk berfotosintesis dan kemampuan pohon untuk tumbuh dan berkembang.
Tidak hanya itu, zat kimia di udara akan mengganggu tanaman dan tanah. Sehingga bukan hal yang mustahil jika tanaman terena penyakit. Beberapa jenis penyakit tanaman yang sering terjadi misalnya nekrosis dan klorosis. Hal ini terjadi akibat sirkulasi udara yang tidak sehat dan kotor.
Jika bidang pertanian terganggu, maka masalah pokok (makanan) di suatu daerah pun akan terganggu. Apalagi jika sampai gagal panen. Maka hal ini juga akan mengganggu stabilitas ekonomi dan kehidupan masyarakatnya.
6. Hujan Asam
Ada banyak sekali dampak dari lingkungan yang rusak, salah satu yang populer adalah hujan asam. Hujan asam ini dapat terjadi karena air hujan memiliki pH yang asam. Tingkat pH air hujan yang normal adalah sekitar 5,6. Polusi udara karena zat SO2 dan NO2 dapat bereaksi dengan air hujan dan menjadikan air asam. Hal ini tentu akan berpengaruh juga terhadap kualitas permukaan air di bumi. Sehingga air menjadi berkualitas buruk dan akan merusak kualitas tanah di sekitarnya.
7. Efek Rumah Kaca
Selain hujan asam, kita mungkin tidak asing lagi dengan istilah efek rumah kaca. Dimana efek rumah kaca ini menyebabkan matahari yang masuk ke bumi tidak dapat terpantul ke luar bumi karena terhalang polutan di udara. Akibatnya radiasi panas matahari terjebak di atmosfer udara dan menjadikan suhu bumi meningkat.
Efek rumah kaca disebabkan oleh banyak faktor, misalnya adanya CO2, metana, ozon, N2O, CFC, dan sebagainya di troposfer. Gas-gas ini lah yang memunculkan pemanasan global atau global warming. Jika terjadi, maka kutub akan mencair, air laut meningkat, perubahan iklim, dan berujung pada ketidakseimbangan flora dan juga fauna.
8. Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan ozon adalah sebuah lapisan di stratosfer yang merupakan pelindung alami dari bumi. Ozon berada di ketinggian 20 hingga 35 kilometer. Lapisan ozon ini tugasnya adalah untuk memfilter radiasi ultraviolet B yang muncul dari matahari.
Jika polusi udara terjadi dalam jumlah yang membahayakan, hal ini dapat mengikis lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon akan menyebabkan sinar ultraviolet B masuk ke bumi. Sinar inilah yang dapat menyebabkan berbagai masalah di bumi, seperti penyakit tanaman, hingga kanker kulit pada manusia.
Berbagai Zat Polutan
Polusi udara dapat disebabkan oleh berbagai macam hal akibat kandungan zat polutan. Berikut ini beberapa zat polutan di udara yang akan dijelaskan juga beserta bahayanya.
1. Karbon Monoksida (CO)
Salah satu zat yang berbahaya di udara adalah CO atau karbon monoksida. Zat ini banyak ditemukan di perkotaan karena terbentuk dari proses pembakaran atau transportasi yang menggunakan bahan bakar solar. Gas ini juga terjadi dalam pembakaran dengan mesin diesel. Karbon monoksida dapat mengganggu kesehatan, menyebabkan penurunan fungsi otak, hingga kematian.
2. Karbon Dioksida (CO2)
Karbon dioksida adalah salah satu zat yang dikenal secara luas sebagai zat sisa. Zat ini jika terbentuk dalam jumlah yang besar akan naik dan menyebabkan polusi. Efeknya adalaha dapat menciptakan efek rumah kaca. Hal ini dikarenakan zat karbon dioksida akan bercampur dengan debu, jasad renik, dan titik air.
3. Nitrogen Oksida (NOx)
Nitrogen oksida merupakan sebuah senyawa gas yang ada di atmosfer bumi (NO2 dan NO). baik NO2 atau NO, keduanya berbahaya untuk makhluk hidup. Gas NO merupakan salah satu polutan yang sulit diamati secara visual, karena tidak memiliki warna, rasa, dan bahkan bau. Sementara itu, NO2 juga mudah diamati, karena memiliki bau menyengat dan memiliki warna kecokelatan atau kemerahan.
Polutan NOx ini timbul dari kegiatan pembangkit listrik, pembuangan mobil, pembakaran, pengelasan, dan semisalnya. Senyawa ini akan menguap dan membentuk kabut asap. Jika berpadu dengan sulfur oksida, akan berpotensi menyebabkan hujan asam. NO2 beracun, dan sifat racunnta 4 kali lebih kuat daripada efek racun dari NO. NO2 dapat merusak paru-paru, dan juga mengakibatkan kematian.
4. Amonia (NH3)
Salah satu polutan yang ada di udara adalah amonia. Amonia merupakan senyawa yang berbentuk gas dengan aroma yang sangat menyengat. Amonia mudah mencair, dan sumbernya adalah refuksi gas nitrogen dari proses difusi udara, maupun limbah industri.
Amonia dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia. Efek racunnya bisa menyebabkan berbagai gangguan, mulai dari iritasi mata, tenggorokan, kulit, menyebabkan sesak napas, radang tenggorokan, asma, tekanan darah tinggi, hingga kebutaan.
5. Merkuri (Hg)
Merkuri merupakan salah satu zat berbahaya yang bisa muncul dalam bentuk apapun. Merkuri bisa terdai dari proses pembangkit listrik dan lainnya. Merkuri beracun dan bisa berada di tanah ataupun air. Jiak merkuri berbentuk gas, maka akan lebih berbahaya lagi. Hal ini dikarenakan efek racun yang dapat menyebabkan masalah perkembangan, masalah ginjal, tiroid, reproduktif, hingga neuropsikologis.
Jenis Polusi Udara
Pencemaran udara dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pencemaran primer dan sekunder.
A. Pencemaran Primer
Pencemaran primer adalah adanya substansi pencemaran yang berasal langsung dari sumber pencemaran dan terpapar langsung ke atmosfer. Salah satu contohnya adalah karbon monoksida yang dihasilkand dari pembakaran akibat kegiatan manusia.
B. Pencemaran Sekunder
Pencemaran sekunder adalah adanya subtansi zat penceamr yang dihasilkan dari reaksi antar zat pencemar primer. Salah satu contohnya adalah pembentukan ozon yang mengakibatkan efek rumah kaca. Ozon terbentuk dari senyawa hidrokarbon dan nitrogen oksida yang dipengaruhi sinar matahari.
Secara sederhana, perbedaan encemaran primer dan sekunder terletak pada sumber pencemaran yang menyebabkan adanya polusi.
Pencegahan & Penanggulangan Pencemaran Udara
Mengingat pencemaran udara sangat mengganggu dan dapat menyebabkan banyak dampak negatif, tentunya penanggulangan harus dilakukan.
Berikut beberapa solusi pencegahan atau penanggulangan yang biasa dilakukan untuk mengurangi polusi udara, khususnya di wilayah perkotaan yang padat.
- Mulai mengalihkan pola pikir untuk menggunakan transportasi umum daripada transportasi pribadi. Hal ini dapat mengurangi polusi udara yang diakibatkan kendaraan bermotor. Jika dilakukan di perkotaan yang padat, maka juga akan mengurangi efek macet di jalan raya. Karena kemacetan juga merupakan salah satu penyumbang polutan yang banyak di udara.
- Melakukan gaya hidup hemat energi untuk mengurangi kesempatan menyumbang polusi udara. Misalnya dengan mematikan lampu, kipas angin, dan AC ketika akan keluar ruangan. Cara sederhana semacam ini bisa mengurangi efek polusi udara, apalagi jika dilakukan secara massal. Karena tentu saja, penggunaan listrik yang boros akan menyebabkan penggunaan bahan bakar yang lebih boros juga.
- Memanfaatkan sampah organik dan anorganik dengan baik, misalnya dengan reuse, recycle, atau reduce. Hal ini akan bermanfaat untuk mengurangi potensi polusi udara dikarenakan berkurangnya sampah dan daur ulang plastik di pabrik, yang tentunya menyebabkan limbah.
- Menggunakan sumber energi terbarukan dan sumber energi ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan sumber energi alternatif cenderung lebih aman terhadap lingkungan dan kecil kemungkinannya untuk menciptakan polusi udara.
- Menggunakan teknologi hemat energi, untuk mengurangi penggunaan energi yang berdampak pada penurunan jumlah polusi udara.
- Melakukan reboisasi dan penghijauan di area perkotaan, seperti membangun ruang terbuka hijau dan hutan kota.
Tentunya beberapa kegiatan untuk penanggulangan polusi udara dan masalah lingkungan di atas tidak mudah untuk dilakukan jika sebagian masyarakatnya sudah terlanjur memiliki kebiasaan dan pola hidup yang kurang baik dari segi kesehatan lingkungan.
Pemerintah pusat maupun daerah juga dapat melakukan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan. Pemerintah dapat memperkuatnya dengan menegakkan kembali peraturan lingkungan atau hukum tentang lingkungan.
Hutan Kota Memperbaiki Kualitas Udara
Polusi udara umumnya terjadi di kota-kota besar dengan kepadatan penduduk yang rapat, jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat, serta kegiatan industri yang terus berkembang.
Hadirnya hutan kota sebagai salah satu komponen dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat menjadi solusi untuk mengurangi pencemaran udara.
Luas hutan kota ideal setidaknya sekitar 30% dari total luas kota. Namun pada faktanya, banyak wilayah perkotaan yang belum menyediakan area terbuka dengan laus ideal.
Vegetasi yang ada di hutan kota dapat memperbaiki kualitas udara, menjadi sarana pelestarian flora fauna, serta bermanfaat untuk obyek pariwisata lokal.
Selain itu, ruang terbuka ini juga menjadi area resapan air agar kondisi air tanah di wilayah perkotaan memiliki kualitas baik dan layak untuk dimanfaatkan.