Pada setiap ekosistem akan terjadi hubungan yang dinamakan rantai makanan, termasuk di kawasan hutan. Hampir seluruh makhluk hidup di bumi memiliki ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut bersifat kompleks dan saling memengaruhi satu sama lainnya.
Daftar Isi
Pengertian Rantai Makanan
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan melalui seri organisme atau jenjang makanan dari sumber daya tumbuhan. Rantai makanan juga bisa dikatakan sebagai bagian dari jaring-jaring makanan.
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, rantai makanan merupakan istilah biologi untuk proses perolehan makanan pada organisme yang terjadi secara berantai.
Dalam mekanismenya, pergerakan rantai makanan terjadi secara linear. Di mulai dari produsen hingga konsumen teratas. Pada rantai makanan akan terjadi peristiwa atau hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup berdasarkan urutan tertentu. Hutan yang merupakan salah satu ekosistem makhluk hidup terbesar memiliki contoh rantai makanan yang unik.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai urutan rantai makanan di hutan, khususnya pada ekosistem hutan tropis yang merupakan hutan dominan di Indonesia.
Apa Itu Hutan Tropis?
Hutan tropis atau hutan hujan tropis adalah salah satu jenis hutan dari sekian banyak jenis hutan lain yang ada di bumi. Sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan hutan tripis yang memiliki curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.
Ciri Hutan Tropis Indonesia
Ciri utama dari hutan tropis di Indonesia adalah intensitas hujannya yang mencapai lebih dari 1.200 mm per tahun. Hutan hujan tropis juga dikenal sebagai paru-paru dunia dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Selain itu, beberapa ciri lain dari hutan tropis antara lain:
1. Memiliki Pohon Tinggi dan Berdaun Lebat
Kawasan hutan tropis seperti Indonesia selalu mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Hal ini menjadikan pepohonan mampu tumbuh secara maksimal. Batang-batang pepohonan tumbuh tinggi dengan daunnya yang lebat sehingga membentuk kanopi.
2. Kelembaban Udaranya Tinggi
Selain memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, kawasan tropis juga memiliki curah hujan tinggi sehingga berpengaruh terhadap kelembaban udaranya. Kelembaban yang tinggi juga dipengaruhi banyaknya uap air hasil dari evaporasi dedaunan yang ada di hutan.
3. Vegetasi Tanaman Berlapis
Hutan tropis ditumbuhi pepohonan dengan ketinggian berbeda-beda, baik berupa lumut, perdu, tanaman herba, tumbuhann kayu dan sebagainya. Bahkan variasi ketinggian yang tanpa celah kosong ini diklasifikasikan dari strata A hingga E.
4. Sinar Matahari Tak Tembus Sampai Dasar Hutan
Berlapisnya struktur pepohonan menyebabkan sinar matahari sulit menembus lantai hutan. Kondisi ini juga menjadi sebab mengapa tanah di dalam hutan menjadi begitu lembab dan kaya akan air tanah. Kondisi ini merupakan habitat yang cocok bagi jamur dan lumut untuk tumbuh.
5. Daya Regenerasi Tinggi
Hutan tropis memiliki karakter regenerasi yang tinggi. Kandungan unsur hara yang terkandung pada tanahnya sangat melimpah sehingga membantu percepatan pertumbuhan generasi pohon baru. Dapat dikatakan, hutan tropis mampu memulihkan dirinya sendiri ketika terjadi kerusakan.
6. Kaya Flora dan Fauna
Unsur hara dan curah hujan yang tinggi akan membentuk habitat nyaman bagi satwa dan tumbuhan untuk hidup. Kondisi demikian juga menjadikan aneka makanan melimpah ruah sehingga menciptakan rangkaian rantai makanan secara alami.
Tingkatan Komponen Rantai Makanan
Peristiwa rantai makanan di hutan terbentuk dari berbaga komponen yang saling berkaitan. Proses ini akan terus berlanjut dan berkesinambungan sehingga membentuk sebuah jaring secara alami.
Berikut ini adalah komponen-komponen penyusun rantai makanan di dalam hutan serta peran masing-masing:
1. Energi Matahari
Energi matahari menjadi dasar penyusun rantai makanan di hutan yang paling penting. Cahaya matahari dibutuhkan oleh organisme autotrof untuk menghasilkan makanan. Meski sinar matahari merupakan faktor abiotik, akan tetapi menjadi awal dari jaring-jaring makanan pada ekosistem hutan.
2. Produsen
Dalam rantai makanan, produsen merupakan organisme yang dapat menghasilkan makanan sendiri tanpa tergantung dengan organisme lain. Istilah biologi menyebutnya dengan nama organisme autotrof. Makanan dihasilkan dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis.
Rumput dan tumbuhan yang menjadi makanan pokok hewan herbivora masuk dalam kategori produsen. Populasi produsen cukup melimpah karena merupakan sumber utama makhluk hidup lain untuk bertahan hidup.
3. Konsumen Tingkat I
Konsumen tingkat I ditempati oleh para herbivora atau pemakan tumbuhan. Konsumen tingkat pertama ini merupakan pemakan produsen. Pada ekosistem hutan tropis, contoh dari konsumen tingkat I adalah tikus, kelinci, monyet, belalang, kambing, rusa, panda, babi, ayam hutan dan sebagainya.
4. Konsumen Tingkat II
Karnivora atau pemakan daging umumnya menempati tingkatan konsumen kedua. Pada tingkatan ini, jenis-jenis hewan tersebut adalah serigala, ular, singa, harimau, dan lainyya. Umumnya, populasi konsumen tingkat II lebih sedikit dibandingkan konsumen tingkat I.
5. Konsumen Tingkat III
Konsumen tingkat III adalah organisme yang memakan konsumen tingkat II. Pada ekosistem hutan, tipe konsumen ketiga ini ditempati oleh karnivora-karnivora besar, seperti elang dan berbagai macam predator lainnya.
6. Pengurai atau Dekomposer
Tahapan terakhir rantai makanan di hutan akan di proses oleh mikro organisme pengurai atau dekomposer. Pada ekosistem hutan tropis, pengurai ditempati oleh cacing, jamur, dan bakteri.
Jenis pengurai tersebut masuk ke dalam kategori mikroba yang akan memamakan sisa-sisa tubuh dari organisme lain yang telah mati. Proses tersebut akan mengembalikan energi ke lingkungan dalam bentuk nutrisi dalam tanah.
Contoh dan Penjelasan Rantai Makanan di Hutan
Sebagai ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayati, hutan tropis merupakan laboratorium raksasa alami yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui bagaimana proses rantai makanan di hutan terjadi.
Berikut ini merupakan contoh rantai makanan yang ada di ekosistem hutan, yaitu:
- Energi Matahari-Rumput-Kambing-Harimau-Pengurai
Pada susunan rantai makanan ini, kambing sebagai herbivora memakan rumput yang berperan sebagai produsen. Kemudian kambing menjadi mangsa harimau yang merupakan hewan karnivora.
Harimau menjadi konsumen tingkat tertinggi karena ketika mati akan langsung diuraikan oleh organisme pengurai. Akan tetapi karena populasi harimua di alam semakin langka, pola rantai makanan tersebut semakin jarang terjadi.
- Energi Matahari-Rumput-Kelinci-Singa-Pengurai
Rumput dalam rantai makanan berperan sebagai produsen. Rumput menghasilkan energi melalui fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari dan unsur hara dari dalam tanah. Daun-daun yang dihasilkannya merupakan salah satu sumber makanan bagi kelinci.
Selanjutnya, kelinci dimangsa oleh singa. Predator teratas pada rantai makanan ini adalah singa. Sebab, singa akan langsung berhubungan dengan pengurai ketika mati.
- Energi Matahari-Tanaman Buah-Monyet-Ular Phyton-Pengurai
Pada contoh rantai makanan ini, ular phyton menempati tingkatan tertinggi. Rantai makanan dimulai dari tanaman buah-buahan yang merupakan makanan monyet, tupai, dan hewan lainnya. Tupai, monyet, dan hewan pemakan buah-buahan kemudian menjadi mangsa oleh ular phyton.
- Energi Matahari-Tanaman-Tikus-Ular-Elang-Pengurai
Contoh rantai makanan ini hampir mirip seperti rantai makanan di sawah. Mula-mula tanaman yang menghasilkan aneka buah melalui fotosintesis dimakan oleh tikus. Tikus kemudian menjadi salah satu makanan ular. Kemudian elang akan memangsa tikus tersebut dan menjadi predator teratas.
Mengapa elang dapat menjadi predator teratas? Sebab dalam berbagai kondisi, burung langka ini tidak lagi dikonsumsi oleh organisme lainnya sehingga menempati tingkatan tertinggi.
- Rumput-Belalang-Katak-Ular-Jamur
Dalam siklus rantai makanan ini, rumput berperan sebagai produsen bagi belalang. Belalang merupakan serangga pemakan rumput yang menjadi mangsa katak. Katak merupakan makanan ular yang memiliki tingkatan tertinggi pada rantai makanan ini. Kemudian ular akan terurai setelah mati oleh pengurai seperti jamur.
Peran jamur sebagai pengurai mampu mengubah ular yang mati menjadi zat hara. Zat hara inilah yang dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan untuk berkembang.
Setiap Bagian Rantai Makanan Itu Penting
Populasi tumbuhan yang berperan sebagai produsen memiliki jumlah yang lebih banyak dari herbivora. Begitu juga dengan populasi pemakan tumbuhan yang lebih banyak dari karnivora dan omnivora.
Jumlah hewan pemakan tumbuhan harus lebih banyak dari tingkatan diatasnya. Sebuah ekosistem dikatakan seimbang jika semakin keatas semakin sedikit jumlahnya. Jika digambarkan maka akan menjadi bentuk berupa piramida makanan.
Oleh karena itu, meskipun harimau tidak memakan rumput namun harimau membutuhkan kelinci yang menjadikan rumput sebagai makanannya. Jika salah satu hilang, maka satu bagian lainnya akan punah.
Terganggunya rantai makanan di hutan dapat menyebabkan kepunahan makhluk hidup. Oleh sebab itu, diperlukan penjagaan dan pelestarian hutan sebagai habitat alami bagi keanekaragaman hayati.