Sambiloto, Tanaman Herbal Kaya Manfaat – Taksonomi, Ciri & Budidaya

4.8/5 - (25 votes)

Tanaman Herbal Sambiloto – Indonesia memiliki keanekaragaman adat, budaya, tradisi yang sangat kaya, termasuk di dalam bidang pengobatan tradisional. Obat-obatan tradisional yang dapat diperoleh dan berasal dari tanaman salah satunya adalah sambiloto.

Mengenal Sambiloto

Sambiloto adalah satu contoh dari ribuan herba yang tumbuh di Indonesia. Tumbuhan ini telah dikenal sejak abad ke 18 untuk mengobati berbagai penyakit. Keampuhan tanaman herbal tidak terlepas dari kandungan bahan aktif didalamnya. Herba sambiloto dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti disentri, diare, dan malaria.

Dalam pengobatan Cina, sambiloto dikenal sebagai tanaman cold property yang dapat menurunkan panas dan membersihkan racun dalam tubuh.

Sambiloto sebenarnya bukan tanaman asli dari Indonesia. Menurut para ahli, tanaman ini diduga berasal dari India kemudian menyebar ke daerah tropis Asia Tenggara hingga Indonesia. Data spesimen dari Herbarium Bogoriense menunjukkan, tanaman ini telah ada di Indonesia sejak tahun 1983 dan kini telah tersebar ke seluruh nusantara.

Taksonomi

Sambiloto memiliki julukan King of Bitter atau Raja Pahit, karena memiliki rasa yang benar-benar pahit. Di daerah Jawa Barat, tanaman ini dikenal dengan nama Ki Oray atau Ki Peurat, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan nama Bidara, dan di Sumatera dikenal dengan nama Pepaitan.

baca juga:  Bunga Dahlia - Taksonomi, Morfologi, Asal, Sebaran & Aneka Jenis Bunga

Sedangkan dalam bahasa asing, sambiloto dikenal dengan nama The Creat (Inggris), Quasabhuva (Arab), Kirayat (India) dan Bekarebu (Kanada).

KerajaanPlantae
DivisiSpermathophyta
KelasDycotyledoneae
OrdoPersonales
FamiliAcatheceae
GenusAndrographis
SpesiesAndrographis paniculata nees
andrographis paniculata nees nutscn.com

Ciri dan Habitat Sambiloto

Tanaman obat sambiloto mampu hidup di dataran rendah hingga dataran dengan ketinggian rata-rata 1.500 mdpl secara alami. Tanaman herbal ini dapat tumbuh di semua jenis tanah yang mengandung humus dan tata udara serta pengairan yang baik.

Saat ini, habitat alami sambiloto antara lain ladang, tebing, pinggir jalan, saluran air atau sungai, semak, dan dibawah tegakan pohon lain, seperti jati atau bambu.

Secara morfologi, sambiloto termasuk alam tumbuhan tegak berbatang kayu dengan bentuk bulan dan segi empat, serta memiliki banyak cabang atau monopodial. Tinggi tanaman antara 30 cm hingga 110 cm dengan daun tunggal berwarna hijau yang saling berhadapan, berbentuk pedang (lanset) dengan teri rata (integer) dan permukaannya halus.

Bunga sambiloto berwarna putih keunguan, bentuknya jorong atau bulat panjang, dan pada bagian pangkal serta ujung bunga berbentuk lancip. Buah sambiloto juga berbentuk jorong dengan ujung tajam dan panjangnya sekitar 2 cm.

Pada tiap negara, bunga dan buah sambiloto tumbuh pada bulan-bulan tertentu, yaitu:

  • Di India, bunga dan buah muncul pada bulan Oktober atau Maret hingga Juli.
  • Di Australia, bunga dan buah muncul pada bulan November hingga Juni tahun berikutnya.
  • Di Indonesia bunga dan buah dapat dijumpai sepanjang tahun.

Manfaat Sambiloto Sebagai Obat Tradisional

Menurut keilmuan farmasi, sambiloto memiliki efek penyembuhan yang cukup luas dan ampuh. Tanaman herbal ini memiliki kandungan kimia berupa diterpen, flavonoif, stigmasterol, keton, alkane, aldehid dan mineral lain seperti kalsium, natrium, serta kalium.

baca juga:  Mengenal Nemo, Ikan Lucu Hidup Diantara Anemon Laut
herba sambiloto Commons Wikimedia

Berikut ini adalah manfaat sambiloto secara farmakologis:

  • antiinflamasi
  • antidiabetes
  • antidislipidemia
  • kardioprotektif,
  • mengobati infeksi saluran napas atas
  • mengobati infeksi saluran cerna
  • antidiare
  • antispasmodik
  • antipiretik
  • antikanker
  • antihepatitis
  • mengobati herpes
  • hepatorotektif
  • anti HIV
  • antiparasit
  • antibakteri
  • antimalaria
  • antioksidan
  • memperbaiki sistem imun
  • mengobati lepra
  • mengobati gonorea
  • mengobati skabies
  • mengobati erupsi kulit
  • mengobati demam kronis musiman
  • memperbaiki disfungsi seksual

Tanaman obat ini dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk obat luar dan diminum. Jika sambiloto digunakan sebagai obat luar, maka yang dimanfaatkan adalah daunnya. Caranya, dengan mengunyah atau menumbuk daun tanaman hingga halus, kemudian ditempelkan pada daerah yang terinfeksi.

Sedangkan jika dikonsumsi dalam bentuk minuman, maka dapat direbus hingga mendidih kemudian air rebusan tersebut diminum. Cara ini biasanya digunakan untuk mengobat sakit pencernaan, seperti disentri, mencret, serta malaria dan kencing manis.

Cara Menanam dan Budidaya

Tumbuhan berjuluk “King of Bitters” seringkali ditanam untuk mendapat manfaatnya. Berikut ini adalah panduan membudidayakan sambiloto, yaitu:

1. Syarat Tumbuh

Habitat ideal untuk syarat tumbuhnya sambiloto ditanam di tanah latosol dan andosol di dataran rendah mulai dari 700 mdpl hingga 1.500 mdpl. Curah hujan yang baik berada di sekitar 2.000 – 3.000 mm per tahun dengan suhu 25 hingga 32 derajat celcius. Kelembaban yang diperlukan untuk tanaman ini termasuk sedang, yaitu sekitar 70% hingga 90%.

baca juga:  Buah Pisang - Taksonomi, Morfologi, Habitat, Asal Sebaran & Manfaat

Selama masa pertumbuhan, sambiloto memerlukan cukup sinar matahari. Akan tetapi akan optimal pada kondisi ternaungi sekitar 30%. Namun jika tanaman naungan lebih dari angka tersebut, mutu simplisia sambilot kemungkinan menurun.

2. Persiapan Bibit

Sambiloto dapat dibudidayakan dengan cara biji dan setek. Penanaman melalui biji dilakukan dengan cara merendamnya selama 24 jam kemudian dikeringkan dan semaikan. Setelah 1 minggu masa semai maka biji akan berkecambah dan menjadi bibit.

Bibit yang telah memiliki daun 5 helai dapat dipindahkan ke polybag kecil yang berisi media tanam berupa tanah, pasir dan pupuk kandang yang telah dicampur. Setelah 21 hari, bibit dapat dipindahkan ke lahan tanam.

Budidaya sambiloto dengan cara setek dilakukan dengan cara mengambil 3 ruas tanaman yang telah berumur 1 tahun atau lebih. Kemudian bibit dipindahkan ke lahan tanam setelah berumur 15 hari.

3. Persiapan Lahan

Lahan tanam harus bersih dari gulma dan tanaman pengganggu lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan penggemburan tanah sedalam 30 cm untuk selanjutnya dibuat bedengan dengan ukuran menyesuaikan. Pemupukan dasar dapat dilakukan dengan pupuk kandang dan diamkan selama beberapa hari.

4. Penanaman Sambiloto

Bibit yang telah disiapkan dapat ditanam pada bedangan dengan jarak tanam sekitar 240 cm x 50 xm atau 30 cm x 40 cm.

5. Pemeliharan dan Perawatan

Lahan tanam harus memiliki drainase yang baik agar tidak terjadi genangan air. Agar tercukupu unsur hara, pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk kandang, urea, SP-36 dan KCL.

Pupuk SP-36 dan KCL diberikan pada saat masa tanam, sedangkan pupuk urea diberikan 2 kali yaitu pada bulan pertama dan kedua.

6. Masa Panen

Sambiloto dapat dipanen ketika tanaman belum berbunga yaitu berumur 2-3 bulan setelah tanam. Cara panennya adalah dengan memangkas bagian batang utama sekitar 10 cm dari permukaan tanah. Panen berikutnya dapat dilakukan 2 bulan setelah tanam.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.