Sampah Organik – Pengertian, Jenis, Pengelolaan & Manfaat

4.7/5 - (46 votes)

Masalah sampah tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap manusia akan menghasilkan sampah setiap harinya, baik jenis sampah organik maupun sampah anorganik.

Terutama di negara berkembang, yang sebagian besar masyarakatnya belum sadar akan ancaman sampah bagi kelestarian lingkungan.

Sampah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Keduanya memiliki perbedaan, baik dari sumber, dampak dan cara pengelolaan.

Pengertian Sampah Organik

Istilah sampah organik mungkin cukup sering didengar. Namun, masih banyak yang belum mengetahui secara rinci apa yang dimaksud dengan jenis sampahh ini.

Sampah jenis organik merupakan salah satu jenis sampah yang berasal dari molekul organik. Beberapa contoh jenis sampah alami, antara lain sampah makanan, berbagai macam tanaman, dan limbah dari hewan.

Sampah organik berasal dari bahan-bahan yang mengalami dekomposisi, pelapukan atau penguraian secara alami. Selain melalui penguraian alami, penguraian sampah organik juga dapat dipercepat dengan bantuan manusia melalui berbagai cara.

Jenis dan Contoh Sampah Organik

Sampah organik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu organik basah dan organik kering. Masing-masing memiliki karakter tersendiri, antara lain:

a. Sampah Organik Basah

Sampah jenis organik basah adalah sampah alami yang memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Sampah ini lebih cepat membusuk dan terurai secara alami daripada sampah organik kering. Pembusukan ini disebabkan oleh faktor kelembapan yang tinggi. Contohnya adalah sisa sayuran atau buah-buahan.

b. Sampah Organik Kering

Sampah organik kering merupakan sampah alami yang tidak banyak mengandung air. Contohnya adalah ranting pohon, dan daun-daun kering. Proses penguraian sampah jenis ini lebih lama dibanding sampah jenis organik basah.

Prinsip Pengolahan Sampah

Produksi sampah yang semakin meningkat dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan lingkungan. Oleh sebab itu, diperlukan pengelolaan sampah dengan cara pengolahan yang tepat.

Pengolahan sampah pada umumnya menggunakan 4 prinsip utama, antara lain:

a. Mengurangi (Reduce)

Prinsip pengolahan sampah yang pertama kali adalah mengurangi jumlah sampah. Masyarakat diharapkan dapat mengurangi volume sampah harian yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari.  Misalnya, mengubah gaya hidup menjadi zero waste lifestyle.

Meski tidak mudah, namun pola pikir masyarakat harus diubah melalui kesadaran mengenai dampak negatif sampah. Hal-hal sederhana yang bisa dilakukan, antara lain minum dengan sedotan, membawa kotak makan sendiri ketika membeli makanan, membawa botol minum sendiri, dan masih banyak lagi.

b. Menggunakan Kembali (Reuse)

Prinsip berikutnya adalah menggunakan kembali atau reuse. Prinsip ini menekankan kepada pemanfaatan kembali sampah untuk keperluan sehari-hari. Misalnya, memanfaatkan botol air kemasan sebagai pengganti pot tanaman, dan lainnya.

baca juga:  Hari Burung Gereja Sedunia - 20 Maret - World Sparrow Day

c. Mendaur Ulang (Recycle)

Daur ulang atau recycle merupakan salah satu prinsip pengelolaan sampah. Daur ulang dilakukan untuk sampah-sampah yang dapat diubah menjadi barang-barang baru untuk kegiatan sehari-hari.

Misalnya, daur ulang sampah rumah tangga untuk mainan anak-anak. Selain itu, sampah tekstil seperti kain perca juga dapat digunakan kembali menjadi tas, tempat tissue, dan sebagainya. Selain mengurangi sampah, kegiatan ini juga memiliki unsur ekonomi.

d. Mengganti (Replace)

Prinsip replace bisa juga dilakukan untuk mengolah sampah agar memiliki nilai guna yang lebih baik.

Keempat prinsip pengolahan sampah diatas bisa dilakukan untuk sampah organik maupun sampah anorganik. Ada banyak sekali cara dan teknologi yang berkembang untuk memanfaatkan sampah. Misalnya, mengubah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat untuk tanaman.

Pentingnya Mengelola Sampah

Diatas sudah dijelaskan mengenai 4 prinsip yang dapat dilakukan untuk mengolah sampah. Perlukah hal-hal di atas dilakukan? Apa pentingnya mengelola sampah?

Berikut ini beberapa hal yang menjadi latar belakang mengapa pengelolaan sampah sebaiknya dilakukan, antara lain:

  • Tujuan utama pengolahan sampah adalah untuk menghemat sumber daya alam. Sumber daya alam yang terus menerus dikuras untuk kehidupan sehari-hari dapat diminimalisir dengan mengolah limbah secara tepat guna.
  • Pengolahan sampah yang tepat guna dapat menghemat penggunaan energi. Dampak positif yang dapat dirasakan adalah lingkungan yang menjadi lebih asri dan nyaman untuk ditinggali.
  • Pengelolaan sampah yang baik dan benar akan memberikan manfaat berupa penghematan lahan untuk pembuangan akhir sampah. Selain itu, dampak negatif sampah terhadap lingkungan juga dapat dikurangi. Misalnya, bau tidak sedap serta banyaknya lalat disekitar tempat pembuangan sampah.
  • Jika sampah tidak diatasi dengan baik, akan muncul masalah kesehatan di masyarakat. Beberapa penyakit akan berkembang dengan cepat karena lingkungan yang kotor, seperti penyakit pencernaan, infeksi, dan sebagainya.
  • Sampah yang menumpuk dan tidak diolah akan menyebabkan bau tidak sedap dan mengganggu pernapasan masyarakat di sekitarnya.
  • Sampah yang ada disuatu kawasan akan mencerminkan identitas suatu komunitas dan budaya masyarakat sekitar.

Manfaat Sampah Organik

Sampah tidak hanya memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Misalnya sampah organik, sampah ini memiliki peranan penting untuk kesuburan.

Seperti yang telah disampaikan, sampah alami ini berasal dari bahan organik yang bisa terurai, maka keberadaan sampah ini cenderung ramah terhadap lingkungan.

sampah organik menjadi kompos Pixabay

Manfaat ini dapat diperoleh jika dikelola dengan tepat. Berikut adalah beberapa manfaat dari sampah organik:

1. Menjadi Pupuk Kompos

Salah satu manfaat sampah organik yang sudah dikenal adalah dapat diolah menjadi kompos. Pupuk kompos merupakan pupuk alami untuk tanaman.

Meski manfaat ini telah diketahui secara luas, nyatanya tidak banyak orang yang memanfaatkan sampah alami ini untuk pupuk kompos. Padahal pengolahan sampah organik menjadi kompos bukanlah hal sulit, hanya saja tahapannya memang harus benar.

2. Dapat Diolah Menjadi Pakan Ternak

Tidak hanya dimanfaatkan untuk pupuk kompos, sampah yang berasal dari bahan-bahan organis ini ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk tambahan pakan ternak.

baca juga:  Infografis - Permasalahan Sampah Jakarta

Biasanya hal ini diterapkan di pedesaan, para pemilik hewan ternak mencari rumput untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak mereka. Selain itu, sisa-sisa makanan juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan unggas, ikan, dan lainnya.

3. Pembuatan Kerajinan Tangan

Banyak yang mengira jika pemanfaatan sampah untuk kerajinan tangan atau souvenir hanya dapat dilakukan dari sumber sampah anorganik, misalnya plastik. Padahal, sampah organik juga bisa dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan yang memiliki nilai jual tinggi.

Misalnya batok kelapa yang diolah menjadi berbagai kerajinan tangan. Tidak hanya itu, sampah kerang-kerangan di pantai juga bisa dimanfaatkan untuk souvenir. Sisa kayu yang sudah tidak terpakai juga bisa diolah menjadi berbagai alat atau benda yang bermanfaat.

4. Biogas

Manfaat lain dari sampah organik adalah dapat dimanfaatkan menjadi biogas. Sampah dari kotoran hewan, limbah tahu, atau limbah tempe bisa dimanfaatkan untuk membuat biogas karena menghasilkan gas metana.

Biogas dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari dengan pengolahan yang benar, misalnya memasak dengan kompor berbahan bakar biogas.

Pembuatan Kompos

Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos dalam skala kecil maupun besar. Pembuatan kompos bisa dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kompos, antara lain:

  • Sampah organik (kotoran kambing, dedaunan, sisa sayuran, jerami, rumput, dan sebagainya)
  • Bakteri EM4
  • Larutan gula
  • Wadah penampungan

Selanjutnya, dapat diteruskan dengan langkah-langkah pembuatan kompos sebagai berikut:

  1. Siapkan sampah organik, kemudian potong kecil-kecil atau cacah terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar sampah lebih cepat mengalami proses penguraian. Kita bisa menggunakan mesin pencacah untuk mengolah sampah dalam skala besar.
  2. Campurkan bahan-bahan sampah organik yang sudah dipotong kecil-kecil dengan kotoran kambing, dengan komposisi 3:1.
  3. Buat larutan gula dengan cara mencampurkan air dan gula sebanyak kurang lebih 100 ml atau tergantung jumlah sampah organik yang akan dijadikan kompos.
  4. Siapkan bakteri EM4 dengan jumlah yang disesuaikan dengan jumlah volume sampah organik.
  5. Semua bahan kemudian dicampur dan diaduk-aduk hingga tercampur merata. Pengadukan bahan-bahan ini bisa dilakukan manual atau menggunakan bantuan mesin apabila sampah yang diolah cukup banyak. Jika campuran bahan ini dirasa kurang lembap, maka penambahan air bisa dilakukan.
  6. Setelah semua tercampur, bahan-bahan tersebut dipindahkan ke wadah penampungan. Kemudian ditutup rapat agar pembusukan maksimal.
  7. Proses pembusukan atau pengomposan umumnya berlangsung selama 2 hingga 3 bulan. Proses pengomposan dikatakan berhasil jika suhu wadah penampungan menjadi panas.
  8. Setelah 2 minggu, wadah dibuka untuk diaduk kembali. Kemudian setelah diaduk, tutup kembali wadah hingga proses pengomposan selesai dilakukan.

Itulah beberapa bahan dan langkah yang bisa dilakukan untuk membuat kompos dari bahan sampah berjenis organik. Proses tersebut sebenarnya cukup mudah, hanya saja memang belum banyak yang memanfaatkannya.

baca juga:  Infografis - Musim Buah di Indonesia

sampah organik untuk pakan ternak Pixabay

Pembuatan Pakan Ternak

Salah satu manfaat sampah organik yang sudah dijelaskan adalah dapat diolah menjadi pakan ternak. Proses pembuatan pakan ternak dari sampah alami ini juga melewati beberapa tahapan, di antaranya:

1. Pemisahan

Proses pemisahan sampah dilakukan dengan memilah bahan-bahan sampah. Proses ini dilakukan di tingkat produsen sampah, entah itu dari sampah rumah tangga, sampah dari pasar, atau sampah dari instansi tertentu.

Salah satu limbah organik yang cukup mudah didapatkan adalah limbah dari pasar. Di pasar banyak sekali sampah organik dari sayuran dan bahan makanan lainnya.

2. Pencacahan

Pencacahan adalah proses pemotongan sampah menjadi serpihan yang lebih kecil. Proses ini diperlukan untuk memudahkan pembuatan pakan ternak. Proses pencacahan bisa dilakukan dengan mesin pencacah agar lebih cepat dan efisien.

3. Fermentasi

Proses selanjutnya adalah fermentasi. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan gizi dari pakan ternak. Selain itu, proses fermentasi juga dilakukan untuk meningkatkan nilai cerna sampah.

Melalui proses ini, makanan ternak akan memiliki nilai gizi bagi hewan ternak. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan bantuan salah satu jenis bakteri fermentasi, yaitu bakteri inokulan.

4. Pengeringan dan Penepungan

Setelah proses fermentasi selesai, sampah organik yang telah diproses kemudian dikeringkan. Pengeringan dapat menggunakan cara tradisional, seperti penjemuran dibawah terik matahari. Setelah kering, bahan tersebut kemudian digiling hingga menjadi tepung (penepungan).

5. Pencampuran

Proses selanjutnya adalah mencampurkan tepung dengan beberapa bahan tambahan lainnya. Pencampuran ini dilakukan dengan mesin pencampur. Tujuannya adalah untuk memperkaya kandungan dalam pakan ternak, sehingga benar-benar memenuhi kebutuhan gizi ternak.

6. Pembuatan Pelet

Proses ini adalah proses terakhir. Pakan ternak yang telah jadi akan dibentuk menjadi pelet. Pelet dapat disimpan hingga 6 bulan lamanya.

Produksi Biogas

Tidak hanya sebagai pakan ternak dan juga pupuk kompos, pengelolaan sampah organik juga dapat menjadi energi alternatif, yaitu biogas. Biogas memiliki kemampuan menjadi pengganti bahan bakar gas dalam skala kecil.

Selain itu, biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik pada skala yang besar. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat biogas, antara lain:

  • Galon
  • Pisau
  • Selang plastik diameter 1 cm panjang 1 m
  • Pipa logam diameter 1 cm panjang 10 cm & 20 cm
  • Air
  • Sampah organik

Setelah alat dan bahan terkumpul, dapat dilanjutkan dengan proses sebagai berikut:

  1. Masukkan sampah ke dalam galon hingga setengahnya. Kemudian isi galon dengan air secukupnya. Langkah selanjutnya adalah menutup galon dengan rapat.
  2. Simpan sampah tersebut selama kurang lebih 1 minggu. Selama 1 minggu tersebut, sampah organik akan mengalami proses pembusukan secara alami.
  3. Lubangi tutup galon dengan pisau untuk memasukkan pipa logam. Dalam proses ini, jangan membuka tutup galon. Hanya lubangi dengan pisau saja.
  4. Masukkan pipa logam 10 cm ke dalam lubang yang terbentuk dari proses ketiga di atas. Kemudian sambungkan pipa logam tersebut dengan selang plastik.
  5. Di bagian ujung selang plastik, sambungkan dengan pipa logam 20 cm. Di ujung pipa logam 20 cm inilah korek api bisa dinyalakan. Jika berhasil, maka biogas akan menjadi bahan bakar dan membuat api menyala.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai sampah organik dan juga pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengolahan sampah yang baik bisa menjadi salah satu solusi lingkungan untuk menciptakan energi alternatif dan juga mengurangi dampak negatif dari penumpukan sampah.

Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih sadar dengan lingkungan dan potensi pengolahan sampah di sekitarnya.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.