Di beberapa muara sungai besar, seringkali kita menemukan sebuah area sedimentasi berupa daratan dengan luas wilayah kecil atau besar yang ditumbuhi aneka vegetasi. Area tersebut merupakan delta yang terbentuk dari endapan-endapan material akibat laju aliran air yang melambat.
Salah satunya contohnya berada di wilayah Kabupaten Sidoarjo, yaitu Delta Brantas yang terbentuk karena pecahan dua sungai Kali Mas dan Kali Porong yang kemudian mengalami pengendapan atau sedimentasi.
Daftar Isi
Pengertian Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses mengendapnya material hasil erosi di suatu tempat tertentu. Pengendapan material dapat diakibatkan oleh air, angin, es atau gletser pada suatu cekungan yang kemudian membentuk jenis batuan baru yang dinamakan batuan sedimen.
Endapan-endapan yang terkumpul menjadi batuan baru terdiri dari komponen abiotik, seperti tanah dan pasir yang berasal dari pelapukan atau pengikisan dalam jangka waktu yang lama.
Penyebab Sedimentasi
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, proses endapan memerlukan waktu lama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor abiotik. Berikut ini adalah faktor yang mendorong terjadinya sedimentasi, yaitu:
- Material yang menjadi bahan endapan, seperti debu, pasir, tanah, dan lainnya.
- Terdapat lingkungan pengendapan, baik berupa daratan, laut dan transisi.
- Perpindahan material sedimen dapat disebabkan oleh air, angin, es atau gletser.
- Pengendapan terjadi karena perubahan atau perbedaan arus dan gaya.
- Terjadi replacement atau penggantian serta rekristalisasi atau perubahan material.
- Diagenesis, yaitu perubahan yang terjadi ketika pengendapan, baik secara kimia atau fisika.
- Kompaksi, yaitu adanya gaya berat dari material sedimen sehingga volume sedimen berkurang.
- Litifikasi, yaitu adanya kompaksi atau pemadatan secara terus menerus sehingga sedimen mengeras.
Proses Sedimentasi
Proses sedimentasi merupakan proses panjang yang dipengaruhi oleh kekuatan alam, seperti aliran sungai, hembusan angin, pencairan es dan gletser, serta faktor-faktor penyebab lain yang telah disebutkan diatas.
a. Proses Sedimentasi Secara Geologis
Pengendapaman secara geologis adalah proses pengikisan tanah yang bergerak secara umum. Proses ini terjadi secara alami dan berada pada tingkiatan egalisasi lapisan bumi sebagai dampak dari pelapukan.
b. Proses Sedimentasi Dipercepat
Pengendapan dipercepat adalah proses endapan secara geologis namun dalam waktu yang singkat. Proses pembentukan sedimen ini dapat mengganggu keseimbangan alam dan lingkungan karena terjadi akibat aktivitas manusia, misalnya kegiatan penambangan.
Jenis Sedimentasi
Pengendapan dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan proses endapan dan lokasi endapan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing sedimentasi tersebut, yaitu:
1. Berdasarkan Prose Endapan
Berdasarkan penyebab proses endapan, maka sedimentasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Sedimentasi Akuatis atau Sedimentasi Air Sungai adalah pengendapan yang disebabkan material yang terbawa oleh air. Proses pengendapan akuatis mengandalkan kekuatan aliran air yaitu ketika aliran kuat, maka material akan terbawa dan jika aliran melemah maka material akan mengendap. Pengendapan jenis ini umumnya terjadi pada aliran-aliran sungai yang mengalami pelemahan arus, misalnya membentuk dataran banjir dan alluvial fan.
- Sedimentasi Aeolis atau Sedimentasi Angin adalah pengendapan yang disebabkan material yang terbawa oleh hembusan angin. Hasil dari endapan jenis ini adalah gumuk pasir atau bukit pasir yang dapat ditemukan di gurun atau pantai.
- Sedimentasi Marine atau Sedimentasi Air Laut adalah pengendapan yang disebabkan material yang terbawa oleh arus atau gelombang laut. Pengendapan jenis ini juga dapat disebabkan oleh pasang surut air laut, contohnya adalah tumpukan karang dan tombolo.
- Sedimentasi Glasial atau Gletser adalah pengendapan oleh gletser kemudian membentuk lembah. Ketika musim semi tiba, maka terjadi pengikisan gletser yang melucur menuruni lembah dan membawa material batuan atau tanah.
2. Berdasarkan Lokasi Endapan
Berdasarkan tempat terjadinya endapan, pengendapan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu:
- Sedimen Teristris merupakan pengendapan yang terjadi di daratan atau dataran banjir.
- Sedimen Fluvial merupakan pengendapan yang terjadi di dasar sungai dan akan menyebabkan pendangkalan sungai.
- Sedimen Limnis merupakan pengendapan yang terjadi di daerah rawa-rawa.
- Sedimen Marine merupakan pengendapan yang terjadi di perairan laut.
- Sedimen Lakustris merupakan pengendapan yang terjadi di dasar danau.
Cara Mengatasi Sedimentasi
Dalam upaya mengatasi pengendapan yang dapat menyebabkan gangguan aliran air, seperti pendangkalan sungai yang bisa menyebabkan banjir. Maka harus diawali dengan mencari sumber penyebab terjadinya endapan.
Langkah yang dapat diambil untuk mencegah sedimentasi, antara lain:
- Menanggulangi Erosi Permukaan
- Menanam vegetasi atau tumbuhan untuk mencegah kerusakan dan memperbaiki tanaman penutup permukaan, sehingga erosi permukaan dapat ditekan. Misalnya dengan cara reboisasi dan penghijauan, pembuatan pagar hidup, mencegah kebakaran hutan, menjaga humus tanah, melestarikan daerah aliran sungai, dan lain sebagainya
- Pembuatan konstruksi untuk mencegah erosi dapat dilakukan dengan tujuan memperlambat aliran air. Caranya adalah memperkecil kemiringan atau lereng dengan membuat terasering serta pembuatan pematang sejajar gari kontur dan saluran air.
- Mengendalikan Material Sedimen – Angkutan sedimen sangat berpengaruh terhadap perubahan morfologi sungai. Pengendalian material sedimen adalah usaha agar endapan dapat terbawa aliran air hingga tempat tertentu yang tidak menimbulkan kerugian, dengan cara sebagai berikut:
- Bottom control structure untuk mengatur kemiringan dasar sungai, sehingga aliran masih mampu membawa sedimen tanpa mengikis alur sungai.
- Pembuatan penahan sedimen.
- Pembuatan ground sill.
- Pembuatan sabo dam.
- Pembuatan kantong-kantong lumpur.
- Pengendalian Sedimentasi – Upaya ini dilakukan agar pengendapan yang terjadi ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu. Caranya dengan membuat kantong lumpur di waduk (reservoir), pembangunan tempat endapan di aliran sungai, penambangan bahan galian C, serta pengerukan endapan.