Seni Tari di Indonesia sangatlah kaya. Keanekaragaman kesenian tari dari Sabang sampai Merauke menjadi identitas masing-masing daerah yang perlu dilestarikan oleh generasi mendatang.
Berbagai tari tradisional dan modern seringkali dipentaskan dalam acara-acara tertentu, seperti upacara adat pernikahan, upacara penyambutan tamu kehormatan, dan sebagainya. Tarian tersebut dapat dilakukan secara tunggal, berpasangan, berkelompok atau kolosal.
Seni tari terbentuk sebagai ungkapan jiwa manusia melalui ekspresi melalui gerakan ritmis dan estetis. Selain kesenian, dalam perkembangannya seni tari adalah juga menjadi bagian dari kebudayaan.
Daftar Isi
Pengertian Seni Tari
Seni tari adalah suatu kesenian dengan media ungkap berupa gerakan. Berdasarkan kutipan dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang mempunyai media ungkap atau substansi gerak melalui gerakan manusia.
Menuruti KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni tari adalah aliran seni mengenai gerakan badan (tangan dan lainnya) yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya).
Tari adalah seni meski substansi dasarnya adalah gerak. Akan tetapi gerak yang dimaksud bukan gerakan realistis atau keseharian, melainkan gerakan-gerakan dalam wujud gerak ekspresif.
Gerak ekspresif adalah gerak yang indah dan bisa mempengaruhi perasaan manusia. Keindahan gerakan tersebut merupakan gerakan distilir yang mengandung ritme tertentu.
Penggunaan kata indah dalam dunia seni merupakan konotasi dari bagus. John Joseph Martin melalui The Modern Dance (1965) menjelaskan bahwa indah atau bagus adalah sesuatu yang memberikan kepuasan batin manusia.
Gerakan indah tidak terbatas pada gerakan lembut dan halus, namun gerakan keras, kasar, kuat, aneh dan penuh tekanan juga bisa dikategorikan sebagai gerak yang indah.
Pengertian Tari Oleh Para Ahli
Ada beberapa pengertian yang digunakan untuk menjelaskan apa itu tari. Seorang ahli sejarah tari dan musik dari Jerman bernama Curt Sachs dalam World History of The Dance (1933) menjelaskan bahwa tari adalah gerak yang ritmis. Sehingga elemen dari suatu tarian adalah gerak dan ritme atau irama.
Pendapat lain dikemukakan oleh Hendrina Cornelia Hartong (Corrie Hartong) seorang ahli dari Belanda yang menerangkan bahwa tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang. Sedangkan penulis Amerika bernama Walter Sorell mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan tubuh dan anggota-anggotanya tersusun seemikian rupa sehingga berirama.
Pengertian tentang tari diatas masih sepemikiran dengan Frederick Hawkins (Erik Hawkins) yang berprofesi sebagai penari dan koreografer tari modern Amerika. Ia menyatakan tari adalah adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imanjinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi gerakan yang simbolis dan mengungkapkan isi dari penciptanya.
Kemudian menurut Suryodiningrat, ahli tari dari Jawa mengatakan tari merupakan gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras bersama musik yang memiliki maksud tertentu. Sedangkan menurut Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah.
Selain pengertian-pengertian yang telah disampaikan, masih banyak pengertian lain oleh para ahli mengenai arti tari itu sendiri, antara lain:
- Menurut Aristoteles – Tari adalah gerakan ritmis yang menghadirkan suatu karakter manusia saat mereka bertindak.
- Menurut John Weaver – Seni tari merupakan gerak-gerak teratur yang elegan dan dibentuk secara harmonis oleh sikap elok dan postur tubuh anggun.
- Menurut Yulianti Parani – Tari ialah gerakan ritmis yang muncul dari bagian atau seluruh tubuh yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan ekspresi tertentu.
- Menurut Enoch Armadibrata – Tari mempunyai definisi sebagai gerakan tubuh yang tersusun dalam suatu ruang dengan landasan irama dan gerak.
- Menurut Atik Soepandi – Kesenian tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis dan melodi yang indah.
- Menurut Bagong Sudiro – Arti tari adalah suatu seni berupa sebuah gerakan ritmis yang menjadi alat ekspresi manusia.
- Menurut Suadarsa Pringgo Broto – Definisi seni tari merupakan suatu ketentuan bentuk-bentuk gerakan tubuh dan ruang.
- Menurut I Gede Ardika – Pengertian seni tari adalah suatu hal yang mampu menyelaraskan gerak tubuh dengan irama tertentu.
- Menurut Judith Mackrell – Tarian adalah gerakan tubuh yang ritmis dan beriringan dengan musik dan dilakukan dalam sebuah ruangan, serta bertujuan untuk mengekspresikan emosi atau ide, melepaskan energi atau untuk bersenang-senang.
- Menurut Hawkins – Tari ialah suatu ungkapan jiwa yang dijadikan bentuk suatu gerakan oleh imajinasi penciptanya.
Sejarah Seni Tari di Indonesia
Perkembangan kesenian tari mempunyai sejarah panjang dan terus menyesuaikan masa ke masa. Hal itu dapat kita lihat dari beragam tarian yang digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti upacara adat, pernikahan dan penyambutan tamu.
Berikut ini adalah sejarah perkembangan seni tari yang ada di Indonesia yang dibagi menjadi era primitif, era Hindu Buddha, era Islam, era penjajahan dan era setelah merdeka, yaitu:
a. Era Primitif
Masa ini dimulai sebelum adanya kerajaan di Indonesia. Oleh masyarakat era tersebut tarian dipercaya sebagai sesuatu yang memiliki daya magis dan sakral. Gerakan-gerakan tari tercipta berdasarkan kepercayaan masyarakat. Beberapa contohnya adalah tari hujan, tari eksorsisme, tari kebangkitan dan sebagainya.
Gerakan tarian pada masa ini diinspirasi oleh gerakan alam serta meniru gerakan makhluk hidup, misalnya hewan dan tumbuhan. Misalnya meniru gerakan binatang yang sedang diburu. Umumnya tarian pada masa primitif dilakukan secara berkelompak atau bersama-sama.
b. Era Hindu Buddha
Perkembangan kesenian tari di Indonesia kemudian berlanjut pada era kerajaan Hindu Buddha. Gerakan tari pada masa ini dipengaruhi oleh unsur budaya para pedagang.
Pada era Hindu Buddha, tarian mulai mempunyai standar dan patokan, serta memiliki literatur tentang seni tari. Salah satunya adalah iteratur atau panduan gerak tari yang dibuat oleh Bharata Muni dengan judul Natya Sastra yang membahas 64 jenis gerakan tangan mudra.
c. Era Islam
Setelah masa Hindu Buddha, sejarah tari di Indonesia berlanjut ke masa penyebaran agama Islam pada tahun 1755 saat kerajaan Mataram Islam terbagi dua. Pada era ini tarian umumnya dilakukan pada saat hari raya.
Pembagian kerajaan Mataram menjadi dua menjadikan seni tari sebagai salah satu wujud identitas mereka, sehingga tarian yang ditampilkan memiliki makna dan unsur khas dari masing-masing kerajaan.
d. Era Penjajahan
Kemunduruan kesenian tari di Indonesia terjadi pasa masa penjajahan karena situasi sosial yang kacau. Namun seni tari tetap terpelihara dan diperagakan di istana kerajaan saat acara-acara penting berkaitan adat dan budaya.
Pada masa ini juga tercipta tarian yang diilhami dari perjuangan rakyat melawan penjajahan, yaitu Tari Prawiroguni. Tarian ini adalah tari tradisional dari Jawa Tengah yang menceritakan kegagahan prajurit pada masa itu. Penari Prawiroguno menggunakan senjata dan tameng pelindung diri saat melakukan tarian.
e. Era Setelah Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, perkembangan seni tari mulai membaik. Tari-tarian sering dilakukan saat upacara adat dan keagamaan, serta menjadi hiburan masyarakat. Pada era ini tari berkembang untuk seluruh kalangan, termasuk anak-anak muda yang mulai mempelajari tari tradisional dan tari modern.
Unsur Seni Tari
Sesuai dengan pengertian seni tari, tarian memiliki unsur yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu unsur utama dan unsur pendukung. Unsur utama terdiri dari 3 jenis, yakni wiraga (raga), wirama (irama), dan wirasa (rasa). Sedangkan unsur pendukungnya antara lain ragam gerak, ragam iringan, rias dan kostum, dan pola lantai.
1. Unsur Utama Kesenian Tari
Suatu gerakan dapat dikatakan sebagai tarian jika memenuhi 3 unsur utama. Apabila salah satu unsur utama tidak terpenuhi maka tidak dapat disebut sebagai tarian. Unsur utama tarian antara lain:
- Wiraga (raga) – sebuah tarian harus memperlihatkan gerakan badan, baik posisi berdiri maupun duduk.
- Wirama (irama) – seni tari wajib memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan badan dan pengiringnya, meliputi irama musik dan tempo tarian.
- Wirasa (rasa) – seni tari harus mampu menyampaikan perasaan melalui gerakan maupun ekspresi saat menari.
2. Unsur Pendukung Kesenian Tari
Unsur pendukung tarian mempunyai fungsi sebagai pelengkap dan pemikat agar tarian nampak lebih menarik. Berbeda dengan unusr utama tari yang harus terpenuhi, unsur pendukung boleh tidak terpenuhi.
Dengan adanya unusr pendukung dalam tarian maka pesona saat tarian dipentaskan dan dipertontonkan akan lebih indah. Berikut ini adalah unsur pendukung tarian, yaitu:
- Ragam Gerak – sebuah tarian akan nampak indah jika seluruh anggota badan berkolaborasi. Tidak hanya tangan dan kaki, anggota tubuh lain dapat dikombinasikan, misalnya lirikan mata, raut dan ekpresi wajah yang menyesuaikan dengan makna tarian. Hal ini akan menciptakan daya tarik sehingga tarian lebih estetis.
- Ragam Iringan – Penambahan ritme atau irama berupa musik yang sesuai dengan jenis tari akan menciptakan paduan indah antara musik dan gerakan tubuh. Saat tarian diiringi oleh musik akan lebih indah jika ditambah dengan hentakan, tepukan dan teriakan dari penari.
- Rias dan Kostum – Dalam sebuah pertunjukkan tari, tata rias dan kostum menjadi bagian penting untuk menyampaikan makna dan rasa suatu tarian. Oleh sebab itu, tanpa riasan dan kostum maka tarian akan terasa hambar untuk ditonton.
- Pola Lantai atau Bloking – Tarian akan lebih berseni ketika ada pola lantai yang teratur. Penari tidak harus berdiri pada satu titik dan dapat menyesuaikan atau berpindah tempat.
Konsep Seni Tari
Berbagai jenis tarian memiliki konsep atau variasi yang terdiri dari ruang gerak, tenaga dan waktu yang berbeda-beda. Berikut ini adalah penjelasan konsep kesenian tari, yaitu:
- Ruang Gerak – Gerakan dalam suatu tarian memerlukan ruang gerak yang menyesuaikan dengan jenis gerakan yang akan dilakukan. Ruang gerak dapat berupa ruang gerak semput dan ruang gerak luas. Penentuan ruang gerak dapat disesuaikan dengan jumlah penari, meliputi tunggal, berpasangan atau dilakukan dalam suatu kelompok.
- Tenaga – Dalam melakukan gerakan tarian dibutuhkan tenaga menyesuaikan bentuk dinamis, ritmis dan harmonis. Tanpa tenaga yang sempurna maka tidak mungkin tari dipentaskan dengan baik. Beberapa jenis tarian memerlukan tenaga dengan intensitas kuat, sedang dan lemah.
- Waktu – Dalam melakukan tarian terdapat estiamsi sesuai gerakan yang ditampilkan. Tari dapat dilakukan dengan cepat atau lambat yang kemudian disebut tempo. Dengan berpatokan pada tempo maka kesan dinamis dalam suatu tarian akan terlihat.
Gerak Dalam Tari
Untuk menghasilkan gerakan tarian yang indah, maka dibutuhkan proses pengolahan atau penggarapan. Pengolahan unsur keindahan tersebut dapat bersifat stilatif dan distortif yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Gerak Stilatif adalah gerak yang telak mengalami proses pengolahan menjadi lebih halus yang mengarah pada bentuk yang indah.
- Gerak Distortif adalah pengolahan gerak melalui proses perombakan dari gerakan asli dan merupakan salah satu proses stilasi.
Dari hasil pengolahan gerakan melalui proses stilisasi dan distorsi maka lahirlah dua jenis gerakan tari, yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi (gestur).
- Gerak Murni adalah gerakan tari yang pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian tertentu. Hal yang menjadi pertimbangan utama adalah keindahan gerakan.
- Gerak Maknawi adalah olah gerak tari yang mengungkapkan kandungan dengan maksud tertentu selain keindahannya. Gerak maknawi juga disebut gerak gestur yang bersifat peniruan imitatif dan mimitatif. Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam, sedangkan mimitatif adalah gerak tiru dari gerakan manusia.
Dalam gerakan tari ada beberapa contoh yang termasuk gerakan maknawi, yaitu trisig dan gedih yang merupakan stilasi atau distorsi dair gerakan berjalan dan berlari. Kemudian gerak sawang yang menjadi gambaran gerak melihat atau memandang, serta gerak lambean yaitu gerakan merias diri.
Jenis Seni Tari
Tarian dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan faktor tertentu, misalnya jumlah penari dan genre atau aliran tari. Berikut ini adalah jenis seni tari berdasarkan jumlah penari yang melakukan, yaitu:
- Tari Tunggal atau Solo adalah tarian yang dibawakan oleh satu orang penari.
- Tari Berpasangan atau Duet adalah tarian yang dibawakan oleh dua orang penari secara berpasangan.
- Tari Berkelompok atau Grup adalah tarian yang dibawakan banyak orang dalam kelompok.
Sedangkan jenis tari berdasarkan genre atau alirannya antara lain:
- Tari Tradisional
Tarian tradisional yaitu jenis seni tari yang diwariskan secara turun temurun sehingga menjadi budaya. Tarian ini mengandung nilai-nilai filosofis seperti kepercayaan, keagamaan, kepahalwanan dan sebagainya.
Tari tradisional bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu tari rakyat atau daerah yang berkembang dikalangan masyarakat umum dan biasanya menajdi simbol kebahagiaan dan suka cita. Misalnya tarian untuk merayakan panen melimpah dan menjadi tradisi di musim berikutnya.
Selain itu ada juga tari klasik atau tari keraton yang berkembang dikalangan bangsawan. Jenis tarian ini umumnya melarang masyarakat bisa menarikan tariannya dan terdapat aturan baku atau tertulis yang mengatur.
- Tari Kreasi Baru
Jenis seni tari kreasi baru dikembangkan atau diciptakan oleh koreografer. Tarian ini berkembang sesuai dengan zaman dengan memodifikasi tarian tradisional sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Contohnya adalah tari rapai yang merupakan paduan gerak tari daerah Aceh dan Semenanjung Malaya, seperti tari seudati, tari saman dan tari zapin.
- Tari Kontemporer
Jenis tarian kontemporer menggunakan gerakan simbolik, unik dan mengandung makna tertentu. Tarian ini lahir sebagai bentuk reaksi dari seni tari klasik yang telah mencapai titik akhir dalam perkembangan teknisnya. Tari kontemporer termasuk salah satu jenis tari modern sehingga minim unsur trafisi lama. Biasanya gaay tarian ini bernuansa unik menggunakan jenis musik modern.
Fungsi Seni Tari
Tarian memiliki beberapa fungsi sesuai dengan gerakan serta irama yang dilakukan. Berikut ini adalah beberapa fungsi seni tari, antara lain:
- Sarana Keagamaan / Kepercayaan – Tarian telah alam digunakan dalam sarana keagamaan yang bersifat sakral dan mengajarkan makna kebaikan, misalnya beberapa jenis tari di Bali yang digunakan sebagai sarana komunikasi dengan dewa dan leluhur.
- Sarana Upacara Adat – Seni tari juga bisa digunakan sebagai sarana upacara adat untuk berbagai tujuan, seperti meminta hujan, meminta hasil panen, serta acara adat lain.
- Sarana Pergaulan – Tarian mengandung nilai sosiokultural bagi masyarakat. Hubungan sosial dapat terjalin saat tarian dilakukan dan dipentaskan. Manfaatnya adalah munculnya kerukunan dan persatuan antar manusia.
- Saranan Hiburan – Seni tari bermanfaat sebagai ajang hiburan, tontonan, serta pertunjukan. Berbagai jenis tarian adat dapat dinikmati bagi mereka pecinta seni dan masyarkat awam.
Kesenian Tari Daerah di Indonesia
Indonesia adalah negara yang kaya akan isitiadat termasuk kesenian tariannya. Berikut ini adalah beberapa tarian daerah populer di Nusantara, antara lain:
1. Tari Daerah Istimewa Aceh
Aceh memiliki beberapa tarian adat, seperti:
- Tari Seudati, jenis tarian yang berasal dan dipengaruhi budaya Arab dan latar belakang agama Islam. Gerakan tarian ini sanga dinamis dan penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan dan menjadi tarian paling populer dan digemari masyarakat Aceh.
- Tari Saman Meuseukat, jenis tarian dilakukan dengan duduk berjajar dan diiringi irama musin yang dinamis. Tarian ini penuh syair yang mengajarkan kabajikan sesuai ajaran agama Islam.
2. Tari Daerah Bali
Bali memiliki beberapa tarian adat, seperti:
- Tari Legong Bali, yaitu tarian berlatar belakang kisah cinta seorang Raja dari Lasem. Gerakan tarian ini dibawakan dengan sangat dinamis dan memikat hati.
- Tari Kecak, yaitu tarian berdasarkan cerita Ramayana yang mengisahkan bala tentara monyet Hanuman dan Sugriwa.
- Tari Pendet, yaitu tarian pemujaan yang banyak dilakukan di Pura atau tempat ibadah umat Hindu Bali. Tarian ini melambangkan penyambutan terhadap datangnya dewa ke dunia. Seiring perkembangan zaman, tarian ini juga digunakan untuk tarian selamat datang yang mengandung makna sakral dan religius.
3. Tari Daerah Bengkulu
Bengkulu memiliki beberapa tarian adat, seperti:
- Tari Andun adalah jenis tarian yang berasal dari Bengkulu Selatan untuk menyambut tamu kehormatan.
- Tari Bidadari Teminang Anak adalah tarian yang memiliki arti seorang bidadari yang tenga menimang anak. Tarian ini berasal dari Rejang Lebong.
4. Tari DKI Jakarta
Jakarta memiliki beberapa tarian adat, seperti:
- Tari Topeng merupakan jenis tari tradisional yang berasal dari Betawi untung menyambut tamu istimewa. Gerakan seni tari ini sangat tegas dan dinamis.
- Tari Yopong merupakan tarian persembahan untuk menghormati kehadiran tamu negara. Suasana tarian ini dilakukan dalam rasa khidmad.
5. Tari Daerah Jambi
Jambi memiliki beberapa tarian adat, seperti:
- Tari Sekapur Siri, yaitu jenis tari pesembahan yang memiliki banyak persamaan dengan tarian rumpun melayu lainnya.
- Tari Selampir, yaitu termasuk tarian pergaulan muda-mudi dari daerah Jambi.
6. Tari Daerah Jawa Barat
Jawa Barat memiliki beberapa tarian adat, seperti:
- Tari Kuncaran merupakan tarian yang menggambarkan rasa dendam seorang raja karena cintanya telah ditolak.
- Tari Merak merupakan jenis tari yang mengisahkan kehidupan seekor burung merak yang indah dan menawan. Tarian ini dibawakan dengan gemulai dan mempesona sesuai gerakan burung merak.
7. Tari Daerah Jawa Tengah
Jawa Tengah memiliki beberapa tarian adat, seperti:
- Tari Serimpi, yakni sebuah tarian keraton yang memiliki unsur keagungan, kelembutan, serta menawan.
- Tari Blambangan Cakil, yakni seni tari yang menceritakan perjuangan Srikandaa saat melawan Buto Cakil. Tarian ini menjadi simbol penumpasan sifat angkara murka.
8. Tari Daerah Jawa Timur
Jawa Timur memiliki beberapa tarian adat, seperti:
- Reog Ponorogo adalah tarian yang dilakukan 6 sampai 8 orang lelaki dan 6 sampai 8 orang wanita. Tarian ini diambil dari kisah Prabu Kelana Sewandana yang melakukan perjalanan mencari kekasihnya.
- Tari Remo adalah tarian yang biasanya dilakukan untuk menyambut pejabat atau tamu istimewa.
9. Tari Daerah Papua
Papua memiliki beberapa tarian adat, seperti:
- Tari Perang merupakan tarian dengan unsur jiwa kepahlawanan dan keberanian masyarakat suku-suku di Papua.
- Tari Musyoh merupakan tarian ritual untuk mengsir arwah orang yang meninggal akrena kecelakaan dan bertujuan agar arwah tersebut tenang di alam baka.