Sidat dan belut seringkali dianggap sama oleh masyarakat awam. Meski tubuhnya punya kemiripan, yaitu bulat memanjang, namun keduanya berbeda dari segi fisik, habitat dan struktur tubuhnya.
Di Indonesia, ikan sidat masih belum terlalu dikenal, apalagi mencicipinya. Padahal sidat sangat populer di beberapa negara di Asia Timur. Misalnya di Jepang, negara ini menempatkan ikan sidat atau unagi atau Japanese eel sebagai salah satu menu kuliner istimewa.
Permintaan sidat oleh beberapa negara di Asia Timur akan sidat pun berpotensi memberikan keuntungan, bahkan Indonesia telah menjadi salah satu negara pemasok utama.
Namun untuk memenuhi ekspor sidat tidak hanya cukup dengan menangkapnya di alam, melainkan harus dilakukan melalui proses budidaya di penangkaran. Melalui informasi berikut, mari lebih jauh mengenal sidat, jenis, serta manfaatnya.
Daftar Isi
Taksonomi
Selain di Jepang, sidat juga populer di Vietnam, China dan Korea. Berikut ini adalah klasifikasi ilmiah ikan sidat, yaitu:
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Anguilliformes |
Family | Anguillidae |
Genus | Anguilla |
Species | Anguilla japonica / Anguilla bicolor / Anguilla marmorata |
Ciri & Morfologi
Ikan sidat memiliki bentuk tubuh ramping memanjang. Bentuknya hampir menyerupai belut sawah yang biasa ditemukan di rawa atau daerah persawahan di Indonesia. Oleh karena kemiripan tersebut, sebagian besar masyarakat Indonesia mengira bahwa sidat sama dengan belut sawah.

Hal yang membedakan sidat dengan belut adalah sidat memiliki sirip di dekat kepalanya. Letak sirip tersebut sangat dekat dengan kepala sehingga membuatnya terlihat seperti sepasang telinga. Ciri lain yang membedakan ikan sidat dengan belut adalah sidat hidup di perairan yang jernih, sementara belut hidup di perairan berlumpur.
Sidat dewasa dapat tumbuh sepanjang 90 sampai 150 cm. Diameter tubuhnya sekitar 7,5 cm dengan bobot paling berat sekitar 3 kg. Namun biasanya sidat dewasa yang sering ditemukan panjangnya hanya mencapai 110 cm. Meski demikian, ada juga jenis ikan sidat yang ukurannya lebih besar.
Jenis Ikan Sidat
Sidat yang hidup di Indonesai terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Aguilla bicolor dan Aguilla marmorata. Perbedaan keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Anguilla bicolor
Sidat jenis ini umumnya hidup di daerah pantai Pulau Jawa, meliputi Jember, Cilacap, Sukabumi, dan Pelabuhan Ratu. Nama lainnya adalah Sidat Anjing. Ukuran sidat anjing terbesar yang pernah ditangkap adalah 110 cm.
2. Anguilla marmorata
Ikan sidat jenis ini mempunyai badan agak transparan dengan warna cenderung cokelat kemerahan. Di bagian ekornya terdapat bintik-bintik hitam. Bentuk badannya lebih besar jika dibandingkan dengan sidat anjing.
Ukuran paling besar mencapai 200 cm dan bobotnya mencapai lebih dari 25 kg. Di badannya terdapat garis-garis pendek yang berwarna lebih gelap. Ikan sidat ini biasa disebut dengan Sidat Kembang.
Dibanding sidat anjing, jenis ini kurang lincah saat berenang, kemungkinan karena ukurannya yang lebih besar. Sidat lembang banyak ditemukan di perairan laut di luar Pulau Jawa, seperti di Kalimantan dan Sulawesi.
Habitat Sidat
Habitat hidup ikan sidat adalah air dengan kondisi jernih dan bersih. Tapi yang membuatnya unik adalah sidat mampu hidup di berbagai jenis perairan, mulai dari air tawar, air payau, hingga air laut.
Selama jernih dan memiliki kandungan oksigen yang cukup, sidat mampu hidup di lingkungan tersebut. Uniknya lagi, ikan sidat lebih sering ditemukan hidup di air tawar, tetapi proses perkembangbiakannya terjadi di kawasan air laut.
Kandungan Gizi
Gizi yang terkandung pada ikan sidat sangat tinggi, sehingga sangat baik untuk dikonsumsi. Beberapa nutrisi yang terkandung adalah DHA, EPA, omega 3, zinc, vitamin B1, B2, dan A, senyawa beta karoten, dan masih banyak lagi.
Ekspor Sidat
Berbagai masyarakat negara di Asia Timur gemar mengonsumsi ikan sidat. Contohnya adalah di China, Taiwan, Jepang dan Korea Selatan, namun konsumsi terbesar adalah masyarakat Jepang.

Di negara tersebut, sidat diolah menjadi unagi dimana bagi penggemar kuliner Jepang pasti tidak asing dengan hidangan ini. Meski sering disebut sebagai belut Jepang, ternyata bahan dasar unagi adalah ikan sidat yang berasal dari Indonesia sebagai salah satu pemasok utama.
Permintaan sidat yang begitu besar dari berbagai negara menuntuk pemerintah melakukan upaya untuk menghindari kelangkaan populasi sidat di perairan Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia berusaha mengelola penangkapan sidat, salah satunya dengan Usaha Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP).
RPP dipimpin oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam perkembangannya, usaha ini didukung oleh National Project Manager iFish FAO dari PBB. Diharapkan populasi sidat di alam bebas tetap lestari dan berkesinambungan dengan budidaya yang terencana.
Manfaat Mengonsumsi Sidat
Karena kaya akan nutrisi, maka ikan sidat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, antara lain:
- Membantu perkembangan otak anak-anak karena kandungan DHA dan EPA yang dimilikinya
- Mampu meningkatkan daya ingat sekaligus mencegah pikun
- Menurunkan kandungan lemak jahat di dalam tubuh
- Membantu proses reproduksi sel di dalam tubuh dan meningkatkan fungsi otak dan respon imun
- Menjaga tekanan darah dan menekan terjadinya risiko terkena penyakit jantung