Selain komodo, hewan yang disebut-sebut sebagai dinosaurus yang masih hidup adalah Soa-soa Layar. Kadal asli Indonesia ini berasal dari daerah Indonesia Timur, seperti Sulawesi (Latimojong, Tempe, Pampama, Palopo, Makasar, Poso, dan Manado), serte tersebar di beberapa daerah lain, seperti Kepulauan Togian, Buton, Ambon, Seram, Bacan, Ternate, Halmahera, Waigeo, Papua, dan Filipina.
Daftar Isi
Taksonomi
Kingdom: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Reptilia |
Ordo: | Squamata |
Subordo: | Lacertilia |
Famili: | Agamidae |
Subfamili: | Hydrosaurinae |
Genus: | Hydrosaurus |
Spesies: | H. amboinensis |
Ciri-Ciri Soa-soa Layar
Soa-soa Layar bernama ilmiah Hydrosaurus amboinensis di daerah aslinya disebut piccara dan dikalangan penghobi dikenal dengan Saigon (singkatan dari Sailfin Dragon). Kadal air ini memiliki kemampuan berlari dan berenang yang cukup cepat. Soa-soa dapat tumbuh mencapai panjang 1 meter dan merupakan kadal agamid terbesar di dunia.
Kepala kadal Soa-soa Layar berukuran kecil dengan moncong panjang dan lubang hidung oval pada bagian ujung moncong. Pada bagian kepalanya terdapat punuk besar dan kecil.
Bentuk tubuhnya silindris, berwarna gelap cokelat kehijauan, padat berisi dan pada bagian belakang memiliki tulang lanset besar yang tertutupi sisik-sisik kecil. Reptil Soa-soa mempunyai empat tungkai panjang dan pada bagian kaki depan maupun belakang terdapat sirip kulit.
Hewan ini memiliki panjang ekor dua kali lipat panjang tubuhnya. Pangkal ekornya tebal, berbentuk bulat dan semakin pipih pada bagian ujungnya. Bentuk ekor yang sedemikian rupa akan membantu kadal ini berenang sekaligus mengarahkan ke tujuannya.
Soa-soa Layar hidup di pepohonan sekitar aliran sungai atau kolam yang ada di hutan. Mereka hidup dengan mengonsumsi tanaman, daun-daunan, dan buah-buahan. Selain itu, kadal bersirip ini juga memakan serangga, kaki seribu dan mangsa kecil lainnya.
Satwa ini mampu hidup hingga usia 15 tahun atau lebih . Ketika memasuki masa kawin, Soa-soa jantan akan berperilaku agresif dan bertarung untuk memperebutkan Soa-soa betina. Telur yang dihasilkan oleh Soa-soa betina umumnya antara 5 hingga 9 butir setiap tahun.
Status Kelangkaan
Berdasarkan PP No 7 Tahun 1999, Soa-soa termasuk jenis satwa yang dilindungi Undang-undang. Penangkapan di alam tanpa seizin pihak berwenang merupakan perbuatan melanggar hukum yang bisa dikenai sanksi.
Populasi di hutan alam saat ini cenderung menurun seiring laju deforestasi hutan yang semakin meningkat. Kadal ini memerlukan habitat dengan kualitas air yang baik, persediaan makanan, dan kondisi lingkungan yang tidak tercemar.
Di sungai Suli dan Cimpu, Luwu yang menjadi habitat Soa-soa Layar, saat ini kondisinya semakin kritis. Warna airnya keruh dan kawasan sekitarnya telah beralih fungsi menjadi perkebunan kopi dan cengkeh. Hal ini memberikan ancaman terhadap keberlangsungan kadal yang masih berkerabat dekat dengan Iguana ini.
Referensi: berbagai sumber