Taman Nasional Berbak Dijuluki Amazon Jambi

Taman Nasional Berbak atau TNB adalah salah satu taman nasional yang berada di Pulau Sumatera, tepatnya di Propinsi Jambi. Kawasan pelestarian alam ini cukup unik karena terbentuk dari gabungan antara hutan rawa gambut dan hutan rawa air tawar.

TN Berbak juga memiliki berbagai jenis flora dan fauna. Mulai dari spesies endemik, langka, liar, dan dilindungi. Beberapa di antara satwa yang hidup di kawasan ini adalah jenis migran dan bahkan ada juga yang populasinya sangat langka sampai bisa dihitung jari jumlahnya di dunia.

Dengan bentangan alam yang membentuk panorama serta kekayaan hayati yang dimiliki, taman nasional ini juga menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Burung merupakan salah satu kelompok yang banyak dijumpai pada waktu-waktu tertentu.

Sejarah Taman Nasional Berbak

Sebelum resmi menayndang status sebagai taman nasional, pada mulanya kawasan ini merupakan Suaka Margasatwa Berbak yang ditetapkan oleh pemerintah Belanda berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Hindia Belanda No. 18 tanggal 29 Oktober 1935.

Kemudian pada tanggal 7 Januari 1991 wilayah ini masuk dalam konvensi Ramsar setelah pemerintah Indonesia melakukan persetujuan Convention on Wetlands of International Importance especially as waterfowl .

Satu tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 7 Januari 1992, pihak Kementerian Luar Negeri menyetujui kesepakatan yang telah dibuat pemerintah Indonesia setahun sebelumnya mengenai konvesi Ramsar dan  diajukan kepada UNESCO di Perancis.

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 285/Kpts-II/1992 kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Berbak yang berfungsi sebagai perlindungan dan penyangga kehidupan, pelestarian ekosistem, kekayaan alam, serta pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dengan luas 162.700 hektar.

Tidak lama kemudian, Ramsar Convention of Wetlands menunjuk kawasan Berbak sebagai Lahan Basah Penting Internasional melalui Sekretaris Jenderal Convention of Wetlands.

Seiring berjalannya waktu, luas kawasan taman nasional ini menjadi 141.261,94 hektar berdasarkan Surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.4694/Menhlhk-PKTL/KUH/2015 pada tanggal 26 Oktober 2015.

baca juga:  Taman Nasional Manusela - Alam, Flora Fauna & Wisata

Kondisi Alam Taman Nasional Berbak

1. Letak dan Topografi

Secara geografis Taman Nasional Berbak terletak di antara koordinat 1°05’ – 1°40’ Lintang Selatan dan 103°48’ – 104°28’ Bujur Timur, sedangkan secara administratif berada di kawasan Kabupaten Tanjung Jabung, Provinsi Jambi.

Taman nasional ini berbatasan dengan Kecamatan Sadu di sebelah utara, kemudian di sebelah selatan berbatasan dengan Taman Nasional Sembilang, Provinsi Sumatera Selatan, di sebelah barat berbatasan dengan Sungai Berbak, Taman Hutan Raya Orang Kayo Hitam, dan Hutan Lindung Gambut, serta di timur berbatasan dengan Kecamatan Sadu.

Kondisi topografi taman nasional ini mulai dari datar sampai dengan landai dengan ketinggian berada di antara 0 sampai 12,5 meter di atas permukaan laut.

2. Iklim dan Hidrologi

Curah hujan taman nasional ini rata-rata 2.300 mm per tahun dengan temperatur udara antara 25° – 28° Celcius. Beberapa sungai yang mengalir di kawasan taman nasional ini adalah Sungai Air Hitam Dalam dan juga Sungai Batanghari.

3. Geologi dan Tanah

Formasi geologi kawasan ini adalah deposit aluvial dengan tanah jenis organosol atau gambut. Jenis tanah tersebut selalu tergenang sepanjang tahun dan memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi.

4. Ekosistem

Ada beberapa tipe ekosistem di Taman Nasional Berbak, antara lain ekosistem hutan rawa gambut yang masih terlindungi dengan luas 110.000 hektar, ekosistem hutan rawa air tawar dengan luas 60.000 hektar, dan ekosistem hutan dataran rendah yang kebanyakan dapat dijumpai di tepi sungai.

Flora dan Fauna Taman Nasional Berbak

Sebagai kawasan konvensi Ramsar, tipe ekosistem di Taman Nasional Barbak menjadi tempat berbagai jenis satwa dan flora membentuk habitat.

1. Flora

Tercatat ada sekitar 261 spesies flora dari 73 famili yang berbeda tumbuh di taman nasional ini. 67% dari jumlah tersebut adalah tumbuhan jenis pohon atau berkayu, 17% merupakan jenis liana, dan 8% sisanya adalah jenis herba dan epifit.

pohon palem Pixabay

Jenis flora yang memiliki jumlah paling tinggi di kawasan ini adalah palem yang berjumlah 23 spesies dan juga pandan yang berjumlah 10 spesies. Spesies palem yang dapat dijadikan tanaman hias dan langka yaitu palem berdaun payung (Johanesteijmannia altifrons) dan Lepidonia kingii dengan bunga berwarna merah atau ungu berukuran besar.

Beberapa pohon yang dijadikan sebagai bahan bangunan yaitu nibung (Oncospermati gillarium), rotan (Korthalsia sp. dan Calamus sp.). Adapun pohon lain yang juga dapat dijumpai, yaitu nipah (Nypa fructicans), meranti (Shorea sp.), dan juga bakung (Susum anthelminticum).

2. Fauna

Tercatat ada 53 jenis mamalia, 44 jenis reptil, 224 jenis burung, 95 jenis ikan, dan 22 jenis moluska yang hidup di Taman Nasional Berbak. Beberapa di antara spesies tersebut adalah jenis yang langka dan bahkan sudah terancam punah.

Beberapa diantaranya adalah harimau Sumatera (Panthera tigris-sumatrae), tapir Asia (Tapirus indicus), Hystrix brachyuran, Lutra sumatrana, buaya muara (Crocodylus porosus), buaya sinyolong (Tomistoma schlegelii), Citra indica, dan juga Balantiocheilos melanopterus.

Harimau Sumatera greeners.co

Spesies lain yang juga dapat dijumpai di kawasan taman nasional ini yaitu badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), kancil (Tragulus javanicus), beruang madu (Helarctos malayanus), binturong muntu (Atritis binturong), macan dahan (Neofelis nebulosa), musang leher kuning (Martes flavigula), dan dua spesies bulus.

Kelompok burung yang hidup di kawasan ini adalah kuntul Cina (Egretta eulophotes), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), raja udang-merah api (Ceyx erithacus), dan bebek hutan bersayap putih (Cairina scutulata), dan dua spesies langka lainnya, yaitu bangau storm (Cicconia stormi) dan mentok rimba (Cairina scutulata).

Kelompok reptil yang bisa ditemukan di TNB yaitu kura-kura gading (Orlitia borneensis) dan tuntong (Batagur baska). Sedangkan spesies ikan antara lain betok (Anabaste studineus), patin (Pangasius sp.), tapah (Wallago sp.), betutu (Oxyeleostris marmorata), belido (Notopterus sp.), dan arwana (Scleropages formosus).

baca juga:  Telaga Claket - Ranu Kumbolo Pindah ke Wonogiri!

Kegiatan dan Destinasi Wisata

Sebagai kawasan rawa gambut yang luas dan masih alami, Taman Nasional Berbak memiliki bentangan alam yang unik. Umumnya, pengunjung yang mampir ke kawasan ini tidak hanya bertujuan mengamati koleksi taman nasional saja, melainkan melegakan waktu untuk berwisata.

1. Air Hitam Dalam

Air Hitam Dalam merupakan salah satu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi di Taman Nasional Berbak. Di lokasi ini ada Sungai Air Hitam Dalam yang dapat disusuri dengan menggunakan sampan. Warna hitam tersebut bukanlah efek dari pencemaran, melainkan zat tanin yang berasal dari gambut.

FLICKR

Wisatawan yang datang sebaiknya bermalam di pondok yang telah disediakan di sekitar lokasi ini. Dengan begitu wisatawan lebih leluas melakukan berbagai aktivitas ketika pagi dan sore. Diantaranya adalah menyusuri trail yang berada dalam hutan, memancing di dermaga yang telah disediakan, dan mengunjungi arboretum berisi koleksi tumbuhan.

Ketika menyusuri Sungai Air Hitam Dalam, wisatawan dapat mengamati berbagai jenis flora yang tumbuh di kedua sisi sungai. Jika beruntung sesekali juga akan terlihat satwa-satwa yang berjalan-jalan di tepi sungai.

2. Sei Cemara

Wisatawan yang mengaku sebagai pecinta burung harus berkunjung ke Sei Cemara. Pasalnya destinasi ini merupakan suatu pantai yang dijadikan tempat mencari makan oleh berbagai jenis burung. Kelebihannya, di lokasi ini sudah ada pondok yang disediakan agar wisatawan dapat mengamati burung.

Pondok tersebut merupakan lokasi pengamatan berbagai jenis burung, bahkan terdapat teropong atau binokuler yang disediakan serta berbagai jenis buku referensi yang berisi berbagai burung-burung pantai.

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan waktu tepat, jadwal kunjungan sebaiknya dilakukan pada rentang antara bulan Maret hingga November. Selain itu, berkunjung ke objek wisata ini akan mendapatkan dua nilai tambah. Pertama adalah pengamatan burung dan kedua yaitu dapat menikmati keindahan pantai.

3. Menyaksikan Atraksi Budaya

Wisatawan yang ingin menyaksikan atraksi kebudayaan di Taman Nasional Berbak dapat berkunjung pada bulan April. Karena pada bulan tersebut akan diadakan parade budaya di sekitar Sungai Batanghari dan Muara Bulian, Provinsi Jambi.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.