Taman Nasional Karimunjawa – Konservasi di Utara Jawa

Meski terpisah dari daratan Jawa, Taman Nasional Karimunjawa merupakan salah satu taman nasional yang masuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sebagian besar kawasan konservasi ini terdiri atas perairan dan sebagian kecil daratan yang terdiri atas gugusan pulau-pulau.

Sesuai dengan kondisi alamnya, jenis keanekaragaan yang dapat dijumpai di taman nasional ini juga kebanyakan dapat ditemukan di wilayah perairan. Hal ini juga menyebabkan jumlah flora dan fauna yang hidup di daratan juga tidak terlalu banyak. Namun dapat dikatan jenis flora di kawasan ini sebagian adalah spesies langka yang sudah hampir punah.

Sebagai kawasan kepulauan, kegiatan dan destinasi wisata yang bisa dikunjungi di taman nasional ini juga sangat beragam. Mulai dari wisata di wilayah daratan yang mencakup pantai dan wisata religi, hingga wisata di daerah perairan.

Sejarah Taman Nasional Karimunjawa

Asal mula berdirinya Taman Nasional Karimunjawa sebenarnya sudah berlangsung sangat lama, tepatnya pada masa Sunan Muria. Beliau merupakan salah satu tokoh yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Menurut masyarakat, Sunan Muria memiliki seorang anak yang bernama Syekh Amir Hasan dan tidak lain adalah murid dari Sunan Kudus.

pantai karimun jawa sommertage.com

Syekh Amir Hasan juga dikenal sebagai Sunan Nyamplungan sempat dibuang di wilayah kepulauan yang berada di bagian utara Pulau Jawa. Sebab, ia dikenal sebagai pribadi yang nakal.

Sementara itu, Sunan Muria yang biasa memandangi pulau-pulau tersebut dari kejauhan hanya bisa melihatnya samar-samar yang dalam bahasa Jawa disebut “kremun-kremun soko Jowo” yang berarti “samar-samar dilihat dari Jawa”. Lama kelamaan istilah tersebut mulai melekat dan akhirnya berubah menjadi Karimun Jawa.

Ada banyak sekali peninggalan dari Sunan Nyamplungan di kepulauan ini, seperti ikan lele tanpa patil, pohon setigi, kalimosodo, kayu dewodaru, dan juga ular edhor. Makam dari Sunan Nyamplungan juga masih berada di lokasi yang sama dan kini dikeramatkan oleh penduduk sekitar.

Kawasan Karimunjawa sendiri pada mulanya berstatus sebagai Cagar Alam Laut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 123/Kpts-II/1986 yang terdiri atas gugusan 22 pulau yang berada di Laut Jawa dengan luas total sebesar 111.625 hektar.

Pada tahun 1999 status kawasan ini kemudian berubah kembali berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.78/Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari 1999 bahwa Cagar Alam Karimunjawa serta wilayah perairan yang ada di sekitarnya dengan luas total 111.635 hektar berubah statusnya menjadi taman nasional bernama Taman Nasional Karimunjawa.

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2001 melalui Surat Keputusan yang dikeluarkan Menteri Kehutanan No.74/Kpts-II/2001 bahwa sebagian luas Taman Nasional Karimunjawa seluas 110.117,30 hektar ditetapkan menjadi Kawasan Pelestarian Alam Perairan (KPA).

Kondisi Alam Taman Nasional Karimun Jawa

1. Letak dan Topografi

Taman Nasional Karimunjawa secara geografis terletak pada koordinat 5°40’39’’ – 5°55’00’’ Lintang Selatan dan 110°05’57’’ – 110°31’15’’ Bujur Timur. Sedangkan secara administratif taman nasional ini berada dalam wilayah Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.

Sebagaimana telah disebutkan, kawasan kepulauan ini berada di Laut Jawa dan merupakan Kawasan Pelestarian Alam dengan keunikan tersendiri. Jumlah pulau di kawasan ini adalah sebanyak 22 pulau.

Topografi dari TN Karimun Jawa adalah dataran rendah yang cenderung bergelombang dan berada pada ketinggian yang berkisar antara 0 hingga 506 meter di atas permukaan laut. Sementara itu, luas total dari kawasan ini masih sama seperti sebelumnya, yaitu 111.625 hektar.

Ekosistem kawasan tersebut kemudian dibagi menjadi tiga wilayah. Pertama adalah ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah seluas 1.285,5 hektar, ekosistem hutan mangrove yang berada di daratan seluas 222,2 hektar, dan area perairan yang merupakan Kawasan Pelestarian Alam seluas 110.117,3 hektar.

baca juga:  Taman Nasional Taka Bonerate - Kepulauan Selayar

Tipe dasar perairan di kawasan ini dimulai dari tepi pulau terdiri dari pasir, lalu semakin ke bagian tengah dikelilingi oleh terumbu karang. Sebagian besar terumbu karang yang ada sini berada di kedalaman antara 0,5 sampai 20 meter di bawah permukaan laut.

2. Iklim dan Hidrologi

Kondisi iklim di Taman Nasional Karimunjawa sama dengan iklim Indonesia pada umumnya, yaitu tropis yang hanya mempunyai dua musim (musim kemarau dan musim hujan). Musim hujan cenderung berlangsung lebih panjang daripada musim kemarau. Dimana musim kemarau hanya berlangsung antara bulan Juni hingga bulan Agustus.

Ketika musim kemarau berlangsung, angin akan bertiup dari arah Benua Asia dan bergerak menuju Benua Australia. Angin tersebut mengandung banyak sekali curah hujan yang menjadi penyebab turunnya hujan lokal. Selanjutnya terjadi masa peralihan musim yang berlangsung dari bulan September hingga bulan Oktober.

Setelah itu, mulai bulan November hingga bulan Maret merupakan puncak dari musim penghujan. Ketika musim hujan atau musim barat berlangsung, angin bertiup dengan kecepatan yang cukup tinggi. Akibatnya gelombang laut semakin besar yang juga menghambat proses pelayaran, karena risiko bahayanya semakin tinggi.

Untuk ciri hidrologinya, diketahui bahwa di seluruh kawasan ini sama sekali tidak ada sungai besar. Meskipun begitu dapat dijumpai lima mata air yang oleh penduduk sekitar dijadikan sebagai tempat mengambil air bersih.

3. Ekosistem

Beberapa tipe ekosistem yang terdapat di Taman Nasional Karimunjawa yaitu ekosistem hutan pantai, ekosistem terumbu karang, ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, ekosistem mangrove, dan ekosistem padang lamun dan rumput laut.

Ekosistem tersebut secara garis besar berada dalam dua kelompok, yaitu kelompok daratan dan kelompok perairan.

4. Zonasi TN Karimunjawa

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK 28/IV-SET/2012 tentang Zonasi Taman Nasional Karimunjawa, kawasan ini dibagi menjadi 9 (sembilan) zona. Zona tersebut dapat dijelaskan melalui peta berikut ini:

tnkarimunjawa.id

Flora dan Fauna Taman Nasional Karimunjawa

Sebagai kawasan kepulauan yang didominasi oleh areal perairan, Taman Nasional Karimunjawa mempunyai hewan dan tumbuhan yang sebagian besar adalah jenis yang hidup di perairan. Meskipun begitu, juga terdapat flora dan fauna daratan.

1. Flora

Beberapa jenis tanaman yang tumbuh di kawasan ini yaitu lumut, rumput, jenis paku-pakuan, semak, tumbuhan berkayu, dan mangrove. Flora tersebut tersebar di seluruh wilayah taman nasional sesuai dengan tipe ekosistemnya.

Tumbuhan yang dapat dijumpai di ekosistem hutan pantai antara lain cemara laut (Casuarina equisetifolia), ketapang (Terminalia cattapa), kelapa (Cocos nucifera), setigi (Pemphis acidula), jati pasir (Scaerota frustescens), dan waru laut (Hibiscus tiliaceus).

terumbu karang mangrove Pixabay

Sementara itu, ekosistem terumbu karang mempunyai tiga tipe terumbu. Ketiga tipe tersebut antara lain terumbu karang pantai (fringing reef), beberapa jenis taka (patch reef), dan juga penghalang (barrier reef).

Kondisi tutupan karang di kawasan ini berada dalam keadaan yang buruk sampai baik dengan persentase 10-75% sehingga kerap dilakukan upaya transplantasi terumbu karang.

Penelitian yang dilakukan WCS pada tahun 2003 menyebutkan bahwa ekosistem terumbu karang Karimun Jawa terdiri atas 64 genera karang. Di antara jenis tersebut diketahui ada satu jenis karang dalam kondisi hampir punah, yaitu karang musik atau juga dikenal sebagai karang merah (Tubipora musica).

Tercatat ada 45 spesies mangrove yang tegolong ke dalam 25 familikli di kawasan ini. Mangrove tersebut terbagi menjadi dua kelompok. yaitu kelompok yang berada di dalam kawasan pelestarian dan di luar kawasan tersebut.

Terdapat 25 spesies mangrove sejati yang tergolong dalam 13 famili serta 7 spesies mangrove sejati dari 7 famili yang hidup di dalam kawasan pelesetarian. Sedangkan di luar kawasan tersebut terdapat 5 spesies mangrove ikutan yang tergolong dalam 5 famili.

Hutan mangrove di kawasan taman nasional ini didomonasi oleh spesies Exoccaria agallocha, sementara spesies mangrove dengan penyebaran paling luas didominasi oleh Rhizopora stylosa. Selain itu, di hutan mangrove Karimunjawa juga ditemukan satu spesies yang langka di dunia, yaitu Schipiphora hydrophilaceae.

2. Fauna

Hewan atau binatang yang hidup di Taman Nasional Karimunjawa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, seperti mamalia, reptil, amfibi, aves, insekta, dan lain sebagainya. Semua spesies dalam kelompok tersebut tersebar pada berbagai tipe ekosistem yang ada di taman nasional ini.

baca juga:  Taman Nasional Lorentz - Kawasan Konservasi Terbesar Asia Tenggara

Kelompok mamalia yang berhasil tercatat berjumlah 7 spesies, aves atau burung berjumlah lebih dari 116 spesies, reptil terdapat sekitar 13 jenis, insekta atau serangga ada sekitar 42 spesies, serta kelompok pisces atau ikan tercatat berjumlah 412 spesies. Jumlah fauna perairan memang mendominasi kawasan taman nasional ini.

Sementara itu, dari kelas Gastropoda berhasil tercatat ada 47 spesies, kelas Annelida berjumlah 2 spesies, kelas Plathyhelminthes terdapat 2 spesies, kelas Arthopoda berjumlah 5 spesies, kelas Cephalopoda terdiri atas 7 spesies, kelas Bivalvia berjumlah 8 spesies, serta kelas Echinodermata berjumlah 31 spesies.

Pada areal daratan jenis fauna yang kerap dijumpai adalah rusa (Cervidae timorensis subspec), landak (Hystrix javanica), trenggiling (Manis javanica), bangau tong tong (Leptoptilos javanicus), bangau abu-abu (Belearica regulorum), wedi-wedi, dan kelelawar (Chiroptera sp.).

Ada juga ular edor, kera ekor panjang (Macaca fascicularis karimondjawae), burung betet (Psittacula alexandri), pergam hijau (Ducula aenea), trocokan atau merbah cerukcuk (Pynonotus goiavier), serta berbagai spesies kupu-kupu yang beragam.

ular edor picluck.com

Selain itu, di taman nasional ini juga biasa ditemukan dua spesies penyu, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricate) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Kedua spesies ini biasa bertelur di kawasan perairan taman nasional yang memang merupakan habitatnya, sehingga pihak pengelola menyediakan lokasi penetasan semi alami agar dapat melindungi kelestarian penyu.

Tidak hanya dua spesies penyu saja, di kawasan kepulauan ini juga ada elang laut dada putih (Haliaetus leucogaster) dari kelompok aves yang masuk ke dalam golongan satwa langka.

Kegiatan dan Destinasi Wisata

Sebagai kawasan kepulauan, Taman Nasional Karimunjawa juga mempunyai obyek wisata yang kebanyakan berkaitan dengan air. Hal ini juga didukung oleh pesona bawah laut taman nasional yang memikat. Dengan begitu, ada banyak sekali kegiatan wisata air yang bisa dilakukan oleh pengunjung di kawasan ini.

resort karimunjawa arounddtellus.com

1. Bangkai Kapal Panama INDONO

Salah satu hal yang menarik untuk dikunjungi di Taman Nasional Karimunjawa adalah keberadaan bangkai kapal Panama INDONO. Kapal ini diketahui tenggelam di perairan Kepulauan Karimunjawa pada tahun 1955 silam, tepatnya pada area peraian di sekitar Pulau Kemajuan.

Untuk dapat mengamati secara langsung bangkai kapal ini, pengunjung taman nasional harus menyelam terlebih dulu. Ketika mendekati bangkai kapal, suasana misterius akan terasa kental berpadu dengan kesunyian bawah laut. Apalagi bangkai kapal ini terdiri atas pilar yang sudah berkarat dengan berbagai terumbu karang yang tumbuh di sekitar bangkai kapal.

2. Pulau Menjangan Besar dan Pulau Cemara Kecil

Pengunjung yang enggan untuk melakukan kegiatan bawah laut juga dapat bersantai menikmati panorama alam di pinggir pantai. Di taman nasional ini ada banyak pulau yang bisa dijadikan sebagai tujuan wisata. Dua diantaranya adalah Pulau Menjangan Besar dan Pulau Cemara Kecil.

Kedua pulau tersebut diketahui mempunyai pantai yang sangat indah dan memukau. Bahkan, katanya tidak kalah indah dari Pantai Kuta di Bali. Pasir pantai yang berwarna putih semakin menambah ke-eksotisan. Di sini pengunjung dapat berjemur atau menunggu senja tiba untuk menikmati panorama sunset.

3. Wisata Bawah Laut dengan Glass Bottom Boat

Bagi pengunjung yang ingin menikmati pesona bawah laut Taman Nasional Karimunjawa tetapi tidak ingin menyelam, maka dapat mencoba menaiki glass bottom boat yang dapat digunakan untuk menikmati indahnya kehidupan di bawah laut.

carnival.com

4. Bermain Banana Boat dan Jetski

Kegiatan yang dilakukan di taman nasional ini juga sangat variatif. Mulai dari sekadar bersantai, olahraga ringan, olahraga berat, bahkan sampai kegiatan yang memicu adrenalin. Di antara kegiatan berat yang sangat menantang adalah bermain banana boat serta jetski. Pastinya dua aktvitas ini terasa begitu menyenangkan dan menantang.

baca juga:  Tari Piring - Sejarah, Fungsi, Gerakan, Busana & Keunikan

5. Wisata Pulau

Sebagaimana telah disebutkan, Taman Nasional Karimunjawa yang merupakan kawasan kepulauan terdiri dari beberapa gugusan pulau. Diketahui ada sejumlah 22 pulau di taman nasional ini yang dapat dikunjungi.

Oleh sebab itu, pengunjung juga dapat melakukan wisata pulau yang pasti tidak kalah serunya dari kegiatan lain. Disini, pengunjung dapat mampir sebentar dan menikmati secara langsung pulau-pulau tersebut.

6. Bermain dengan Ikan Hiu

Apabila pengunjung ingin bermain dengan ikan, salah satu ikan yang dapat diajak untuk berinteraksi adalah ikan hiu. Meski kesannya sedikit mengerikan, tetapi hiu-hiu yang ada di perairan Taman Nasional Karimunjawa sudah dijinakkan dan dilatih khusus. Jadi pengunjung tidak perlu khawatir akan digigit.

berenang dengan hiu tantular.com

7. Pengamatan Satwa Darat

Jumlah satwa darat yang hidup di Taman Nasional Karimunjawa memang terbilang sedikit dan tidak sebanding dengan satwa yang hidup di wilayah perairannya. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan pengunjung ingin mengamati aneka satwa darat tersebut. Hal ini juga menjadi kegiatan menyenangkan bagi pengunjung yang tidak mau wisata air.

8. Berkunjung ke Rumah Khas Suku Bugis

Meskipun berada di kawasan perairan Jawa, Taman Nasional Karimunjawa juga didiami oleh masyarakat Suku Bugis. Hal tersebut dapat dilihat dari keberadaan rumah khas Suku Bugis yang didirikan di taman nasional ini. Mengunjungi rumah khas ini juga bisa menjadi ajang untuk menambah pengetahuan tentang budaya bangsa.

9. Ziarah ke Makam Sunan Nyamplungan dan Wisata Religi

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu pulau di wilayah taman nasional ini merupakan tempat pembuangan Sunan Nyamplungan. Putra dari Sunan Muria ini juga diketahui meninggal dan dimakamkan di pulau tersebut. Kini masyarakat menjadikan makam tersebut sebagai tempat keramat yang dikunjungi untuk persoalan religi.

makam sunan nyamplungan mustafit.blogspot.com

Selain makam Sunan Nyamplungan, di kawasan ini juga ada makam Sayid Kambang dan Makam Sayid Abdullah, ada pula sumur wali. Ketiga tempat ini juga dikeramatkan oleh warga sekitar. Jadi pengunjung yang ingin melakukan wisata religi sebaiknya mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Masyarakat Sekitar

TN Karimunjawa adalah kawasan berbentuk kepulauan yang dihuni oleh sebagian besar masyarakat berprofesi nelayan. Masyarakat Karimunjawa terdiri dari suku Bugis yang dikenal sebagai suku yang piawai dalam menjelajah lautan mulai Semenanjung Malaka hingga Madagaskar.

Warisan budaya Bugis masih bisa dilihat di salah satu desam yaitu Desa Telaga. Rumah warga di desa ini berbentuk panggung dengan arsitektur khas yang anggun dan gagah. Untuk menuju Desa Telaga memerlukan waktu tempuh sekitar 45 menit dari pelabuhan Karimunjawa menaiki kendaraan bermotor.

Selain mata pencaharian yang masih berkaitan dengan laut, makanan khas disini juga tidak bisa dilepaskan dari menu perairan, yaitu menu-menu ikan. Hidangan kuliner yang populer disini antara lain bakso ikan ekor kuning, lontong krubyuk, pindak serani, tongseng cumi dan somay tongkol.

Menuju TN Karimunjawa & Fasilitas

Sebagai taman nasional yang menjadi tujuan wisatawan, di Karimunjawa telah tersedia berbagai fasilitas pendukung. Selain itu, biaya liburan ke TN Karimunjawa juga tergolong terjangkau, sekitar Rp 5.000 pada hari biasa dan Rp 7.000 pada akhir pekan.

Untuk menuju taman nasional ini biasanya melalui jalur laut. Kita bisa naik kapal Kartini I yang berangkat pada hari sabut jam 9 pagi dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Perjalanan laut ini ditempuh sektiar 3 jam. Kapal akan kembali ke Semarang apda hari Minggu siang dengan rute yang sama.

Selain itu perjalanan juga bisa diawali dari Pelabuhan Pantai Kartini di Jepara. Kita bisa menaiki Kapal Muria menuju Kepulauan Karimunjawa dengan jadwal 2 hari sekali keberangkatan. Biasanya kapal akan berangkat pada hari Selasa, Kamis, dan Sabut apda pukul 9 pagi.

Pilihan berlibur ke Karimunjawa juga dapat ditempuh melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat jenis CASSA 212. Perjalanan tersebut akan menuju Bandara Dewa Daru di Pulau Kemuja. Paket wisata ini biasanya akan disediakan oleh pengelolan resort di Karimunjawa dan hanya membutuhkan waktu 30 menit penerbangan. Jauh lebih singkat bila dibandung jalur laut bukan?

Sesampainya di kawasan Karimunjawa, kita bisa mencoba berbagai wahana yang tersedia bagi pengunjung. Misalnya melakukan snorkeling untuk melihat pemandangan bawah laut dengan biaya Rp 15.000, tentunya lebih murah dibanding tarif di lokasi wisata lain.

Umumnya wisatawan yang datang ke Karimunjawa akan menginap, disini telah tersedia beberapa penginapan pilihan dengan harga terjangkau. Tersedia pula berbagai hidangan khas yang sangat lezat, seperti ikan bakar segar yang menjadi favorit di alun-alun Karimunjawa. Kita juga bisa mencari oleh-oleh berupa cindermata untuk dibawa pulang ke kota asal.

Di kawasan wisata Karimunjawa kita akan sulit menemukan produk berbahan plastik. Sebab dalam menyajikan hidangan, beberapa kedai telah menggunakan bahan non plastik meski masih ada beberapa yang menggunakannya. Oleh karena itu, lebih disarankan untuk menggunakan tempat makan atau botol minum ramah minuman agar ekosistem Taman Nasional Karimunjawa tidak tercemar.

Satu hal yang juga perlu diingat jika listrik di Karimunjawa hanya menyala dari pukul 18.00 sampai 06.00 pagi. Jadi pastikan semua gadget dan kamera telah penuh baterainya ya!

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.