Taman Nasional Teluk Cendrawasih – Indahnya Papua

4.4/5 - (12 votes)

Taman Nasional Teluk Cendrawasih juga dikenal dengan singkatan TNTC. Kawasan alam ini merupakan salah satu taman nasional yang berada di Papua. Luasnya yang mencapai 1.453.500 hektar menjadikan kawasan ini sebagai salah satu taman nasional terluas di Indonesia dibawah TN Lorentz.

Pulau Papua merupakan wilayah pertemuan dua lempeng benua yang membuat kawasan ini memiliki keragaman alam yang begitu mempesona. Mulai dari ragam potensi flora, fauna, sampai panorama alam yang hingga saat ini masih tersimpan dan belum teridentifikasi.

Dengan pesona yang dimiliki tersebut, TN Teluk Cenderawasih juga memiliki berbagai spot yang menjadi destinasi wisata. Meskipun begitu berbagai ancaman juga kerap menghantui keberlangsungan kawasan konservasi ini.

Sejarah Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Kawasan ini resmi berstatus sebagai taman nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 8009/Kpts-II/2002 tanggal 29 Agustus 2002 dengan luas 1.453.00 ha. Luas tersebut terdiri dari 1.305.500 ha lautan dan 68.000 ha daratan dengan 12.400 ha pesisir pantai, 80.000 ha terumbu karang, dan 55.800 ha daratan berupa pulau-pulau.

Namun sebelum itu, kawasan ini sempat menyandang status sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 58/Kpts-II/1990 tanggal 3 Februari 1990. Barulah tiga tahun kemudian melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 472/Kpts-II/1993 tanggal 2 September 1993 ditetapkan sebagai Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih / Teluk Cenderawasih National Park.

Kondisi Alam Taman Nasional Teluk Cendrawasih

1. Letak dan Topografi

Taman Nasional Teluk Cendrawasih secara geografis terletak pada 134°06’ – 135°10’ Bujur Timur dan 01°43’ – 03°22’ Lintang Selatan. Sedangkan secara administratif terletak di kawasan Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, serta Kabupaten Nabire, Provinsi Papua.

Area taman nasional ini berbatasan dengan Desa Manci, Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari dan perairan laut Kabupaten Yapen Waropen. Pada bagian selatan berbatasan dengan daratan pulau induk Papua.

TN Teluk Cendrawasih pada sisi timur berbatasan dengan kampung Sima, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire dan Kabupaten Yapen Waropen. Adapun di bagian barat berbatasan langsung dengan pulau induk Papua. Kondisi topografi TNTC umumnya berbukit, bergunung-gunung, dan di beberapa bagian landai, curam, dan terjal.

2. Iklim dan Hidrologi

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kondisi iklim di TNTC masuk ke dalam golongan tipe-A dengan nilai Q yang sama dengan 12,47%. Curah hujan rata-rata 1.500 mm per tahun. Temperatur udaranya berada pada kisaran 25° Celcius sampai 30° Celcius. Sementara itu kelembaban udaranya berkisar antara 75% – 90%.

Terdapat banyak sungai di area taman nasional ini. Salah satunya adalah Sungai Wosimi yang berada di Teluk Wandamen. Sungai yang bermuara di taman nasional ini terdiri dari sungai besar maupun kecil, dengan total perkiraan sekitar 82 anak sungai.

3. Kondisi Tanah

Jenis tanah di kawasan ini terdiri dari jenis latosol dan tanah liat di area datar sampai bergelombang, aluvial di area pantai dan rawa-rawa, dan tanah bergaram (salinitas tinggi) yang juga berada di sekitar rawa-rawa hutan bakau.

baca juga:  Pesona Wisata Gua Pancur - Jimbaran, Pati, Jawa Tengah

4. Ekosistem dan Zonasi

Sebagai kawasan yang meliputi hutan serta lautan, Taman Nasional Teluk Cendrawasih mempunyai beragam jenis ekosistem, yaitu ekosistem padang lamun, ekosistem hutan mangrove, ekosistem terumbu karang, ekosistem hutan pantai, dan ekosistem hutan tropis.

Pengelolaan taman nasional ini dilakukan oleh Balai Besar Taman Nasional Cenderawasih dengan menerapkan sistem zonasi. Pembagian tersebut antara lain zona inti, zona pelindung, zona pemanfaatan terbatas, dan juga zona penyangga.

  • Zona inti ditujukan untuk area perlindungan ketat dan menjadi habitat pelestarian spesies langka yang terancam keberlangsungannya.
  • Zona pelindung berfungsi untuk melindungi zona inti dengan mengelilingi zona tersebut agar terhindar dari kegiatan-kegiatan pada zona setelahnya.
  • Zona pemanfaatan terbatas adalah daerah untuk memanfaatkan sumber daya alam bagi penduduk setempat. Meskipun begitu, tetap diberlakukan aturan di bawah pengawasan dan pembatasan tertentu.
  • Zona penyangga adalah zona di luar ketiga zona tersebut yang bertujuan untuk mengamankan dan tempat melakukan kegiatan lainnya.

Pengelolaan TNTC diberikan kepada Balai Taman Nasional Teluk Cenderawasih berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 185/Kpts-II/1997 dengan struktur organisasi dan tata kerja mengacur pada Keputusan Menteri Kehutanan No. 6186/Kpts-II/2002 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional.

Flora dan Fauna Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Wilayah TN Teluk Cenderawasih berada di atas pertemuan antara dua lempeng, yaitu lempengan Samudera Pasifik dan lempengan benua Australia, sehingga memiliki kekayaan potensi alam yang sangat beragam. Berbagai jenis flora dan fauna dengan berbagai karakteristik hidup dan tumbuh di sepanjang area ini.

1. Flora

Berbagai jenis pepohonan yang banyak dijumpai di taman nasional ini antara lain butun (Barringtonia asiatica), ketapang (Terminalia catappa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), dan cemara laut (Casuarina equisetifolia).

Jenis flora lain berasal dari kelompok Angiosperma seperti semak (Hibiscus tiliaceus), kelompok Pipareceae, tanaman merambat seperti Ipoea percaprae, beberapa spesies anggrek (Dendrobium sp.), dan juga jenis pandan (Pandanus sp.).

mangrove Pixabay

Flora yang mendominasi hutan mangrove yaitu spesies Daccenia spp., nyiri (Xylocarpus granatum), bakau (Rhizophora apiculata), dungun kecil (Heritiera littoralis), putut (Bruguiera gymnorhyza), perepat (Sonneratia alba), soga tingi (Ceriops tagal), sagu (Metroxylon sago), dan nipah (Nypa fruticans).

Ada juga tumbuhan kelapa (Cocos nucifera), jenis alga seperti alga merah, rumput laut, lamun dugong (Thalasia hempricii), Cymodoceae rotundatta, Cymodoceae serulatta, Enhalus acoroides, Halodule uninervis, Halophyla ovalis, dan Halophyla minor

2. Fauna

Jenis mamalia yang menghuni kawasan taman nasional ini sangat beragam dan terbagi menjadi dua, yaitu mamalia laut dan mamalia daratan. Mamalia laut antara lain lumba-lumba (Delphinidae), paus biru (Balaenoptera musculus), dan duyung (Dugong dugong).

baca juga:  Upacara Adat 34 Provinsi di Indonesia - Pengertian, Unsur & Contoh
lumba-lumba Pixabay

Sedangkan untuk mamalia darat yang bisa ditemukan di area hutan yaitu kanguru tanah (Thilogale spp.), kuskus (Phalanger sp.), kalong (Pterocarpus vampyrus), babi hutan (Sus scrofa), dan rusa timor (Cervus timorensis).

Taman nasional ini juga sangat kaya akan jenis burung atau aves. Beberapa diantaranya adalah burung gosong (Megapodius freicinet), burung undan australia (Pelicanus conspicillatus), junai mas (Chaloenas nicobarica), bangau kuntul (Egretta spp.), camar laut (Sterna sp.), dan dara laut (Ducula sp.).

Selain itu, ada juga jenis burung yang termasuk ke dalam kategori dilindungi seperti Haliastus indus, Egreta eulophotes, Gracula religiosa, Buceros rhinoceros, Goura cristata, Megapodius reinwardt, Lorius lory, Fregata minor, Nyticorax caledonius, Alcedo euryzona, dan Cacatua galerita.

Reptil yang hidup di kawasan ini juga sangat beragam, seperti kadal, ular, jenis buaya seperti buaya muara (Crocodylus porosus) dan buaya air tawar (Crocodylus novaeguineae), serta biawak seperti biawak ambon (Varanus amboinensis), biawak abu-abu (Varanus nebolosus), dan biawak coklat (Varanus timorensis).

Tidak hanya itu saja, Taman Nasional Teluk Cendrawasih juga terkenal dengan kekayaan spesies penyu, bahkan beberapa lokasi di taman nasional ini menjadi tempat penyu bertelur. Beberapa spesies penyu antara lain penyu hijau (Chelonia mydas), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu lekang (Lephidochelys olivacea).

Kelompok moluska yang dapat dijumpai antara lain kerang raksasa (Tridacna gigas), kerang kerang (Tridacna crocea), kerang selatan (Tridacna dersa), kerang sisik (Tridacna squamosa), kerang tapak kuda (Hippopus hipopus), dan kerang besar (Tridacna maxima).

Spesies dari kelompok Gastropoda diantaranya adalah keong cowries (Cypraea spp.), keong strombidae (Lambis lambis), keong kerucut (Conus spp.), triton terompet (Charonia tritonis), kepala kambing (Cassis cornuta), dan juga lola.

Taman Nasional Teluk Cendrawasih juga terkenal dengan potensi ikannya yang begitu berlimpah. Diketahui ada lebih dari 1.000 spesies ikan di kawasan ini, mulai dari jenis ikan perairan mangrove, ikan karang, ikan muara, ikan dan pelagis.

Beberapa jenis ikan karang antara lain kelompok Pomacantridae (Angelfish, Anemonefish, dan Damselfish), Labridae (Wrasses), Balistidae(Tigerfihses), Scaridae (Parrotfish), Chaetodantidae (Butterflyfishes), Siganidae(Rabbitfishes),  dan Acanthuridae (Surgean fishses).

Jenis ikan lainnya antara lain ikan pari rajawali fosal (Aetobatus nannari), ikan pari manta (Manta  birostris), ikan kakatua besar (Bolbomethopon muricatum), tenggiri (Scomberomorus commersonnianus), kuwe  (Carangidae), kakap (Lutjanidae), cakalang (Katsuwonus pelamis), kerapu atau geropa (Serranidae), dan tongkol (Euthynnus affinis).

Spesies hiu juga ditemukan di kawasan ini seperti reef white-ship (Trianodon obesus), hiu paus (Rhincodon typus), dan hiu beach ship (Charcarinus  melanopterus).

hiu paus Pixabay

Hal yang paling menarik dari taman nasional ini adalah keanekaragaman terumbu karangnya yang tercatat sekitar 460 jenis. Beberapa diantaranya adalah karang lunak, blue coral, gargonians (Anthipathe ssp.), Favites, Acropora, Pascyseris spp., Montipora spp., Poccilopora, Porites, dan Hicedium clepantatus.

Kegiatan dan Destinasi Wisata

Seperti yang telah disebutkan, ada banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan di kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Kegiatan tersebut juga didukung dengan keberadaan berbagai lokasi wisata sebagai berikut.

baca juga:  Pulau Sangalaki - Berjumpa Ikan Pari Manta dan Penyu Hijau
taman nasional teluk cendrawasih wartawisata.id

1. Pulau Rumberpon

Pulau dengan pasir pantai panjang dengan garis pantai mencapai 6 km ini menjadi destinasi paling menjanjikan di TNTC. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di sini seperti wisata bahari, snorkeling, menyelam, pengamatan satwa, bahkan kalau mau juga bisa mengunjungi hutan bakau.

2. Pulau Nusrowi

Pulau Nusrowi menjadi tujuan wisata yang direkomendasikan untuk pengunjung pemula yang ingin mencoba snorkeling. Mata akan dimanjakan dengan keindahan eksotis dari pulau ini.

3. Pulau Mioswaar

Ada banyak kegiatan dan spot menarik di Pulau Mioswaar. Salah satunya adalah goa alam yang merupakan peninggalan dari zaman purba. Di dalam gua ini terdapat kerangka dari leluhur etnik Wandau yang diyakini sebagai kelompok manusia pertama yang menghuni pulau ini. Selain itu, ada juga pemandian air panas yang mengandung belerang tanpa garam serta air terjun.

4. Pulau Yoop

Pengunjung yang ingin menyelam dan bertemu dengan lumba-lumba serta ikan paus secara langsung dapat mengunjungi Pulau Yoop. Selain menyelam, pengunjung juga dapat mengamati peninggalan kolonial dari abad ke-18 di sini.

5. Pulau Roon

Daya tarik dari Pulau Roon tidak hanya terletak pada pesona alam yang dimilikinya, tetapi juga karena keberadaan gereja tua. Kabarnya gereja tersebut masih menyimpan kitab injil yang diterbitkan pada tahun 1898. Kegiatan lain yang juga bisa dilakukan adalah penyelaman, snorkeling, serta mengamati berbagai jenis satwa.

penyu terumbu karang Pixabay

Akses Menuju TNTC

Bagi yang ingin berkunjung ke TN Teluk Cenderawasih, kita dapat menempuh 3 jalur berbeda dengan penjelasan sebagai berikut:

  • Jalur Udara, cara ini umumnya ditempuh oleh pengunjung yang berasal dari luar Papua. Kita harus mengawali penerbangan dari kota asal menuju ke Biak. Setelah itu, kita dapat melanjutkan perjalanan dengan maskapai penerbangan menuju Nabire atau Manokwari.
  • Jalur Laut, selain transportasi udara terdapat cara lain yaitu melalui perairan. Kita dapat menaiki kapal dari kota asal menuju Nabire atau Manokwar, kemudian diteruskan dengan menaiki Long Boat selama 6 jam menuju Pulau Rumberpon yang termasuk Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Selain itu, kita juga dapat menaiki kapal perintis PELNI menuju TNTC, akan tetapi jadwal kapal ini hanya sekali dalam satu bulan.
  • Jalur Darat merupakan pilihan bagi masyarakat Papua atau wisatawan yang sebelumnya singgah di tempat lainnya di Papua. Jalur ini hanya tersedia dari Manokwari kemudian dilanjutkan perjalanan selama 3 jam menuju Ransinki. Sesampainya di tempat ini, kita harus menaiki boat selama 2,5 untuk masuk ke kawasan TNTC.

Ancaman Terhadap TN Teluk Cendrawasih

Kondisi TNTC saat ini tengah menghadapi bermacam ancaman kerusakan, baik ancaman alami ataupun ancaman dari kegiatan manusia. Berikut adalah beberapa ancaman yang dihadapi Taman Nasional Teluk Cendrawasih.

  • Pengeboman dan penggunaan racun yang dapat merusak kondisi terumbu karang
  • Perubahan suhu dan iklim yang mengganggu keberlangsungan terumbu karang
  • Minimnya pengawasan dan kurangnya patroli yang dilakukan oleh penegak hukum di kawasan inti taman nasional
  • Pembuangan sampah di laut dan sekitarnya oleh pihak tidak bertanggungjawab, terutama sampah berbahan plastik
  • Tumpahan minyak yang mengakibatkan polusi dari kapal-kapal nelayan

Sudah seharusnya penjagaan kawasan-kawasan konservasi di Indonesia terus ditingkatkan. Kesadaran dari para pemangku kepentingan sangat diharapkan agar alam tetap lestari.

Industrial Engineer, Civil Servant, Entrepreuner & Writer.