Ikan nila adalah salah satu pilihan konsumsi ikan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat. Tingginya permintaan ikan nila sebagai menu hidangan menjadikan ternak ikan nila sebagai potensi bisnis yang cukup menjanjikan.
Bahkan prospek nila ketimbang jenis ikan air tawar lain seperti budidaya lele atau ternak gurami pun tak mau kalah. Selain cara budidaya yang mudah dengan modal terjangkau, budidaya ikan nila juga cocok dilakukan oleh para pelaku usaha yang memang ingin menggeluti bidang perikanan.
Saat ini, ternak ikan nila dapat dikatakan sedang ramai diperbincangkan. Banyak pembudidaya yang beralih untuk melakukan usaha ini karena masih terbukanya peluang untuk menarik minat konsumen.
Daftar Isi
Keuntungan Ternak Ikan Nila
Ikan nila memiliki nama latin Oreochromis niloticus dan terkenal sangat mudah dibudidayakan. Nila cenderung kuat terhadap gangguan penyakit yang biasa dialami oleh jenis ikan air tawar lainnya.
Sehingga dari kemampuannya tersebut akan membuat perawatan ikan mudah dan biaya yang dikeluarkan relatif murah. Meski begitu, hasil yang didapatkan sangat menguntungkan.
Dari sepasang indukan nila akan menghasilkan jumlah telur sekitar 250 hingga 1000 telur. Inilah salah satu faktor yang menjadikan ternak nila sebagai komoditas ikan air tawar yang menguntungkan.
Tingkat konsumsi ikan nila juga cukup tinggi, rasa dagingnya sangat lezat, namun tetap dengan harga yang sangat terjangkau. Karakteristik tersebut membuatnya digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Tak heran, jika kemudian banyak peluang bisnis yang muncul terkait dengan budidaya ikan nila sebagai lahan mencari pendapatan mengingat meningkatnya permintaan dari hari ke hari.
Cara Ternak Ikan Nila
Meski terkesan mudah, namun segala sesuatunya perlu diperhitungkan dengan cermat. Ada beberapa hal teknis yang perlu dipelajari dalam menjalankan ternak ikan nila, meliputi ketersediaan kolam, pemilihan benih, penyediaan pakan, dan lain sebagainya.
1. Persiapan Kolam Ikan Nila
Ikan nila termasuk jenis ikan yang mampu bertahan hidup di segala jenis kolam. Baik itu kolam semen, kolam terpal, kolam tanah, tambak air payau, ataupun jaring terapung. Pembuatan kolam untuk budidaya nila sebenarnya tidak sulit karena hanya dibutuhkan luas kolam sekitar 1 m2 dengan alas terpal.
Tak sedikit peternak ikan nila yang memilih kolam terpal karena lebih mudah dibuat, mampu menampung banyak ikan, mudah dibersihkan, dan murah. Di samping itu, kolam terpal bisa membuat ikan yang dirawat memiliki kualitas lebih baik dengan tingkat kematian lebih rendah.
Namun dakta di lapangan menyebutkan jika kolam tanah lebih direkomendasikan. Sebab kolam tanah memungkinkan biota air untuk tumbuh di dalam kolam dan menjadi pakan alami bagi ikan.
Setelah menentukan jenis kolam terbaik, maka tahapan berikutnya adalah mengeringkan tanah dengan cara menjemurnya di bawah terik sinar matahari secara langsung selama 3-7 hari.
Setelah tanah tersebut benar-benar kering, cangkul dan bajak tanah dengan kedalaman sekitar 10 cm hingga 15 cm. Buang semua kotoran yang kita temukan saat membajak tanah supaya tidak mengganggu perkembangan ikan di kemudian hari.
Selanjutnya, lakukan penggenangan kolam dengan air secara bertahap kira-kira setinggi 10 cm sampai 20 cm dan diamkan selama 3 hingga 5 hari. Tunggulah organisme air seperti ganggang tumbuh dengan baik, setelah itu isi kolam dengan air hingga ketinggian sekitar 75 cm.
2. Pemilihan Benih
Setelah kolam tersebut siap, lakukan pemilihan benih ikan nila yang berkualitas baik. Ada beberapa tips untuk memilih ikan nila, salah satu yang paling banyak dilakukan oleh para peternak adalah memilih bibit ikan nila berjenis kelamin jantan. Ikan nila jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat ketimbang ikan nila betina.
Bukan hanya itu, pastikan untuk membeli benih ikan nila yang berasal dari tempat terpercaya. Jika perlu, pastikan penjual bibit nila tersebut mempunyai sertifikasi jelas dan resmi sehingga mengurangi risiko kerugian.
3. Penebaran Benih Ikan Nila
Sebelum melakukan penebaran benih ikan, sebaiknya biarkan ikan melakukan adaptasi terlebih dulu. Caranya, masukkan kantong berisi benih ikan nila ke permukaan air selama kurang lebih 30 menit. Tujuannya untuk menyesuaikan suhu di dalam kantong dengan lingkungan di dalam kolam tersebut. Setelah lebih dari 30 menit, buka kantong dan biarkan seluruh benih ikan keluar dengan sendirinya.
Perlu diingat, ketika melakukan penebaran benih harus benar-benar perhatikan jumlah ikan yang ada. Umumnya, setiap ukuran 1 m2 diisi sekitar 15 sampai 30 ekor ikan nila dengan asumsi tiap-tiap ikan tersebut memiliki berat antara 10 gr sampai 20 gr.
Periksa juga endapan yang muncul pada kolam. Sebab, endapan ini yang akan memicu munculnya mikroorganisme dan jadi penanda bahwa benih-benih ikan siap ditebar. Mikroorganisme ini bakal jadi asupan yang baik untuk benih-benih ikan tersebut sehingga meningkatkan kualitasnya ketika dewasa dan siap panen.
Dua hari pasca penebaran benih ikan nila, jangan terburu-buru untuk memberi pakan. Biarkan ikan-ikan tersebut memakan mikroorganisme yang terkumpul dari endapan. Pakan baru akan diberikan setelah dua hari benih ditebar. Agar kualitas ikan yang lebih baik, campurkan azolla dan vitamin pada pakan ikan-ikan tersebut.
4. Pemeliharaan Ternak Ikan Nila
Setelah seluruh benih ditebar, maka pemeliharaan intensif jadi poin penting berikutnya supaya perkembangan ikan berjalan optimal. Ada beberapa komponen penting yang perlu diketahui dalam pemeliharaan ikan nila ini yaitu, pengelolaan air, pemberian pakan, dan pengendalian hama serta penyakit.
Pengelolaan air kolam adalah salah satu komponen pemeliharaan ternak ikan nila yang paling penting. Kualitas air kolam wajib dijaga secara rutin supaya tidak mengganggu proses pertumbuhan ikan. Pastikan, kolam tersebut memiliki pH yang stabil agar kebutuhan oksigen mereka terpenuhi dengan baik.
Perhatikan juga bau dari air kolam tersebut, jika tercium aroma menyengat maka kemungkinan kolam telah tercemar NH3 dan H2S. Artinya, air kolam harus segera diganti agar tidak meracuni ikan-ikan di dalamnya. Cara paling mudah untuk mengganti air kolam ikan ini dengan mengeluarkan 1/3 air, setelah itu memasukkan air baru sesuai volume yang disarankan.
Perlu diketahui, pemberian pakan ikan nila merupakan poin paling mahal dan paling menentukan tingkat kesuksesan ternak ikan nila. Sebenarnya, ikan nila hanya membutuhkan sekitar 3 persen pakan dari berat tubuhnya setiap hari. Jadi, pemberian pakan hanya disesuaikan dari patokan tersebut.
5. Panen Ikan Nila
Pemanenan adalah waktu yang paling ditunggu oleh para pelaku ternak ikan nila. Biasanya, ikan nila sudah siap dipanen saat mencapai berat antara 300 gr sampai 500 gr atau sudah mencapai waktu pemeliharaan 4 sampai 6 bulan.
Saat masa panen tiba, pastikan apakah ikan yang akan dipanen sebagian atau seluruhnya. Jika hanya memanen ikan nila sebagian, maka saat hendak menyatukan kembali ikan-ikan tersebut, pastikan untuk memberikan malachite green sebagai anti-mikroba ikan.
Namun jika ingin langsung memanen sekaligus, gunakan jaring besar untuk mengambil ikan. Metode lainnya adalah pengeringan kolam sebagian ataupun secara total. Namun, kolam tetap harus dialiri air segar sehingga ikan nila yang tersisa tidak stres.
Setelah ikan-ikan tersebut berkumpul di dalam kubangan, maka langsung saring secara manual. Tahapan ternak ikan nila bisa dimulai lagi dari awal setelah semua ikan diambil, yaitu mengeringkan kolam dan seterusnya.