Ternak kroto semakin populer karena harga jualnya yang terbilang tinggi. Akan tetapi keuntungan tersebut tidak mutlak karena harganya cenderung fluktuatif. Kroto merupakan campuran telur dan larva yang dihasilkan oleh semut rangrang yang biasanya digunakan sebagai pakan burung.
Jauh sebelum permintaan kroto meningkat drastis, sebagian orang mendapatkan kroto dari hasil perburuan di alam bebas. Hal tersebut berdampak pada keberadaan kroto liar yang kian langka. Tak heran jika kemudian ternak kroto dianggap sebagai jalan keluar tepat untuk mendapatkan kroto dalam jumlah banyak dan berkelanjutan.
Namun, tidak semua jenis semut rangrang bisa dibudidayakan dan menghasilkan kroto yang berkualitas untuk digunakan sebagai pakan burung maupun ikan. Salah satu jenis semut rangrang yang berhasil dibudidayakan secara luas adalah spesies Oecophylla smaragdina. Semut jenis ini habitatnya tersebar dari Asia hingga Australia bagian utara.
Daftar Isi
Panduan & Cara Ternak Kroto
Meski umumnya ditemukan bersarang di pohon liar, semut rangrang juga bisa diternakkan dengan sistem tertentu. Kita bisa membuat sarang atau kandang semut dari bambu, toples, paralon, dan lain sebagainya.
Adapun langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memulai ternak kroto adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Bibit Semut
Biasanya bibit koloni semut rangrang didapat melalui perburuan di alam bebas atau kita juga bisa membelinya dari peternak lain. Umumnya, bibit semut rangrang dijual dalam kemasan toples ataupun botol plastik bening yang dibanderol dengan harga relatif mahal. Untuk mendapatkan bibit dalam satu botol plastik berukuran 1 liter, kita harus mengeluarkan modal antara Rp 150.000 hingga Rp 200.000,-
2. Pembuatan Sarang Semut
Meskipun dapat dibuat dari berbagai material, tapi sebagian besar peternak lebih memilih menggunakan paralon sebagai media ternak kroto. Pilihan ini disebabkan paralon dianggap lebih praktis dan fleksibel dengan perawatan yang mudah.
Di samping itu, paralon mempunyai beberapa kelebihan dibanding media lainnya. Salah satunya adalah kemudahan dalam proses pembuatan karena kita hanya perlu memotongnya sesuai ukuran yang dikendaki. Selanjutnya, kita dapa menyusun paralon tersebut pada rak sebelum digunakan.
Paralon mempunyai umur pakai awet dan tahan lama. Umumnya, media sarang ini mampu bertahan hingga 10 tahun lamanya. Jika dilihat dari sisi bentuknya, paralon memiliki kedua sisi terbuka yang tidak bisa ditembus oleh cahaya. Tentu saja, ini menjadi lingkungan yang baik untuk semut rangrang karena hewan ini hanya membutuhkan intensitas cahaya sekitar 0,01 sampai 0,06 lumen/m2.
Banyak orang memilih paralon karena lebih memudahkan proses pemanenan dan meminimalkan kematian koloni pasca panen. Bentuk silindernya juga memudahkan proses penyusunan, tidak gampang berpindah tempat, dan mudah dibersihkan.
Nah, berikut ini akan dijelaskan secara lengkap tahapan pembuatan kandang untuk ternak kroto:
- Buat sebuah rak bersusun dua tingkat. Kita bisa membuat rak ini dari bahan kayu, besi, ataupun bambu. Ukurannya disesuaikan dengan ukuran tempat yang akan digunakan.
- Kemudian letakkan setiap kaki rak tepat di atas wadah plastik seperti piring, mangkuk atau potongan kaleng. Isi air secukupnya pada wadah tersebut. Kita juga bisa mengisinya dengan cairan oli bekas agar tidak cepat menguap dan kering.
Penggenangan ini bertujuan agar koloni semut rangrang tidak kabur. Selain itu, pastikan setiap bagian rak tidak bersentuhan dengan dinding atau benda lainnya.
- Gunakan paralon dengan ukuran diameter sekitar 12 cm, lalu potong masing-masing paralon dengan panjang sekitar 50 cm atau sesuaikan dengan lebak rak yang kita miliki.
- Susun paralon tersebut di atas rak, beri daun-daunan di dalam paralon agar koloni semut rangrang membuat sarangnya. Kemudian, tebarkan seluruh bibit koloni yang telah kita siapkan pada kandang tersebut.
Perlu diingat, kandang paralon koloni semut rangrang harus diletakkan pada tempat yang tenang dan jauh dari gangguan apapun. Sebab ratu semut membutuhkan ketenangan agar dapat bertelur secara maksimal. Jadi sebaiknya, kita menyediakan sebuah ruangan tertutup jika ingin memulai ternak kroto dengan hasil panen melimpah.
3. Menebarkan Bibit
Setelah kita menyiapkan rak beserta pipa paralon untuk sarang semut rangrang, maka langkah berikutnya adalah meletakkan koloni semut rangrang tersebut. Paralon adalah media ternak kroto yang sangat praktis. Tak seperti halnya toples atau media lain yang harus dipersiapkan lebih kompleks, paralon cukup disusun di atas rak dan bisa langsung kita gunakan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bibit koloni semut biasanya dijual dalam toples atau botol plastik bening. Untuk memindahkannya ke dalam media paralon caranya cukup mudah. Kita hanya perlu memotong botol plastik atau membuka toples dan meletakkannya di atas tumpukan paralon.
Jangan lupa sediakan pakan dan air gula di sekitar sarang tersebut agar semut hidup berkeliaran tanpa kekurangan pangan. Dengan begitu, bisa dipastikan semut akan mulai masuk dalam tumpukan paralon dan bersarang. Setelah semua koloni betah berada di kandangnya, maka selanjutnya adalah memberikan perawatan rutin agar semut menghasilkan kroto secara maksimal.
4. Pakan Kroto
Ada beberapa jenis pakan untuk ternak kroto, seperti misalnya jangkrik, ulat, belalang, cecak, dan hewan kecil lainnya. Kita juga bisa memberikan daging ayam rebus agar tidak membusuk dan berbau.
Selain itu, alternatif pakan semut rangrang adalah tulang-tulangan, namun perhatikan untuk pemberian tulang sapi atau kambing harus dipecahkan hingga sumsumnya keluar. Pakan seperti ini berfungsi sebagai asupan protein dan lemak bagi kroto.
Bukan hanya protein, ternak kroto juga membutuhkan sumber gula. Di alam liar, semut rangrang mendapat asupan karbohidrat dari gula berupa nektar yang dihasilkan oleh kutu daun seperti aphid. Agar lebih mudah, kita bisa menyediakan gula pasir yang telah dilarutkan dengan air terlebih dulu.
Berikut adalah cara mudah untuk memberi pakan koloni semut rangrang, antara lain:
- Gunakan tatakan khusus, seperti piring plastik atau wadah lain yang berbentuk bulat pipih. Letakkan bahan pakan semut rangrang dalam wadah tersebut, seperti misalnya belatung, ulat hongkong, tulang, atau daging ayam rebus. Letakkan wadah di atas rak, tepat di samping sarang semut.
- Jika kita hendak menggunakan pakan hidup yang bisa melompat seperti jangkrik, sebaiknya lumpuhkan terlebih dulu agar tidak kabur atau bisa langsung masukkan ke dalam sarang semut.
- Untuk sumber gula, kita bisa menggunakan tatakan kecil sebagai tempat air yang telah dicampur gula pasir. Larutkan gula sebanyak 1-2 sendok ke dalam 200 ml air bersih. Biasanya, larutan air gula ini akan habis dalam waktu 2-3 hari tergantung jumlah koloni yang kita miliki.
5. Panen Kroto
Tak sedikit orang bertanya-tanya kapan kroto mulai bisa dipanen. Secara teori, telur semut rangrang memiliki siklus antara 15-20 hari. Mulai dari bentuk telur, larva, hingga pada akhirnya menjadi semut. Pemanenan kroto tentu saja baru bisa dilakukan setelah sarang semut terlihat penuh telur atau kroto yang berwarna putih.
Di awal budidaya kroto, sebaiknya biarkan bibit koloni berkembang biak hingga populasinya bertambah. Alangkah lebih baik lagi jika kita tidak memanennya minimal selama 6 bulan pertama.
Ternak kroto dengan metode seperti ini bisa dipanen sebanyak dua kali setiap bulannya. Bahkan, kita juga bisa mengaturnya menjadi setiap hari dengan mengombinasikan jumlah sarang dan siklus panen pada tiap koloni.
Tahapan memulai proses pemanenan ternak kroto adalah sebagai berikut:
- Siapkan wadah seperti ember plastik ataupun baskom berukuran besar.
- Siapkan saringan yang terbuat dari kawat ram, lalu letakkan di dalam baskom.
- Gunakan sarung tangan karet untuk menghindari risiko gigitan semut rangrang.
- Ambil media atau sarang, lalu tumpahkan isinya ke dalam baskom yang sudah diberi saringan kawat ram. Kroto akan jatuh ke dasar baskom tersebut, sementara semutnya bakal tersaring sempurna.
- Bersihkan media paralon sebelum digunakan, letakkan kembali kawat ram yang berisi semut ke dalamnya, lalu susun di atas rak seperti semula.